AL-QUR'AN HERMENEUTIKA
NIM
20104080025
No. Absen
25
Kelas
PGMI A
Poin-poin Makalah
Pengertian Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika
Secara bahasa dan istilah
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman
keras, berjudi, (berkurban untuk berhala), dan mengundi
nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung.
Penjelasan (Qs.Al-Maidah: 90)
Masalah Pengharaman Khamr
Metode Hermeneutika
Menurut Nasr Abu Zay, Secara konteks khamr diharamkan dikarena udara lingkungan
masyarakat Arab yang panas. Tetapi dapat berubah menjadi halal jika melihat kondisi
cuaca yang dingin dimasyarakat lain dengan tujuan menghangatkan tubuh.
Analisis:
Pengharaman khamr bukan hanya dilihat dari manfaat yang terkandung saja namun,
lebih dari itu kandungan khamr yang memabukkan dan termasuk perbuatan keji. Hal
ini berlaku baik ditempat yang panas maupun dingin. Sesuai kepada Hadis Rasulullah
SAW “setiap apa saja yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah
haram”.
Pengharaman Hewan Babi
Metode Penafsiran Hermeneutika
(Qs.Al-Maidah: 3)
Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi
dan hewan yang disembelih bukan atas nama Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan
yang disembelih untuk behala. Dan diharamkan pula mengundi
nasib dengan azlam itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini
orang-orang kafir telah berputus asa untuk (mengalahkan)
agamamu. Sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka tapi
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah aku sempurnakan
agamamu untukmu. Dan telah aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu. Tetapi
barang
asiapa terpaksa karena lapar bukan karena ingin berdosa,
maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Penjelasan (Qs.Al-Maidah: 3)
Masalah pengharaman hewan babi
Metode Hermeneutika
Secara Konteks, Qs. Al-Maidah ayat 3 dilihat dari tinjauan sosio historis, hewan babi haram
hukumnya. Karena jarang ditemukan di Arab sehingga mahal harganya. Namun secara
kontekstualisasi dapat memberikan peluang bisnis yang menguntungkan jika dilihat dari
segi peternakan sekalipun banyak mudzarat yang ditimbulkan oleh penyakit. Disinilah
pentingnya kita melihat teks, konteks, dan kontekstualisasi.
Analisis
Jika dilihat lebih jauh dalam ayat ini tidak dicantumkan siapa yang mengharamkan
makanan-makanan dalam ayat tersebut (babi). Hal ini menegaskan bahwa seorang muslim
pasti
mengetahui bahwa yang berwenang mengharamkan segala sesuatu hanyalah Allah SWT.
Disini juga sebagai isyarat bahwa apa yang disebut sangat berbahaya dan buruk sehingga
siapapun merasa jijik. Penyebutan kata babi dan daging menegaskan keharamannya
walaupun bagian lain juga haram. Penggandengan kata babi dan daging tersebut menurut
M.Quraish Shihab adalah haram memakannya.
Tentang Perkawinan Antar Agama
Metode Penafsiran Hermeneutika
Metodologi Hermeneutika
Dalam buku Muslimah Reformis, Musdah Mulia mengatakan hukum yang disebutkan dalam
ayat tersebut (haram) sudah tidak berlaku lagi karena melihat kondisi sekarang yang sudah
tidak perang atau aman. Artinya perempuan muslimah boleh menikah dengan laki-laki non
muslim.
Analisis
Dalam ayat tersebut Allah SWT menggunakan dua bentuk kalimatpertama menggunakan
Masdar dan kedua Mudhari. Penggunaan pertama menyatakan bahwa sejak sekarang
menikah dengan non muslim haram atau tudak halal. Kemudian, penggunaan kedua bahwa
untuk masa yang akan datang pun demikian yaitu tidak halal.
Kelebihan
Metodologi Penafsiran Al-Qur'an Hermeneutika
Kelebihan Hermeneutika
Sebagai metodologi penafsiran Al-Qur'an
Mukmin, Taufik. (2019).Metode Hermeneutika dan Permasalahannya Dalam Penafsiran Al-Qur'an. El-Ghiroh,
16 (01), 65-86.
Munir, Misbahul. (2018). Hermeneutika Al-Qur'an Jamal Al-Banna: Sebuah Kajian Metodologis. Taushiyah: Jurnal
Sosial Keagamaan dan Pendidikan Islam, 13(2).
Rahmawan, Hatib. (2013). Hermeneutika Al-Qur'an Kontekstua: Metode Menafsirkan Al-Qur'an Abdullah Seed.
Afkaruna: Indonesian Interdisiplinary Journal Of Islamic Studies, 9(2), 148-161.
Sholeh, A.K. (2011). Membandingkan Hermeneutika Dengan Tafsir.Tsaqafah. 7(1), 31-50.
Terima Kasih