Anda di halaman 1dari 37

KISTA OVARIUM

Disusun Oleh:
Muftikhatul Khasanah (210103138)
Muhammad Galih (210103139)
Widyanto
Nia Srimawarni (210103140)
Puput Nurmala (210103141)
Riandita Ratna Puspita (210103142)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO 2021
Pengertian KISTA
OKista
VARIUM
ovarium adalah pertumbuhan sel
berlebihan/abnormal yang
seperti kantong. Kista pada
ovarium
ovarium
secara yang
fungsional
membentuk
adalah
kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan
siklus menstruasi (Williams, 2015).
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik yang kecil
maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas.
Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang
paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang- halangi masuknya kepala ke dalam panggul
(Wiknjosastro, 2014).
Etiolog
iArif (2016) mengatakan faktor resiko pembentukan
kista ovarium terdiri dari:
a. Usia
b. Status menopause
c. Pengobatan infertilitas
d. Kehamilan
e. Hipotiroid
f. Merokok
g. Ukuran massa
h. Riwayat keluarga
i. Konsumsi alkohol
j. Obesitas
Manifestasi
Klinik
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista
ovarium antara lain:
⚫ Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
⚫ Perasaan penuh dan tertekan di perut bagian
bawah, disertai nyeri.
⚫ N yeri saat bersenggama.
⚫ Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin
pendarahan lebih lama, mungkin lebih pendek,
atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada
siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.
Patofisiologi
Perkembangan ovarium setelah lahir didapatkan kurang lebih
sebanyak 1.000.000 sel germinal yang akan menjadi folikel, dan
sampai pada umur satu tahun ovarium berisi folikel kistikdalam
berbagai ukuran yang dirangsang oleh peningkatan
secara
gonadotropin bersamaan dengan lepasnya steroid
fetoplasental
mendadak, merupakan umpan balik negative
yang
hipotalamus-pituitari neonatal. Pada awal pubertas sel germinal
pada
berkurang menjadi 300.000sampai 500.000 unit dari selama 35-
40 tahun dalam masa kehidupan reproduksi, 400-500
mengalamai proses ovulasi, folikel primer akan menipis sehingga
pada saat menopause tinggal beberapa ratus sel germinal. Pada
rentang 10-
15 tahun sebelum menopause terjadi peningkatan hilangnya
folikel berhubungan dengan peningkatan FSH. Peningkatan
hilangnya folikel kemungkinan disebabkan peningkatan stimulasi
FSH (Arif, 2016).
Pada masa reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas
termasuk ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Proses ini
terjadi akibat interaksi hipotalamus-hipofisis-gonad di mana
melibatkan folikel dan korpus luteum, hormone steroid,
gonadotropin hipofisis dan faktor autokrin atau parakrin bersatu
untuk menimbulkan ovulasi (Nanda, 2015). Kista ovarium yang
berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional jinak.
Kista dapat berupa folikular dan luteal. Kista ini terjadi karena
kegagalan ovulasi (LH surge) dan kemudian cairan intrafolikel
tidak diabsorpsi kembali. Pada beberapa keadaan, kegagalan
ovulasi juga dapat terjadi secara artificial dimana gonatropin
diberikan secara berlebihan untuk menginduksi ovulasi.
Hipotalamus menghasilkan Gonadotrophin Releasing Hormone
(GnRH), yang disekresi secara pulpasi dalam rentang kritis.
Kemudian GnRH memacu hipofisis untuk menghasilkan
gonadotropin (FSH dan LH) yang disekresi secara pulpasi juga.
Segera setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang
tersisa.
Terjadi peningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkatan LH
sekitar 3 kali lipat dan kadar maksimal dicapai 1-3 tahun pasca
menopause, selanjutnya terjadi penurunan yang bertahap
walaupun sedikit pada kedua gonadotropin tersebut. Peningkatan
kadar FSH dan LH pada saat kehidupan merupakan bukti pasti
terjadi kegagalan ovarium (Prawirohardjo, 2014).
Ukuran kista ovarium bervariasi, misalnya kista korpus luteum
yang berukuran sekitar 2 cm-6 cm, dalam keadaan normal lambat
dan akan mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang
korpus luteum akan mempertahankan diri, perdarahan yang
sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi
cairan bewarna merah coklat tua karena darah tua. Korpus
luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amnorea
diikuti perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula
menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan
berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur (Wiknjosastro,
2014).
Pathwa
y
Komplikas
iKomplikasi dari kista ovarium
menurut Manuaba (2010) adalah
sebagai berikut:
1. Perdarahan intra tumor
2. Perputaran tungkai (Torsi kista)
3. Infeksi pada tumor
4. Robekan dinding kista
5. Keganasan kista
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Williams (2015) yang
dapat dilakukan pada klien dengan kista ovarium sebagai
berikut:
⚫ Laparaskopi
⚫ Ultrasonografi,
⚫ Foto Rontgen,
⚫ Pap smear,
⚫ Pemeriksaan darah CS – 125 (menilai tinggi rendahnya
kadar
protein pada darah).
Penatalaksanaa
n
Penatalaksanaan pada pasien kista ovarium
menurut Yatim (2015) yang dapat dilakukan antara
lain:
⚫ Observasi
⚫ Pemberian Hormon
⚫ Terapi bedah atau operasi
Konsep Asuhan
Pengkajian
Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan Pre Operasi
1) Data Biografi
a) Identitas pasien
Identitas pasien yang dikaji meliputi nama, usia, jenis
kelamin, agama, suku atau bangsa, alamat, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk Rumah sakit dan tanggal pengkajian.
b) Keluarga
Keluarga pasien yang bertanggung jawab dikaji
meliputi
nama, usia, alamat dan hubungan dengan pasien.
2) Riwayat 3) Pola
Kesehatan
a) Keluhan utama Fungsional
b) Riwayat penyakit a) Pola persepsi dan
Gordon
sekarang manajemen kesehatan
c) Riwayat b) Pola nutrisi dan metabolik
Kesehatan c) Pola eliminasi
dahulu d) Pola aktifitas dan latihan
d) Riwayat e) Pola tidur dan istirahat
kesehatan f) Pola perseptual / kognitif
keluarga g) Pola persepsi diri
h) Pola hubungan peran
e) Riwayat
i) Pola seksual dan reproduksi
menstruasi
j) Pola manajemen koping dan
f) Riwayat stres
kehamilan k) Pola nilai dan keyakinan
g) Riwayat
4) Pemeriksaan
Fisik
Pada waktu melakukan inspeksi keadaan umum pasien
mengalami tanda-tanda penurunan mental seperti
neuropati perifer. Pada waktu palpasi adanya nyeri
tekan pada perut. Dikaji mulai dari ujung kepala
sampai ujung kaki untuk melibatkan apakah ada
kelainan atau tidak seperti inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
b. Pengkajian Keperawatan Post
OPengkajian
perasi pada Anamnesa
postoperati
pasien yait
f u (a)Identitas
pengukuran observas
tanda tanda (b) Keluhan utama
vital, i -
setiap 4jam sekali Keluhan utama pada klien
lebih
atau sering, post operasi kista ovarium
tergantungklien
kondisi
biasanya muncul keluhan
kebijakan dan unit,
nafas pernafasa
jalan nyeri.
atau
sirkulasi, n, suhu (c) Riwayat penyakit sekarang
keseimbangan , Keluhan yang sering dialami
dan cairan
elektrolit, klien kista ovarium adalah
neurolog, fungsi karena nyeri pembedahan.
perkemihan, (d) Riwayat penyakit dahulu
gastrointestinal fungsi
kenyamanan Riwayat penyakit yang pernah
harapan
,dan klien
(Barbara, fungsi diderita, dikarenakan orang
2010). yang dulunya mengalami
nyeri saat menstruasi.
Pemeriksaan Fisik (Head to
toe)
Pemeriksaan fisik post operasi pada kista ovarium
menurut
Prabowo & Pranata (2014)(2)Perkusi:
(a)Mata yaitu: mengetahui batas
(b) Mulut & Gigi hepar
(3)Palpasi: mengetahui
(c) Leher
keadaan organ perut
(d) Dada (4)Auskultasi: mengetahui bising
Lihat bentuk usus
dada, pergerakan (f)Genetalia
dinding dada saat Biasanya terdapat
bernafas, apakah pengeluaran
ada suara nafas divagina yang berlebih.
tambahan. (g) Ekstremitas
(e)Abdomen D ikaji kekuatan otot
(1)Palpasi: melihat dikarenakan mengalami
bentuk perut penurunan kekuatan
Diagnosa Yang Mungkin
Muncul
Pre O P
1. Nyeri akut
Post
1.
