Anda di halaman 1dari 13

NAMA:JOSHUA.M.M.

MARO
KELAS:XII MIPA

Induktansi
•pengertian induktansi

Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya


potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut, sifat ini disebut sebagai induktansi sendiri, sedangkan apabila potensial listrik
dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut
sebagai induktansi bersama.
 Definisi kuantitatif dari induktansi sendiri (simbol: L) adalah:{\displaystyle
\displaystyle v=L{\frac {di}{dt}}}\displaystyle v= L\frac{di}{dt} di mana v adalah
GGL yang ditimbulkan dalam volt dan i adalah arus listrik dalam ampere. Bentuk
paling sederhana dari rumus tersebut terjadi ketika arus konstan sehingga tidak ada
GGL yang dihasilkan atau ketika arus berubah secara konstan (linier) sehingga GGL
yang dihasilkan konstan (tidak berubah-ubah).
1. Induktansi diri selenoida dan toroidan

Induktansi Diri pada Solenoida dan Toroida


 Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu
pembentuk silinder. Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi
garis tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan, suatu
medan magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan
sumbu.
 Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan
sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Induktor adalah
sebuah kumparan yang memiliki induktansi diri L yang signifikan.
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan 4 pada induksi elektromagnetik. Medan
magnet di dalam solenoida adalah:
B = μ .n.I
dengan n = N/l, dari persamaan 3. pada induksi elektromagnetik dan (1)
akan diperoleh:ggl induksi
 Jadi,induktansi diri solenoida atau toroida karena ΦB = B.A =
μ0.N.I.A / l, Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesa
 Sehingga:
 induktansi diri solenoida atau toroida dengan: L = induktansi diri
solenoida atau toroida ( H)
 μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
 N = jumlah lilitan
 l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)
2. Energi yang tersimpan di dalam
indukator (kumparan)
Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk
medan magnetik. Energi U yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L
yang dilewati arus I, adalah:
U = ½ LI2 ............................................................ (5)
 Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya.
Berdasarkan persamaan (4), bahwa besar induktansi solenoida setara
dengan B = μ0.N2.A/l, dan medan magnet di dalam solenoida
berhubungan dengan kuat arus I dengan B = μ0.N.I/l, Jadi,I = B. L /
μ0.NI Maka, dari persamaan (5) akan diperoleh: Energi pada induktor
Apabila energi pada persamaan (6) tersimpan dalam suatu volume yang
dibatasi oleh lilitan Al, maka besar energi per satuan volume atau yang
disebut kerapatan energi, adalah:
3. Induktansi silang
 Pada dua buah kumparan berdekatan(perhatikan gambar dibawah ini).
Yang saling
 Apabila arus yang melalui kumparan primer (1) berubah, maka perubahan
arus ini akan menyebabkan perubahan fluks magnetik pada kumparan
primer (1). Akan tetapi perubahan fluks magnetik ini juga dialami oleh
kumparan sekunder (2), sehingga pada kumparan timbul ggl induksi
sebesar :
 Hal ini juga berlaku untuk sebaliknya, jika pada kumparan sekunder
terjadi perubahan arus maka akan terjadi perubahan fluks magnetik pada
kumparan sekunder, perubahan fluks magnetik ini juga dialami oleh
kumparan primer sehingga pada kumparan primer akan terjadi ggl
induksi sebesar :
Notasi M menyatakan induktansi silang antara kumparan primer dan
kumparan sekunder yang memiliki satuan henry (H) dan besarnya dapat
dinyatakan dalam persamaan :
 Sehingga disimpulkan bahwa adanya perubahan arus pada kumparan 1
(primer) akan menimbulkan ggl induksi pada kumparan 2 ( sekunder)
atau sebaliknya, peristiwa ini disebut induksi silang (induksi timbal
balik). Besarnya ggl induksi tergantung pada laju perubahan fluks
magnetik atau laju perubahan arus dalam kumparan.
 Apabila fluks magnetik yang ditimbulkan arus sebesar 11 yang
mengalir pada kumparan yang terdiri atas N1 lilitan dengan luas
penampang bidang kumparan A maka
 Phi 1 =AB 1 =A mu 0 N 1 I 1 l
 jika besarnya induktansi silang dapat dirumuskan dengan persamaan
berikut :
Dengan :
A = luas bidang kumparan
m_{0} = permeabilitas ruang hampa/udara
M = induktansi ang / t timbal balik (H)
N2= banyaknya lilitan kumparan 2
N1= banyaknya lilitan kumparan 1
|= panjang kumparan

 Salah satu contoh alat yang menerapkan Induktans bersama adalah


transformator, dengan memaksimalkar hubungan antara kumparan primer dan
sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua kumparar tersebut.
Contoh lainnya diterapkan pada beberapa jenis pemacu jantung, untuk menjaga
kestabilan aliran darah pada jantung pasien.
4. Trafo

 Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan
taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC
ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini
bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada
tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan
yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan
listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di
distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik
tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran
yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Bentuk dan Simbol Transformator (Trafo)

Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol Transformator :


Prinsip Kerja Transformator (Trafo)

 Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat
yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator,
kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core).
Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau
fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi
oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan
magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan
menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi
pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah
pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi
maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya
untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta
untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.
Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya
seperti :
E – I Lamination
E – E Lamination
L – L Lamination
 U – I Lamination
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai