Anda di halaman 1dari 21

KEGIATAN TUTOR SEJAWAT

“ PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI


PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING ( CTL ) ”
SD NEGERI 06 LUBUKLINGGAU
TP. 2021 / 2022
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
( PENDEKATAN KONTEKSTUAL )


Merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Langkah-langkah pembelajaran secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan CTL adalah sebagai berikut :
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar
( Learning Community )

Siswa melakukan pengamatan berdasarkan langkah-langkah


dalam LKS (Inquiry) dan (Constructivism)

Saling tanya jawab antara siswa dengan siswa dan siswa dengan
guru dalam proses pengamatan (Questioning)

Siswa melaporkan hasil pengamatan kelompok secara


bergiliran ke depan kelas (Modelling)

Siswa dan guru menyimpulkan hasil pengamatan


(Reflection)

Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru


(Authentic Assesment)
1. Masyarakat Belajar ( Learning Community )
 Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain
 Hasil belajar diperoleh dari “ sharing “ antar teman atau kelompok
 Pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok, yang pandai membantu
yang lemah
 Kolaborasi dengan mendatangkan ahli

 Masyarakat belajar dapat terjadi jika ada proses komunikasi dua arah

 Setiap orang dapat menjadi sumber belajar


2. Konstruktivisme ( Contructivism )

 Kontruktivisme yaitu membangun pemahaman oleh diri


sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada
pengalaman sebelumnya dan memberi makna melalui
pengalaman nyata maupun keterlibatan aktif dalam proses belajar
mengajar.
Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh lebih
diutamakan. Sehingga pengetahuan tumbuh dan berkembang
melalui pengalaman. Pemahaman semakin dalam dan semakin
kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru.

Dalam konstruktivisme tugas Guru adalah memfasilitasi yaitu :

1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa

2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan


menerapkan idenya sendiri
3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka
sendiri dalam belajar
Mengapa Konstruktivisme?
 Karena pembelajaran menjadi lebih bermakna
 Terjadi interaksi sosial ( social interaction )
 Pengetahuan dikonstruksikan dari pengalaman
 Menekankan aktivitas hand-on dan minds-on
3.Menemukan ( Inquiry )
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.

• Siklus Inquiry

- Observasi ( Observation )
- Bertanya ( Questioning )
- Mengajukan Dugaan ( Hipotesis )
- Pengumpulan Data ( Data Gathering )
- Penyimpulan ( Conclussion )
Langkah – langkah kegiatan menemukan ( Inkuiri )
yaitu :
• Merumuskan masalah ( Hipotesis )
• Mengamati atau melakukan observasi (Pengumpulan data)
• Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan,
gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
• Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.
4. Bertanya ( Questioning )
Kegiatan bertanya berguna untuk
 Mendorong anak berfikir untuk memecahkan suatu soal

 Mengecek pemahaman siswa

 Membangkitkan respon kepada siswa


 Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
 Untuk menyelidiki kepandaian, minat, dan latar belakang siswa
 Memfokuskan perhatian siswa
 Membangkitkan lebih banyak pertanyaan
 Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
5. Pemodelan ( Modeling )

Pemodelan adalah suatu kegiatan pembelajaran


keterampilan atau pengetahuan tertentu yang
dalam pelaksanaannya terdapat model yang bisa
ditiru, sebagai model bisa dilakukan oleh guru,
siswa, atau orang lain/luar.
6. Refleksi ( Reflection )
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari
atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah
dilakukan di masa lalu.

Realisasinya melalui :
• Pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu
• Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita
merasakan ide-ide baru
• Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu
• Diskusi
7. Penilaian yang sebenarnya ( Authentic
Assessment )

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai


data yang dapat memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa yang akan dipakai
oleh guru untuk mengetahui bahwa siswa
mengalami proses pembelajaran yang benar.
Karakteristik Authentic Assessment

• Dilaksanakan selama dan sesudah proses


pembelajaran berlangsung

• Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif

• Mengukur kemampuan dan keterampilan siswa


Sasaran penilaian sebagai dasar menilai prestasi siswa yaitu :

1. Proyek / kegiatan dan laporan nya


2. Pekerjaan Rumah
3. Kuis
4. Karya siswa
5. Presentasi atau penampilan siswa
6. Demonstrasi
7. Laporan
8. Jurnal
9. Hasil tes tertulis
10.Karya Tulis
Kelebihan pendekatan CTL :
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat maju
terus sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa sehingga
siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar
b. Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data. Memahami suatu isu dan
memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif.
c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa
e. Pembelajaran lebih menyenangkan
f. Membantu siswa bekerja dengan efektif dalam kelompok
Kelemahan pendekatan CTL :

a. Dalam pemilihan informasi atau materi di kelas


didasarkan pada kebutuhan siswa. Sedangkan dalam
kelas itu tingkat kemampuan siswa berbeda-beda.
Sehingga guru akan kesulitan dalam menentukan materi
pelajaran.
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
c. Akan terlihat jelas antara siswa yang memiliki
kemampuan yang tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuan yang kurang.
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran
akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar
ketertinggalan.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut guru harus lebih intensif
dalam membimbing, karena dalam pendekatan CTL guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi dan guru hendaknya
membimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan
tahap perkembangannya. Guru memberikan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa
agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-
strategi mereka sendiri untuk belajar.
Contoh CTL :
KD : Menerapkan cara memelihara kesehatan rangka tubuh

- Sebagai kegiatan awal, Guru memberikan apersepsi dengan bercerita


“anak-anak apa yang kalian rasakan ketika kalian duduk membungkuk
terlalu lama? Lama-kelamaan, hal ini akan menyebabkan tulang belakang
kalian akan bengkok.
- Guru meminta beberapa orang siswa maju kedepan kelas untuk
mensimulasikan cara duduk dikursi.(KONST)
- Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai simulasi yang telah
dilaksanakan.(Questioning)
- Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok
diberi LKS, guru menjelaskan petunjuk yang ada di LKS dan siswa
bekerja sesuai petunjuk yang ada di LKS. (LC)
- Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS sesuai petunjuk
yang ada di LKS.
- Hasil diskusi LKS dikumpulkan kemudian guru membagi LKS secara acak
ke setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama. (REF)
- Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk membahas hasil diskusi
serta mensimulasikan cara merawat rangka. Guru memberikan pengarahan
dan tanggapan terhadap hasil diskusi siswa (MOD)
- Sebagai kegiatan akhir, guru meminta siswa menyimpulkan materi.(REF)
- Selanjutnya Guru memberikan evaluasi.(PS)
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai