Anda di halaman 1dari 18

toolkit

Ekstraksi Bahan Aktif


Sediaan Carmin®
Curcuma domestica
Nama Anggota
01 Yosefin Putri Indrayani
1808551001

02 Habibur Umami Amrullah


1808551002

03 Ni Kadek Yunita
1808551004
toolkit

04 Devi Pradnya Andina


1808551006
Kunyit (Curcuma domestica Val.)

Tanaman kunyit berupa herba yang tingginya dapat mencapai 1 meter, mempunyai bulu,
tetapi mempunyai warna hijau. Bunganya pucat dan pada pangkalnya berwarna kuning.
Daun pelindungnya berwarna putih, sedangkan daging rimpangnya berwarna kuning tua.

Minyak atsiri 2 – 5 %
terdiri dari seskuiterpen dan turunan phenylpropane yang meliputi turmeron, ar-turmeron,
toolkit

á- dan â-turmeron, curlon, curcumol, atlanton, turmerol, â-bisabolen, â-


sesquiterphellandren, zingiberen, ar-curcumene, humulen.

Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin,


dan damar
Kunyit (Curcuma domestica Val.)

Curcuminoid = senyawa diarylheptanoide 3–4 %

kurkumin (50-60 % ) desmetoksikurmin bidesmetoksikurmin

pigmen yang larut dalam larutan yang bersifat lipofil, seperti etanol dan metanol,
toolkit

serta larut dalam asam asetat glasial, tetapi praktis tidak larut dalam air dan eter
Kurkumin

Senyawa kurkumin bersifat polar, sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat polar untuk
menghasilkan senyawa kukumin dan aktivitas antioksidan yang tinggi.

Selain itu sifat kimia kurkumin adalah memiliki sifat tidak stabil akibat perubahan pH
lingkungan.
toolkit

Kurkumin dalam suasana asam akan berwarna kuning atau kuning jingga, sedangkan
dalam suasana basa akan berwarna merah (Tonnesen and Karlsen, 1985).
Ekstraksi

Pengambilan kurkumin dari suatu tanaman dapat dilakukan dengan cara


ekstraksi.

Sokhletasi Perkolasi Maserasi


toolkit

Dari ketiga metode diatas metode maserasi adalah metode


yang paling banyak digunakan dalam berbagai jenis ekstraksi.
Proses
Ekstraksi
toolkit
MASERASIpelarut dalam suhu ruang yang bertujuan untuk mendapatkan zat-zat yang
proses ekstraksi simplisia dengan merendam simplisian menggunakan

terkandung di dalam bahan


 biayanya yang murah
 mudah untuk dilakukan
Kelebihan:  peralatannya sederhana
 tanpa pemanasan sehingga tidak merusak
toolkit

senyawa kurkumin
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi adalah pelarut:
“suatu senyawa akan terlarut pada pelarut dengan sifat kepolaran yang sama”
Sehingga hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang memiliki
kepolaran yang sama akan lebih mudah terlarut.

kurkumin memiliki sifat polar Pelarut polar (etanol)


toolkit

Berdasarkan penelitian Wahyuningtyas dkk (2017) menyatakan bahwa jenis pelarut terbaik
untuk ekstraksi kunyit adalah etanol yang menghasilkan rendemen sebesar 14,90%.
PROSES EKSTRAKSI

250 gram serbuk simplisia rimpang kunyit dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%
dengan perbandingan 1:10 selama 24 jam

Setelah 1 hari, toples kaca dibuka kemudian maserat dan ampas dipisahkan

Maserat disaring lalu dihitung volumenya. Ampas yang diperoleh kemudian diremaserasi
toolkit

sebanyak 2 kali menggunakan pelarut etanol 96%



Penentuan doses curcumin

Dosis ekstrak kurkumin yang mampu memberikan efek perlindungan


terhadap perkembangan tukak lambung yaitu 100 mg/kg BB (Farikha
dan Bachri, 2016). Kurkumin memberikan aktivitas antitukak tidak
hanya dengan mempengaruhi stress oksidatif dan kapasitas
antioksidan total tetapi juga dengan menghambat sekresi IL-6 dan
toolkit

mencegah apoptosis (Abdul-Aziz et al., 2011).


Apabila dikonversi jumlah kurkumin yang diperlukan untuk dosis pada orang
dewasa normal (berat badan 70 kg) adalah sebagai berikut:

Diketahui:
1. Faktor konversi dari tikus ke manusia = 56, berat tikus uji (20 g)
2. Dosis ekstrak kurkumin untuk tikus = dosis tikus x berat badan tikus
= 100 mg/kg x 0,02 kg
= 2 mg
3. Dosis ekstrak kurkumin untuk manusia (70kg) = dosis untuk tikus x fk
= 2 mg x 56
= 112 mg
toolkit

Jadi dosis ekstrak kurkumin yang digunakan yaitu 112 mg per hari, sehingga
dalam formulasi tablet foloating ekstrak kurkumin yang digunakan yaitu 112 mg
per tablet.
Perhitungan bahan

Ekstrak Curcumin Psyllium husk


Bobot dalam 1 tablet = 112 mg Bobot dalam 1 tablet = 100mg
Bobot dalam 50 tablet = 112 mg x 50 Bobot dalam 50 tablet = 100mg x 50
= 5600 mg = 5,6 g = 5000mg = 5 g

HPMC K15M Sodium bicarbonate


toolkit

Bobot dalam 1 tablet = 100mg Bobot dalam 1 tablet = 50mg


Bobot dalam 50 tablet = 100mg x 50 Bobot dalam 50 tablet = 50mg x 50
= 5000mg = 5 g = 2500mg = 2,5g
Perhitungan bahan

Citric acid
Bobot dalam 1 tablet = 25mg
Bobot dalam 50 tablet = 25mg x 50 Talc
Bobot dalam 1 tablet = 500mg – 407mg
= 1250mg =1,25 g
= 93mg
Bobot dalam 50 tablet = 93mg x 50
= 4650mg =
Magnesium stearate 46,5g
toolkit

Bobot dalam 1 tablet = 20mg


Bobot dalam 50 tablet = 20mg x 50
= 1000mg = 1g
Tabel penimbangan

No. Nama Bahan Kegunaan Bobot dalam 1 Bobot dalam 50


tablet (mg) tablet (mg)
1. Ekstrak Kunyit Zat aktif 112 5600
2. HPMC K15M Swelling agent 100 5000
3. Psyllium husk Swelling agent 100 5000
4. Sodium bicarbonate Gas generatung 50 2500
agent
5. Citrid acid Gas generating agent 25 1250
toolkit

6. Magnesium stearat Lubrikan 20 1000


7. Talc Pengisi 93 4650
PROSES EKSTRAKSI

Volume total maserat yang diperloleh kemudian dihitung. Ekstrak yang diperoleh dari proses
maserasi diuapkan pelarutnya dengan alat rotary vacum evapator pada suhu 40°C lalu dioven
40oC hingga didapat eksrak kental

Ekstrak kental yang diperoleh selanjutnya ditimbang dan dihitung persentasi rendemen yang
diperoleh terhadap bobot serbuk simplisia
toolkit

(Depkes RI, 2008; Kemenkes RI, 2017)


DAFTAR PUSTAKA
Abdul-Aziz, KK. 2011. Comparative Evaluation of the Anti-ulcer Activity of Curcumin and
Omeprazole during the Acute Phase of Gastric Ulcer. Food and Nutrition Science. Vol 2, 628-
640
Anggitha, I. 2012. Performa Flokulasi Bioflokulan DYT pada Beragam Keasaman dan Kekuatan
Ion terhadap Turbiditas Larutan Kaolin. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2017. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi II. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Tonnesen. H.H. and J. Karlsen. 1985. Studies on Curcumin and Curcumin oids: V. Alkaline
toolkit

Degadation of Curcumin, Lebenum Uniers Forch.180: 132-134


Noerono, S. 1994. Buku Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.
Wahyuningtyas, S.E.P., I. G.M. Permana, A.A.I.S. Wiadnyani. 2017. Pengaruh Jenis Pelarut
Terhadap Kandungan Senyawa Kurkumin dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kunyit (uruma
domestia Val.). Jurnal ITEPA.6(2):61-70.
TERIMA
KASIH
toolkit

Anda mungkin juga menyukai