Anda di halaman 1dari 27

AUDIT ATAS SALDO KAS DAN BANK

PADA PT. KENCANA JAYA

Disusun oleh :
• Achmad Syahrul 18.12.2599
• Ishmatud Diyanah 18.12.2597
• Eny Ayuk Saputri 18.12.2601
• Anindita Emma 18.12.2632
• Elok Taufiqoh 19.12.2684
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT KENCANA JAYA merupakan perusahaan yang


bergerak dalam bidang perdagangan. Adapun
barang dagangan yang dijual yaitu kendaraan
roda dua (motor) merek Suzuki dan merupakan
dealer resmi motor Suzuki untuk daerah Sulawesi.
Sistem akuntansi yang membentuk siklus kas
pada PT KENCANA JAYA adalah penerimaan kas
(kas internal perusahaan dan kas eksternal
perusahaan) serta pengeluaran kas.
KAS MENURUT SAK

 SAK 1994
 Alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan
perusahaan
 Bank adalah sisa rekening giro

o PSAK no.2 par 2.2 dan 2.3 ( IAI 2002)


 Kas terdiri atas saldo kas ( cash on hand ) dan
rekening giro
 Setara kas ( cash equivalent) investasi yang
sifatnya liquid
YANG BIASA DIGOLONGKAN SEBAGAI KAS DAN BANK

 Uang tunai baik mata uang sendiri maupun asing


 Kas kecil

 Saldo rekening giro di bank

 Bon sementara

 Bon kas kecil yang belum diganti

 Check tunai yang akan di depositokan


YANG TIDAK DAPAT DIGOLONGKAN SEBAGAI BAGIAN
DARI KAS DAN BANK

 Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari 3


bulan
 Check kosong dan check mundur

 Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu


(sinking fund)
 Rekening giro yg tidak dapat segera digunakan
baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya
karena dibekukan
JENIS – JENIS AKUN KAS

 Akun kas umum


 Akun imprest
 Akun bank cabang
 Dana kas kecil
 Ekuivalen kas
TUJUAN PEMERIKSAAN KAS

1. Terdapat internal control yang cukup.


2. Saldo kas dan setara kas yang tercantum
benar-benar ada dan dimiliki perusahaan
3. Kas dalam valuta asing dikonversi kurs
tengah BI
4. Penyajian kas telah dinyatakan secara
wajar dan diungkapkan secara layak
Prosedur Mengaudit Kas dan Bank
1. Evaluasi internal control
Lakukan tanya jawab kepada klien dengan menggunakan ICQ ( Internal Contol
Questionnaires )
Compiance test
Penerimaan kas dan bank
1. Ambil sampel bukti secara random semua penerimaan kas diatas dan dibawah 10jt
2. Priksa apakah bukti : sudah diotorisasi, lengkap bukti pendukungnya, mencantumkan
nomer perkiraan yang dikredit
3. Periksa posting kebuku besar kas, piutang, penjualan
4. Tarik kesimpulan compiance test
2. Buat top scehedule kas setara kas
3. Lakukan cash count
Jika menggunakan imprest system dilakukan kapan saja
Jika fluctuating fund system dilakukan agar tidak jauh dari tanggal neraca
4. Kirim konfirmasi dan dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal yang tidak dapat dilakukan
kas opname.
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan
6. Minta rekonsiliasi bank dan lakukan pemeriksaan
Prosedur Mengaudit Kas dan Bank

7. Review jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjanjian kredit


untuk mengetahui pembatasan dari rekening yang dimiliki.
8. Periksa interbank tranfer 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal
neraca untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan window dressing
9. Periksa kas setelah tanggal neraca sampai mendekati selesainya
pemeriksaan lapangan
10. Periksa kas setara kas dalam mata uang asing dikonversi kedalam
rupiah dengan kurs tengah BI
11. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas sesuai SAK di Indonesia.
Program pemeriksaan kas
1. Semua kas dan alat-alat likuid lainnya yang akan dihitung harus dibawah
pengawasan staff akuntan publik.
2. Hitung semua uang tunai dan bukti pengeluaran kas, jika terdapat cek-cek,
buat daftar cek yang bersangkutan bandingkan dengan deposit slip.
3. Dapatkan tanda tangan pemegang kas atau dana yang dihitung, yang
menyatakan bahwa selama penghitungan kas selalu hadir dan tidak
meninggalkan tempat dan seluruh dana telah dikembalikan kepada pemegang
kas.
4. Dapatkan persetujuan tertulis, atas bukti-bukti pengeluaran kas kecil dari
penjabat yang berwenang.
5. Jika prosedur nomer 4 tidak ingin dilakukan, buat catatan mengenai semua
bukti pengeluaran kas kecil yang ada. Setelah kas kecil diisi kembali, barulah
auditor mencocokkan bukti pengeluaran cek dengan bukti pengeluaran kas
kecil dengan catatan kertas kerjanya.
Program pemeriksaan kas
6. Teliti bukti-bukti pengeluraan kas kecil yang ada pada saat melakukan
penghitungan kas, utk melihat tidakada bukti pengeluaran yang mempunyai
tanggal sebelum tanggal dilakukan pengisian kembali kas kecil yang terakhir.
7. Untuk penerimaan uang tunai dan cek hasil tagihan atau penjualan, periksa
deposit slip pada keesokan harinya. Semua cekyang dihitung yang dicatat
harus tercantum didalam bukti penyetoran bank yang disahkan oleh yang
bersangkutan.
8. Pada akhir bulan ketika perusahaan R/C bank, cocokan jumlah bukti
penyetoran dengan jumlah kredit pada tanggal yang bersangkutan.
9. Cocokan jumlah kas kecil yang dihitung dengan buku besarnya.
10. Jika penghitungan kas dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca,
adakan rekonsiliasikembali ketanggal neraca.
11. Periksa dana atau kas lainnya yang mungkin ada didalam perusahaan.
Program pemeriksaan bank
1. Pemeriksaan akhir tahun
 Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank yang dibuat oleh langganan.
 Pengiriman permintaan konfirmasi mengenai saldo pada tanggal neraca
langsung dari bank yang bersangkutan.
2. Pemeriksaan ditengah tahun
 Tentukan masa yang akan dijadikan sample
 Minta dari langganan rekonsiliasi bank untuk tanggal pertama dan terakhir dari
masa yang disample. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi sesuai dengan
prosedur.
 Minta konfirmasi dari bank ybs mengenai saldo pada tanggal terakhir yang di
sample. Jika prosedur ini tdk mungkin, minta bank ybs untuk mengirim R/C
bank untuk masa ybs.
 Periksa semua debet dan kredit dibuku bank. Pemeriksaan ini meliputi hal-hal :
a. Apakah pengeluaran mendapat persetujuan dari penjabat yang berwenang
dan telah didukung dokumen lainnya yang diperlukan.
b. Jumlah yang tercantum dalam dokumen yang mendukung pengeluaran
tersebut harus dicocokan dengan jumlah yang dibayarkan.
c. Lihat apakah semua urutan cek dapat dipertanggung jawabkan, jika
terdapat yang tidak sesuai dalam buku bank harus diteliti lebih lanjut.
d. Prosedur diatas dilakukan juga untuk melihat apakah semua kwitansi
penerimaan dapat dipertanggung jawabkan.
e. Bandingkan perincian penerimaan, cek-cek yang diterima dengan
perincian yang tercantum dibukti penyetoran bank.
f. Periksa pemasukan dari bukti ke buku bank untuk menentukan pemasukan
tersebut telah dilakukan dalam kolom buku bank yang tepat.
g. Lihat pembukuan dari buku harian bank kebuku besar ybs.
h. Mengenal dengan baik usaha langganan untuk mengetahui sumber
pendapatannya, hal ini meyakinkan bahwa semua pendapatan telah
dibukukan.
Penemuan kasus
1. Dari   : Manajer Bagian Audit Internal
Kepada  : Direksi PT Kencana Jaya
Perihal   : Temuan audit Mengenai salah pencatatan jurnal
Periode  : Tahun 2016
Kondisi :
Pada tanggal 7 Januari Perusahaan membeli perlengkapan kantor senilai Rp
220.000 secara kredit. Ternyata transaksi tersebut dibukukan ke perkiraan kas yang
berarti Pembelian tunai. Tanggal 11 Januari diketahui kesalahan itu dan dibuatlah
jurnal koreksi.
Jurnal yang salah :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Perlengkapan
Januari 7 15 220.000  
Kantor

    Kas 11   220.000

Jurnal yang seharusnya :


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Perlengkapan
Januari 7 15 220.000  
Kantor

Hutang
    21   220.000
Dagang

Jurnal Koreksi :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Januari 11 Kas 11 220.000  

Hutang
    21   220.000
Dagang

Koreksi
         
tanggal 7
Pengaruh dari jurnal koreksi ke buku besar akan menjadi
seperti gambar dibawah ini:

Jika Salah Memasukkan Angka


Kondisi kesalahan seperti ini adalah terjadinya salah mencatat angka yang seharusnya di
dalam sebuah jurnal.

Ilustrasinya, angka yang seharusnya Rp. 54.000 tetapi dicatat Rp 45.000, sehingaa
kesalahan kurang catat senilai Rp 9.000.000 (54.000 – 45.000). Maka angka Rp 9.000 ini
yang catat dalam jurnal koreksi
Penemuan kasus
2. Dari   : Manajer Bagian Audit Internal
Kepada  : Direksi PT Kencana Jaya
Perihal   : Temuan audit Mengenai Salah Memasukan Angka Pada Jurnal
Periode  : Tahun 2016
Kondisi :
tanggal 3 Februari, perusahaan membayar beban iklan sebesar Rp 52.000. ternyata saat
posting beban iklan dicatat sebesar Rp 125.000.
Jurnal yang salah
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Februari 3 Beban Iklan 53 125.000  
    Kas 11   125.000
Jurnal yang seharusnya
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Februari 3 Beban Iklan 53 152.000  
    Kas 11   152.000

Dari jurnal diatas, dapat diketahui ada selisih sebesar 27.000 (152.000 – 125.000).
selisih tersebut merupakan kurang catat.
Jurnal Koreksi Koreksi misalnya dilakukan tanggal 5 Februari

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Februari 5 Beban Iklan 53 27.000  

    Kas     27.000

    Koreksi tanggal 3  
Jurnal koreksi tersebut akan tampak pengaruhnya terhadap Buku Besar seperti pada gambar
berikut ini:
Penemuan kasus
3. Dari   : Manajer Bagian Audit Internal
Kepada  : Direksi PT Kencana Jaya
Perihal   : Temuan audit Mengenai Salah Memasukan Perkiraan Periode  : Tahun
2016
Kondisi :
Pada tanggal 6 Februari, perusahaan membeli perlengkapan kantor sebesar
Rp 120.000 secara kredit. Transaksi tersebut ternyata dibukukan ke perkiraan kas
yang berarti pembelian tunai. Tanggal 10 Februari diketahui kesalahan tersebut
dan dibuat jurnal koreksi.
Jurnal yang salah

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Februari 6 Perlengkapan Kantor 15 120.000  
    Kas 11   120.000

Jurnal yang seharusnya

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Februari 6 Perlengkapan Kantor 15 120.000  

    Hutang Dagang 21   120.000

Jurnal Koreksi

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Februari 10 Kas 11 120.000  
    Hutang Dagang 21   120.000
    Koreksi tanggal 6  
Jurnal koreksi tersebut akan tampak pengaruhnya terhadap Buku Besar
seperti pada  gambar berikut ini:
Penemuan kasus
3. Dari        : Manajer Bagian Audit Internal
Kepada  : Direksi PT Kencana Jaya
Perihal   : Temuan audit Mengenai Uang Muka Perjalanan
Periode  : Tahun 2016
Kondisi :
Terdapat uang muka perjalanan yang jumlahnya melampaui batas yang
diperbolehkan.
Kami menemukan 100 uang muka perjalanan dari 150 uang muka perjalanan yang
kami periksa, jumlahnya melampaui jumlah yang diperbolehkan yaitu Rp 3.500.000.
Jumlah tersebut berkisar antara 3.600.000 s.d Rp 4.750.000, total kelebihan adalah
Rp 100.000.000
Kriteria:
Kebijakan tertulis dari direktur keuangan menyatakan bahwa uang muka perjalanan
dinas maksimum Rp 3.500.000
Penyebab:
Kepala bagian keuangan memberikan uang muka berdasarkan formulir
permintaan uang muka yang sudah diotorisasi oleh marketing sales supervisor.
Otorisasi dari supervisor biasanya diberikan dengan mudah tanpa memperhatikan
batas maksimum yang bisa diberikan.
Akibat:
Banyak salesman yang meminta  uang muka perjalanan melebihi jumlah yang
dibutuhkan dan pertanggungjawabannya sering terlambat.
Bahkan ada salesman yang sudah berhenti, tspi mssih belum
mempertanggungjawabkan uang mukanya.
Komentar Manajemen:
Bagian akuntansi akan menindaklanjuti masalah uang muka perjalanan dinas
yang melampaui jumlah maksimum dan yang lama belum
dipertanggungjawabkan.
Supervisor akan diinstruksikan agar lebih ketat dalam mengotorisasi uang muka
perjalanan.
Penemuan kasus
4. Perihal   : Temuan audit Mengenai Uang Palsu
Periode  : Tahun 2016
Kondisi :
Kami tim audit menemukan 80 lembar uang palsu .
Terdiri dari : 55 lembar Rp. 100.000,00 dan 25 lembar Rp. 50.000,00. Total jumlah
uang palsu yaitu Rp.6.750.000,00

5. Kami menemukan pengubahan tanggal pada bukti setoran untuk menutupi


penggelapan uang.

6. Kami menemukan daftar pegawai yang sudah berhenti tetap dimasukkan dalam
daftar gaji.

7. Kami menemukan ada daftar gaji, mencatat adanya kerja lembur yang sebenarnya
tidak ada, menaikkan tarif kerja per jamnya atau menambah jumlah jam kerja yang
dilakukan.

8. Mendapatkan balngko cek dan membuat tanda tangan palsu.


DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. 2004. Auditing Pemeriksaan


Akuntan oleh Kantor Publik. Edisi Kedua.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Arens,
A.A., Elder, R.J., & Beasley, M.S. 2008.
Auditing dan Jasa Insurance. Edisi 12.
Jakarta: Erlangga. Baridwan, Z. 2004.
Intermediate Accounting. Yogyakarta:
Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada. Jusuf, A.A.
2003. Auditing: Pendekatan Terpadu.
Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2002.
Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Raeman, A.C. 2010. Accounting Principle.
Jakarta: Lentera Ilmu Cendekiawan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai