Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN

KEPERAWATAN
POST PARTUM
Kelompok 2 D3 kep B
Kelompok 2
1. Risna Agustin
2. Winda Febiana Ekasuci
3. Nadiyyah Hamidah
4. Oom Komariyah
5. Siti Julaeha
6. Rico Sidiq Ramadhan
Post partum
Post partum atau masa nifas (puerperium)
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai (keluarnya placenta) sampai dengan
pulihnya alat-alat reproduksi seperti keadaan
sebelum hamil.

Berlangsung kira-kira 6-8 minggu kembali ke


keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
Asuhankeperawatan
pada ibu post partum

1. Pengkajian
a. Identitas klien (nama,tanggal lahir, alamat,agama, pekerjaan)
b. Antisipatori
• Status kesehatan : alasan kunjungan, keluhan utama, riwayat
kesehatan
• Riwayat obsterti dan ginekologi : riwayat haid, riwayat
perkawinan, riwayat KB,riwayat kehamilan & persalinan yang
lalu, riwayat kehamilan & persalinan sekarang.
• Pemenuhan kebutuhan dasar manusia : nutrisi, eliminasi,
oksigenasi, aktivitas dan istirahat

INTRODUCTIO
• Dukungan sosial : dukungan emosi, dukungan informasi,
oksigenasi, aktivitas dan istirahat.

TH SENS ORGA
• Fungsi keluarga
• Pengkajian budaya

NS
• Stress
• Pemeriksaan fisik ibu : mata (konjungtiva normalnya
berwarna merah muda dan sklera berwarna putih), mammae
(payudara simetris atau tidak, putting susu bersih dan
menonjol atau tidak, hiperpigmentasi areolla atau tidak ,
kolostrum sudah keluar atau belum), abdomen (terdapat

E E
luka bekas SC atau tidak, linea dan striae ada atau tidak),
genetalia (bersih atau tidak, kemerahan atau tidak,
perineum ada bekas luka epiostomi atau tidak), ekstremitas
(oedema atau tidak dan varises atau tidak).
LANJUTAN
c. Formal (riwayat persalinan saat ini, bonding
attachment, pengkajian bayi, aspek psikososial ibu,
peran ayah selama dan sesudah kelahiran)
d. Informal (orang yg terlibat dalam perawatan bayi,
peran dalam perawatan bayi, pengalaman dalam
perawatan bayi, harapan untuk peraawatan bayi yang
akan dating)
e. Personal (pandangan ibu terhadap perannya,
pengalaman masa lalu, percaya diri, pencapaian
peran)

THE
Diagnosa
Diagnosa ibu
1.Nyeri akut Menyusui tidak efektif
2.Gangguan pola tidur
3.Defisit pengetahuan
4.Resiko infeksi
5.Resiko gangguan perlekatan

Diagnosa bayi
1.Resiko aspirasi
2.Resiko infeksi
3.Resiko defisit nutrisi
Intervensi
Metode dokumentasi manual/tertulis.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
maka luaran keperawatan ekspetasi dengan kriteria hasil :
TH EAR

1. Kriteria 1 (hasil)
2. Kriteria 2 (hasil)
E S

3. Dan seterusnya

Metode dokumentasi berbasis komputer


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
waktu tertentu luaran keperawatan ekspetasi dengan
kriteria hasil :
1. Kriteria 1 (skor)
2. Kriteria 2 (skor)
3. Dan seterusnya
 Intervensi ibu
1. Nyeri akut
tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu
tertentu diharapkan tingkat nyeri menurun.
Kriteria hasil : pasien melaporkan keluhan nyeri berkurang, keluhan
nyeri meringis menurun, pasien menunjukkan sikap protektif menurun,
pasien tidak tampak gelisah.
Intervensi : manajemen nyeri (observasi, terapeutik, edukasi,
kolaborasi pemberian analgetik jika perlu).

2. Menyusui tidak efektif


tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu
tertentu diharapkan status menyusui membaik.
Kriteria hasil : perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat,
kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat, pancaran
ASI meningkat, suplai ASI adekuat meningkat, pasien melaporkan
payudara tidak bengkak).
Intervensi : konseling laktasi (observasi, terapeutik)
3. Gangguan pola tidur
tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola tidur meningkat.
Kriteria hasil : gelisah menurun, keluhan sulit tidur menurun, pola tidur membaik.
Intervensi : manajemen nyeri (observasi, terapeutik, edukasi).

4. Defisit pengetahuan
tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat pengetahuan
meningkat.
Kriteria hasil : perilaku sesuai anjuran meningkat, verbalisasi minat dalam belajar meningkat,
kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat, kemampuan
menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat, perilaku sesuai
dengan pengetahuan meningkat, pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun, persepsi
yang keliru terhadap masalah menurun, menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun, perilaku
membaik.
Intervensi : edukasi kesehatan (observasi,terapeutik,edukasi)

5. Resiko infeksi
tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu diharapkan tingkat
infeksi menurun.
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi, kadar sel darah putih membaik.
Intervensi : pencegahan infeksi (observasi monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik,
terapeutik, edukasi)
6. Resiko gangguan pelekatan
tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu diharapkan kemampuan
berinteraksi ibu dan bayi meningkat.
Kriteria hasil : pasien menunjukkan peningkatan verbalisasi perasaan positif terhadap bayi, pasien
menunjukkan peningkatan perilaku terhadap bayi, pasien menunjukkan peningkatan dalam menggendong
bayinya untuk menyusui.
Intervensi : promosi pelekatan (observasi, terapeutik diskusikan dengan ibu masalah selama proses
menyusi, edukasi)
 Intervensi bayi
1. Resiko aspirasi
tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu diharapkan respirasi
meningkat.
Kriteria hasil : reflek menelan meningkat, usaha menelan meningkat, frekuensi tersedak menurun,
intervensi tersedak menurun.
Intervensi : mencegah aspirasi

2. Resiko infeksi
Tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam waktu tertentu diharapkan tingkat
infeksi menurun
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, nyeri, kemerahan dan bengkak), kadal sel darah
putih membaik.
Intervensi : pencegahan infeksi (observasi monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik,
terapeutik, edukasi)
3. Risiko defisit nutrisi
tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ekspetasi status
nutrisi membaik.
Kriteria hasil : kekuatan otot menelan meningkat, serum albumin meningkat,
pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat, diare menurun,
berat badan membaik, frekuensi makan membaik, bising usus membaik.
Intervensi : manajemen nutrisi (observasi, terapeutik, edukasi, kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan jika perlu).
Implementasi keperawatan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. (Potter, 2011)

Komponen :
a. Tindakan keperawatan mandiri
b. Tindakan keperawatan edukatif
c. Tindakan keperawatan kolaboratif
d. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien
terhadap asuhan keperawatan

THE
Evaluasi keperawatan

TH TOU
E CH
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk menilai hasil
akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang
telah dilakukan (Bararah, 2013)
Prosedur pemeriksaan

laboratorium dan

diagnostik
1. Darah : pemeriksaan yg menggunakan bahan atau specimen darah ( SGPT,
albumin, asam urat, bilirubin, estrogen).
A. Gas darah arteri : pemeriksaan gas darah arteri bertujuan untuk
mendeteksi gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh
karena gangguan respiratorik atau gangguan metabolic.
B. Gula darah puasa : bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes atau
reaksi hipoglikemik.
C. Gula darah postprandial : mendeteksi adanya diabetes atau reaksi
hipoglikemik yang dilaukan setelah makan.
D. Human chorionic gonadota opin (HCG) : mendeteksi adanya kehamilan
karena HCG adalah hormone yang diproduksi oleh plasenta.
E. Hematokrit : mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, gagal ginjal
kronis, defisiensi vitamin B dan C.
f. Hemoglobin : mendeteksi adanya anemia penyakit ginjal.
G. Trombosit : mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan
dengan perdarahan dan trombositosis yang menyebabkan peningkatan
pembekuan.
2. Urine
A. Asam urat (mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit
ginjal, eklamsia, keracunan timah hitam, leukemia dll)
B. Bilirubin (mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu,
penyakit hepar, kanker hepar dll)
C. Human chorionic gonadotropin (HCG) (mendeteksi adanya
kehamilan mengingat H\I-ICG adalah hormone yang
diproduksi oleh plasenta.

3. Feses (mendeteksi adanya kuman seperti kelompok


salmonella, shigella, fsherichia coli, staphylococcus dll)

4. Sputum (mendeteksi adanya kuman seperti tubercrkulosis


pulmonal, pneumonia bakteri, bronchitis kronis, bronkictaksis)
Persiapan pemeriksaan diagnosis
1. Ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mendeteksi sebagai
kelainan yang ada pada abdomen, otak, gandung kemih, jantung,
ginjal, hepar, uterus atau pelvis, membedakan antara kista dan
tumor.
2. Rontgen pemeriksaan yg memanfaatkan peran sinar-x dalam
mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya dada, jantung,
abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak dan rangka.
3. Pap smear (papanicolau smear) mendeteksi adanya kanker serviks
atau mendeteksi sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormone
seks dan respon terhadap kemoterapi dan radiasi.
4. Mammografi (mammogram) pemeriksaan dengan bantuan sinar x
yang dilakukan pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista
atau tumor, dan digunakan untuk menilai payudara secara perodik.

THE
Bounding attachment Perawatanperineum
Peningkatan hubungan kasih Upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dengan cara menyehatkan daerah antara
sayang dengan keterkaitan
kedua paha yang dibatasi antara lubang dubur dan
batin antara orang tua dan
bagian alat kelamin luar wanita yang habis
bayi
melahirkan agar terhindar dari infeksi.
Perawatan payudara dan proses laktasi
Pijat oksitosin dan konseling menyusui
dilakukan perawatan kebersihan, massage
Perawatan payudara harus sudah Teknik pijat ini dapat memberi stimulasi pada
dimulai sejak masa kehamilan, supaya punting dan diyakini mampu meningkatkan
putting susu lemas, tidak keras dan produksi ASI.
kering sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Mendorong kemajuan dalam menyusui yaitu
dengan meningkatkan akses ibu ke konseling
menyusui terampil di fasilitas kesehatan.
Cara pemberian ASI

1. Bayi baru lahir harus diberikan ASI 2 jam pertama setelah


kelahiran.
2. Cuci tangan dahulu, bersihkan putting susu dengan air
matang. Bayi dipangku, letakkan kepala pada siku ibu dan
tangan ibu menyangga bokong bayi, tubuh bayi lurus.
3. Sentuhkan putting susu pada bibir atau pipi bayi untuk
merangsang agar mulut bayi terbuka.
4. Setelah mulut bayi terbuka segera masukkan puting
5. Menyusui bayi dengan payudara kanan dan kiri bergantian.
6. Menyusui juga dapat dilakukan dengan posisi ibu tidur
(miring kanan/kiri).
Cara menyimpan ASI
Agar ASI yang disimpan terjaga kualitasnya, sterilisasi botol bayi atau
kemasan penampung ASI dengan merebus botol dan bagian pompa ASI yang
bersentuhan dengan kulit dalam air panas mendidih sekitar 5-10 menit.
Berikan label yang mencantumkan tanggal ASI diperah pada botol atau plastic
kemasan,
ASI perah tahan hingga 6 jam jika disimpan pada suhu ruangan sekitar 25
derajatcelcius.
ASI perah tahan hingga 24 jam jika disimpan dalam kotak pendingin yang
ditambah kantung es (ice pack)
ASI perah tahan 5 hari ketika disimpan di kulkas dengan suhu minimal 4o C
ASI perah tahan hingga 6 bulan apabila disimpan didalam freezer dengan suhu
-18 derajat Celcius.
THANK
Y OU FOR
LISTENIN
G!

Anda mungkin juga menyukai