Anda di halaman 1dari 52

EMERGENCY

DRUGS
 mempertahankan sirkulasi spontan pada
kondisi tekanan darah (TD) yang adekuat
 membantu optimalisasi fungsi jantung
 Menghilangkan nyeri hebat
 Reseptor alpha adrenergic
 Aktivitas reseptor adrenergic alpha 1 :
Yang berlokasi di dinding pembuluh darah
menyebabkan vasokonstriksi yang signifikan
Yang berlokasi di jantung dapat
meningkatkan durasi kontraksi otot jantung
tanpa meningkatkan kronotropik (frekuensi
kontraksi otot jantung)
 Aktivitas reseptor alpha 2 : menghambat
pelepasan noradrenalin ditandai dengan
menurunnya tekanan darah
 Reseptor Beta adrenergic
- Reseptor beta-1 adrenergic memperkuat
daya dan frekuensi kontraksi jantung
- Stimulus reseptor beta-2 adrenergik dalam
pembuluh darah akan menginduksi
vasodilatasi
Efek: menaikkan laju nadi dan TD, vasokinstriksi,
bronkodilatasi melalui sistem saraf simpatis
reseptor alpha dan beta.
Sediaan : Obat injeksi dalam ampul 1 mg/ml
Indikasi: Asistole, anapilaksis, gagal jantung,
vasokonstriktor.
Lama Kerja: pendek, hanya beberapa menit dalam
pemberian intravena
Efek Samping: Hipertensi, aritmia, iskemik
jantung, fibrilasi ventrikel
Efek: vasokonstriksi pembuluh darah, bekerja pada
reseptor alfa, berefek menaikkan TD
Sediaan: 1mg/ml (dalam 1 ampule). (Vascon: 4
mg/4 ml)
Indikasi: Hipotensi karena vasodilatasi yang hebat
Lama kerja: singkat (1-2 menit)
Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi, iskemik
miokard, aritmia
Efek: obat vasopressor dan menyebakan
vasokonstriksi pembuluh darah, meningkatkan
laju denyut nadi dan kontraktilitas melalui
reseptor alpha dan beta sehingga menaikkan TD
dan CO, merupakan bronkodilator ringan
Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi. Pemberian
cairan harus selalu dilakukan sebelum
menggunakan vasopressor. Aman digunakan pada
penderita yang sedang hamil karena tidak
menurunkan aliran darah plasenta.
Dosis: 5-10 mg iv, dapat diulang sesuai kebutuhan
Efek samping: hipertensi, aritmia, iskemik
miokard.
Obat yang digunakan untuk memperkuat
kontraktilitas otot jantung
Kelompok karditonika :
1. Dopaminergika
ada 2 jenis reseptor dopaminergika :
a. Reseptor DA1 : berada di otot polos
jantung, otak, ginjal. Aktivasinya
menimbulkan peningkatan kontraktilitas
jantung, mempercepat penyaluran darah,
ekskresi Na.
2. Glikosida jantung
Efek: merupakan inotropik kuat, menaikkan laju
denyut nadi dan menguatkan kontraksi, melalui
efek simpatis reseptor beta, meningkatkan cardiac
output
Indikasi: gagal jantung
Dosis:50 mg/ml (1 Ampul 5 ml)
Lama kerja: beberapa menit
ES: Takikardi, hipertensi, aritmia, iskemik jantun
Efek: ionotropik kuat, menaikkan laju HR dan menguatkan
kontraksi melalui efek simpatis reseptor beta jantung,
meningkatkan CO
Indikasi: gagal jantung, syok yang berhubungan dengan
CHF, AMI.
Efek samping: takikardi, hipertensi, aritmia, iskhemi
jantung
Dosis:
Ringan: 2-5 mcg/kg BB/mnt. Mengaktifkan reseptor
dopaminergik, menjadikan vasodilatasi ginjal, koroner dan
serebral
Sedang: 5-10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan beta reseptor
sehingga dapat meningkatkan kontraktilitas tekanan darah
dan CO.
Berat: >10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan reseptor alfa,
membuat vasokonstriksi pembuluh darah.