O P Nyeri akut berhubungan
berhubungan dengan
dengan agen
cidera biologis agen cidera fisik
2. Hambatan 2. Konstipasi berhubungan dengan
eliminasi urin obstruksi usus pasca bedah
berhubungan 3. Ketidakseimbangan nutrisi
dengan gangguan kurang dari kebutuhan tubuh
sensori motorik
3. Defisiensi berhubungan dengan
pengetahuan ketidakmampuan makan
berhubungan 4. Resiko infeksi
dengan kurang berhubungan dengan
informasi prosedur invasif
4. Ansietas 5. Kerusakan integritas kulit
berhubungan
dengan ancaman berhubungan dengan insisi
pada status terkini bedah
Intervens
i Pre O P
1. N yeri akut
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … ×
24 jam diharapkan pasien dapat mengontor nyeri dengan
kriteria hasil:
Tabel 2.1 Indikator Nursing Outcomes Classification (NOC)
Indikator A wal
Mengenali kapan nyeri terjadi Tujuan
Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa
analgesik Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
Melaporkan nyeri yang terkontrol

Keterangan
1 :Tidak pernah
4 : Sering menunjukan
menunjukan
5 : Secara konsisten
2 : Jarang menunjukan menunjukan
3 : Kadang-kadang
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Manajemen Nyeri
1. O bservasi mengenai ketidaknyamanan pasien pada
bagian yang nyeri
2. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
3. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
4. Dorong pasien untuk memonitor nyeri
dan menanganinya dengan tepat
5. Edukasi kepada keluarga untuk selalu
melaporkan nyeri
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat pereda nyeri
2. Hambatan eliminasi
urin
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
× 24 jam diharapkan pengosongan kandung kemih membaik
dengan kriteria hasil:
Tabel 2.2 Indikator Nursing Outcomes Classification (NOC)
Eliminasi urin
Indikator Awal Tujuan
Mengosongkan kandung kemih
Mengenali keinginan untuk berkemih
Keterangan
1 : Sangat
terganggu 2 :
Banyak terganggu
3 : C ukup
terganggu 4 :
Sedikit terganggu
5 :Tidak terganggu
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Kateterisasi urin
1. Monitor intake dan output
2. Jelaskan prosedur dan rasionalisasi kateterisasi
3. Lakukan pengecekan kandung kemih
4. Pasang alat, jika diperlukan
5. Lakukan pengosongan kantung kateter jika
diperlukan
6. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
perawatan kateter yang tepat
7. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan
pemasangan kateter
3. Defisiensi
pengetahuan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
× 24
jam diharapkan pengetahuan bertambah dengan kriteria
hasil:
Tabel 2.3 Indikator Nursing Outcomes Classification
(NOC) Pengetahuan:
Faktor penyebab Proses
dan faktor penyakit
yang berkontribusi
EfekIndikator
fisiologis penyakit Awal
TandaTujuan
dan gejala
penyakit
Keterangan
1 :Tidak ada
pengetahuan 2 :
Pengetahuan terbatas
3 : Pengetahuan
sedang
4 : Pengetahuan
banyak
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Pengajaran: Proses penyakit
1. Kaji pengetahuan keluarga terkait penyakit yang
spesifik
2. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit,
sesuai
kebutuhan
3. Berikan informasi kepada keluarga tentang
perkembangan
klien
4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang
akan datang dan atau mengontrol proses penyakit
5. Edukasi kepada keluarga mengenai tanda dan gejala
yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan
6. Perkuat informasi yang diberikan dengan anggota
tim
4.
Ansietas
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … × 24
jam
diharapkan ansietas berkurang dengan kriteria hasil:
Tabel 2.4 Indikator Nursing Outcomes Classification (NOC)
Tingkat kecemasan
Indikator
Perasaan gelisah Awal
Tujuan
Wajah tegang
Tidak bisa beristirahat
Keterangan
1 : Berat
2 : Cukup
berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 :Tidak ada
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Pengurangan kecemasan
1. Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
2. Gunakan pendekatan yang tenang
dan menyakinkan
3. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
yang akan dirasakan
4. Lakukan usapan punggung dengan tepat
5. Berikan aktivitas pengganti untuk
mengurangi kecemasan
6. Intruksikan pasien untuk melakukan
relaksasi
7. Kolaborasi dengan dokter untuk membeikan
obat penenang jika diperlukan
b. Post
OP
1. Nyeri akut
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
× 24
jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil:
Tabel 2.5 Indikator Nursing Outcomes Classification
(NOC) Tingkat nyeri
Nyeri yang dilaporkan
Indikator Awal
Panjangnya
Tujuan episode nyeri
Ekspresi wajah nyeri
Keterangan
1 : Berat
2 : Cukup
berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 :Tidak ada
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Manajemen nyeri
1. Monitor vital sign
2. Observasi respon non verbal
3. Lakukan pengkajian secara
komprehensif
4. Gunakan komunikasi teraupetik
5. Berikan penjelasan kepada pasien
dan keluarga pasien tentang
penyebab nyeri
6. Ajarkan pada pasien tentang teknik
non farmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
7. Kolaborasikan dengan dokter
2.
Konstipasi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … ×
24 jam diharapkan kesulitan mengeluarkan feses dapat
teratasi dengan kriteria hasil:
Tabel 2.6 Indikator Nursing Outcomes Classification
(NOC) Eliminasi usus
Indikator Awal Tujuan
Pola eliminasi
Warna feses
Kemudahan B A B
Suara bising
usus
Keterangan
1 : Sangat 4 : Sedikit
terganggu terganggu
5 : tidak
2 : Banyak
terganggu
terganggu
3 : Cukup
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Manajemen konstipasi/impaksi
1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
2. Monitor bising usus
3. Identifikasi faktor-faktor (misalnya:
pengobatan, tirah baring dan diet)
4. Dukung peningkatan asupan cairan, jika
tidak ada kontra indikasi
5. Ajarkan pasien atau keluarga mengenai
proses pencernaan normal
6. Konsultasikan dengan dokter
mengenai penurunan/peningkatan
bising usus
7. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian
obat pelancar BAB
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
× 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
kriteria hasil:
Tabel 2.7 Indikator Nursing Outcomes Classification
(NOC) Status Nutrisi
Indikator Awal Tujuan
Asupan gizi
Asupan makanan
Asupan cairan
Keterangan
1 : Sangat menyimpang dari rentang
normal
2: Banyak menyimpang dari rentang
normal 3 : C ukup menyimpang dari
rentang normal 4 : Sedikit menyimpang
dari rentang normal 5 :Tidak
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Manajemen nutrisi
1. Monitor kalori dan asupan makan
2. Monitor kecenderungan terjadinya
penurunan dan penaikan beat badan
3. Identifikasi adanya alergi makanan atau
tidak
4. Atur diet yang diperlukan
5. Tawarkan makanan ringan yang pada gizi
6. Anjurkan keluarga untuk membawakan
makanan kesukaan pasien
7. Kolaborasi dengan ahli gizi terkait
pemberian makan pasien
4. Resiko
infeksi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
× 24 jam diharapkan keparahan tanda dan gejala infeksi
tidak ada dengan kriteria hasil:
Tabel 2.8 Indikator Nursing Outcomes Classification
(NOC) Keparahan infeksi
Indikator Awal Tujuan
Demam
Malaise
Menggigil

Keteranga
n: 1 :
Berat
2 : C ukup
berat 3 :
Sedang
4 : Ringan
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
1. Monitor tanda dan gejala yang muncul pada pasien
2. Lakukan tindakan-tindakan yang bersifat universal
3. Dorong untuk minum yang tepat
4. Anjurkan pasien minum obat antibiotik yang
sudah diresepkan
5. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian
obat antibiotik yang tepat
5. Kerusakan integritas
kulit
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
× 24 jam diharapkan keutuhan structural dan fungsi
fisiologis kulit membaik dengan kriteria hasil:
Tabel 2.9 Indikator Nursing Outcomes Classification
(NOC) Integritas jaringan: Kulit& Membran Mukosa
Indikator Awal Tujuan
Lesi pada kulit
Lesi membrane mukosa
Pengelupasan kulit
Keterangan
1 : Berat
2: Cukup 4 : Ringan
berat 3 : 5 :Tidak
Sedang ada
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Perawatan luka
1. O bservasi kelembaban kulit
2. Monitor warna kulit
3. Monitor sirkulasi, gerakan dan sensasi
ekstermitas yang sakit
4. Lakukan perawatan luka
5. Monitor kemampuan mandiri ketika terpasang
traksi
6. Monitor peralatan fiksasi ekternal
Defisiensi
pengetahuan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
× 24
jam diharapkan pengetahuan bertambah dengan kriteria
hasil:
Tabel 2.10 Indikator Nursing Outcomes Classification
(NOC) Pengetahuan: Proses penyakit
Faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi
EfekIndikator
fisiologis penyakit Awal Tujuan
Tanda dan gejala
penyakit
Keterangan
1 :Tidak ada 4 : Pengetahuan banyak
pengetahuan 2 : 5 : Pengetahuan sangat
banyak
Pengetahuan terbatas 3
: Pengetahuan sedang
Intervensi (Nursing Interventions
Classification/NIC)
Pengajaran: Proses penyakit
1. Kaji pengetahuan keluarga terkait penyakit yang
spesifik
2. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari
penyakit, sesuai kebutuhan
3. Berikan informasi kepada keluarga
tentang perkembangan klien
4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa
yang akan datang dan atau mengontrol proses
penyakit

Anda mungkin juga menyukai