Anda di halaman 1dari 13

Analisis Jurnal Studi Kasus

Sistem Respirasi
Oleh:
Suci Dewi Utami (130317472)
Dosen Pengampu:
Ns. Armi, M.Kep
Anfis
Pathway
Studi Kasus
Judul:
Asuhan Keperawatan Pada Tn. I dengan Gangguan Sistem Pernapasan
: TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Meo-Meo Kota Bau Bau
Penulis:
Nurhayati, 2019. Poltekkes Kemenkes Kendari
● Data Pasien:

1. Nama : Tn. I
2. Alamat : Jl. La Ode Boha Kel. Lanto
3. Pekerjaan : Pelaut
4. Pendidikan : D – IV Tehnika

● Tanggal masuk : 3 Maret 2019

● Resume:
Saat ini Tn. I menderita penyakit TB Paru terdiagnosis BTA+ sejak 2 bulan lalu dan keluarga sudah membawa
ke puskesmas dan kemudian sudah meminum obat OAT 2 bulan berjalan, Tn. I sudah cek kesehatan lagi untuk
mengetahui perkembangan kuman TB. Tidak ada anggota keluarga menderita cacat fisik. Klien mengatakan
nyeri pada dada dan susah bernapas. Klien mengatakan kedua kaki bengkak dan sakit.
● KU tampak lemah, kesadaran compos mentis. TTV, TD :150/100 mmHg, N : 88 x/ menit, P : 24 x/menit,
S : 37 0C, BB : 54 Kg. Skala nyeri dada 5 (sedang).
● Pemeriksaan fisik:
1. Kepala : Bentuk kepala mesosephal, rambut hitam, rambut mudah rontok, Tidak ada nyeri tekan.
2. Mata : Pupil normal (isokor), penglihatan baik, tidak pakai kacamata
3. Hidung : Penciuman normal, bentuk hidung simetris Mulut: Mulut kering, gigi lengkap, tidak ada
gangguan menelan, fungsi pengecapan normal
4. Telinga : Tidak ada nyeri, tidak ada cairan, fungsi pendengaran baik
5. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
6. Dada : Terdapat tarikan dada, nyeri dada, pergerakan tidak simetris, inspirasi terbatas, terdapat suara
napas tambahan
7. Abdomen: Tidak terdapat pelebaran vena, tidak ada distensi, tidak ada nyeri tekan
8. Ekstremitas : Pergerakan terbatas karena nyeri, terdapat pembengkakan pada kedua lutut, terdapat
pembengkakan pada punggung kaki, kelemahan pada tungkai.
Masalah Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar d.d klien
mengatakan nyeri pada dada, klien mengatakan susah bernapas, Hasil
pemeriksaan BTA +, RR : 24 x/ menit dan Skala nyeri dada 5 (sedang).
2. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum d.d klien mengatakan susah
bernapas, klien mengatakan kedua kaki bengkak dan sakit, nyeri tekan pada
punggung kaki, lutut dan punggung kaki terdapat pembengkakan, bunyi
wheezing saat inspirasi, pergerakan terbatas karena nyeri dan kelemahan pada
tungkai.
Renpra
● Dx. Kep 1:
NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 30 menit diharapkan klien mampu mencapai NOC:
Status Pernapasan : Ventilasi, dengan Kriteria hasil : a. Tekanan parsial oksigen di darah arteri (PaO2) dalam
rentang normal, b. Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) di arteri dalam batas normal, c. Saturasi oksigen
dalam rentang normal, d. Keseimbangan ventilasi dan perfusi dalam rentang normal.
NIC: Manajemen Jalan Nafas:
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Identifikasi kebutuhan aktual/potensial untuk insersi alat pembuka jalan napas
3. Lakukan fisioterapi dada
4. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk batuk
5. Ajarkan cara melakukan batuk efektif
6. Posisikan untuk meringankan sesak napas.
Monitor tanda – tanda vital:
1. Monitor tekanan darah, suhu, dan status pernafasan
2. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah berbaring, duduk, dan berdiri
3. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia
4. Monitor irama jantung
5. Monitor suara paru
6. Monitor warna kulit
7. Identifikasi penyebab perubahan tanda-tanda vital
● Dx. Kep 2:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 30 menit diharapkan klien mampu mencapai NOC: Activity Tolerance dengan kriteria
hasil : a. Saturasi oksigen di darah arteri (SaO2) dalam rentang normal, b. Frekuensi pernapasan dalam batas normal setelah aktifitas, c.
Tekanan darah dalam batas normal setelah aktifitas.
Terapi aktifitas:
1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam beraktifitas sehari-hari
2. Identifikasi aktifitas yang dapat dilakukan
3. Bantu klien membuat jadwal aktifitas rutin
4. Anjurkan keluarga membantu dalam memenuhi ambulasi harian dan perawatan diri
5. Monitor perubahan tanda-tanda vital selama aktifitas
Implementasi
● Dx. Kep 1: Dx. Kep 2:
Manajemen Jalan Nafas:
Terapi aktifitas:
1. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1. Mengkaji tingkat kemampuan klien
2. Mengidentifikasi kebutuhan aktual/potensial untuk insersi alat pembuka jalan
napas dalam beraktifitas sehari-hari
3. Melakukan fisioterapi dada 2. Mengidentifikasi aktifitas yang dapat
4. Membuang sekret dengan memotivasi pasien untuk batuk dilakukan
5. Mengajarkan cara melakukan batuk efektif
3. Membantu klien membuat jadwal
6. Memposisikan untuk meringankan sesak napas
aktifitas rutin
Monitor tanda – tanda vital:
4. Menganjurkan keluarga membantu
7. Memonitor tekanan darah, suhu, dan status pernafasan
dalam memenuhi ambulasi harian dan
8. Memonitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah berbaring, duduk, dan berdiri
9. Memonitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia perawatan diri
10. Memonitor irama jantung
5. Memonitor perubahan tanda-tanda
11. Memonitor suara paru
12. Memonitor warna kulit vital selama aktifitas
13. Mengidentifikasi penyebab perubahan tanda-tanda vital
Evaluasi
Dx. Kep 1:
● Subyektif : Klien mengatakan masih sesak, nyeri pada dada masih terasa. Skala nyeri ; 5 (sedang)
● Obyektif : Terdapat tarikan dada saat bernapas, Klien tampak sesak, RR: 24 x/menit
● Analisis : Masalah belum teratasi
● Planning : Lanjutkan intervensi

Dx. Kep 2:
● Subyektif: Klien mengatakan aktifitas masih dibantu
● Obyektif: Pergerakan masih terbatas, klien tampak sesak
● Analisis: Masalah belum teratasi
● Planning: Lanjutkan intervensi
Saran untuk askep
● Alangkah lebih baik penulis melakukan pengkajian nyeri yang belum ada yakin, P, Q, R, dan
T, serta dilakukan evaluasi formatif setiap harinya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai