Anda di halaman 1dari 65

PRESEPTORING, MENTORING

Dosen:
Dr. H. Ma’mun Sutisna, Drs. S.Sos., M.Pd

D4 KEBIDANAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKIT
TINGGI 1
PRECEPTOR & MENTOR
PRESEPTOR
 Preceptor adalah seorang bidan yang mengajar, memberikan
bimbingan, dapat menginspirasi rekannya, menjadi tokoh
panutan (role model), serta mendukung pertumbuhan dan
perkembangan individu (trainee) untuk jangka waktu
tertentu dengan tujuan khusus mensosialikan trainee pada
peran barunya.
PRESEPTOR

• Seseorang yang bertanggung jawab terhadap


pembimbingan untuk meningkatkan kemampuan seorang
profesional untuk melakukan praktik klinik melalui
pengajaran, instruksi, supervisi dan role-modeling

Preseptorship
- Suatu proses pembelajaran yang memberi penekanan
terhadap dinamika praktik yang tidak terduga
- Metode preseptorsip adalah memberikan kesempatan
kepada mahasiswa (preseptee) untuk belajar,
memperoleh pengalaman & praktek
keperawatan/kebidanan dalam lingkungan yg aman bagi
pasien dan mahasiswa tersebut.
PERAN PRESEPTOR
1. memberikan penugasan dan menciptakan kegiatan belajar
2. mengembangkan tujuan pembelajaran
3. membimbing dan mengajar
4. menilai kemajuan
5. mengajar tentang cara pengambilan keputusan klinis
6. mengkomunikasikan dengan staf lainnya
7. mengkomunikasikan dengan institusi pendidikan
8. menciptakan kondisi yang kondusif bagi mahasiswa
9. memastikan bahwa siswa tidak mengganggu pelayanan yang
sudah efisien di klinik atau mengganggu staf dan tugasnya
10. memastikan bahwa asuhan yang diberikan siswa tidak
melukai klien atau menempatkan klien dalam situasi yang
tidak aman
Tanggung jawab preseptor
1. Mengorientasikan mahasiswa ke unit keperawatan/kebidanan
dan klien
2. Meriview tujuan belajar dan menyediakan anjuran bagi
berlangsungnya pengalaman belajar
3. Melakukan supervisi
4. Bertanya kepada mahasiswa dan membawa mahasiswa pada
situasi yang menantang sesuai dengan tujuan belajar
5. Memfasilitasi belajar
6. Bersikap role mode
7. Mengidentifikasi kebutuhan
8. Meriview tugas belajar
Implikasi dalam pendidikan D III
Kebidanan
• Preseptor/ship : diterapkan pada situasi
dimana mahasiswa baru
memulai/awal dengan praktik
profesionalnya
• Dilakukan dlm klpk mhs mkn lebih merasa
tenang dg adanya mhs lain
• Waktu panjang dari awal praktik sampai
mendekati kandidat
Tujuan
1. Makro
 Pengembangan bidan di dalam organisasi

2. Mikro
 Untuk membantu proses transisi dari
pembelajar ke praktisioner
 Adaptasi pada lingkungan baru
KRITERIA PRECEPTOR

• Berpengalaman dan ahli di lingkungan klinik,


berjiwa kepemimpinan,
• keterampilan komunikasi yang baik,
• kemampuan membuat keputusan,
• mendukung perkembangan profesional,
• memiliki kemampuan untuk mengajar
Prosedur
1. Mengenalkan program
2. Mengidentifikasi tujuan pribadi serta
institusi dan tujuan yang dapat diukur
3. Identifikasi kebutuhan pelatihan
4. Meneyediakan sumber-sumber dukungan
5. Rencanakan praktik terkini
6. Diskusi awal mengenai pengembangan
professional dan pengenalan supervise klinik
7. Pelaksanaan kegiatan
MENTORING
• Aktifitas yang dilakukan seseorang (mentor)
untuk orang lain (mentee) dalam rangka
membantu orang tersebut melakukan
pekerjaannya sehingga lebih efektif dan/atau
untuk kemajuan dalam karirnya.
• Seorang mentor bisa saja seseorang yang
"tadinya" melakukan pekerjaan tersebut.
MENTORING
• Pasangan intens dari orang yang lebih terampil/
berpengalaman dengan orang ketrampilan/
pengalaman sedikit, dengan tujuan yang disepakati
oleh orang yang mempunyai pengalaman lebih
sedikit untuk menambah dan mengembangkan
kompetensi yang spesifik
• Proses dimana orang berpengalaman, high regarded,
empati (mentor) membimbing individu lain (mentee)
dalam pengembangan dan penilaian kembali dari ide
mereka sendiri, belajar dari pengembangan personal
dan profesional
Lanjutan ….

• Mentorship :
- Dilakukan untuk memepersiapkan kepada kehidupan
profesi yang menyeluruh
- Mhs mengerjakan seluruh pekerjaan mentor
- mentor memberikan pengawasan,bimbingan dan
umpan balik
- Dilakukan dg sistem one to one situation/klp kecil
- Mentor memperoleh pemahaman mendalam waktu

mhs mengintegrasikan slrh rangkaian keterampilannya

scrara penuh
- mentor memahami tingkat kompetensi mahasiswa sbg
persiapan lulus
- dilakukan pada mahasiswa kandidat ( PKK III ) pada
semester VI
- Dalam waktu 3 bulan
Tujuan
• untuk pencapaian suatu keberhasilan dalam
segala bidang atau menyeluruh
Karakteristik
– Keinginan untuk menolong
– Memiliki pengalaman yang positif
– Reputasi yang baik untuk mengembangkan orang
lain
– Waktu dan energi
– Pengetahuan yang up-to-date
– Sikap belajar
– Memperlihatkan keterampilan manajerial
(mentoring) yang efektif.
Ciri-ciri
• Ada suatu hubungan/relationship
• Adanya pengajaran dari pengalaman
• Proses “magang”
• Memiliki tujuan yang jelas
• Menerapkan pola multiplikasi
Prosedur

1. Perencanaan kegiatan
2. Penetapan tentang legalitas kegiatan
3. Penetapan dan pembinaan calon mentor
4. Peta mentee sesuai dengan usia dan
pemahamannya
5. Penjadwalan kegiatan
6. Penyediaan perangkat administrasi
7. Penetapan tahapan dalam pembinaan
8. Pelaksanaan kegiatan
PERAN MENTOR
1. Advicer
2. Coach
3. Councellor
4. Guide
5. Role Model
6. Sponsor
7. Teacher
8. Fasilitator
Advicers
• Memberi dukungan terhadap karier dan sosial
• Nasehat yg diberikan mendorong mantree
untuk lebih berkembang
• Proses mentoring membangun image dan
kepercayaan mentree
Coach
• Pemandu yang memberikan instruksi dan
nasehat
• Mentree dapat melaksanakan instruksi
• Mentor dan Mantree akan saling berbagi
pengalaman termasuk memberikan umpan
balik untuk perbaikan
COACH
C = CLEAR PERFORMANCE MODEL (MODEL
KINERJA YANG JELAS)
O = OPENESS TO LEARNING (KETERBUKAAN UNTUK
BELAJAR)
A = ASSESSMENT OF PERFORMANCE (PENILAIAN
KINERJA)
C = COMMUNICATION (KOMUNIKASI)
H = HELP AND FOLLOW UP (MENOLONG DAN
TINDAK LANJUT)
 21
Konselor
• Memfasilitasi pengembangan diri Mantree
sesuai dengan keinginannya
• Mentor bertindak sebagai pendengar
• Memfasilitasi kepedulian diri
• Mantor mendorong Mantree untuk mandiri
Guide

• Mensosialisasikan profesi dan pekerjaan


Mentee
• Nara sumber yg akan memberi kesempatan
untuk mengembangkan kepribadiannya dan
profesinya
• Mensosialisasikan kehidupan profesi
Role Model
• Memperlihatkan image yang menjadi contoh
• Memperlihatkan ketrampilan berkualitas yg
dapat dikembangkan oleh Mantree
• Seseorang yg akhli ,cakap,diangkat untuk
mahasiswa di tempat praktek ,ia adalah
seorang ROLE MODEL
Sponsor
• Memasukkan Mantree kedalam organisasi dan
budaya profesi
• Memberikan saran. promosi yang
mempengaruhi karir Mantree
• Memberikan rekomendasi untuk
pengembangan karir selanjutnya
Teacher
• Berbagi pengetahuan,pengalaman dan
keterampilan
• Memfasilitasi kesempatan belajar ,kerja
(pendidikan berkelanjutan ) bagi mantree
• Mengkaji dan mencatat kemajuan belajar mhs
• Mendorong self assessment pd peserta didik
• Belajar dpt maju sangat efektif ketika
dibimbing oleh seseorang yg layak
berinteraksi dg peserta didik dalam one to
one situation (Tough1979 )
POHON MENTOR
TAHAP-TAHAP MENTORING
• Tahap 1 Dependence / Ketergantungan
Profesional baru masih tergantung pada mentor dan mengambil peran subordinat
dimana memerlukan supervisi yang dekat
• Tahap 2 Independence / Mandiri
Profesional dan mentor mengembangkan hubungan yang lebih seimbang.
Profesional mengubah dari “apprentice” ke “kolega” dan membutuhkan sedikit
supervisi. Kebanyakan profesional akan sampai tahap ini untuk sebagian besar
dalam kehidupan profesional mereka
• Tahap 3 Supervising others/supervisi orang lain
Menjadi mentor bagi dirinya sendiri dan mendemostrasikan kualitas profesional
sebagai mentor
• Tahap 4 Managing and supervising others/memenej dan mensupervisi org lain
Menjadi responsibel untuk penampilan yang lain dikarakteristikan dengan merubah
peran dari manajer atau supervisor menjadi resposibel terhadap klien peserta
didik dan personel
PRA MENTORING
• Melakukan identifikasi terhadap personil yang akan menjadi mentor,
meliputi identifikasi persyaratan calon mentor, latar belakang pendidikan,
pekerjaan, tempat praktik dan kepribadian individu
• Melakukan pelatihan/ refreshing untuk mentor lama atau baru secara
berkala --.membekali dengan issue-issue kebidanan terkini dalam rangka
trasfer knowledge serta menjalin kerja sama yang baik
• Penejelasan dan kesepakatan tentang mentorship kepada para mentor 
meminta komitmen individu dari calon mentor untuk membimbing
peserta didik institusi pendidikan Poltekkes sebagai wujud bertanggung
jawab moril terhadap profesi dan generasi bidan di masa yang akan
datang
PROSES DALAM MELAKUKAN
MENTORING
• Persiapan Penempatan
Nama mentor sebaiknya dialokasikan untuk setiap mentee dengan penempatan
area dan total durasi penempatan. Rotasi libur tetap direncanakan, sehingga setiap
mentor mempunyai kesempatan untuk bekerja dengan mentee minimal 3 dari 5.
• Pengenalan tempat Praktik
Sebelum masuk ke tempat praktek mentee harus sudah mendapatkan pelatihan
dalam penanganan kegawatdaruratan. Mengenalkan karakteristik tempat praktik.
Seluruh kegiatan selama PKK III harus tercatat dalam log book harian PKK yang
diketahui oleh mentor.
• Interview dan Penilaian Kemajuan Peserta didik
Adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara pembimbing institusi/
penanggung jawab PKK III dengan mentor, sehingga penilaian terhadap kemajuan
peserta didik dapat dipantau terus menerus di awal, midterm dan akhir proses
mentoring.
PASCA MENTORING
• Harus adanya evaluasi terhadap pencapaian program PKK III,
evaluasi dilakukan oleh pihak institusi pendidikan yang dalam
hal ini adalah penanggung jawab PKK III. Pada prinsipnya
evaluasi dan monitoring harus dilakukan melekat terhadap
pelaksanaan mentoring
• Mentor seharusnya diundang untuk mengevaluasi
pengalaman mereka dalam memfasilitasi pengalaman
pembelajaran dari mentee
• Mentee harus diminta masukan dan evaluasi kondisi praktek
yang telah dilalui sebagai bagian dari proses audit pendidikan
serta dalam rangka kendali mutu
PERBEDAAN PRESEPTORSHIP DAN MENTORSHIP

PERBE
No PRESEPTORSIP MENTORSIP
DAAN
1 Sasaran  mahasiswa di semester awal, Mahasiswa semester akhir atau
namun dapat dilakukan kepada karyawan baru.
mahasiswa semester akhir
yang belum mampu menguasai
konsep materi.
2 Metode Preseptor Mentor mengobservasi,
mencontohkan/memperagakan mahasiswa melakukan prasat
prasat dari satu SPO, dari satu SPO. Bila ada langkah
mahasiswa mengamati. yang tidak tepat, mentor
mengambil alih prasat yang
sedang dilakukan.
3 Istilah Pembimbing dalam metode Pembimbing dalam metode
preseptorsip disebut preseptor. mentorsip disebut mentor,
Individu yang dibimbing individu yang dibimbing
disebut preseptee. disebut mentee.
PERBEDAAN MENTOR DAN PRECEPTOR

• Intimate, dekat sekali shg • Sifatnya fungsional, juga terjadi


terjadi hub.pribadi hubungan pribdi
• Sosialisasi • Sosialisasi klinik baik pd waktu
karir,mempersiapkan masih mahasiswa atau pd masa
jaringan kerja secara transisi
sosial maupun political • Dukungan belajar diberikan secara
terstruktur
• Dukungan belajar
• Waktu lebih singkat dan spesifik
diberikan tidak terstruktur
tergantung dari waktu klinikal yg
• Waktunya bisa lama sudah direncanakan
tergantung kebutuhan • Peran spesifik yg ditekankan adalah
orang yg terlibat Role-modeling dan latihan
• Peran bantuan yg multi- ketrampilan
faceted /kompleks • Ditunjuk oleh pimpinaninstitusi/
• Dipilih oleh individu staf pengembangan/ staf PBK
Ilustrasi Preseptorship
• Seorang preceptor melakukan program bimbingan pada peserta didik harus merencanakan
program bagi pembimbingan peserta didik dan juga memberikan laporan kepada institusi
pendidikan dan institusi klinik secara berkesinambungan. Di dalam merencanakan program
bimbingan seorang preceptor pertama kali harus mengetahui kompetensi sebagai seorang
preceptor.

Contoh:
• Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 1 semester II yang sedang menjalankan praktek klinik
kebidanan di BPS mempunyai target memberikan asuhan pada bayi dengan memandikan
bayi. Mahasiswa tersebut belum pernah melakukan tindakan tersebut. Untuk mencapai
target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut, bimbingan diberikan menggunakan
metode preseptorsip.
• Preseptor yaitu sebutan pembimbing dalam metode presptorship menjelaskan kepada
mahasiswa yaitu sebagai preseptee tentang pengertian memandikan bayi, apa saja yang
dibutuhkan, alat- alat yang digunakan, dan langkah- langkahnya. Kemudian dalam
melaksanakan tindakan mahasiswa cukup melihat pelaksanaanya dulu, dan
mendokumentasikan tindakannya, dan setelah itu mereview kegiatan tersebut kepada
preseptee.
• Kalau mahasiswa sudah mampu menjelaskan dan benar- benar yakin mampu
melaksanakannya, baru boleh melaksanakan tindakan, tetapi tetap dengan pendampingan
preceptor.
Ilustrasi Menthorship
• Suatu hubungan antara dua orang yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang
menghasilkan refleksi, melakukan kegiatan atau tugas dan pembelajaran untuk keduanya
yang didasarkan kepada dukungan, kritik membangun, keterbukaan,kepercayaan,
penghargaan, dan keinginan untuk belajar berbagi.metode ini telah diaplikasikan sejak lama
dalam pendidikan keperawatan/ kebidanan dan disiplin ilmu lainnya dalam kesehatan,
khususnya diluar negeri. Bahkan review atas pelaksanaan mentorship dapat mengatasi
kekurangan tenaga bidan, meningkatkan kepuasan bidan, serta memperbaiki kualitas
pelayanan.
Contoh:
• Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 3 semester V yang sedang menjalankan praktek klinik
kebidanan di RS mempunyai target memberikan asuhan pada ibu bersalin untuk
melaksanakan heating. Mahasiswa tersebut sudah pernah melakukan tindakan tersebut.
Untuk mencapai target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut, adalah bimbingan
menggunakan metode mentorship.
• Mentor yaitu sebutan pembimbing dalam metode mentorship hanya perlu menanyakan
kepada mahasiswa yaitu sebagai mentee tentang pengertian heating, apa saja yang ia ketahui
tentang heating, alat- alat yang harus dipersiapkan, dan langkah- langkahnya.
• Kalau ternyata mahasiswa mampu menjelaskan dengan baik, maka langsung melaksanakan
tindakan tersebut tetapi tetap dengan pendampingan mentor disampingnya, dan kemudian
mendokumentasikan tindakannya. Setelah semua tindakan selesai, kemudian mentor
mengevaluasi jika ada yang kurang baik dalam penjelasan apa yang mentee tahu, ataupun
dalam tindakannya.
Pertanyaan Preseptor
1. Bagaimana anda akan mengatur jadwal praktik mahasiswa (mingguan, bulanan)
2.  Apa rencana preseptor setelah pelatihan dalam rangka membimbing mahasiswa.
3.  Dimana di lahan praktik pertemuan pra-klinik dan pasca-klinik dapat dilakukan?
4.  Apakah staf/direktor dari lahan praktik siap menerima mahasiswa dan preseptor dari Prodi?
Kalau belum, apa rencana anda untuk mempersiapkan lahan praktik.
5.  Akan ada 2-5 mahasiswa. Bagaimana sebaiknya mengorganiser pekerjaan mereka setiap
hari?
6.  Kira-kira berapa waktu preseptor dari lahan praktik akan punya untuk pekerjaan preseptor?
7.  Apa yang mahasiswa akan melakukan kalau tidak ada kasus, atau kalau mereka harus
menunggu preseptor untuk tindakan?
8.  Dalam poliklinik, bagaimana anda mau rencana rotasi mahasiswa supaya mereka dapat
melakukan kunjungan yang lengkap, dan menulis SOAP untuk setiap klien?
9.  Apa rencana yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan preseptor?
BEDSIDE TEACHING
DEFINISI
 Model pembelajaran konsektual dan interaktif yang mendekatkan
mahasiswa pada real clinikal setting.

 Metode pembelajaran dimana mahasiswa mengaplikasi


kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara terintegrasi.
Tujuan Bedside Teaching
• Memberikan contoh secara nyata kepada peserta didik tentang
penerapan teori dan praktik.
• Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan apa
yang telah dipelajarinya dalam teori kemudian dipraktikkan secara
nyata.
Bedside Teaching

Ideal setting for

• Demonstration of Physical findings


• Interviewing
• Developing interpersonal skills
• Teacher, Trainee & Patient interaction
• Role-modeling
KEY STRATEGIES IN BEDSIDE TEACHING

PRE-ROUNDS PREPARATION
PLANNING
ORIENTATION

ROUNDS INTRODUCTION
INTERACTION
OBSERVATION
INSTRUCTION
SUMMARIZATION

POST-ROUNDS DEBRIEFING
FEEDBACK
REFLECTION
PREPARATION
PROSEDUR BEDSIDE TEACHING

Clinical learning cycle :


1. Tahap preparation (persiapan)
laboratorium pemberian bekal keterampilan (skills)
2. Tahap Briefing pengorganisasian kegiatan lebih
lanjut
Cont…
3. Clinical Encounter
- berinteraksi langsung
- berpengaruh kuat pada pembelajaran
- pengalaman jelas

4. Tahap Debriefing
- pengulangan
- jauh dari pasien
- masalah terperinci
Cont…
4. Help Learner identify and give guidance about omissions
and errors
- identifikasi kesalahan
- tunjukan kesalahan
- tidak menyalahkan
kesalahan tidak terulang
5. Teach general rules
- memberitahu prognosis dari penyakit pasien
- memberi masukan  sedikit memiliki pengalaman
kliniknya.
 46
 47
CASE PRESENTATION

Sumber : Diena Soefiana


Pengertian
• Presentasi diartikan menyajikan atau
mengemukakan informasi kepada orang lain
dengan tujuan memberi tahu, mempengaruhi
ataupun mengajak (persuasif).

• Presentasi kasus adalah menyajikan atau


mengemukakan informasi tetang suatu kasus
kebidanan yang memungkinkan mahasiswa
mendapat pengetahuan yang lebih banyak
dari kasus tersebut.
Tujuan

• Tujuan dari presentasi kasus adalah


memberikan pemahaman lebih dalam tentang
kasus yang dikelola melalui diskusi.
Langkah-Langkah Case Presentation
1. Memastikan persiapan mahasiswa dalam presentasi
kasus
2. Menilai persiapan mahasiswa
3. Menilai kemampuan mahasiswa D-lll kebidanan ketika
mempresentasikan kasus yang diangkat
4. Menggunakan format penilaian presentasi selama
melakukan penilaian presentasi yang dilakukan
mahasiswa D-lll kebidanan
5. Menilai kinerja mahasiswa D-lll kebidanan pada saat
menampilkan presentasi kasus
6. Menilai kemampuan mahasiswa dalam
menanggapi pertanyaan audien
7. Memberi dorongan positif dan saran perbaikan
pada waktu mahasiswa D-lll kebidanan
mempresentasikan kasusnya
8. Mengevaluasi presentasi kasus yang telah
dilakukan
9. Mengkaji dan membahas hasil diskusi presentasi
kasus
10. Mentargetkan waktu untuk perbaikan presentasi
kasus
Daftar Tilik Case Presentation
PETUNJUK PENILAIAN PRAKTIK BIMBINGAN KLINIK

4 : Mahasiswamampu melakukan bimbingan dengan sangat


baik (sempurna)
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tepat
tanpa ragu-r agu atau tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan
prosedur, dengan memperhatikan keselamatan, keamanan, dan
kenyamanan pasien. Serta penggunaan waktu efektif dan
efisien
3 : Mahasiswa mampu melakukan bimbingan dengan baik
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi
penguji perlu mengingatkan hal-hal yang kecil dan tidak terlalu
berarti, penggunaan waktu kurang efektif dan efisien
2 : Mahasiswa mampu melakukan bimbingan dengan
cukup baik
Langkah dikerjakan dengan benar tetapi tidak
berurutan, penguji perlu mengingatkan hal- hal yang prinsipil,
penggunaan waktu kurang efektif dan efisien
1 : Mahasiswa tidak mampu melakukan bimbingan dengan baik
Langkah dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan
dan tidak berurutan, penguji perlu mengingatkan hal-hal yang
prinsipil, penggunaan waktu tidak efektif dan efisien
0 : Mahasiswa sama sekali tidak mampu melakukan
bimbingan dengan baik
Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan
PRAKTEK BIMBINGAN
DENGAN METODE CASE PRESENTATION
LANGKAH NILAI
MAHASISWA KE - 1 2
A. PRE-CONFERENCE
1. Menyapa mahasiswa
2. Memperkenalkan diri
3.Menanyakan persiapan presentasi
4.Menilai persiapan presentasi, yang
meliputi :
a. Media yang digunakan
b. Sistematika penyusunan makalah yang
dipresentasikan
c. Pembagian tugas dan peran di antara
anggota kelompok presentan
B. CASE PRESENTATION
5. Menilai mahasiswa D III kebidanan ketika
mempresentasikan kasus yang diangkat
6. Menggunakan format penilaian presentasi selama melakukan
penilaian presentasi yang dilakukan mahasiswa D III
kebidanan
7. Menilai kinerja mahasiswa D III kebidananpada saat
menampilkan presentasi kasus
8. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menanggapi
pertanyaan audience
9. Memberi dorongan positif dan saran perbaikan pada waktu
mahasiswa D III kebidananmempresentasikan kasusnya
C. POST-CONFERENCE
10. Menyapa mahasiswa
11. Mengevaluasi presentasi kasus yang telah dilakukan

12. Mengkaji dan membahas hasil diskusi presentasi kasus

13. Mentargetkan waktu untuk perbaikan presentasi kasus


CASE STUDY
Pengertian

Case study atau studi kasus adalah rangkuman


pengalaman pembelajaran yang ditulis oleh
mahasiswa dalam praktik pembelajaran mereka di
kelas.
Dengan memberikan contoh nyata tentang masalah-
masalah yang dihadapi melalui pengkajian dengan
segala komponennya dapat melakukan evaluasi diri
memperbaiki dan sekaligus meningkatkan praktek
pembelajaran mereka dikelas.
Manfaat
Pembimbing:
1. Sebagai evaluasi diri untuk dpt memperbaiki
dan meningkatkan praktik pembelajaran.
2. Belajar dari kegagalan orang lain.
3. Menemukan kekurangan dan kelebihan
proses pembelajaran berdasarkan
pengalaman.
4. Memperoleh gambaran yang nyata
dilapangan praktik termasuk didalamnya
memahami psikologis bimbingannya.
5. Dapat menggunakan merode dan strategi yang tepat sehingga
tidak mengulangi kekeliruan yang dialami
6. Keberhasilan yang dialami oleh penulis dapat menjadi acuan bagi
orang lain

