Anda di halaman 1dari 20

METODOLOGI PENAFSIRAN

AL-QUR'AN HERMENEUTIKA

Makalah Ulumul Qur'an


DATA DIRI
Nama
Aulia Himmawati

NIM
20104080025

No. Absen
25

Kelas
PGMI A
Poin-poin Makalah
Pengertian Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika
Secara bahasa dan istilah

Contoh Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika


Surah Al-Maidah dan Surah Al-Mumtahanah

Kelebihan Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika


Terdapat 4 Kelebihan metode hermeneutika

kelemahan Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika


Terdapat 7 kelemahan metode hermeneutika
Pengertian
Metodologi Penafsiran Al-Qur'an dan Metode Hermeuneutika
Pengertian Metodologi
Penafsiran Al-Qur'an
Hermeneutika
Secara bahasa
Pengertian Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani hermeneutikos yang artinya
Metodologi penafsiran Al-Qur'an mengungkapkan, menjelaskan, dan menerjemahkan. Dalam bahasa
Inggris, hermeneutic (interpret) berarti menginterpretasikan,
adalah pembahasan konsep-konsep menerjemahkan, menafsirkan. Kemudian, dalam bahasa Arab
dasar penafsiran dan bagaimana hermeneutik memiliki persamaaan kata dengan kata tafsir, takwil,
syarh, dan bayan.
penafsiran Al-Qur'an dikaji dan Secara Istilah
diformulasikan. Hermeneutika merupakan metode atau teori filsafat untuk menafsirkan
simbol yang berkaitan dengan teks supaya diketahui maknanya.
Dapat juga diartikan sebagai langkah-langkah operasional memahami
hal-hal yang berhubungan dengan teks. Sehingga berfokus pada teks,
konteks, dan kontekstual.
Jadi, hermeneutika Al-Qur'an merupakan metode penafsiran yang
digunakan dalam memahami Al-Qur'an berdasarkan teks dan hal-hal
terkait.
Tokoh Hermes
atau Hermeios
Dalam metodologi Yunani Kuno tokoh bernama Hermes atau Hermeios
merupakan tokoh hermeneutika yang dianggap sebagai utusan Dewa
Olympus yang bertugas menerjemahkan dan menyampaikan pesan dewa
kedalam bahasa yang bisa dipahami manusia.
Contoh
Metodologi Penafsiran Al-Qur'an hermeneutika
Masalah Pengharaman Khamar
Metode Penafsiran Hermeneutika

(Qs. Al-Maidah: 90)

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman
keras, berjudi, (berkurban untuk berhala), dan mengundi
nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung.
Penjelasan (Qs.Al-Maidah: 90)
Masalah Pengharaman Khamr

Metode Hermeneutika

Menurut Nasr Abu Zay, Secara konteks khamr diharamkan dikarena udara lingkungan
masyarakat Arab yang panas. Tetapi dapat berubah menjadi halal jika melihat kondisi
cuaca yang dingin dimasyarakat lain dengan tujuan menghangatkan tubuh.
Analisis:
Pengharaman khamr bukan hanya dilihat dari manfaat yang terkandung saja namun,
lebih dari itu kandungan khamr yang memabukkan dan termasuk perbuatan keji. Hal
ini berlaku baik ditempat yang panas maupun dingin. Sesuai kepada Hadis Rasulullah
SAW “setiap apa saja yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah
haram”.
Pengharaman Hewan Babi
Metode Penafsiran Hermeneutika

(Qs.Al-Maidah: 3)
Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi
dan hewan yang disembelih bukan atas nama Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan
yang disembelih untuk behala. Dan diharamkan pula mengundi
nasib dengan azlam itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini
orang-orang kafir telah berputus asa untuk (mengalahkan)
agamamu. Sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka tapi
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah aku sempurnakan
agamamu untukmu. Dan telah aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu. Tetapi
barang
asiapa terpaksa karena lapar bukan karena ingin berdosa,
maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Penjelasan (Qs.Al-Maidah: 3)
Masalah pengharaman hewan babi

Metode Hermeneutika

Secara Konteks, Qs. Al-Maidah ayat 3 dilihat dari tinjauan sosio historis, hewan babi haram
hukumnya. Karena jarang ditemukan di Arab sehingga mahal harganya. Namun secara
kontekstualisasi dapat memberikan peluang bisnis yang menguntungkan jika dilihat dari
segi peternakan sekalipun banyak mudzarat yang ditimbulkan oleh penyakit. Disinilah
pentingnya kita melihat teks, konteks, dan kontekstualisasi.

