Metode dalam pembuatan sediaan yaitu metode granulasi basah, karena metode ini
memiliki beberapa keuntungan seperti dapat meningkatkan kohesivitas dan
kompresibilitas serbuk dengan adanya penambahan pengikat yang menyalut partikel
serbuk sehingga partikel serbuk melekat satu sama lain dan membentuk granul
(Murtini dan Elisa, 2018).
Pembuatan Tablet Floating
Ditimbang ekstrak curcumin, HPMC K15M, Psyllium Husk, Sodium bicarbonate, citric acid,
magnesium stearate, talc sesuai tabel penimbangan
Zat aktif (ekstrak curcumin), psyllium husk dan HPMC K15M dicampur homogen
Selanjutnya massa yang terbentuk diayak melalui saringan nomor 10 dan dikeringkan dalam
oven pada suhu 600C selama 20 menit.
Pembuatan Tablet Floating
Setelah pengeringan, granul selanjutnya diayak melewati saringan nomor 22 untuk mencapai
keseragaman dalam granul
Asam sitrat dan sodium bikarbonat digerus hingga homogen kemudian ditambahkan dalam
campuran
Magnesium stearat dan talk digerus homogen kemudian ditambahkan ke dalam campuran.
Tablet dikempa dengan alat kempa single punch (bobot 500 mg).
tik Kritis yang Harus Diperhatikan
1.
Kurkumin memiliki sifat yang tidak larut dalam air atau bersifat lipofilik, selain itu senyawa
kurkumin ini mengalami hidrolisis yang cepat dan diikuti oleh fragmentasi molekuler pada pH
fisiologis dan ketidakaktifan produk metabolismenya, sehingga kurkumin memiliki bioavailabilitas
yang rendah dan waktu paruh yang pendek (Sari et al.,2015; Rachmawati et al., 2017).
Forrmulasi dalam sistem floating (mengapung dalam cairan lambung) dapat meningkatkan
bioavailabilitas dan memperpanjang efek terapi
tik Kritis yang Harus Diperhatikan
2.
Pada formulasi tablet floating ini salah satu tujuannya yaitu untuk mengontrol pelepasan obat,
dimana sistem penghantaran obat yang terkontrol ini mampu mengendalikan laju penghantaran
obat dan durasi aktivitas terapi obat Sistem pelepasan obat floating ini dilepaskan perlahan
dengan kecepatan yang dapat ditentukan dan mengurangi fluktuasi dalam konsentrasi obat
plasma (Chawla et al, 2003). Pembawa yang dapat digunakan adalah polimer yang memiliki
kerapatan yang juga dapat mempengaruhi pelepasan obat dari dosis (Garg dan Gupta, 2008).
Pada formulasi ini digunakan kombinasi polimer yaitu HPMC K15 dan psyllium pada tablet floating
ini. Dimana berdasarkan penelitian Rani et al. (2014) formulasi Tablet floating yang mengandung
HPMC K15M dan psyllium memiliki pelepasan obat sebesar 89,86%.
tik Kritis yang Harus Diperhatikan
3.
pada formulasi tablet floating yang dibuat didesain untuk konsumsi oral 1 kali sehari, sehingga
durasi floating dan stabilitas dimensional (mengembang) sangat penting untuk memberikan
pelepasan obat yang kontinu dan konstan hingga 24 jam.
Pada penelitian Rani et al. (2014) menunjukkan kombinadi HPMC K15 dengan psyllium husk
memberikan peningkatan durasi floating yaitu 24 jam.
Parameter
1. UJI SIFAT FISIK GRANUL
Tap Densitas
Sudut Diam
Ditimbang sebanyak 100 gram serbuk lalu
Serbuk yang dialirkan akan membenuk sudut diam
dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan volume
yang dapat dihitung dengan persamaan:
250 mL. Kemudian dilakukan pengetapan sebanyak
500x (USP, 2007). Persamaan dihitung dengan:
Bulk Densitas
Ditimbang sebanyak 100 gram serbuk lalu
Cars’s Index
dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan volume
Berdasarkan nilai bulk densitas dan tap
250 mL dan dicatat volumenya (USP, 2007), dan
densitas, persentasi kompresibilitas dari bulk
dihitung dengan persamaan:
densitas dapat ditentukan dengan persamaan:
Pb = dengan satuan
% kompresibilitas = 100%
Parameter
2. UJI SIFAT FISIK TABLET
Uji organoleptis
Disiapkan 5 tablet untuk diperiksa organoleptisnya. Diamati ukuran, warna, bau, bentuk, tekstur permukaan
(mengkilap atau kusam), konsistensi, dan cacat pada permukaan tablet seperti serpihan, keretakan, serta
kontaminasi oleh benda asing (seperti rambut, tetesan minyak, dan kotoran)