Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dr Wiwin Mulianingsih
SpKK Mkes
Penyakit Virus pada kulit:
1. VERUKA VULGARIS
2. KONDILOMA AKUMINATUM
3. MOLUSKUM KONTAGIOSUM
4. VARICELLA TANPA KOMPLIKASI
5. HERPES ZOSTER TANPA KOMPLIKASI
6. HERPES SIMPLEK TANPA KOMPLIKASI
1. VERUKA VULGARIS
KLASIFIKASI VERUKA
BERDASARKAN BENTUK KLINIS
Veruka Vulgaris
Veruka Plana juvenilis
Veruka Plantaris
Veruka Akuminatum ( kondiloma
akuminatum)
PENDAHULUAN
Veruka Vulgaris
Sinonim : Kutil atau common wart
Merupakan neoplasma jinak
epidermis yang disebabkan oleh
human papillomavirus (HPV)
Berupa tonjolan seperti kembang kol
yang terutama pada ekstremitas
ekstensor
EPIDEMIOLOGI
Penyebarannya kosmopolit
Transmisinya melalui kontak kulit,
maupun inokulasi
Sering terdapat pada anak-anak,
tetapi dapat juga pada dewasa dan
orang tua
ETIOLOGI
Virus penyebabnya
tergolong dalam virus
papiloma (grup papova)
Virus DNA dengan
karakteristik replikasi
terjadi intranuklear
KLINIK
Bentuknya bulat
berwarna abu-abu,
besarnya lentikular,
bila berkonfluensi
bentuk plakat,
permukaan
verukosa
Fenomena kobner
autoinokulasi
Tempat predileksi terutama di ekstremitas bagian
ekstensor, tetapi penyebarannya dapat ke bagian
tubuh lain termasuk mukosa dan hidung
Biasanya terdapat pada muka dan kulit kepala
berupa penonjolan disebut veruka filiformis
DIAGNOSIS
Berdasarkan Klinis
Biopsi kulit jika gambaran klinis
tidak jelas dapat membedakan
bermacam-macam papiloma
DIAGNOSIS BANDING
Moluskum kontagiosum
Keratoakantoma
PENGOBATAN
Self limiting disease pendapat
Bahan kaustik : larutan Ag NO3 25% ,
TCA 50%, Fenol likuifatum.
Bedah Beku : CO2, N2, N2O.
Bedah Skalpel.
Bedah Listrik (elektro kauter).
Bedah Laser
2. KONDILOMA AKUMINATUM
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh human
papilomavirus (HPV)
Masa inkubasi: 1-8 bulan (rerata 2-3 bulan)
Tumbuh bintil bintil yang runcing seperti kutil (verukosa),
dapat membesar menyerupai jengger ayam, papul
dengan permukaan datar, multipel dan tersebar diskret
Pemeriksaan penunjang:
Lesi yang meragukan/subklinis: tes asam asetat
5%dibubuhkan pada lesi yang dicurigai selama 5 menit
hasil: lesi berubah warna menjadi putih ( acetowhite positif)
Terapi:
Tinktura podofilin 10-25%
Larutan as trikloro asetat 80-90%
Salap as salisilat 20-40%
Imiquimod 5%
Tindakan bedah skalpel/bedah beku/bedah listrik/bedah
laser
3. MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Moluskum kontagiosum penyakit virus yang
berbentuk papula milier – lentikuler – bulat putih –
delle.
Epidemiologi:
• Sering anak-anak dan dapat orang dewasa (PMS).
• Penularan kontak langsung / autoinokulasi.
GAMBARAN KLINIS
• Papul diameter 3 – 6 mm.
• Lokasi muka, leher, lengan, badan,
genitalia.
• Lesi bergerombol / tersebar.
• Warna putih / delle di tengah (kubah).
• Lesi berisi benda sep. nasi badan
moluskum.
PATOGENESIS
Virus luka kecil epidermis sitoplasma str.
Granulare.
HISTOPATOLOGIS
• Hipertropi & hiperplasia epidermis.
• Badan inklusi dalam sitoplasma sel.
• Pewarnaan giemsa / wright
Diagnosis Banding
Milia
Folikulitis
Miliaria
TERAPI
• Self limited.
• Dapat bertahan lama.
• Mengeluarkan badan moluskum.
• Bedah beku (CO2, N2).
PROGNOSIS
• Baik (hilangkan badan moluskum).
• Jarang residif.
4. VARICELLA
DEFINISI
DIAGNOSIS BANDING
Impetigo
Insect bite
Dermatitis kontak
Variola
PENGOBATAN
Bersifat simptomatik antipiretik dan analgetik, untuk gatal
diberikan antihistamin oral
Topikal:
Lesi vesikularbedak agar vesikel tidak pecah (Mentol 2%, Komfora)
Vesikel yang sudah pecah/krusta salap AB
Sistemik
Antivirus
Anak, dewasa, px yang tertular orang serumah
Neonatus dari ibu yg menderita varisela 2 hari sebelum sampai 4
hari sesudah melahirkan
Neonatus dari ibu yang menderita varisella 2-4 hari sebelum
melahirkan imunoglobulin (<24 jam setelah timbul erupsi kuit)
Ibu hamil > 20 minggu dengan awitan varisela <24 jam
< 20 minggu perlu dipertimbangkan
– Asiklovir :
– Bayi/anak 4x10-20 mg/kg 9max 800mg/hr) 7 hr
– Dewasa 5x800 mg/hr 7 hr
– Valasiklovir:
– Dewasa 3x1 gr/hr7 hr
DEFINISI
Dampa
Cacar ular
Klinis
Masa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul
selama 1-4 hari dan kdg 1 minggu
Gejala prodromal: nyeri dan parestesi di
dermatom yg terkait mendahului erupsi kulit dan
bervariasi mulai dari rasa gatal, parestesi, panas,
pedih
Patogenesis
Setelah infeksi primer, virus menetap pada dorsal root ganglion nervus sensoris
yang menimbulkan infeksi laten pada sel neuronal
Virusmengalami reaktivasi setelah bbrp thn, menyebar secara unilateral
sepanjang dermatom
Virusberdiam pada ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganggilon
kranialis setelah terjadi infeksi primer terdapat di ganglion posterior susunan
saraf tepi dan ganglion kranialis
Selama terjadinya varisela VVZ berpindah dari lesi pada kulit menuju saraf
sensori dan secara sentripetal berpindah menuju ganglia sensori.
Pada ganglia sensori, VVZ menetap seumur hidup menjadi sebuah infeksi laten.
Respon imun seluler yang spesifik untuk VVZ memainkan peranan penting
dalam mengontrol periode latensi VVZ dan mengurangi resiko terjadi reaktivasi
Saat imunitas seluler yang spesifik untuk VVZ menurun di bawah level tjd
reaktivasi VVZ ruam kulit klasik dan nyeri neuropatik (distribusi dermatomal
dari nervus kranial dan spinal)
Gejala klinis
Predileksi→Torakal (sering)→daerah lain
bisa terkena
Frekuensi→ pria=wanita
Umur→ Dewasa (sering)
Gejala prodromal
1. Sistemik : demam, pusing, malaise
2. Lokal : Nyeri otot-tulang, gatal, pegal
Gejala kulit :
1. Eritem → cepat menjadi vesikel
berkelompok, dasar kulit eritematosa dan
edema
Vesikel (berisi cairan jernih)→ Keruh →
Pustul → Krusta
Infeksi sekunder→ulkus→penyembuhan
dengan sikatriks
2. Pembesaran Kelenjar Getah Bening
3. Lokalisasi → Unilateral
4. Hiperestesi pada daerah yang terkena
5. Neuralgia pasca herpetik : Nyeri timbul
pada daerah bekas penyembuhan →
bisa berbulan2 atau bertahun2 (batasan
nyeri yang menetap hingga 3 bulan
setelah eruption kulit menyembuh)
Manifestasi klinis herpes zoster
1. Herpes zoster oftalmikus
Infeksi → cabang pertama
N.Trigeminus→ Kelainan pada mata
Infeksi→cabang dua dan tiga →timbul
kelainan pada daerah saraf yang
terkena.
Sindrom Ramsay Hunt →gangguan
N.Facialis, N.Otikus → gejala paralisis otot
muka (paralisis Bell)
Kelainan kulit sesuai tingkat persarafan,
tinitus, vertigo, gangguan perdengaran,
nistagmus, nausea, gangguan
pengecapan
2. Herpes zoster abortif
Berlangsung singkat, hanya berupa
vesikel dan eritem
3 Herpes zoster generalisata
Kelainan kulit unilateral dan segmental +
kelainan kulit generalisata : vesikel
soliter dan umbilikasi
Pada orang dengan kondisi fisik lemah
Komplikasi
1. Neuralgia pasca herpetik (umur > 40 thn)
2. Ptosis paralitik
3. Keratitis
4. Skleritis
5. Uveitis
6. Korioretinitis
7. Neuritis optik
Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan dermatologis
3. Pemeriksaan penunjang → Tzanck Test
→ Sel datia berinti banyak → positif
Diagnosis Banding
1. Herpes simpleks
2. Nyeri → penyakit reumatik, angina
pectoris
Pengobatan
Terapi sistemik :
1. Analgetik
2. Antibiotik
3. Antivirus
→ Acyclovir 5 x 800 mg/hari (7 hari)
→ Valacyclovir 3 x 1000 mg/hari
4. Imunostimulator → Isoprinosin
Terapi topikal :
Vesikel → bedak (mencegah infeksi
sekunder)
Erosif → Kompres terbuka
Ulserasi → Salep Anti Biotik
Neuralgia pasca herpes (NPH)
– Gabapentin 3x100 mg (100-300 mg)
– Pregabalin 2x75 mg
– Tramadol 1x50 mg
6. HERPES SIMPLEKS
Infeksi mukokutan
Herpes simpleks infeksi akut yg disebabkan virus
Herpes simpleks (HSV) tipe 1 atau 2. (Gol
herpesvirus / HHV)
HSV tipe 1peny. daerah oral, fasial.
HSV tipe 2 infeksi perigenital.
EPIDEMIOLOGI
• Infeksi primer HSV-1 :
Brtanggungjawab pd herpes
labial rekuren.
Terbanyak pd masa anak-anak
(30-60%).
↑ seiring pertambahan usia
90% dewasa > 50 tahun.
PENYEBAB
• HSV-1 (terbanyak).
• HSV-2.
GEJALA KLINIS
• Meningitis aseptik.
• Penularan pada neonatus.
• Neuralgia.
• Retensi urine.
• Abortus.
• Partus premature.
PEM. PENUNJANG
Impetigo vesikobulosa
PENATALAKSANAAN
Infeksi primer
• Acyclovir 200 mg 5 x/hr.
• Acyclovir 400 mg 3 x/hr.
• Valaciclovir 1000 mg 2 x/hr.
• Famciclovir 250 mg 3 x/hr.
Infeksi rekuren
• Acyclovir 200 mg 5 x/hr.
• Acyclovir 400 mg 3 x/hr.
• Acyclovir 800 mg 2 x/hr.
• Valaciclovir 500 mg 2 x/hr.
• Valaciclovir 1000 mg 1 x/hr.
• Famciclovir 125, 250 mg 2 x/hr.
Menekan terjadinya rekuren
• Acyclovir 400 mg 2 x/hr.
• Acyclovir 800 mg 1 x/hr.
• Valaciclovir 500, 1000 mg 1 x/hr.
• Valaciclovir 250 mg 2 x/hr.
• Famciclovir 250 mg 2 x/hr.
PROGNOSIS