Analisis
Jika dilihat lebih jauh dalam ayat ini tidak dicantumkan siapa yang mengharamkan
makanan-makanan dalam ayat tersebut (babi). Hal ini menegaskan bahwa seorang muslim
pasti
mengetahui bahwa yang berwenang mengharamkan segala sesuatu hanyalah Allah SWT.
Disini juga sebagai isyarat bahwa apa yang disebut sangat berbahaya dan buruk sehingga
siapapun merasa jijik. Penyebutan kata babi dan daging menegaskan keharamannya
walaupun bagian lain juga haram. Penggandengan kata babi dan daging tersebut menurut
M.Quraish Shihab adalah haram memakannya.
Tentang Perkawinan Antar Agama
Metode Penafsiran Hermeneutika

(Qs. Al-Mumtahanah: 10)


Artinya:
wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan
mukmin datang berhijrah kepadamu, maka hendaklah kamu
(keimanan) mereka. Allah Mengetahui keimanan mereka; jika
kamu telah mengetahui bahwa mereka benar-benar beriman
maka janganlah kamu kembalikan kepada orang-orang kafir
(suami)
mereka. Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-
orang kafir itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada
suami (mereka) mahar yang telah diberikan. Dan tidak ada dosa
bagimu menikahi mereka apabila kamu bayarkan kepada mereka
maharnya. Dan janganlah kamu berpegang pada tali (pernikahan)
dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta
kembali mahar yang telah kamu berikan; Dan jika suaminya tetap
kafir barkan mereka meminta kembali mahar yang telah mereka
bayarkan. Demikian hukum Allah yang ditetapkan-Nya diantara
kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.
Penjelasan (Qs.Al-Mumtahanah:10)
Masalah perkawinan antar agama

Metodologi Hermeneutika

Dalam buku Muslimah Reformis, Musdah Mulia mengatakan hukum yang disebutkan dalam
ayat tersebut (haram) sudah tidak berlaku lagi karena melihat kondisi sekarang yang sudah
tidak perang atau aman. Artinya perempuan muslimah boleh menikah dengan laki-laki non
muslim.

Analisis
Dalam ayat tersebut Allah SWT menggunakan dua bentuk kalimatpertama menggunakan
Masdar dan kedua Mudhari. Penggunaan pertama menyatakan bahwa sejak sekarang
menikah dengan non muslim haram atau tudak halal. Kemudian, penggunaan kedua bahwa
untuk masa yang akan datang pun demikian yaitu tidak halal.
Kelebihan
Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika
Kelebihan Hermeneutika
Sebagai metodologi penafsiran Al-Qur'an

1. Mendorong mufassir atau penerjemah memperdalam bahasa Al-Qur'an yaitu bahasa


Arab.(Hermeneutika Objektif)
2. Mendorong mufassir untuk mengetahui tempat dan tradisi diturunkannya Al-Qur'an
yang dalam hal ini masyarakat Arab.(Hermeneutika Objektif)
3. menjadikan pemahaman keagamaan dan makna atas teks lebih sesuai dengan
kebutuhan dan senantiasa sesuai dengan konteks ruang dan waktu masa kini.
4. Al-Qur'an dan pemahamannya bukan sekedar wacana tetapi benar-benar aplikatif
dan fungsional, karena dalam konteks agama, al-Qur’an dan ajarannya memang
diturunkan untuk membebaskan manusia (rahmah). (Hermeneutika pembebasan)

Dapat disimpulkan bahwa Mufassir dalam memahami (Al-Qur'an) berusaha memahami


makna teks dengan cara memahami konteks psikologis si penulis, konteks budaya dan
historis ketika teks itu ditulis dan seterusnya. Maka secara metodologis, validitas
pemahaman atas Al-Qur'an dapat dan mudah untuk dipertanggung jawabkan. Ini
merupakan kelebihan Hermeneutika Objektif.
Kelemahan
Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika
Kelemahan Hermeneutika
Sebagai metodologi penafsiran Al-Qur'an

1. Menerjemahkan sesuai dengan sudut pandang penafsir.


2. Banyaknya penafsiran yang berbeda karena unsur subjektif.
3. Penerjemah harus keluar dari budayanya sendiri agar dapat objektif.
4. Dalam konteks situasi historis (asbab al-nuzul) tidak didasarkan atas konteks
masa lalu melainkan kondisi saat ini yang dialami oleh sang penafsir sehingga
melewati ketentuan Islam untuk mengikuti apa
dicontohkan Rasul dan sahabat.
5. Dalam hermeneutika Subjektif pengarang tidak dianggap penting karena yang
harus dipahami adalah ide dari pengarang.
6. Dalam hermeneutika subjektif mengacu pada masa kondisi masa kini sehingga
tidak ada parameter yang pas dan pasti untuk mengukur validitas makna dan
pemahaman atas teks yang dihasilkan menjadi sulit di pertanggungjawabkan.
7. sangat rentan terjadi pengubahan teks demi menunjang dan mendukung ide,
gagasan dan cita-cita si penafsir atau sang pembebas itu sendiri. Hermeneutika
pembebas
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Makalah Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika

Mukmin, Taufik. (2019).Metode Hermeneutika dan Permasalahannya Dalam Penafsiran Al-Qur'an. El-Ghiroh,
16 (01), 65-86.
Munir, Misbahul. (2018). Hermeneutika Al-Qur'an Jamal Al-Banna: Sebuah Kajian Metodologis. Taushiyah: Jurnal
Sosial Keagamaan dan Pendidikan Islam, 13(2).
Rahmawan, Hatib. (2013). Hermeneutika Al-Qur'an Kontekstua: Metode Menafsirkan Al-Qur'an Abdullah Seed.
Afkaruna: Indonesian Interdisiplinary Journal Of Islamic Studies, 9(2), 148-161.
Sholeh, A.K. (2011). Membandingkan Hermeneutika Dengan Tafsir.Tsaqafah. 7(1), 31-50.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai