Anda di halaman 1dari 20

SPONTANEOUS

COMBUSTION
VENTILASI TAMBANG : 1120372
Pendahuluan
• Kebanyakan kecelakaan di tambang sebagian besar disebabkan
oleh peralatan atau alat rusak atau human error, di Amerika
serikat 16 orang di tahun 2014 meninggal karena kecelakaan
tambang bukan karena spontaneous combustion, namun di
Ukraina pada tahun 2014 ada 30 orang meninggal pada saat ada
ledakan tambang batubara karena spontaneous combustion.
• Umumnya terjadinya ledakan tambang bawah karena munculnya
gas methan yang kemudian terbakar karena adanya percikan api
yang berasal dari bagian alat atau kejadian adanya gesekan.
• Namun demikian spontaneous combustion atau batubara yang
mengalami pemanasan di tempatnya dapat juga berperan
sebagai sumber nyala bersama-sama dengan naiknya konsentrasi
gas methan yang akan menghasilkan ledakan tambang.
Proses Pembakaran
• Gambar di samping menjelaskan bahwa proses kebakaran memerlukan yaitu
bahan bakar (fuel), panas (heat), oksigen.
• Bahan bakar dapat berwujud padat, cair, gas. Cairan dan gas dapat berasal
dari proses alam atau dihasilkan dari proses penambangan atau dihasilkan
dari pemanasan material padat.
• Manakala bahan padat atau cairan terpanaskan sampai pada temperature
tinggi (flashpoint) maka akan menghasilkan uap yang mampu menyala oleh
api, percikan atau permukaan yang panas.
• Temperatur penyalaan dari berbagai bahan adalah temperature terendah
yang menyebabkan bahan tersebut dapat menyala dan diikuti adanya emisi
panas dan cahaya. Dalam kasus self-sustained burning yaitu panas yang
cukup untuk menaikkan temperatur suatu permukaan material sampai pada
flashpoint.
• Proses pembakaran dapat berlangsung pada kecepatan rendah tanpa
menyala melalui proses sebagai smouldering. Dalam kasus ini proses
oksidasi berlanjut sampai permukaan material dan menghasilkan panas yang
cukup namun tanpa adanya emisi uap.
Proses Spontaneous Combustion

• Bilamana udara dibiarkan mengaliri material organic termasuk batubara maka akan menaikkan
temperature. Udara yang mengaliri memindahkan panas seiring dengan naiknya temperature.
• Jika kebocoran udara ini cukup tinggi dan kesetimbangan terjadi pada saat kecepatan
pemindahan panas sebanding kecepatan pembentukan panas maka temperature akan stabil.
Jika tersedia cukup banyak udara maka akan menimbulkan proses oksidasi yang dapat
menyulut terjadinya pemanasan spontan.
• Setiap material yang dapat mengalami pembakaran spontan mempunyai temperature kritis
yang dikenal sebagai minimum self-heating temperature (SHT). Ini adalah temperature
terendah yang akan menghasilkan reaksi eksotermis sehingga jika temperature mencapai SHT
sebelum kesetimbangan panas tercapai maka proses oksidasi akan mengalami percepatan.
• Temperatur akan naik dengan cepat sampai material membara. Pada tahap ini asap dan gas
akan dihasilkan dari pembakaran tersebut dalam system ventilasi. Hal tersebut menjadikan
tambang mempunyai api tersembunyi.
• Bahaya utama dari kejadian semacam itu adalah adanya evlosi gas karbonmonoksida,
penyalaan gas methan dan melangkah maju terjadinya kebakaran ke dalam jalur udara untuk
menghasilkan open fire.
Lanjutan
• Perkembangan SHT
memerlukan luas permukaan
material remuk dikombinasikan
dengan migrasi lambat dari
udara yang melalui material
tersebut.
• Dengan demikian masalah
munculnya udara di goaf (gob)
areas, caved zones, crushed
pillar edges, fractured coal
bands in roof or floor strata,
stockpiles and tips on surface,
and within abandoned sections
of mines, dapat mendukung
perkembangan SHT
Tambang batubara bawah tanah
dengan metode longwall
Zone rawan spontaneous combustion
Tahapan spontaneous heating
• Deteksi yang paling mudah melalui indera manusia, gas
aromatic dan hidrokarbon yang dihasilkan selama fase
oksidasi menghasilkan bau yang khas dan disebut gobstink.
• Metode yang banyak dipakai mendektesi mulai dan
berkembangnya proses spontanoue heating adalah dengan
memantau konsentrasi gas pada udara balik.

Rasio gas kadang digunakan sebagai cara untuk memprediksi ketika


spontaneous combustion terjadi, Yaitu:
• Graham’s – CO x 100/(oxygen deficiency). Ranges from <0.4 in normal
air to >3.0 in an active fire
• Young’s – CO2/(oxygen deficiency). Used more for confirmation than
indication of a fire
• Jones-Trickett – (CO2 + 0.75 x CO – 0.25

Anda mungkin juga menyukai