Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Rumah sakit dr. Soebandi jember 2021 Pendahuluan
Awal pertumbuhan, anak memiliki fase petumbuhan dan
perkembangan yang progresif sehingga perlu adanya optimalisasi pemenuhan segala kebutuhan anak di masa awal pertumbuhan.
Kebutuhan psikososial adalah kebutuhan-kebutuhan
dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah ASUH Soetjiningsih dan Roesli (dalam Sulistiyani, 2010) menyatakan bahwa asuh menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan otak dan jaringan tubuh Kebutuhan fisik dan biologis ini berpengaruh pada pertumbuhan fisik yaitu otak, alat penginderaan, dan alat gerak yang digunakan oleh anak untuk mengeksplorasi lingkungan, sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka kecerdasan anak juga ikut terganggu (Soedjatmiko, 2011) Indikator Asuh Soetjiningsih (2010) menggolongkan kebutuhan asuh ini menjadi beberapa indikator yaitu:
1) Zat Gizi Seimbang, masa tumbuh kembang anak
membutuhkan zat gizi lengkap seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan mineral. Kebutuhan diatas jika tidak terpenuhi akan menghambat proses tumbuh kembang pada tahap selanjutnya (Hidayat, 2011). Indikator Asuh 2) Perawatan Kesehatan Dasar , yaitu perawatan yang harus dilakukan pada anak dan harus dipenuhi diantaranya imunisasi lengkap, pemberian ASI, penimbangan secara teratur, dan memberikan pengobatan ketika anak sakit (Soetjiningsih, 2010).
3) Perumahan (Tempat Tinggal), menurut Tim Familia
(2011) rumah memiliki pengaruh sangat besar terhadap perkembangan anak. Sebagai salah satu contohnya apabila rumah lembab akan menjadi faktor pencetus anak menderita penyakit paru-paru Indikator Asuh 4) Pakaian, pakaian merupakan sebuah bentuk perlindungan dan kehangatan yang diberikan untuk mencegah dan melindungi anak dari berbagai benda yang dapat membahayakan anak 5) Kebersihan Diri dan Lingkungan, lingkungan yang bersih akan membantu mewujudkan hidup sehat, sehingga anak tidak akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan (Narendra dalam Hidayat, 2011). 6) Kesegaran Jasmani dan Rekreasi menambah aktifitas fisiologis dan stimulasi terhadap perkembangan otot anak KRITERIA POLA ASUH ANAK Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2011) : • Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando. • Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan keinginannya. • Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik atau buruk. • Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari. • Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak berperilaku semaunya dirumah. • Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan secara keras. ASAH Soetjiningsih dan Roesli dalam Sulistiyani (2010) menyebutkan bahwa kebutuhan asah merupakan kebutuhan rangsangan atau stimulasi yang dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan anak secara optimal Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak Stimulasi untuk tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan memberikan permainan atau bermain dengan anak
Tindakan stimulasi tidak hanya bersumber dari
permainan melainkan berbagai aktivitas, seperti latihan gerak, berbicara, berpikir, kemandirian, dan sosialisasi. Prinsip Dasar Stimulasi Anak
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa perhatian dan kasih
sayang. 2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya 3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak. 4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman 5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak , terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak. 6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak. 7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. 8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya. ASIH
Kebutuhan yang dipenuhi dari rasa kasih sayang
dan luapan emosi. Orang tua terkadang melupakan pentingnya binaan tali kasih sayang (asih) antara anak dan orang tua, dibentuk sejak anak masih di dalam kandungan. Hal ini akan dapat dirasakan juga oleh anak ASIH Untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara: a) menciptakan rasa aman dan nyaman, b) anak merasa dilindungi, c) diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya d) diberi contoh (bukan dipaksa e) dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai f) dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman). Penyimpangan perkembangan dan psikologi pada bayi , balita dan apras Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya, berupa: • Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan mikrosefali/makrosefali. • Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. • Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Deteksi dini penyimpangan perkembangan • Skrining/Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. • Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. • Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Beberapa jenis alat untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak • Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak prasekolah. • Ceklist Autis anak prasekolah (Checklist for Autism in Toddler/CATT) bagi anak umur 18 bulan samapai 36 bulan. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya Autis pada anak umur 18 bulan – 36 bulan. • Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak umur 36 bulan ke atas.