Mahasiswa:
1. Mahasiswa dapat belajar menulis pengalaman dalam bentuk
narasi.
2. Membuka wawasan dan penanaman konsep bagaimana
seharusnya pembelajaran itu berlangsung.
3. Mahasiswa menjadi lebih terbuka dan jujur serta berani
mengungkapkan kegagalan yang dialaminya.
Langkah — Langkah Case Study
1. Membahas kasus yang ditemukan mahasiswa di
lapangan
2. Membandingkan kasus yang ditemukan dengan teori
yang diperoleh dalam akademik
3. Menilai tanggapan mahasiswa terhadap kasus yang
ditemukan
4. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menanggapi
pertanyaan
5. Mengevaluasi kasus yang telah dibahas
6. Bekerjasama dengan mahasiswa dalam menentukan
kasus pada pertemuan selanjutnya
Daftar Tilik Case Study 
PETUNJUK PENILAIAN PRAKTIK BIMBINGAN KLINIK
 
4 : Mahasiswamampu melakukan bimbingan dengan sangat baik (sempurna)
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan
dan sesuai dengan prosedur, dengan memperhatikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan
pasien. Serta penggunaan waktu efektif dan efisien
3 : Mahasiswa mampu melakukan bimbingan dengan baik
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi penguji perlu mengingatkan hal-hal yang
kecil dan tidak terlalu berarti, penggunaan waktu kurang efektif dan efisien
2 : Mahasiswa mampu melakukan bimbingan dengan cukup baik
Langkah dikerjakan dengan benar tetapi tidak berurutan, penguji perlu mengingatkan hal-hal yang
prinsipil, penggunaan waktu kurang efektif dan efisien
1 : Mahasiswa tidak mampu melakukan bimbingan dengan baik
Langkah dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan dan tidak berurutan, penguji perlu
mengingatkan hal-hal yang prinsipil, penggunaan waktu tidak efektif dan efisien
0 : Mahasiswa sama sekali tidak mampu melakukan bimbingan dengan baik.
Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan
PRAKTEK BIMBINGAN
LANGKAH NILAI
MAHASISWA KE - 1 2
A. PRE-CONFERENCE
1. Menyapa mahasiswa
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan pencapaian target kmpetensi
4. Menanyakan kotrak belajar mahasiswa
5. Menanyakan tujuan belajar hari ini
6. Menanyakan kasus yang ditemukan di lapangan
B. CASE STUDY
7. Membahas kasus yang ditemukan mahasiswa di lapangan
8. Membandingkan kasus yang ditemukan dengan teori yang diperoleh dalam akademik
9. Menilai tanggapan mahasiswa terhadap kasus yang ditemukan
10. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menanggapi pertanyaan audience
C. POST-CONFERENCE
11. Menyapa mahasiswa
12. Mengevaluasi kasus yang telah dibahas
13. Bekerjasama dengan mahasiswa dlam menentukan kasus pada pertemuan
selanjutnya
SUMBER PUSTAKA
• Dent JA, Harden RM, Editors. 2006. A Practical Guide For Medical
Teachers. Elsevier Churchill Livingstone.
• Istadi, Yani, dkk. 2009. Buku Panduan Kepaniteraan Klinik.
• Hanafiah, Jusuf dan Amri Amir. 1999. Etika kedokteran dan hukum
kesehatan. Jakarta: EGC.
• Wijono, Djoko. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori,
Strategi Dan Aplikasi Vol.2. Surabaya: Airlangga University Press.
• Laura Gurenti-Medical Officer, MPS, WHO Indonesia- in South East
Asia Nursing & Midwifery Educational Institusions Network, India,
2007)
• Anung Sugihartono; Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak.
Kompas 21 April 2014
4._______, Kualifikasi Petugas Pelaksanaan dan Akreditasi Teknis
Fasilitas Kesehatan. JNPK-KR Jakarta, Depkes RI, 2007
5. _______, Pusdiknakes BPPSDM Panduan Pembelajaran Klinik D-III
Kesehatan, Jakarta 2004
6. ________, Efectif Teaching, A Guide For Education Health
Providers, WHO & JHPIEGO ( 2005 ) Geneva
7. Nursalam, Pendidikan Dalam Keperawatan, Penerbit Salemba,
Jakarta 2009

 64
HOME Exit Presentation

Anda mungkin juga menyukai