Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM FORMULASI OBAT TRADISIONAL

SEDIAAN OHT TABLET


FLOATING ANTI TUKAK
LAMBUNG CARMIN®

Yosefin Putri Indrayani (1808551001)


Habibur Umami Amrullah (1808551002)
KELOMPOK 1 Ni Kadek Yunita (1808551004)
Ni Kadek Devi Pradnya Andina (1808551006)
Formulasi
Formula
Bahan (mg/tablet) Fungsi
F1 F2 F3
Ekstrak Kunyit 100 100 100 Bahan Aktif
HPMC K15M 200 100 - Swelling agent
Psyllium husk - 100 100 Swelling agent
Sodium bicarbonate 50 50 50 Gas generating agent
Citric acid 25 25 25 Gas generating agent
Magnesium stearat 20 20 20 Lubrikan
Talc 5 5 5 Pengisi
Metode Pembuatan Sediaan

Metode dalam pembuatan sediaan yaitu metode granulasi basah, karena metode ini
memiliki beberapa keuntungan seperti dapat meningkatkan kohesivitas dan
kompresibilitas serbuk dengan adanya penambahan pengikat yang menyalut partikel
serbuk sehingga partikel serbuk melekat satu sama lain dan membentuk granul
(Murtini dan Elisa, 2018).
Pembuatan Tablet Floating
Ditimbang ekstrak curcumin, HPMC K15M, Psyllium Husk, Sodium bicarbonate, citric acid,
magnesium stearate, talc sesuai tabel penimbangan

Zat aktif (ekstrak curcumin), psyllium husk dan HPMC K15M dicampur homogen

Lalu ditambahkan 5% PVP K30 dalam isopropil alkohol. 

Selanjutnya massa yang terbentuk diayak melalui saringan nomor 10 dan dikeringkan dalam
oven pada suhu 600C selama 20 menit.
Pembuatan Tablet Floating

Setelah pengeringan, granul selanjutnya diayak melewati saringan nomor 22 untuk mencapai
keseragaman dalam granul

Asam sitrat dan sodium bikarbonat digerus hingga homogen kemudian ditambahkan dalam
campuran

Magnesium stearat dan talk digerus homogen kemudian ditambahkan ke dalam campuran.

Tablet dikempa dengan alat kempa single punch (bobot 500 mg).
tik Kritis yang Harus Diperhatikan
1.
Kurkumin memiliki sifat yang tidak larut dalam air atau bersifat lipofilik, selain itu senyawa
kurkumin ini mengalami hidrolisis yang cepat dan diikuti oleh fragmentasi molekuler pada pH
fisiologis dan ketidakaktifan produk metabolismenya, sehingga kurkumin memiliki bioavailabilitas
yang rendah dan waktu paruh yang pendek (Sari et al.,2015; Rachmawati et al., 2017).

Forrmulasi dalam sistem floating (mengapung dalam cairan lambung) dapat meningkatkan
bioavailabilitas dan memperpanjang efek terapi
tik Kritis yang Harus Diperhatikan
2.
Pada formulasi tablet floating ini salah satu tujuannya yaitu untuk mengontrol pelepasan obat,
dimana sistem penghantaran obat yang terkontrol ini mampu mengendalikan laju penghantaran
obat dan durasi aktivitas terapi obat  Sistem pelepasan obat floating ini dilepaskan perlahan
dengan kecepatan yang dapat ditentukan dan mengurangi fluktuasi dalam konsentrasi obat
plasma (Chawla et al, 2003). Pembawa yang dapat digunakan adalah polimer yang memiliki
kerapatan yang juga dapat mempengaruhi pelepasan obat dari dosis (Garg dan Gupta, 2008). 

Pada formulasi ini digunakan kombinasi polimer yaitu HPMC K15 dan psyllium pada tablet floating
ini. Dimana berdasarkan penelitian Rani et al. (2014) formulasi Tablet floating yang mengandung
HPMC K15M dan psyllium memiliki pelepasan obat sebesar 89,86%.
tik Kritis yang Harus Diperhatikan
3.
pada formulasi tablet floating yang dibuat didesain untuk konsumsi oral 1 kali sehari, sehingga
durasi floating dan stabilitas dimensional (mengembang) sangat penting untuk memberikan
pelepasan obat yang kontinu dan konstan hingga 24 jam.

Pada penelitian Rani et al. (2014) menunjukkan kombinadi HPMC K15 dengan psyllium husk
memberikan peningkatan durasi floating yaitu 24 jam.
Parameter
1. UJI SIFAT FISIK GRANUL
  Tap Densitas
  Sudut Diam
Ditimbang sebanyak 100 gram serbuk lalu
Serbuk yang dialirkan akan membenuk sudut diam
dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan volume
yang dapat dihitung dengan persamaan:
250 mL. Kemudian dilakukan pengetapan sebanyak
500x (USP, 2007). Persamaan dihitung dengan:
 Bulk Densitas
Ditimbang sebanyak 100 gram serbuk lalu
 Cars’s Index
dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan volume
Berdasarkan nilai bulk densitas dan tap
250 mL dan dicatat volumenya (USP, 2007), dan
densitas, persentasi kompresibilitas dari bulk
dihitung dengan persamaan:
densitas dapat ditentukan dengan persamaan:
Pb = dengan satuan
% kompresibilitas = 100%
Parameter
2. UJI SIFAT FISIK TABLET

 Uji organoleptis
Disiapkan 5 tablet untuk diperiksa organoleptisnya. Diamati ukuran, warna, bau, bentuk, tekstur permukaan
(mengkilap atau kusam), konsistensi, dan cacat pada permukaan tablet seperti serpihan, keretakan, serta
kontaminasi oleh benda asing (seperti rambut, tetesan minyak, dan kotoran)

 Keseragaman bobot tablet


Diambil sebanyak 20 tablet secara acak dan ditimbang keseluruhannya serta dihitung rata-rata tablet. Selanjutnya
ditimbang satu persatu tablet, kemudian dibandingkan dengan bobot rata-rata tablet sehingga diperoleh nilai
penyimpangan bobot tablet (Kemenkes RI, 2020). Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang
masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan
tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).
Parameter
 Uji keseragaman ukuran
Diambil 10 tablet, lalu diukur diameter dan tebal masing-masing tablet menggunakan jangka sorong dan
dihitung rata-ratanya. Hasil yang diperoleh tidak boleh lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang dari 4/3
kali tebal tablet (Kemenkes RI, 2020).

 Uji keregasan tablet


Diambil 10 tablet floating ekstrak kurkumin secara acak dan dibersihkan dari debu lalu ditimbang bobot
kesepuluh tablet. Diatur suhu air pada suhu (37℃) sebagai media pelarut kemudian dimasukkan kesepuluh
tablet kedalam alat uji keregasan tablet. Alat diputar dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit sehingga
terjadi 100 kali putaran. Seluruh tablet dikeluarkan, dibersihkan dari debu dan ditimbang kembali kemudian
dihitung kehilangan bobot dalam persentase. Syarat keregasan tablet yang diperbolehkan adalah kurang dari
1% (Murtini dan Elisa, 2018).
Parameter
 Uji kekerasan tablet
Sebanyak 10 tablet diukur kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan tablet (Hardness tester).
Dilakukan pengaturan pada alat dengan menginput data diameter dan jumlah tablet yang akan diuji.
Dimasukkan tablet satu per satu kedalam alat yang akan dihancurkan secara otomatis dan dicatat nilai
kekerasan yang muncul pada alat. Persyaratan kekerasan tablet 4-8 kp (Murtini dan Elisa, 2018).

