Anda di halaman 1dari 23

KASUS BRI UNIT TAPUNG

RAYA
Nama Kelompok:
Ariella Calista (2018-0102-0067 / 12018000273)
Theresa Claudia (2018-0102-0245 / 12018003235)
PENGERTIAN “FRAUD”
Fraud adalah tindakan yang terjadi karena adanya peluang untuk melakukan salah saji
dalam laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya
terhadap aset.
Kecurangan akuntansi/fraud ini dibuktikan dengan adanya likuidasi beberapa bank,
diajukan manajemen BUMN dan swasta ke pengadilan, kasus kejahatan perbankan,
manipulasi pajak, korupsi di komisi penyelenggara pemilu, dan DPRD
Profile

Kasus

Analisis
Pembahasan
Penyelesaian Masalah

Tindakan atau penanganan masalah


PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN
Nama Perusahaan: BRI KCP Unit Tapung
Jenis perusahaan: Perbankan
Layanan:
1. KCP
2. Kantor cabang pembantu (Dalam negeri)
PERMASALAHAN UTAMA

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia
terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan
keuangan. Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari
BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan
pemeriksaan di BRI Unit Tapung.
Kantor inspeksi (kanins) dengan resident Auditor (RAU) Temmy menemukan kejanggalan
dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahui adanya transaksi gantung yaitu
adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRI Unit Pasir Pengaraian II ke
BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukan Masril, namun tidak
disertai dengan pengiriman fisik uangnya.
Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung
Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karena mentransfer
uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan pembukuan

Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan Rustian. Martha
pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana membuat atau
menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dalam
dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan).
Tersangka Kepala BRI Tapung Raya dikenakan pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998
tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang berbunyi:

a. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam
proses laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi
atau rekening suatu bank;

b. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilakukannya


pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan
kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank;
c. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan adanya
suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau
laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja
mengubah, mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan
pembukuan tersebut, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp200.000.000.000,00
(dua ratus miliar rupiah).
ANALISIS

Penyebab terjadinya Fraud atau Kecurangan disebabkan oleh 3 faktor yaitu Tekanan,
Kesempatan, dan rasionalisasi. Dalam hal ini, Penulis berpendapat Fraud atau Kecurangan
yang terjadi pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten
Kampar, Riau terjadi karena faktor Kesempatan. Dimana dalam hal ini kesempatan dapat
terkait dengan kedudukan seseorang dalam sebuah perusahaan maupun kemampuan atau
skill orang yang dimiliki orang tersebut.
ANALISIS

Fraud atau Kecurangan terbagi menjadi 5 yaitu : Korupsi, Konflik Kepentingan,


Penyuapan, gratifikasi, Pengambilan asset secara illegal. Dalam hal ini, penulis
berpendapat Fraud atau Kecurangan yang dilakukan merupakan bagian dari pada Korupsi.
Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang. Maka dari itu pelaku korupsi ini
biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun
organisasi.
PENYELESAIAN MASALAH

Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan


sesuai dengan perkembangan teknologi yang berkembang. Hal ini sangatlah
penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yang berbeda. Oleh
karena itu, attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini
karyawan diharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat
memperkecil resiko terjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri

Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.
Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.

Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapun
dari nasabah untuk melakukan transaksi atas nasabah tersebut.

Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen penting
milik nasabah.
PROSEDUR OTORITAS YANG WAJAR

a. Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokkan dengan bukti


setoran/penarikan, serta diberikan cap identifikasi teller yang memproses.
b. Setiap transaksi harus membukukan secara baik dan dilengkapi dengan bukti
pendukung seperti Daftar Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uang tunai
berdasarkan kopurs/masing-masing pecahan).
DOKUMEN DAN CATATAN YANG CUKUP

a. Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokkan dengan bukti


setoran/penarikan. Setiap bukti setoran/penarikan harus diberi cap identifikasi teller
yang memproses.
b. Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan bukti pendukung
seperti Daftar Mutasi Kas dan Cash Register.
KONTROL FISIK ATAS UANG TUNAI DAN CATATAN

Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan


yang dilaporkan oleh teller.

Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller
sebelum teller yang bersangkutan cuti atau setelah teller tersebut
absen tanpa pemberitahuan.

Setiap selisih harus diidentifikasi, dilaporkan kepada head teller


dan pemimpin cabang, diinvestigasi dan dikoreksi.
Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah
harus dibuatkan berita acara selisih kas.

Area teller/counter.khasanah adalah area terbatas dalam arti


selain petugas atau pejabat yang berwenang, tidak diperbolehkan
masuk.
PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN OLEH UNIT YANG INDEPENDEN

a. Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasal dari
unit kas.
b. Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c. Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.
TINDAKAN / PENANGANAN

I. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG BAIK

Lingkungan Pengendalian merupakan lingkungan kerja yang diciptakan atau dibentuk


oleh perusahaan bagi para karyawan. Unsur – unsur lingkungan pengendalian meliputi hal
– hal berikut:
- Peran dan contoh manajemen
- Komunikasi manajemen
- Perekrutan yang tepat
- Struktur organisasi yang jelas
- Internal audit perusahaan yang efektif
II. ARUS KOMUNIKASI DAN INFORMASI YANG BAIK

Setiap fraud pasti meliputi tindakan kecurangan, menyembunyikan kecurangan, dan


konversi. Sistem akuntansi yang baik dapat menyediakan jejak audit yang dapat
membantu fraud ditemukan dan mempersulit penyembunyian. Sistem akuntansi yang baik
harus memastikan bahwa transaksi yang tercatat mencakup kriteria berikut:
- Sah
- Diotorisasi dengan benar
- Lengkap
- Diklasifikasi dengan benar
- Dilaporkan pada periode yang benar
- Dinilai dengan benar
- Diikhtisarkan dengan benar
III. AKTIVITAS ATAU PROSEDUR PENGENDALIAN YANG BAIK

Agar perilaku karyawan sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan, dan membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan, diperlukan lima prosedur pengendalian yang utama:
- Pemisahan tugas atau pengawasan ganda
- Sistem otorisasi
- Pengecekan independen
- Pengamanan fisik
- Dokumen dan pencatatan
IV. PENGAWASAN YANG BAIK

Pengawasan yang baik pada setiap bagian dalam perusahaan merupakan hal yang efektif
dalam mengurangi tindakan fraud atau kecurangan. Menurut Penulis semakin baik sebuah
pengawasan maka semakin kecil kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan dalam sebuah
sistem.
Daftar Pustaka

1. https://pdfcoffee.com/contoh-kasus-sistem-informasi-akuntansi-kasus-audit-kas-teller
-kasus-audit-kas-teller-laporan-fiktif-kas-di-bank-bri-unit-tapung-raya-4-pdf-free.htm
l
2. http://repository.unpas.ac.id/33066/5/BAB%20I%20Rosa%20OK.pdf
3. https://www.kompasiana.com/ema_surya/556c494b50f9fdd6048b4567/kasus-fraud-
audit-pada-bank-bri

Anda mungkin juga menyukai