Rumus; dosis x BB x 60
jumlah mcg/cc
Efek: Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung
(efek inotropic positif)
Sediaan: Injeksi: 250 mg/ml dalam ampul. Tablet:
62,5 mg, 125 mg
Indikasi: aritmia supraventrikuler, atrial fibrilasi,
gagal jantung
Efek samping: Pada pasien dengan insufisiensi
renal atau hipokalemia biasanya lebih mudah
terjadi keracunan digoxin dengan gejala: mual,
muntah, aritmia (supraventikuler, bradikardia,
dan block) Ginecomastia (sangat jarang)
 Efek: anti-disritmia melalui mekanisme langsung pada selurub jaringan
jantung dengan memperpanjang durasi potensial aksi sel myocard dan
periode refrakter. Mengurangi fungsi nodus SA dan nodus AV
 Sediaan: tablet 100 mg, 200 mg, 300 mg, 400 mg (Cordarone, Pacerone);
Injeksi 50 mg/ml (Cordarone IV 150 mg/3 ml)
 Indikasi: Tab; gangguan ritme irama atrium (atrial fibrilasi atau flutter),
gangguan ritme nodal, gangguan ritme ventrikel (VT dengan dan tanpa
nadi, VF, PVC), gangguan ritme yang berhubungan dengan sindrom WPW.
Amp; gangguan ritme sinus supraventrikel takikardi yang berhubungan
dengan sindrom WPW, gangguan ritme ventrikel
 Dosis:
Oral: Tab dewasa awal 600mg/hari untuk 8 – 10 hari, pemeliharaan 100-
400mg/hari selama 5hari dalam minggu;
IV : 5mg/kgBB dengan infus IV selama 20menit-2 jam, infus dapat diulang
2-3x/hr, pemeliharaan 10-20mg/kgBB/24 jam scr infus iv.
 Efek samping: mikrodeposit kornea, fotosensitisasi dan pigmentasi,
hipotiroidisme, hipertiroidisme, pneumopati interstitial difus reversibel
Efek: antikoagulan potan yang bekerja terhadap
potensiasi terhadap beberapa faktor koagulan
termasuk thrombin dan faktor x. efektifitasnya
dapat diukur secara laboratories yaitu APTT
Sediaan: 2500UI/ml dalam 5 ml (vial), 100 unit=1
mg.
Indikasi; prevensi dan pengobatan thrombosis
vena dalam, prevensi thrombus pada katub
protetic dan untuk pengobatan emboli
pulmonum. Untuk efek terapi dapat dicek APTT
1,5-2 kali harga normal.
Dosis; Iv: 5000Unit diikuti dengan infuse 40.000
unit/24 jam, atau 10.000 unit tiap 6 bulan; SC:
5000 unit sblm pembedahan kemudian 5000 unit
setiap 8-12 jam.
Lama kerja: 4-6 jam
Efek: memperpanjang coagulasi darah dan dapat
diukur melalui protrombin time. Efek
antikoagulan ini timbul melalui mekanisme
penghambatan efek vitamin K
Sediaan: tablet 1mg, 3 mg, 5 mg
Dosis: 10 mg/hari selama 3 hari diikuti 2-8
mg/hari sampai nilai protrombin time normal
Indikasi: trombosis vena dalam, emboli
pulmonum, fibrilasi atrial, penderita dengan
katub stenosis
Perhatian: terjadi potensiasi dengan alkohol dan
obat seperti aspirin, phenobarbital, phenilbuzone,
beberapa antibiotik dan phenytoin.
 Efek: menaikkan denyut nadi, mengurangi motilitas
GI dan sekresi mukus (mulut kering). Semua ini
karena kerjanya di saraf parasimpatis.
 Sediaan: ampul berisi 0,25 mg/ml
 Indikasi: pencegahan dan pengobatan bradikardi,
mengeringkan sekresi, pengobatan keracunan.
 Dosis:
 Dewasa: 0,5-0,6 mg bollus IV, bisa diulang setiap 3-10
menit dengan dosis maksimal 2-2,4 mg
 Anak-anak: 0,02 mg/kgBB dengan dosis maksimal 0,5
mg. Dapat diulang setiap 5 menit
 Lama kerja: 1-4 jam
 Efek Samping: aritmia, retensi urin. Pada dosis yang
sangat tinggi dapat mempengarhu SSP.
Efek: vasodilatasi perifer coroner
Sediaan: tablet 5 mg, 10 mg. Tablet sustaind
release: 20 mg
Indikasi: hipertensi, angina
Dosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari
10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk
hipertensi emergency
Efek samping: sakit kepala, flusing, edema
sendi ankle
 Efek: menyebabkan relaksasi otot polos sehingga
terjadi vasodilatasi pembuluh darah vena, pada dosis
yang besar juga menyebabkan dilatasi arteri koroner
 Indikasi: iskemia miokard, gagal jantung.
 Sediaan: 25 mg/ 10 ml dalam vial; Tablet 0,3 mg
 Dosis:
 Sublingual: 0,3-0,6 mg sesuai kebutuhan.
 Infus: 50 mg dilarutkan dalam 250 dextrose 5% titrasi
juga dapat diberikan dengan syringe pump
 Lama kerja: singkat
 Efek samping: takikardia, hipotensi, sakit kepala
Perhatian: pemberian lewat infus harus dimonitor
dengan sangat ketat dan obat diberikan lewat vena
sentral
 Efek: Calsium channel blocker, antiangina, antidisritmia, dan
antihipertensi yang bekerja meningkatkan periode refrakter otot
jantung yaitu dengan menurunkan kecepatan konduksi jaringan
pengantar, dilatasi arteri koroner, arteri perifer, dan arteriolar.
Menurunkan HR, kontraktilitas myocard, dan memperlambat
konduksi nodus SA-AV.
 Sediaan: Injeksi 2,5 mg/ml dalam ampul 2 ml
 Tablet: 40 mg, 80 mg, 160 mg
 Indikasi: aritmia supraventrikuler (SVT), angina, hipertensi
 Dosis:
 IV: 5 mg pasien dan diulang setelah 5 menit sampai dosis maksimum
10-15 mg
 Oral: untuk aritmia 40-120 mg 3x/hari. Untuk angina 80-120 mg
3x/hari
 Lama kerja: 4-8 jam
 Efek samping iv: hipotensi, bradikardi, blok, asistole
 Tablet: mual, muntah dan konstipasi
 Perhatian: jangan berikan verapamil bersama-sama dengan beta
bloker, karena dapat terjadi blok jantung yang fatal
 Efek: vasodilator poten yang bekerja langsung pada otot polos arteri dan
vena, menurunkan resistensi vaskularisasi perifer, preload, dan afterload,
serta meningkatkan cardiac output. Efek yang ditimbulkan adalah dilatasi
arteri koroner, penurunan konsumsi O2, dan mengurangi nyeri dada,
 Sediaan: powder 50 mg dalam ampul, injeksi 25 mg/ml
 Indikasi: malignant hipertensi, hipotensi terkendali (dalam prosedur
bedah), gagal jantung akut.
 Dosis: pemberian perinfus 0,1-1 mg/kgBB/menit sebagai dosis awal,
selanjutnya disesuaikan dengan respon tekanan darah. Jangan melebihi
dosis maksimum 8 mg/kgBB/menit, dan apabila dalam 20 menit tidak
memberikan respon yang memuaskan maka pemberian dihentikan.
 Lama kerja: sangat pendek (onset 1-2 menit; durasi 1-10 menit)
 Efek samping: hipotensi, muntah, pusing dan nyeri perut terutama
apabila tetesan infus terlalu cepat pada overdosis: akan terjadi asidosis
berat.
 Perhatian: tidak dianjurkan penggunaan tanpa fasilitas arterial line.
Monitor untuk tekanan darahnya. Obat ini harus terlindung dari cahaya
dan segera digunakan melalui jalur vena sentral.
Efek: sifatnya alkalis, menaikkan pH asam
lambung.
Sediaan: Alumunium hydrozida 500 mg tablet.
Alumunium hydrozida 4% cair. Alumunium
trisilicate 250 mg tablet. Magnesium trisilicate
Indikasi: Pengobatan simtomatis pada dispepsia
yang disebabkan ulkus peptikum, gastritis,
duodenitis reflux esophagitis, dispepsi non ulkus
dan prevensi stres ulcus. Pada dosis efektif untuk
penyembuhan.
Dosis: Pengobatan dispepsia: 1-2 tablet atau 10-20
ml. Pengobatan ulcus pepticum 20 ml tiap 2 jam.
Efek samping: Senyawa aluminium dapat
menyebabkan konstipasi. Senyawa magnesium
dapat menyebabkan diare.
Efek: merupakan antagonis reseptor H2 yaitu
untuk mengurangi sekresi asam lambung
Indikasi: pengobatan ulkus lambung dan
ulkus duodenum jinak refluks esofagitis dan
preventiv stress ulcus.
Efek samping: Pada pemberian IV secara
cepat dapat menimbulkan aritmia, interaksi
dengan obat lain (potensiasi warfarin,
phenitoin, aminophiline, ginekomasti
(jarang)
Efek: Obat anestesi lokal
Sediaan: 0,25%, 0,5%, 0,75%, plain atau +
adrenaline dalam vial 20 ml
Indikasi: infiltrasi, plexus, epidural, spinal
anestesi.
Dosis: tidak melebihi 2 mg/kgBB tiap 4 jam.
Lama kerja: 2-8 jam
Efek samping: toksis anestesi lokal
Perhatian: jangan diberikan intravena
Efek: sebagai anestesi lokal, juga menstabilkan
membran sel miokard sehingga berefek
sebagai anti aritmia
Sediaan: 0,5%, 1%, 2%, 4%, 5%, 10% dalam
ampul 2 ml atau vial 2 ml dan 50 ml
Efek samping: Toksis anestesi lokal
Efek: sedativa, anticonvulsi poten
Sediaan: 100mg/2ml dalam ampu
Indikasi: premedikasi sedasi, anti convulsi,
anti spasmodik, prevensi halusinasi.
Lama kerja: 15 menit sampai beberapa jam,
tergantung dosis
ES: Mengantuk, kurang kooperatif, depresi
napas atau obstruksi terutam pada pasien
tua, kadang terjadi hipotensi. Metabolit
diazepam dapat terakumulasi pada
pemberian per infus selama beberapa hari
dengan dosis tingi.
 Efek: sedativa/hipnotik, antikonvulsan, muscle relaxant/
pelemas otot. Benzodiazepine yang meningkatkan aksi asam
gamma-aminobutirat, salah satu mayor inhibitor
neurotransmitter di otak.
 Indikasi: premedikasi sebelum induksi anastesi (IM), sedasi
sebelum prosedur diagnostik dan intervensi terapeutik dengan
anestesi lokal (IV). Zat induksi pada anastesi umum.
 Sediaan: injeksi: 1 mg/ml, 5 mg/ml; Oral : sirup 2 mg/ml
 Dosis: IV dewasa dosis awal 1-2,5 mg. 5-10 menit sebelum
intervensi. Dosis tambahan dapat diberikan dengan interval 2
menit. Maks 5 mg.
 Lama kerja: PO: onset 10-20 menit; IV: onset 1-5 menit, durasi
20-30 menit; IM: onset 5-15 menit, durasi 1,5 jam
 Efek samping: depresi pernafasan, apneu dan/ atau henti
jantung.
Efek: Merupakan antagonis reseptor beta
sistem saraf simpatis. Menyababkan
lambatnya laju denyut nadi, dan
menurunkan kekuatan kontraksi. Juga
pada reseptor alpha sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah. Akibatnya
akan terjadi penurunan tekanan darah.
Indikasi: Hipertensi, aritmia
supraventrikular
Efek samping: kelebihan cairan, gagal
ginjal menetap
Efek: menurunkan tekanan darah melalui efek
control.
Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul 5 ml. Tablet: 125
mg, 250 mg, 500 mg
Indikasi: Hipertensi sedang sampai berat
Dosis: IV: 250 mg- 500 mg dalam 500 ml Dextrose
5%, infus. Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai
maksimum 3 gr/hari
Lama Kerja: 8-48 jam (oral), onset 4-6 jam,
Durasi 16 jam (iv)
Efek samping: anemia hemolitik, sedasi,
hipotensi, impotensi
 Efek: analgesik opiad yang mengikat reseptor
opioid di SSP, mengurangi stimulus dari ujung
saraf sensorik dan menghambat jalur nyeri
ascenden sehingga berefek mengurangi resepsi
nyeri dan meningkatkan ambang nyeri
 Sediaan: injeksi 50 mcg/ml
 Indikasi: Nyeri hebat, sedasi dalam prosedur
minor
 Lama Kerja: onset 1-2 menit, durasi 05-1 jam
 Efek samping: penurunan kesadaran, nausea,
vomitus, hipotensi ortostatik, konstipasi, sulit
BAK
Efek: Analgesik opiat yang bekerja pada otak dan
medula spinalis
Sediaan: 10 mg/ml dalam ampul
Indikasi: Nyeri akut
Dosis: Dewasa : 10-15 mg larutan dlm 10 ml titrasi
atau dengan syringe pump dengan 50 cc spuit
disposible
Pediatrik: 0,2 mg/kgBB
Lama Kerja: 2-6 jam tergantung rute pemberian
ES: mual, muntah, depresi nafas, kontraksi otot
polos kadang kolik kantung empedu, dapat
memperburuk nyeri pada kolik renal, sedasi gatal
di kulit
Efek: analgesik ophiat, bekerja pada otak dan
medula spinalis
Sediaan: 50mg/ml dalam ampul 2 ml
Indikasi: Nyeri hebat
Dosis dewasa: 1-15 mg/kg BB, larutkan dalam
10 ml, titrasi
Pediatrik: 1-1,5 mg/kgBB
Lama kerja tergantung rutenya
Perhatian: pasien <5 kg, cidera kepala,
penyakit saluran nafas, orang tua
Efek: Bronkodilatasi, chronotropic
(mempengaruhi denyut miokard) dan
inotropic ringan, diuretic ringan
Sediaan: 250 mg dalam 10ml, ampul
Indikasi: Bronkodilatasi karena berbagai
sebab, termasuk gagal jantung kongestif
Lama kerja: 6-15 jam
Efek samping: Aritmia, muntah, diuresis,
merangsang SP
Efek: merupakan diuretik poten yang bekerja pada
Loop of Henle
Sediaan: 20 mg/2 ml dalam ampul
Indikasi: udema pulmonum, gagal jantung,
kelebihan cairan, oliguria bukanlah indikasi
sampai dapt dipastikan bahwa penderita benar
tidak kekurangan cairan
Dosis: 0,3 – 1 mg/kgBB. Pada gangguan renal
dibutuhkan dosis yang tidak tinggi
Efek samping: dapat memperburuk keadaan
hipovolumia pada pasien dehidrasi, hipokalemia
Efek: menetralisir efek obat opiat
Sediaan: 400mg/ml dan 20 mg/ml dalam ampul 1
ml
Indikasi: overdosis opiat, depresi karena opiat
Dosis dewasa: 100-400 mg/kgBB, titrasi
Pediatrik: 10 mg/kgBB, iv atau im
Lama kerja: 30-60 menit
Efek samping: bila naloxone digunakan untuk
mereverse suatu over dosis opiat maka efek
analgesiknya akan ikut hilang sehingga problem
nyeri akan timbul kembali terutama pada
pemberian naloxone dosis tinggi
Efek: merupakan anti konvulsan, mengurangi
frekuensi kejang dengan menstabilir ambang
kejang
Sediaan: kapsul: 25 mg, 50 mg, 100 mg
Suspensi: 30 mg/5 ml
Injeksi: 250 mg/5 ml dalam ampul (iv atau im)
Indikasi: untuk prevensi dan mengontrol kejang
pada grandmal epilepsi dan lobus temporalis, juga
efektif pada pasien eklampia
Efek samping: toxic akut ataxia, nystagmus dan
bicara tidak jelas, hirsutisine, lymphadenopati,
hiperflasi ginggiva. Hindari penggunaan pada
pasien hamil, khususnya trimester pertama
Efek: merupakan bronkodilator kuat yang
bekerja pada reseptor beta 2 susunan saraf
simpatis, juga sebagai relaksan uterus.
Sediaan: aerosol inhaler, nebuliser, injeksi,
tablet
Indikasi: bronkospasme, persalinan rematur
Lama kerja: 3-6 jam
Perhatian: takikardi, tremor, sakit kepala,
hipokalemia terutama pada pemberian
perinfus
Obat-obatan:
 infus NaCl  Midazolam
dan RL
 Adrenalin  Novalgin
 SA 0,25  Aquades inj
 Dobutamin
 Amiodaron
 Noradrenal
in
 Diazepan
 Dexametha
son
 Aminophili
n
 Fentanyl
 atrophin
 Lydocard
 mayo no  stetoskop
4/3 dan  xylocain spray
no 5/12  xylocain jelly
 ETT no 7;  nasal kateter
7,5 dan 8  binasal kateter
 laringosk  NRM
op: blade
 RM
panjang
dan
sedang
 ambubag
 face mask
dewasa
 suctin  kapas
kateter alkohol
no 12  elektrode
EKG
dan 14  infus set
 tong  tranfusi
spatel set
 bengkok  three way
 gunting  spuit: 20,
10, 5, 2.5
 plester cc
 spuit 20  abocath:
cc no 16, 18,
 senter 20, 22, 24

Anda mungkin juga menyukai