 Uji kerapuhan tablet


Uji kerapuhan tablet berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan
tablet. Semakin besar nilai persentase kerapuhan, semakin besar pula massa tablet yang hilang. Kerapuhan
yang tinggi akan mempengaruhi kadar zat aktif yang ada pada tablet. Kerapuhan tablet dianggap cukup baik
bila hasilnya kurang dari 0,8% (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).
Parameter
3. UJI KARAKTERISTIK FLOATING

 Uji Floating Lag Time


Tablet dimasukkan ke dalam suatu medium dengan pH 1,2. Medium dibuat dengan menggunakan larutan HCL
0,1 N pada beaker gelas 100 mL dan dijaga pada suhu 37℃. Dicatat waktu yang diperlukan tablet untuk mengapung
secara visual dan floating lag time yang baik ditandai dengan tablet yang mengapung kurang dari 1 menit. Pengujian
dilakukan sebanyak 3 kali (Pradana et al., 2015).

 Uji Total Floating Time


XXX
Tablet dimasukkan ke dalam suatu medium dengan pH 1,2. Medium dibuat dengan menggunakan larutan HCL
0,1 N pada beaker gelas 100 mL dan dijaga pada suhu 37℃. Diamati lama sediaan mengapung, dimana total
floating time yang baik adalah lebih dari 12 jam. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali (Pradana et al., 2015).
3. UJI KARAKTERISTIK FLOATING

 Uji Daya Mengembang


Pengujian daya mengembang floating tablet dilakukan dengan menggunakan metode equilibrium weight gain
method. Metode ini menggunakan apparatus disolusi tanpa adanya pengadukan media disolusi. Tablet yang telah
ditimbang dimasukkan ke dalam basket yang telah berisi medium HCL 0,1 N pH 1,2 dengan suhu 37 ℃ sebanyak
900 mL
DAFTAR
PUSTAKA
Badan POM. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (Guidelines on Good Manufacturing). Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Chawla, G., Gupta, P., Koradadia,V., and Bansal, A. K., 2003, Gastroretention: A Means to Address Regional
Variability in Intestinal Drug Absorption, Pharmaceutical Technology, 50-60.
Farikha, F.R. dan M.S. Bachri.2017. The Gastroprotective Activity of Ethanol Extract oF Curcuma domestica Val. on
Mice Induced Ethanol – HCl. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention.7(3); 74 Garg, R., and Gupta
G,D., 2008. Progress in Controlled Gastroretentive Delivery Systems.Trop. J. Phar. Res.7(3).1055-1066.
Hadisoewignyo L. dan Fudholi A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
HP. 1997. Pharmaceutical Process Control. USA: Hewlett-Packard Company.
Kemenkes RI. 2020. Farmakope Indonesia. Edisi VI. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Murtini, G. dan Y. Elisa. 2018. Teknologi Sediaan Solida. Jakarta: Kemenkes RI.
Pradana, A.T., Nani, Parfati, N. dan Shira, S.A. 2015. Formulasi Floating Tablet Menggunakan Variasi Konsentrasi
HPMC K100M terhadap Kemampuan Mengapung dan Profil Disolusi Tablet Ranitidine HCl. Jurnal Ilmiah Sains
dan Teknologi. 9: 1-57.
Siregar C.J.P. and Wikarsa S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: DasarDasar Praktis, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Rachmawati, H. et al. 2017.Co-Delivery of Curcuminn-Loaded Nanoemulsion and Phaleria macrocarpa extract to NIH
3T3 Cell for Antifibrosis.Journal of Drug Delivery Sciences and Technology. 39:123-130.
Sari,T.P., B.Mann, R.Kumar, R.R.B.Singh, R. Sharma, M. Bhardwaj, S.Athira.2015.Preparation and Characterization
of Nanoemulsion Encapsulating Curcumin.Food Hydrocolloids.43:540-546.
Suratri A. 2008.Floating drug delivery systems to increase gastric retention of drugs: a review. RJPT.1(4).
TERIM
A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai