Anda di halaman 1dari 24

Ibu Menyusui

IBU MENYUSUI

Nutrisi Pada Ibu Menyusui


Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung
zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi
makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal.
Gizi seimbang pada saat menyusui merupakan sesuatu yang penting
bagi ibu menyusui karena sangat erat kaitannya dengan produksi air
susu.
Komponen-komponen di dalam ASI diambil dari tubuh ibu sehingga
harus digantikan oleh makan makanan yang cukup pada ibu
menyusui tersebut. Oleh karena itu, ibu menyusui membutuhkan
zat gizi yang lebih banyak  dibandingkan dengan keadaan tidak
menyusui dan masa kehamilan, tetapi konsumsi pangannya
tetap harus beranekaragam dan jumlah serta poposinya sesuai. 
Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak
menyusui dan masa kehamilan.9
•Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan
energi sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah
susu normal.
•Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan
meningkat menjadi 2400 kkal per hari yang akan digunakan
untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri yang
dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x
makan utama dan 3x makan selingan) sesuai dengan
Pedoman Gizi Seimbang yang dianjukan.
Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui, yaitu:

1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari atau setara
dengan 1 ½ porsi nasi.Nasi, ubi, kentang, singkong, bihun, mie, roti, makaroni dan jagung

2. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui membutuhkan tambahan
protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe (50gr).
 Protein Hewani
Ikan, daging, telur, unggas, susu dan hasil olahannya
  Protein Nabati
Tahu, tempe, kacang-kacangan dan hasil olahannya (susu kedelai)

3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta pembawa vitamin
larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi seimbang sebanyak 4 porsi atau
setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu
 Omega 3 : ikan salmon, tuna, kakap, tongkol, lemuru, tenggiri, sarden dan cakalang
 Omega 6 : minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari
4. Vitamin dan mineral

•Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu hamil.Kadar vitamin
dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi suplementasi vitamin
pada ibu akan  menaikkan kadar vitamin ASI.
•Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A,
yodium & selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari
sayuran dan buah-buahan.
ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk mencegahnya, Anda memerlukan
suplemen baik berupa makanan maupun vitamin dan mineral khususnya vitamin A dan
zat besi.   Vitamin dan Mineral
Buah-buahan dan sayur-sayuran.

5. Cairan

•Ibu menyusui  sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu dengan
cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari (12-13
gelas sehari). Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan demam sangat
dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari.
•Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang menyusui atau sebelumnya,
sehingga cairan yang diminum bayi dapat diganti.10  Kebutuhan cairan dapat diperoleh
dari air putih, susu, jus buah-buahan dan air yang tersedia di dalam makanan.7,8
Tabel porsi makan ib u

Sumber : Kurniasih dkk, 2010


 Kebutuhan Zat Gizi Lain: Zat besi (Fe) : terdapat
sebanyak 0,3 mg/hari dikeluarkan dalam bentuk
ASI, maka jumlah ini perlu ditambahkan dalam
"basal loss" maka: rata-rata kebutuhan untuk 6
bulan pertama dan kedua menyusui adalah 1,1
mg/hari, Shg memerlukan tambahan besi sebesar
6 mg tiap hari Kalsium: diperlukan tambahan
dalam jumlah yang cukup besar sebesar 150
mg/hari, karena: dalam proses produksi ASI, tubuh
akan menjaga konsentrasi Kalsium dalam ASI relatif
konstan, baik dalam kondisi intake kalsium cukup
ataupun kurang. Jika intake Kalsium tidak
mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam
produksi ASI akan diambil dari deposit yang ada
pada tubuh ibu, termasuk dalam tulang.
Beberapa pantangan makanan yang beredar di masyarakat yaitu
sebagai berikut :
•Namun, pada dasarnya tidak ada makanan tertentu yang harus
dihindari pada ibu menyusui.

•Menurut Atikah & Erna (2011) dan Dewi dkk (2013), agar tetap
dapat menjaga kualitas, terdapat beberapa hal yang perlu dihindari
oleh ibu menyusui  diantaranya adalah :

1.Hindari mengkonsumsi alkohol. Konsumsi minuman beralkohol di


masa menyusui dapat menghambat pelepasan oksitosin yaitu
hormon yang menyebabkan kontraksi sel sekitar alveoli sehingga
akan mengganggu produksi dan kualitas ASI yang dihasilkan

2.Jangan meminum obat-obatan kimia dengan sembarangan


tanpa sepengetahuan dokter atau tenaga kesehatan. karena
beberapa zat yang terkandung dalam obat dapat meresap ke dalam
air susu.
3.Hindari rokok karena zat nikotin bisa meracuni bayi.

