INDONESIA
Kelompok 6 :
Neng Esa Agustina (1212050123 )
Raida Shohwatun Nisa (1212050132)
Risma Nurilhami (1212050151)
Konsep dasar
01 demokrasi 04 pendidikan demokrasi
Prinsip-prinsip pokok
demokrasi sesuai dengan
03
Perjalanan demokrasi
di indonesia
06 ajaran keislaman
01. Konsep dasar demokrasi
a. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana warga negaranya memiliki hak yang sama pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik
secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan
politik secara bebas dan setara
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demokratia "kekuasaan rakyat",yang terbentuk dari
Demos "rakyat" dan Kratos "kekuatan" atau "kekuasaan." Pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistempolitik
negar-negara Yunani, salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari Aristocratie "kekuasaan elit".
Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Prancis
pertengahan dan Latin pertengahan lama. Konsep demokrasi lahir dari Yunani kuno yang dipraktikkan dalam
hidup bernegara antara abad ke IV SM sampai dengan abad ke VI SM. Demokrasi yang dipraktikkan pada
waktu itu adalah demokrasi langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-
keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga Negara.
01 03 05
02 04
Rotasi Kekuasaan Pemilihan Umum
03. Perjalanan Demokrasi
Sejak awal kemerdekaannya bangsa Indonesia menyatakan komitmennya untuk mewujudkan
negara demokrasi. Setiap pelaksanaan model demokrasi memiliki ciri khas dan karakteristik tertentu.
• Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945 – 1949 : Pada masa pemerintahan revolusi
kemerdekaan ini (1945 – 1949), pelaksanaan demokrasi baru terbatas pada berfungsinya pers yang
mendukung revolusi kemerdekaan. Sedangkan elemen-elemen demokrasi yang lain belum sepenuhnya
terwujud, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Hal ini dikarenakan pemerintah harus
memusatkan seluruh energinya bersama-sama rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan dan
menjaga kedaulatan negara, agar negara kesatuan tetap hidup. Meskipun tidak banyak catatan sejarah
yang menyangkut perkembangan demokrasi pada periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah
diletakkan hal mendasar bagi perkembangan demokrasi di Indonesia untuk masa selanjutnya .
• Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949-1959 : Periode kedua pemerintahan negara
Indonesia merdeka berlangsung dalam rentang waktu antara tahun 1949 sampai 1959. Pada periode ini
terjadi dua kali pergantian undangundang dasar. Pertama, pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS
pada rentang waktu 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. Dalam rentang waktu ini,
bentuk Negara kita berubah dari kesatuan menjadi serikat, system pemerintahan juga berubah dari
presidensial menjadi quasi parlementer. Kedua, pergantian Konstitusi RIS dengan UndangUndang
Dasar Sementara 1950 pada rentang waktu 17 Agutus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959. Periode
pemerintahan ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara kesatuan dan sistem pemerintahan
menganut sistem parlementer. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada periode 1949 sampai
dengan 1959, negara kita menganut demokrasi parlementer.
04. Pendidikan Demokrasi
Tradisi atau budaya demokrasi di masyarakat perlu untuk ditumbuhkembangkan.
Menumbuhkembangkan budaya demokrasi tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan demokrasi.
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima
dan dijalankan oleh warga negara.
Pendidikan demokrasi menurut Winataputra dan Budimansyah, (2007:210) adalah upaya sistematis
yang dilakukan negara dan masyarakat untuk menfasilitasi individu warga negara agar memahami,
menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan
status dan perannya dalam masyarakat.
Pendidikan demokrasi dalam arti luas dapat dilakukan baik secara informal, formal dan non
formal. Secara informal, pendidikan demokrasi bisa dilakukan di lingkungan keluarga yang
menumbuhkembangkan nilai-nilai demokrasi. Secara formal, pendidikan demokrasi dilakukan di
sekolah baik dalam bentuk intra dan ekstrakurikuler. Sedangkan secara non formal pendidikan
demokrasi berlangsung pada kelompok masyarakat, lembaga swadaya, partai politik, pers, dan lain-
lain
05. Pengembangan Sikap Demokrasi
Pengembangan Sikap Demokrasi di
Pengembangan Sikap Demokrasi di Pengembangan Sikap Demokrasi
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan Keluarga di Lingkungan Sekolah
● Kedua, berdasarkan konstitusi dan hukum yang dihasilkan prinsip konsensus (ijma’). Di era Nabi Muhammad,
ketentuan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat secara majemuk dapat dijumpai pada Piagam Madinah.
● Ketiga, konstitusi dan hukum harus diorientasikan dalam tujuan mencapai keadilan. Aturan-aturan yang ada tidak
boleh tebang pilih, tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Bahkan, Allah tetap meminta jangan sampai kebencian
terhadap seseorang ataupun kelompok tertentu membuat umat Islam tidak dapat bersikap adil.
● Keempat, al-musawah atau kesetaraan. Artinya bahwa tak seorangpun dapat merasa lebih tinggi dan berkuasa atas
yang lain sehingga dapat memaksakan kehendaknya.
● Kelima, prinsip kebebasan (al-hurriyah). Islam menjamin manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan
pendapatnya. Kebebasan di sini bukan berarti bebas tanpa adanya aturan. Namun, bebas yang berahlak dan tidak
melanggar ketentuan atau aturan yang berlaku. Bahkan, umat manusia juga memiliki kebebasan untuk menentukan,
apakah dirinya akan menjadi atau tidak.
~ TERIMA KASIH ~