Anda di halaman 1dari 9

DISUSUN OLEH :

DASAR-DASAR HUKUM TATA HERSY MIZRA (12020227226)


NOR HAYATI (12020225778)
NEGARA ULAN PITRIYANI(12020227119)
AGUNG BRIWEND
(12020216695)
ISTILAH DAN PENGERTIAN HUKUM
TATA NEGARA

1. Istilah Hukum Tata Negara


Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan suatu negara
beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut. Sehubungan dengan itu
dalam lingkungan Hukum Ketatanegaraan dikenal berbagai istilah yaitu :
Di Belanda umumnya memakai istilah “staatsrech” yang dibagi menjadi staatsrech in ruimere zin
(dalam arti luas) dan staatsrech In engere zin (dalam arti luas). Staatsrech in ruimere zin adalah
Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in engere zin adalah hukum yang membedakan Hukum Tata
Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata Pemerintah.
2. Pengertian Hukum Tata Negara
Hukum tata negara adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari ketatanegaraan suatu negara atau
negara tertentu.Dalam kepustakaan Indonesia,untuk menyebut hukum tata negara adalah Hukum
Negara.
OBJEK HUKUM TATA NEGARA
• Organisasi negara,baik tingkat pusat maupun daerah.
• Struktur,tugas dan wewenang dari alat perlengkapan negara.
• Hubungan antar alat perlengkapan negara baik secara vertikal maupun horizontal.
• Wilayah negara,sistem pemerintahannya.
• Kedudukan serta hak-haknya.
• Hubungan antara warga negara dengan pemerintah dan sebaliknya.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA

Sumber hukum formil


1. Undang-undang Dasar 1945
Undang-undang dasar 1945 merupakan segala induk dari peraturan perundang-
undangan di Indonesia dan merupakan hukum tertinggi di Indonesia dan segala
peraturan perundang-undangan yang dibuat ,tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945.
2. Ketetapan MPR
ketetapan MPR tidak terdapat dalam UUD 1945, namun berdasarkan surat Presiden
yang ditujukan kepada DPR no.2262/HK/1959 tanggal 20 Agustus 1959,dikenal bentuk
peraturan perundang-undangan salah satunya adalah Keputusan MPRS yaitu peraturan
perundang-undangan yang dibuat berdasarkan pasal 2 UUD 1945
3. Undang-undang / PERPU
Undang-undang dalam arti formil adalah suatu bentuk keputusan atau ketentuan yang
dikeluarkan oleh pembentuk Undang-undang dengan prosedur tertentu. Dasar dari
pembuatan Undang-undang ialah Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1) UUD 1945.
4. Peraturan pemerintah (PP)
Pasal 5 ayat (2) UUD 1945,Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya.Presiden tidak akan menetapkan
peraturan pemerintah tersebut sebelum ada Undang-undangnya,mengingat bahwa
Undang-undang tersebut merupakan sumber hukum tata negara,maka Peraturan
pemerintah tersebut juga merupakan sumber hukum tata negara.
5. Keputusan presiden
Keputusan Presiden pertama kalinya dikenal sebagai bentuk peraturan perundang-
undangan berdasarkan surat Presiden yang ditujukan kepada DPR tertanggal 20 Agustus
1959 No.2262/HK/1959. Keputusan Presiden tersebut dimasukkan kedalam peraturan
perundang-undangan guna melaksanakan peraturan Presiden maupun Undang-undang
dibidang pengangkatan dan pemberhentian baik personalia,pegawai atau anggota DPR.
6. Peraturan pelaksanaan lainnya
Yang dimaksud dengan peraturan pelaksana lainnya adalah Peraturan Pelaksanaan
yang ada setelah Tap.MPR no.XX/MPR/1966, misalnya Peraturan menteri,yang
dibuat berdasarkan pada peraturan yang lebih tinggi sesuai dengan hierarkinya.
7. Konvensi
Konvensi sama dengan kebiasaan ketatanegaraan dengan adanya keyakinan hukum
dari golongan atau orang-orang yang berkepentingan dan keyakinan tersebut
dipercaya memuat hal-hal yang baik dan karena adanya nilai-nilai yang baik dalam
aturan tersebut maka harus ditaati.
8. Traktat
Traktat ketatanegaraan tidak sama persis dengan perjanjian,namun ada kemiripan
karena traktat tersebut merupakan suatu perjanjian,hanya saja prosesnya berbeda
dengan perjanjian pada umumnya.
Sumber hukum materiil
Sumber hukum materiil tata negara adalah sumber yang menentukan isi
kaidah hukum tata negara, dan contoh sumber hukum yang termasuk dalam
arti materiil yaitu Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup
bernegara. Hukum adat ketatanegaraan. Hukum kebiasaan ketatanegaraan atau
konvensi ketatanegaraan
 
BENTUK NEGARA DAN BENTUK
PEMERINTAHAN
A. Bentuk negara
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bentuk suatu negara dapat
dibedakan menjadi, yakni negara kesatuan dan serikat (federal).
1. Negara kesatuan Dalam negara kesatuan,
kedaulatan negara bersifat tunggal dan di dalamnya tidak terdapat negara bagian. Negara kesatuan
menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas tertinggi. Sementara wilayah-wilayah administratif di
bawahnya hanya menjalankan kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.
Contoh negara yang memiliki bentuk kesatuan, seperti Spanyol, Brunei Darussalam, dan Indonesia.
2. Negara serikat (federal)
Kedaulatan di negara serikat atau federal berasal dari negara bagian. Di mana sebagian kedaulatan
tersebut diserahkan kepada negara federal. Sehingga pada hakikatnya kedaulatan berada pada negara
bagian. Contoh negara yang berbentuk serikat seperti Amerika Serikat, India, dan Jerman.
B. Bentuk Pemerintahan
1. Otokrasi
Otokrasi adalah negara yang diperintah dengan kekuasaan tunggal seperti raja atau diktator yang
tidak dapat di ganggung gugat.
2. Oligarki
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan
oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
 3. Monarki
Monarki adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang seorang raja atau kaisar. Pada
sistem pemerintahan tersebut biasanya akan berlangsung sepanjang hayat sang raja, ratu, atau
sultan. Selanjutnya akan digantikan oleh penerusnya yang berasal dari keluarga kerajaan.
4. Republik
Republik adalah negara yang dijalankan berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
secara demokratis melalui pemilihan umum.

Anda mungkin juga menyukai