4.Ibu menyusui dianjurkan untuk membatasi kopi, teh dan


soda. Batasi kosumsi 2-3 gelas teh, kopi dan soda dalam
sehari.

KAFEIN ??
•Kafein yang terdapat dalam kopi dan teh yang dikonsumsi
ibu akan masuk ke dalam ASI sehingga akan berpengaruh
tidak baik terhadap bayi karena metabolism bayi yang
belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada
ibu menyusui juga berhubungan dengan rendahnya
pasokan ASI.9 Selain itu, ibu menyusui yang mengkonsumi
kafein lebih dari batas yang dianjurkan memiliki kandungan
zat besi dalam ASI-nya 30% lebih rendah daripada ibu
menyusui yang tidak minum kafein.9
Namun, bila dikonsumsi masih dalam batas, kafein yang
terdapat didalam teh dan kopi akan dilewatkan ke dalam
ASI dan kebanyakan bayi tidak terganggu oleh itu. Jika
bayi Anda tidak tidur dengan baik atau mudah marah,
Anda mungkin bisa mulai membatasi atau menghindari
kafein. Bayi yang baru lahir mungkin lebih sensitif
terhadap kafein dibanding bayi yang lebih tua.
Ibu menyusui sering kekurangan energi karena
kebutuhan ibu menyusui yang meningkat tidak
diimbangi dengan pola makan ber-Gizi Seimbang
Dampak kekurangan gizi bagi ibu menyusui
akan mempengaruhi ibu serta bayinya, antara
lain:

1.  Pada bayi 
•Proeses tumbuh kembang terganggu
•Daya tahan tubuh menurun sehingga bayi mudah
sakit
•Mudah terkena infeksi
•Menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang
2. Pada ibu
•Gangguan pada mata
•Kerusakan gigi dan tulang
•Mengalami kekuranga gizi dan darah
• kualitas ASI menurun
1. Untuk melakukan aktivitas.
2.Melakukan berbagai proses di dalam tubuh.
3.Mengembalikan alat-alat kandungan ke keadaan sebelum
hamil.
4.Sebagai cadangan dalam tubuh.
5.Sangat erat kaitannya dengan produksi ASI yang
diperlukan untuk pertumbuhan bayi.
Jika ibu berhasil memenuhi gizi seimbang saat menyusui,
maka pertumbuhan bayi juga akan berhasil dan tubuh
ibu bisa menjadi sehat dan kuat serta kualitas dan
kuantitas produksi ASI menjadi baik2
Tanda-tanda air susu ibu dan lancar dan bayi
mendapatkan cukup air susu ibu adalah bayi
berkemih 6-8 kali dalam sehari, bayi
mengalami peningkatan berat badan rata-rata
500 gram per bulan, bayi menyusui lebih sering
yaitu 8-12 kali dalam sehari, bayi tampak
sehat, warna kulit, dan turgor baik dan cukup
aktif (Bahiyatun, 2009).
IBU MENYUSUI

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Adalah bayi diberi kesempatan mulai (inisiasi)
menyusu sendiri segera setelah lahir(dini)
 Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan
alamiah, terbaik dan sempurna untuk bayi
 ASI mengandung semua zat-zat gizi yang
sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi
 Memberikan ASI segera setelah bayi lahir
dengan meletakkan bayi menempel di dada
atau perut ibu, bayi dibiarkan merayap
mencari puting dan menyusu sampai puas.
Proses ini berlangsung dalam satu jam
pertama sejak bayi lahir. Pada waktu bayi
merayap di dada ibu, bayi menjilat jilat kulit
ibu dan menelan bakteri non patogen dari
kulit ibu. Bakteri baik ini akan
berkembang biak membentuk koloni di
kulit dan usus bayi sehingga bayi menjadi
lebih kebal dari bakteri patogen.
Manfaat
 Memberikan efek psikologis bagi ibu dan bayi
 Membantu proses pengeluaran plasenta
 Mengurangi perdarahan saat persalinan, karena pada waktu bayi merayap, kaki
bayi menendang-nendang perut ibu secara halus akan merangsang kontraksi
rahim, sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan
pasca persalinan. Isapan bayi pada puting ibu merangsang hormon prolaktin
dan oksitosin yang merangsang produksi ASI dan membuat ibu lebih tenang,
rileks, mencintai dan bahagia.
 ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum) memiliki banyak
antibodi (kekebalan) yang berguna bagi bayi
 Dapat membantu pertumbuhan gigi dan bentuk rahang bayi secara sempurna
 Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi
 Inisiasi Menyusu Dini menghangatkan bayi Karena pada waktu inisiasi
menyusu dini tubuh bayi menempel pada dada ibu. Jika bayi kedinginan, suhu
dada ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi sehingga dapat
mencegah risiko hipotermia. Jika bayi kepanasan, suhu dada ibu otomatis akan
turun satu derajat untuk mendinginkan bayi.
Bagaimana Proses Inisiasi Menyusu Dini?
Sebelum proses persalinan, petugas kesehatan menjelaskan terlebih dahulu kepada ibu
dan suami/ keluarga tentang apa yang harus dilakukan.
Suami/keluarga harus mendampingi ibu sampai proses IMD selesai, tidak hanya saat
persalinan.
Dengan mengajak, suami/keluarga dapat membantu ibu secara aktif melakukan IMD,
dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu. Bersama ibu, perhatikan bayi merayap di
dada ibu, biarkan bayi menjilati kulit ibu dan kenali tanda-tanda bayi siap menyusu,
yaitu bayi mengisap tangannya, membuka mulutnya mencari puting dan keluar air
liurnya.
Segera setelah bayi lahir, menangis, mulai bernapas dan dipotong tali pusatnya, maka:
- Secepatnya keringkan seluruh tubuh bayi dengan handuk lembut, kecuali kedua
tangannya, karena tangan yang basah oleh cairan ketuban, baunya sama dengan bau
cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau rasa ini yang akan membimbing bayi mulai
merayap untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Jangan hilangkan lemak
putih di tubuh bayi karena lemak tersebut mencegah panas tubuh bayi keluar dan juga
berfungsi sebagai pelindung bayi agar tetap hangat
Tengkurapkan bayi tanpa pakaian/bedong di dada ibu, kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Selimuti bayi, bila perlu tutupi kepalanya.
Dengan posisi tengkurap di dada ibu, biarkan bayi merayap mencari sendiri puting susu
ibu. Ibu dapat membantu bayi dengan sentuhan lembut, tetapi jangan memaksa bayi untuk
menuju puting susu.
Biarkan bayi menendang-nendang perut ibu karena tendangan lembut ini akan menekan
perut ibu dan membantu kontraksi rahim
Biarkan tangan bayi meremas puting ibu. Remasan tangan bayi, hentakkan kepala bayi
di dada ibu, dan perilaku bayi menoleh ke kiri dan ke kanan 42sambil menggesek
payudara ibu dapat merangsang pengeluaran ASI lebih cepat dan kontraksi rahim.
Ketika bayi di dekat puting susu ibu, bayi akan mengeluarkan air liur, menjilati puting
dan membuka mulut secara lebar. Biarkan bayi mengulum puting ibu dan mengisapnya.
Isapan bayi pada puting ibu akan merangsang kontraksi rahim, pengeluaran plasenta dan
perdarahan pasca persalinan.
Biarkan bayi tengkurap menempel pada dada ibu sampai bayi selesai menyusu pertama
dan melepas puting ibu.
Proses IMD minimal satu jam dan berlangsung segera setelah bayi lahir.
• Proses IMD ini sebaiknya harus tetap berlangsung walaupun terjadi pemindahan ibu dari
kamar bersalin atau kamar operasi. 43- Selesai proses IMD lanjutkan dengan prosedur
perawatan bayi baru lahir sesuai standar. Lakukan Rawat Gabung bayi dan ibu, bayi harus
berada dalam jangkauan ibu sepanjang hari 24 jam, agar setiap saat bayi dapat menyusu
pada ibunya. Dengan menyusu dini, ASI akan keluar lebih cepat dan banyak Proses IMD
hanya dilakukan pada kondisi ibu dan bayi yang stabil. Kondisi bayi yang tidak stabil,
misalnya bayi dengan gangguan napas (sesak) atau gangguan sirkulasi (syok), sedangkan
kondisi ibu yang tidak stabil adalah kejang, perdarahan pasca persalinan, gangguan
kesadaran, syok, dan sesak
Mastitis
Merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
inflamasi atau peradangan pada jaringan payudara. Keadaan ini
mungkin disertai infeksi, namun bisa juga terjadi tanpa adanya
infeksi.

Mastitis sering kali dialami oleh ibu menyusui, yang dikenal dengan
istilah mastitis laktasi atau mastitis puerperium. Kondisi ini sering kali
terjadi pada tiga bulan pertama setelah melahirkan, namun bisa
muncul hingga dua tahun setelah melahirkan.
Penyebab??

• Pada ibu menyusui, mastitis sering kali disebabkan saluran susu yang


tersumbat. Hal ini menyebabkan keadaan stasis dari ASI, di mana ASI yang
diproduksi tidak dapat dikeluarkan dari payudara. Keadaan stasis sendiri
dapat dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya latch on yang kurang baik
saat menyusui, bayi yang kesulitan menyedot ASI dari payudara, dan
kebiasaan menyusui yang tidak teratur.
• Selain itu, dapat terjadi sumbatan saluran ASI akibat tekanan pada
payudara. Misalnya akibat pakaian yang terlalu ketat. Keadaan stasis
menyebabkan rentan muncul infeksi pada payudara. ASI sendiri tidak
mengandung bakteri, namun bakteri dari permukaan kulit dapat masuk ke
dalam jaringan payudara dan menyebabkan infeksi.
• Pada wanita yang tidak menyusui, mastitis sering kali ditemukan pada
wanita perokok berusia 20-an akhir hingga awal 30-an. Keadaan ini
dinamakan mastitis periduktal dan dipercaya disebabkan kerusakan duktus
akibat merokok. Mastitis juga bisa terjadi setelah melakukan tindik pada
puting, terutama jika tidak dilakukan oleh tenaga profesional.
Gejala Mastitis??
 Bagian payudara memerah dan bengkak
 Area payudara tersebut nyeri apabila disentuh
 Area payudara tertentu teraba panas
 Benjolan pada payudara
 Keluar cairan berwarna putih atau bercampur darah dari putting
 Sensasi terbakar pada payudara, bisa dirasakan terus menerus atau hanya saat
menyusui
 Gejala serupa flu
 Demam dan menggigil
 Kelelahan
 Tubuh terasa pegal atau nyeri
 Rasa cemas, merasa stres
Penanganan Mastitis
• Kosongkan payudara yang terkena mastitis. Menyusuilah lebih sering dari biasanya
dan awali dengan payudara yang terkena. Tak perlu khawatir, ASI tetap aman
dikonsumsi bayi.
• Gunakan pakaian dan bra yang longgar. Bila perlu, hindari penggunaan bra untuk
sementara waktu.
• Gunakan kompres panas dan dingin secara bergantian.Gunakan kompres dingin pada
payudara untuk membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan. Sesaat sebelum
menyusui, Kompres payudara yang nyeri selama 15 menit sebelum menyusui.
Gunanya untuk mengurangi bengkak dan membuat ASI keluar dengan lebih
lancarAnda bisa menggunakan kompres hangat.
• Beristirahat sebanyak mungkin.
• Jika gejala tidak membaik dalam 12–24 jam, segera berkonsultasi dengan dokter. Bila
disertai infeksi, umumnya dokter akan meresepkan antibiotik, yang harus dikonsumsi
hingga habis.
Pencegahan Mastitis
 Memastikan latch on yang baik antara bayi dan payudara, serta
bayi bisa menyusu dengan baik.
 Menyusui sesering mungkin, mengikuti keinginan bayi.
 Hindari menunda atau melewatkan waktu menyusui.
 Jangan ragu membangunkan bayi untuk menyusui, terutama jika
payudara terasa penuh.
 Hindari tekanan pada payudara. Misalnya dengan menghindari
penggunaan pakaian ketat.
 Istirahat sebanyak mungkin.
 Bergantian sisi payudara saat mulai menyusui. Misalnya jika saat
ini diawali payudara kanan, maka berikutnya diawali payudara kiri.
 Hindari memberikan bayi cairan lain selain payudara.

Anda mungkin juga menyukai