Anda di halaman 1dari 21

SURVEILANS

DR. MILA TRISNA SARI, M.K.M


B A G I A N I L M U K E S E H ATA N M A S YA R A K AT
FK UMSU
2019
PENDAHULUAN

• Dasar pedoman yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor


1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan.
DEFINSI SURVEILANS
• Menurut German (2001), surveilans kesehatan masyarakat (public health
surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus
berupa pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data
mengenai suatu peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan
dalam tindakan kesehatan masyarakat dalam upaya mengurangi angka
kesakitan dan kematian, dan meningkatkan status kesehatan.
• Menurut Timmreck (2005), surveilans epidemiologi adalah pengumpulan,
analisis, dan interpretasi secara sistematik dan berkesinambungan pada data
yang berkaitan dengan kesehatan, penyakit, dan kondisi. Temuan dari kegiatan
surveilans epidemiologi digunakan untuk merencanakan, mengkaji,
mengevaluasi, dan menerapkan program pencegahan dan pengendalian di
bidang kesehatan.
LANJUTAN
• Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
• Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang
lebih mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi
epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data.
• Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
RUANG LINGKUP SURVEILANS
1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular
dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular.
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
tidak menular.
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
tidak menular.
LANJUTAN
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan
dan faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan
dan faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
MANFAAT SURVEILANS
a. Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
b. Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
c. Identifikasi kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
d. Identifikasi faktor risiko dan penyebab lainnya
e. Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
f. Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
g. Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
h. Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan
dimasa datang
i. Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas sasaran program pada
tahap perencanaan.
VISI DAN MISI SURVEILANS
VISI
Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat, dan akurat.

MISI
1. Memperkuat sistem surveilans disetiap unit pelaksana program kesehatan.
2. Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang
berkualitas dan bermanfaat.
3. Menggalang dan meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans
dalam pertukaran serta penyebaran informasi.
4. Memperkuat sumber daya manusia di bidang epidemiologi untuk manajer
dan fungsional
TUJUAN SURVEILANS
Tujuan umum : memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga
penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan
dengan lebih efektif.
Tujuan khusus:
1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak
3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada
populasi
4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi,
monitoring, dan evaluasi program kesehatan
5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset
STRATEGI SURVEILANS
1. Advokasi dan dukungan perundang-undangan.
2. Pengembangan sistem surveilans sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
program secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota, termasuk
penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan
bencana.
3. Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi
4. Peningkatan profesionalisme tenaga epidemiologi.
5. Pengembangan tim epidemiologi yang handal.
6. Penguatan jejaring survailans epidemiologi.
7. Peningkatan surveilans epidemiologi setiap tenaga kesehatan.
8. Peningkatan pemanfaatan teknologi komunikasi informasi elektromedia yang
terintegrasi dan interaktif.
MEKANISME KERJA SURVEILANS
1. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya
2. Perekaman, pelaporan, dan pengolahan data
3. Analisis dan interpretasi data
4. Studi epidemiologi
5. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya
6. Membuat rekomendasi dan alternatif tindaklanjut
7. Umpan balik.
JENIS PENYELENGGARAAN
SURVEILANS
1. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
a. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan atau faktor risiko
kesehatan.
b. Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau situasi khusus kesehatan.
c. Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada
populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah kesehatan
pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
d. Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada periode
tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih mendalam
gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan.
LANJUTAN
2. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
a. Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit
pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
Kelebihan surveilans pasif yaitu relatif murah dan mudah untuk
dilakukan. Negara-negara WHO diwajibkan melaporkan sejumlah
penyakit infeksi yang harus dilaporkan, sehingga dengan surveilans pasif
dapat dilakukan analisis perbandingan penyakit internasional.
Kekurangan surveilans pasif adalah kurang sensitif dalam mendeteksi
kecenderungan penyakit. Data yag dihasilkan cenderung under reported
karena tidak semua kasus datang ke fasilitas pelayana kesehatan formal.
LANJUTAN
b. Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana
unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari
unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
Menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala ke
lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya,
puskesmas, klinik dan rumah sakit dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru
penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus dan konfirmasi laporan
kasus indeks.
Kelebihan surveilans aktif yaitu lebih akurat daripada surveilans pasif, dapat
mengidentifikasi outbreak lokal.
Kelemahan surveilans aktif adalah lebih mahal dan lebih sulit untuk
dilakukan.
LANJUTAN
3. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan
a. Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku
untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana
b. Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang
berlaku untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah dan atau bencana

4. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan


a. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans dimana data
diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak menggunakan peralatan pendukung
pemeriksaan.
b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan surveilans dimana data
diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan
lainnya
JENIS SURVEILANS
1. Surveilans individu (individual surveillance)
Mendeteksi dan memonitor individu-individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius misalnya
pes, cacar, tuberculosis, tifus, demam kuning, sifilis.
2. Surveilans penyakit (disease surveillance)
Melakukan pengawasan terus menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit,
melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian,
serta data relevan lainnya. Fokus adalah penyakit bukan individu. Contoh surveilans tuberculosis,
surveilans malaria.
3. Surveilans sindromik
Melakukan pengawasan terus menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-
masing penyakit. Surveilans ini mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun
populasi yang bsua diamati sebelum konfirmasi diagnosis.
4. Surveilans terpadu : menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu wilayah
yurisdiksi (negara/provinsi/kabupaten/kota) sebagai sebuah pelayanan publik bersama.
Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses dan personalia yang sama, melakukan
fungsi mengupulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit.
5. Surveilans kesehatan masyarakat global : perdagangan dan perjalanan internasional dapat
menyebabkan migrasi manusia, binatang dan organisme, memudahkan transmisi penyakit
infeksi lintas negara. Konsekuensinya, maslaah kesehatan yang dihadapai negara
berkembang dan negara maju semakin serupa.
KOMPONEN SISTEM SURVEILANS
1. Tujuan yang jelas dan dapat diukur
2. Unit surveilans epidemiologi yang terdiri dari kelompok kerja surveilans
epidemiologi dengan dukungan tenaga profesional.
3. Konsep surveilans epidemiologi sehingga terdapat kejelasan sumber dan cara-cara
memperoleh data, cara mengolah data, cara-cara melakukan analisis, sarana
penyebaran atau pemanfaatan data dan informasi epidemiologi serta mekanisme
kerja surveilans epidemiologi.
4. Dukungan advokasi peraturan perundang-undangan, sarana dan anggaran.
5. Pelaksanaan mekanisme kerja surveilans epidemiologi
6. Jejaring surveilans epidemiologi yang dapat membangun kerjasama dan pertukaran
data dan informasi epidemiologi, analisis, dan peningkatan kemampuan surveilans
epidemiologi.
7. Indikator kinerja : Penyelenggaraan surveilans epidemiologi dilakukan melalui
jejaring surveilans epidemiologi antara unit-unit surveilans dengan sumber data,
antara unit-unit surveilans dengan pusat-pusat penelitian dan kajian, program
intervensi kesehatan dan unit-unit surveilans lainnya.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
SURVEILANS
a. Pengumpulan data, merupakan kegiatan awal untuk mengumpulkan informasi
epidemiologis yang akan dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dan
dikumpulkan tepat waktu. Dilakukan dengan mengadakan pencatatan isidensi
terhadap orang-orang yang dianggap berisiko.
Sumber data bisanya meliputi : data kesakitan, data kematian, data demografi, data
geografi, data laboratorium, data kondisi lingkungan, laporan wabah, laporan
penyelidikan wabah/KLB, laporan hasil penyelidikan kasus perorangan, studi
epidemiologi dan hasil penelitian lainnya, data hewan dan vektor sumber penularan,
laporan kondisi pangan, dan data dan informasi penting lainnya.
LANJUTAN
b. Pengolahan dan penyajian data, data yang tersedia diolah dan disajikan dalam bentuk
table, grafik dan chart.
c. Analisis data, dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi serta tindakan
pencegahan dan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini menghasilkan ukuran-ukuran
epidemiologi seperti rate, proporsi, rasio dan lain-lain untuk mengetahui situasi, estimasi
dan prediksi penyakit.
d. Penyebarluasan informasi, dilakukan ke tingkat atas mapun ke bawah.
e. Umpan balik, dilakukan dengan tujuan agar yang mengirim laporan mengetahui bahwa
laporannya telah diterima dan sekaligus mengoreksi dan memberi petunjuk tentang laporan
yang diterima.
f. Investigasi penyakit berpotensi KLB
g. Tindakan penanggulangan
h. Evaluasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai