Anda di halaman 1dari 10

‫وأنواعه‬ ‫اإلنشائي‬ ‫الكالم‬

Qurbay yasa dzillah/200104110117


Muhammad Labib/200104110181
Rizka Ainina Salsabila/200104110132
Naufal Aufa Al Ghozy/200104110158
Amaliatin Nafi’ah/200104110137
Mursyidatussyar’iyah/200104110181
Ahmad Hafidzulfikri Nizar/200104110125
Ahmad Hanim Syafril Alfalah/200104110147
‫اإلنشائي‬ ‫الكالم‬
 Secara lughot (bahasa) lafadz ‫إلنشاء‬//‫ ا‬adalah permulaan, menjadikan, menciptakan.
 Sedangkan insya’ secara istilah adalah Lafadz yang dzatillah (tanpa memandang
kandungan makna yang menetap pada insya’) tidak dapat dinisbatkan kepada benar dan
dusta.
Kalam Insya’ ada 2, yaitu:
1. Insya’ thalabi
Insya’ Thalabi adalah kalimat yang menghendaki dan yang diharapkan yang belum
tercapai atau terjadi menurut keyakinan mutakallim pada waktu menghendaki tuntutan itu
atau pada waktu kalimat itu diucapkan.
Insya’ Thalabi ada 5 macam, yaitu:
1. Amar (Tuntutan suatu pekerjaan dari atasan kepada bawahan).
Amar mempunyai 4 sighot, yaitu:
‫خ ِذ لاــ ِك َتاب ُقـ َّو‬
a) Fiil amar. Contoh:‫بــــة‬ ُ (Ambillah kitab itu dengan sungguh-sungguh)
b) Fiil Mudhari’ yang didahului lam amar/amar ghaib. Contoh:‫ســعـة مـن سـعت ِهـ‬ ‫ِ يُن‬
َ َ ‫لـــ ِف ْقذ ُْو‬
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah sesuai kemampuannya”(QS.al-
Thalaq:7)
c) Isim fiil amar. Contoh :‫( َص ْـهـ‬Diamlah)
d) Masdar yang menggantikan tempatnya fiil amar. Contoh: ‫بيل لاــخير‬ ‫ِـ ي‬
‫فـــ ســـ‬ ‫ســـ َيا‬
‫َ ْع‬
(Berusahalah yang sungguh-sungguh dijalan kebaikan)
2. Nahi (Tuntutan meninggalkan suatu pekerjaan dari atasan kepada bawahan).
● Nahi mempunyai satu sighot yaitu, Fiil Mudlori’ yang disertai ‫نهيّة‬//‫ لا‬/‫ ال ( ال‬yang berarti
jangan)
3. Do’a (Menuntut sesuatu disertai rasa rendah diri (memohon kepada atasan). Contoh :
‫نا‬/‫غفر ل‬/‫ ( َربنا ا‬Wahai tuhanku, ampunilah aku)
4. Nida’ (Menuntut menghadapnya munada (orang yang dipanggil) dengan menggunakan
huruf yang menggantikan lafadz ‫( ادعو‬aku memanggilmu)
 Untuk seruan memanggil munada yang dekat menggunakan huruf : hamzah (‫ )أ‬dan
Ayyu ‫ي‬/
(ّ ‫)أ‬
 Untuk seruan atau memanggil munada yang jauh menggunakan huruf: ‫ ا‬،‫ا‬//‫ وا َ ي‬،‫يَا‬/‫ َأ‬،‫ي َهيَا‬
، /‫ْا‬
5. Tamanni (Mengharapkan sesuatu yang dianggap baik walaupun mustahil terjadi) 
Tamanni dibagi dua macam , yaitu:
 Yang mustahil terjadi, seperti:‫مشيب‬//‫عل لا‬
///‫ ف‬///‫ب‬
‫ا‬/‫ م‬/‫اخبره‬
///‫ ف‬# ‫ا‬/‫وم‬//‫ود ي‬/‫ع‬//‫شباب ي‬//‫ت لا‬//‫ال لي‬//‫( ا‬Seandainya masa muda
kembali pada suatu hari, maka aku akan menceritakan apa yang dilakukan orang tua)
 
 Yang mungkin terjadi tetapi sangat sulit diharapkan, contoh: /‫ذ عظيم‬/‫ذو ح‬/‫ ل‬/‫ه‬/‫ارون إن‬//‫ي ق‬/‫لما اوت‬/‫ مث‬/‫ا‬/‫ت لن‬//‫ لي‬///‫اي‬
“Semoga kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-
benar mempunyai keberuntungan yang besar”.(Al Qashas:79) 
Sarana-sarana adat Tamanni. Adat tamanni yang asli sebenarnya hanya satu, yaitu (‫ ) ليت‬sedangkan
selain hruf itu bukan asli namun diposisikan sebagai pengganti, huruf pengganti ini antara lain:
 
 ‫( ل ّْو‬Seandainya)
Lau termasuk mengandung makna Tamanni secara majaz, karena lau itu untuk ungkapan hal-
hal yang mustahil terjadi.

 ْ‫( هَل‬Apakah)
Penyebab beralih dari‫ت‬/‫ي‬/ ‫ ل‬kepada‫ َهْل‬adalah untuk menampakkan sesuatu yang sangat
diharapkan, karena perhatian yang serius terhadap yang diharapkan itu dalam bentuk
sesuatu yang seolah mungkin terwujud bukan yang tidak dipastikan keadaannya.
Karena itulah hal itu ditanyakan.
 ‫لَ َع َّل‬
Penggunaan ungkapan dengan ‫ َع َّل‬/ َ‫ ل‬untuk menunjukkan jauhnya sesuatu yang
diharapkan (dicapai), seolah-olah tidak bisa diharapkan terwujudnya.
6. Istifham (Mencari tahu sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan
menggunakan salah satu adat (alat-alat) Istifham). Alat yang dipakai istifham
adalah:


- ‫( الهمزة‬untuk mencari/menuntut ‫ التص ّور‬atau ‫)التصديق‬
‫ التص ّور‬: ialah mengetahui arti mufrod (personal)
Contoh: ‫د؟‬//‫لا‬/‫ خ‬/‫م‬/‫ع ٌّليمسافر أ‬/‫أ‬
Dalam pernyataan diatas bahwa bepergian itu sudah dilakukan oleh salah satunya, tetapi
engkau menanyakan ketentuan dari salah satunya yang pergi. Oleh sebab itu, jawabannya
harus menentukan diantara 2 orang tersebut
 
‫ التصديق‬: ialah mengetahui nisbat (pernyataan adanya kejadian atau tidak terjadi)
Contoh: ‫علي؟‬ ٌّ ‫سافر‬/‫أ‬
 
Dalam pernyataan diatas bahwa akan terjadinya bepergian atau tidak. Oleh sebab itu,
dijawab dengan kata ya atau tidak. Yang ditanyakan dalam tashawwur adalah lafadz yang
jatuh setelah hamzah serta ada‫ادل‬/‫( مع‬perbandingan) yang jatuh setelah ‫ متّصلة‬/‫م‬/‫أ‬.
 
 ‫( هل‬Apakah), hanya dipakai untuk tashdiq (‫ )التصديق‬saja.
contoh: ‫ديقك؟‬//‫اء ص‬/‫ هلج‬maka dijawab ya (/‫عم‬//‫ )ن‬atau tidak (/‫)ال‬. Oleh sebab itu, dalam
penggunaan ‫ هل‬tidak boleh diberi‫ادل‬/‫( مع‬perbandingan). Seperti‫ديق‬//‫اء ص‬/‫د ّوك؟ هلج‬/‫ ع‬/‫م‬/‫أ‬
‫ هل‬ada 2:
a. ‫ هل بسيطة‬jika yang ditanyakan adalah hakekat wujud sesuatu. Contoh: ‫هل ال َع ْنقاء موجودة؟‬
b. ‫هل مر ّكبة‬jika yang ditanyakan adalahwujud sesuatu pada sesuatu yang lain. Contoh: ‫هل‬
‫تبيض ال َع ْنقاء و تفرخ؟‬
 
 ‫( ما‬Apa), dipakai untuk menanyakan penjelasan sesuatu atau hakikat sesuatu atau
keadaan sesuatu.
contoh menanyakan penjelasan sesuatu: ‫لعسجد‬//‫ما ا‬
Jawab:‫لذهب‬//‫هو ا‬
Contoh menanyakan hakekat sesuatu: ‫إلنسان؟‬//‫ما ا‬
Jawab: /‫اكم‬/‫وثمنح‬/‫ئر و مبع‬/‫نا زا‬/‫أ‬
 ‫( َمن‬Siapa), dipakai untuk menanyakan yang berakal.
Contoh: ‫تح مصر؟‬///‫( منف‬Siapa yang menaklukkan kota mesir?)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai