Dosen:
Dr. H. Ma’mun Sutisna, Drs. S.Sos., M.Pd
D4 KEBIDANAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKIT
TINGGI 1
PRECEPTOR & MENTOR
PRESEPTOR
Preceptor adalah seorang bidan yang mengajar, memberikan
bimbingan, dapat menginspirasi rekannya, menjadi tokoh
panutan (role model), serta mendukung pertumbuhan dan
perkembangan individu (trainee) untuk jangka waktu
tertentu dengan tujuan khusus mensosialikan trainee pada
peran barunya.
PRESEPTOR
Preseptorship
- Suatu proses pembelajaran yang memberi penekanan
terhadap dinamika praktik yang tidak terduga
- Metode preseptorsip adalah memberikan kesempatan
kepada mahasiswa (preseptee) untuk belajar,
memperoleh pengalaman & praktek
keperawatan/kebidanan dalam lingkungan yg aman bagi
pasien dan mahasiswa tersebut.
PERAN PRESEPTOR
1. memberikan penugasan dan menciptakan kegiatan belajar
2. mengembangkan tujuan pembelajaran
3. membimbing dan mengajar
4. menilai kemajuan
5. mengajar tentang cara pengambilan keputusan klinis
6. mengkomunikasikan dengan staf lainnya
7. mengkomunikasikan dengan institusi pendidikan
8. menciptakan kondisi yang kondusif bagi mahasiswa
9. memastikan bahwa siswa tidak mengganggu pelayanan yang
sudah efisien di klinik atau mengganggu staf dan tugasnya
10. memastikan bahwa asuhan yang diberikan siswa tidak
melukai klien atau menempatkan klien dalam situasi yang
tidak aman
Tanggung jawab preseptor
1. Mengorientasikan mahasiswa ke unit keperawatan/kebidanan
dan klien
2. Meriview tujuan belajar dan menyediakan anjuran bagi
berlangsungnya pengalaman belajar
3. Melakukan supervisi
4. Bertanya kepada mahasiswa dan membawa mahasiswa pada
situasi yang menantang sesuai dengan tujuan belajar
5. Memfasilitasi belajar
6. Bersikap role mode
7. Mengidentifikasi kebutuhan
8. Meriview tugas belajar
Implikasi dalam pendidikan D III
Kebidanan
• Preseptor/ship : diterapkan pada situasi
dimana mahasiswa baru
memulai/awal dengan praktik
profesionalnya
• Dilakukan dlm klpk mhs mkn lebih merasa
tenang dg adanya mhs lain
• Waktu panjang dari awal praktik sampai
mendekati kandidat
Tujuan
1. Makro
Pengembangan bidan di dalam organisasi
2. Mikro
Untuk membantu proses transisi dari
pembelajar ke praktisioner
Adaptasi pada lingkungan baru
KRITERIA PRECEPTOR
• Mentorship :
- Dilakukan untuk memepersiapkan kepada kehidupan
profesi yang menyeluruh
- Mhs mengerjakan seluruh pekerjaan mentor
- mentor memberikan pengawasan,bimbingan dan
umpan balik
- Dilakukan dg sistem one to one situation/klp kecil
- Mentor memperoleh pemahaman mendalam waktu
scrara penuh
- mentor memahami tingkat kompetensi mahasiswa sbg
persiapan lulus
- dilakukan pada mahasiswa kandidat ( PKK III ) pada
semester VI
- Dalam waktu 3 bulan
Tujuan
• untuk pencapaian suatu keberhasilan dalam
segala bidang atau menyeluruh
Karakteristik
– Keinginan untuk menolong
– Memiliki pengalaman yang positif
– Reputasi yang baik untuk mengembangkan orang
lain
– Waktu dan energi
– Pengetahuan yang up-to-date
– Sikap belajar
– Memperlihatkan keterampilan manajerial
(mentoring) yang efektif.
Ciri-ciri
• Ada suatu hubungan/relationship
• Adanya pengajaran dari pengalaman
• Proses “magang”
• Memiliki tujuan yang jelas
• Menerapkan pola multiplikasi
Prosedur
1. Perencanaan kegiatan
2. Penetapan tentang legalitas kegiatan
3. Penetapan dan pembinaan calon mentor
4. Peta mentee sesuai dengan usia dan
pemahamannya
5. Penjadwalan kegiatan
6. Penyediaan perangkat administrasi
7. Penetapan tahapan dalam pembinaan
8. Pelaksanaan kegiatan
PERAN MENTOR
1. Advicer
2. Coach
3. Councellor
4. Guide
5. Role Model
6. Sponsor
7. Teacher
8. Fasilitator
Advicers
• Memberi dukungan terhadap karier dan sosial
• Nasehat yg diberikan mendorong mantree
untuk lebih berkembang
• Proses mentoring membangun image dan
kepercayaan mentree
Coach
• Pemandu yang memberikan instruksi dan
nasehat
• Mentree dapat melaksanakan instruksi
• Mentor dan Mantree akan saling berbagi
pengalaman termasuk memberikan umpan
balik untuk perbaikan
COACH
C = CLEAR PERFORMANCE MODEL (MODEL
KINERJA YANG JELAS)
O = OPENESS TO LEARNING (KETERBUKAAN UNTUK
BELAJAR)
A = ASSESSMENT OF PERFORMANCE (PENILAIAN
KINERJA)
C = COMMUNICATION (KOMUNIKASI)
H = HELP AND FOLLOW UP (MENOLONG DAN
TINDAK LANJUT)
21
Konselor
• Memfasilitasi pengembangan diri Mantree
sesuai dengan keinginannya
• Mentor bertindak sebagai pendengar
• Memfasilitasi kepedulian diri
• Mantor mendorong Mantree untuk mandiri
Guide
PERBE
No PRESEPTORSIP MENTORSIP
DAAN
1 Sasaran mahasiswa di semester awal, Mahasiswa semester akhir atau
namun dapat dilakukan kepada karyawan baru.
mahasiswa semester akhir
yang belum mampu menguasai
konsep materi.
2 Metode Preseptor Mentor mengobservasi,
mencontohkan/memperagakan mahasiswa melakukan prasat
prasat dari satu SPO, dari satu SPO. Bila ada langkah
mahasiswa mengamati. yang tidak tepat, mentor
mengambil alih prasat yang
sedang dilakukan.
3 Istilah Pembimbing dalam metode Pembimbing dalam metode
preseptorsip disebut preseptor. mentorsip disebut mentor,
Individu yang dibimbing individu yang dibimbing
disebut preseptee. disebut mentee.
PERBEDAAN MENTOR DAN PRECEPTOR
Contoh:
• Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 1 semester II yang sedang menjalankan praktek klinik
kebidanan di BPS mempunyai target memberikan asuhan pada bayi dengan memandikan
bayi. Mahasiswa tersebut belum pernah melakukan tindakan tersebut. Untuk mencapai
target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut, bimbingan diberikan menggunakan
metode preseptorsip.
• Preseptor yaitu sebutan pembimbing dalam metode presptorship menjelaskan kepada
mahasiswa yaitu sebagai preseptee tentang pengertian memandikan bayi, apa saja yang
dibutuhkan, alat- alat yang digunakan, dan langkah- langkahnya. Kemudian dalam
melaksanakan tindakan mahasiswa cukup melihat pelaksanaanya dulu, dan
mendokumentasikan tindakannya, dan setelah itu mereview kegiatan tersebut kepada
preseptee.
• Kalau mahasiswa sudah mampu menjelaskan dan benar- benar yakin mampu
melaksanakannya, baru boleh melaksanakan tindakan, tetapi tetap dengan pendampingan
preceptor.
Ilustrasi Menthorship
• Suatu hubungan antara dua orang yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang
menghasilkan refleksi, melakukan kegiatan atau tugas dan pembelajaran untuk keduanya
yang didasarkan kepada dukungan, kritik membangun, keterbukaan,kepercayaan,
penghargaan, dan keinginan untuk belajar berbagi.metode ini telah diaplikasikan sejak lama
dalam pendidikan keperawatan/ kebidanan dan disiplin ilmu lainnya dalam kesehatan,
khususnya diluar negeri. Bahkan review atas pelaksanaan mentorship dapat mengatasi
kekurangan tenaga bidan, meningkatkan kepuasan bidan, serta memperbaiki kualitas
pelayanan.
Contoh:
• Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 3 semester V yang sedang menjalankan praktek klinik
kebidanan di RS mempunyai target memberikan asuhan pada ibu bersalin untuk
melaksanakan heating. Mahasiswa tersebut sudah pernah melakukan tindakan tersebut.
Untuk mencapai target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut, adalah bimbingan
menggunakan metode mentorship.
• Mentor yaitu sebutan pembimbing dalam metode mentorship hanya perlu menanyakan
kepada mahasiswa yaitu sebagai mentee tentang pengertian heating, apa saja yang ia ketahui
tentang heating, alat- alat yang harus dipersiapkan, dan langkah- langkahnya.
• Kalau ternyata mahasiswa mampu menjelaskan dengan baik, maka langsung melaksanakan
tindakan tersebut tetapi tetap dengan pendampingan mentor disampingnya, dan kemudian
mendokumentasikan tindakannya. Setelah semua tindakan selesai, kemudian mentor
mengevaluasi jika ada yang kurang baik dalam penjelasan apa yang mentee tahu, ataupun
dalam tindakannya.
Pertanyaan Preseptor
1. Bagaimana anda akan mengatur jadwal praktik mahasiswa (mingguan, bulanan)
2. Apa rencana preseptor setelah pelatihan dalam rangka membimbing mahasiswa.
3. Dimana di lahan praktik pertemuan pra-klinik dan pasca-klinik dapat dilakukan?
4. Apakah staf/direktor dari lahan praktik siap menerima mahasiswa dan preseptor dari Prodi?
Kalau belum, apa rencana anda untuk mempersiapkan lahan praktik.
5. Akan ada 2-5 mahasiswa. Bagaimana sebaiknya mengorganiser pekerjaan mereka setiap
hari?
6. Kira-kira berapa waktu preseptor dari lahan praktik akan punya untuk pekerjaan preseptor?
7. Apa yang mahasiswa akan melakukan kalau tidak ada kasus, atau kalau mereka harus
menunggu preseptor untuk tindakan?
8. Dalam poliklinik, bagaimana anda mau rencana rotasi mahasiswa supaya mereka dapat
melakukan kunjungan yang lengkap, dan menulis SOAP untuk setiap klien?
9. Apa rencana yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan preseptor?
BEDSIDE TEACHING
DEFINISI
Model pembelajaran konsektual dan interaktif yang mendekatkan
mahasiswa pada real clinikal setting.
PRE-ROUNDS PREPARATION
PLANNING
ORIENTATION
ROUNDS INTRODUCTION
INTERACTION
OBSERVATION
INSTRUCTION
SUMMARIZATION
POST-ROUNDS DEBRIEFING
FEEDBACK
REFLECTION
PREPARATION
PROSEDUR BEDSIDE TEACHING
4. Tahap Debriefing
- pengulangan
- jauh dari pasien
- masalah terperinci
Cont…
4. Help Learner identify and give guidance about omissions
and errors
- identifikasi kesalahan
- tunjukan kesalahan
- tidak menyalahkan
kesalahan tidak terulang
5. Teach general rules
- memberitahu prognosis dari penyakit pasien
- memberi masukan sedikit memiliki pengalaman
kliniknya.
46
47
CASE PRESENTATION
Mahasiswa:
1. Mahasiswa dapat belajar menulis pengalaman dalam bentuk
narasi.
2. Membuka wawasan dan penanaman konsep bagaimana
seharusnya pembelajaran itu berlangsung.
3. Mahasiswa menjadi lebih terbuka dan jujur serta berani
mengungkapkan kegagalan yang dialaminya.
Langkah — Langkah Case Study
1. Membahas kasus yang ditemukan mahasiswa di
lapangan
2. Membandingkan kasus yang ditemukan dengan teori
yang diperoleh dalam akademik
3. Menilai tanggapan mahasiswa terhadap kasus yang
ditemukan
4. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menanggapi
pertanyaan
5. Mengevaluasi kasus yang telah dibahas
6. Bekerjasama dengan mahasiswa dalam menentukan
kasus pada pertemuan selanjutnya
Daftar Tilik Case Study
PETUNJUK PENILAIAN PRAKTIK BIMBINGAN KLINIK
4 : Mahasiswamampu melakukan bimbingan dengan sangat baik (sempurna)
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan
dan sesuai dengan prosedur, dengan memperhatikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan
pasien. Serta penggunaan waktu efektif dan efisien
3 : Mahasiswa mampu melakukan bimbingan dengan baik
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi penguji perlu mengingatkan hal-hal yang
kecil dan tidak terlalu berarti, penggunaan waktu kurang efektif dan efisien
2 : Mahasiswa mampu melakukan bimbingan dengan cukup baik
Langkah dikerjakan dengan benar tetapi tidak berurutan, penguji perlu mengingatkan hal-hal yang
prinsipil, penggunaan waktu kurang efektif dan efisien
1 : Mahasiswa tidak mampu melakukan bimbingan dengan baik
Langkah dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan dan tidak berurutan, penguji perlu
mengingatkan hal-hal yang prinsipil, penggunaan waktu tidak efektif dan efisien
0 : Mahasiswa sama sekali tidak mampu melakukan bimbingan dengan baik.
Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan
PRAKTEK BIMBINGAN
LANGKAH NILAI
MAHASISWA KE - 1 2
A. PRE-CONFERENCE
1. Menyapa mahasiswa
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan pencapaian target kmpetensi
4. Menanyakan kotrak belajar mahasiswa
5. Menanyakan tujuan belajar hari ini
6. Menanyakan kasus yang ditemukan di lapangan
B. CASE STUDY
7. Membahas kasus yang ditemukan mahasiswa di lapangan
8. Membandingkan kasus yang ditemukan dengan teori yang diperoleh dalam akademik
9. Menilai tanggapan mahasiswa terhadap kasus yang ditemukan
10. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menanggapi pertanyaan audience
C. POST-CONFERENCE
11. Menyapa mahasiswa
12. Mengevaluasi kasus yang telah dibahas
13. Bekerjasama dengan mahasiswa dlam menentukan kasus pada pertemuan
selanjutnya
SUMBER PUSTAKA
• Dent JA, Harden RM, Editors. 2006. A Practical Guide For Medical
Teachers. Elsevier Churchill Livingstone.
• Istadi, Yani, dkk. 2009. Buku Panduan Kepaniteraan Klinik.
• Hanafiah, Jusuf dan Amri Amir. 1999. Etika kedokteran dan hukum
kesehatan. Jakarta: EGC.
• Wijono, Djoko. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori,
Strategi Dan Aplikasi Vol.2. Surabaya: Airlangga University Press.
• Laura Gurenti-Medical Officer, MPS, WHO Indonesia- in South East
Asia Nursing & Midwifery Educational Institusions Network, India,
2007)
• Anung Sugihartono; Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak.
Kompas 21 April 2014
4._______, Kualifikasi Petugas Pelaksanaan dan Akreditasi Teknis
Fasilitas Kesehatan. JNPK-KR Jakarta, Depkes RI, 2007
5. _______, Pusdiknakes BPPSDM Panduan Pembelajaran Klinik D-III
Kesehatan, Jakarta 2004
6. ________, Efectif Teaching, A Guide For Education Health
Providers, WHO & JHPIEGO ( 2005 ) Geneva
7. Nursalam, Pendidikan Dalam Keperawatan, Penerbit Salemba,
Jakarta 2009
64
HOME Exit Presentation