Anda di halaman 1dari 35

HIPERTENSI

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1.PRAMESTI JIHAN RABANI (19)


2.RIZKYA AMATUL FIRDAUZYA (22)
3.RONA A’YUNIL FADHILA (23)
4. SEPTI LISTI WININGRUM (24)
5.ZAHROTU ADHANA DEWI (27)
DEFINISI

• Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian. Seseorang
bisa dikatakan mengalami hipertensi bila pembacaan tekanan darah sistolik pada
pengukuran selama dua hari berturut-turut menunjukkan hasil yang lebih besar dari 140
mmHg, dan/atau pembacaan tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar
dari 90 mmHg.
 
KLASIFIKASI

Pada pemeriksaan tekanan darah, yang diukur adalah tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan darah diklasifikasikan sebagai normal apabila sistoliknya kurang dari 120 mmHg
dan diastolik kurang dari 80 mmHg, atau biasa ditulis dengan 120/80 mmHg
KLASIFIKASI TINGKATAN DALAM HIPERTENSI

• Prahipertensi
Tekanan darah sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89 mmHg
tergolong prahipertensi. Individu dengan prahipertensi tergolong berisiko lebih tinggi
terkena hipertensi.Jadi jika tekanan darah Anda 110/85 mmHg atau 130/79 mmH, Anda
tergolong individu yang berisiko terkena hipertensi. Pada kondisi ini, diperlukan perubahan
gaya hidup guna mengurangi risiko Anda terkena hipertensi di masa depan.
• Hipertensi tingkat 1

Tekanan darah sistolik 140–159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90–99 mmHg. Jika tekanan
darah sistolik atau diastolik Anda berada pada rentang ini, Anda sudah memerlukan pengobatan
karena risiko terjadinya kerusakan pada organ menjadi lebih tinggi.
•  Hipertensi tingkat 2

Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > dari 100 mmHg. Pada tahap
ini, penderita biasanya membutuhkan lebih dari satu obat. Kerusakan organ tubuh mungkin
sudah terjadi, begitu juga dengan kelainan kardiovaskular, walaupun belum tentu bergejala.
• Hipertensi krisis
Jika tekanan darah Anda tiba-tiba melebihi 180/120 mmHg, Anda mengalami hipertensi krisis. Pada tahap
ini, Anda harus segera menghubungi dokter, terlebih jika Anda mengalami tanda-tanda kerusakan organ
seperti nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa, perubahan pada penglihatan, atau kesulitan
berbicara.Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis atau kondisi tubuh saat pemeriksaan.
Oleh karena itu, untuk memastikan diagnosis hipertensi, perlu dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali
dengan jarak 1 minggu.Jika dalam 2 kali pengukuran lalu hasil tekanan darah Anda berbeda jauh, hasil yang
akan diambil adalah hasil pengukuran tekanan darah yang lebih tinggi.
FAKTOR PENYEBAB

• Hipertensi primer (esensial)


Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa
faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
a) Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi mendapatkan penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c) konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak. 
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi. 
d) Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan
atau zat yang terkandung dalam keduanya.
• Hipertensi sekunder 
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi
sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi beberapa
tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat
menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab
hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan
c) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral yang memiliki
kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-
aldosteron-mediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali
normal setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
d) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan kelebihan primer aldosteron,
kortisol, dan katekolamin.
e) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
f) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk sementara waktu.
g) Kehamilan
h) Luka bakar
i) Peningkatan tekanan vaskuler
j) Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan katekolamin mengakibatkan
iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung serta menyebabkan vasokortison yang kemudian
menyebabkan kenaikan tekanan darah.
FAKTOR RESIKO

Seiring bertambahnya usia, seseorang akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk
mengalami hipertensi. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko hipertensi yaitu:
 Berusia di atas 65 tahun.
• Konsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
• Kelebihan berat badan atau obesitas.
• Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
• Kurang asupan buah dan sayuran.
• Jarang berolahraga.
• Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
• Mengonsumsi minuman beralkohol.
Meski demikian, risiko hipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup dan pola
makan menjadi lebih sehat secara rutin. Penuhi asupan gizi tubuh seimbang, asupan cairan
harian tubuh, dan berolahraga secara teratur.
CARA PENGOBATAN ATAU TERAPI

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi. 
• NON FARMAKOLOGI
• Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
berat badannya sampai batas ideal.
• Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah
tinggi. 
• Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium
klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup)
dan mengurangi alkohol.
 • Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat. 
• Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya
terkendali.
• Berhenti merokok.
• Farmakologi
1.Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium air dan klorida sehingga menurunkan
volume darah dan cairan ekstraseluler.Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan
tekanan darah.Selain mekanisme tersebut,diuretik juga menurunkan resistensi perifer
sehingga menambah efek hipotensinya.Diuretik terdiri atas 3 golongan yaitu Thiazide,Loop
Diuretik(Diuretik kuat)dan Diuretik hemat kalium
• Thiazide

Golongan Thiazide yang paling sering digunakan adalah Hydrochlorothiazide (HCT)

•Indikasi:Hipertensi edema.Merupakan obat antihipertensi lini pertama pada pasien hipertensi tanpa
komplikasi.Hipertensi pada lansia
•Peringatan:Dapat menimbulkan hipotensi akibat pengurangan volume intravaskular.Hati hati
penggunaan pasien dengan diabetes melitus,gangguan elektrolit dan
cairan,hiperkolesterolmia,hiperurisemia,hiperkalsemia,hipotensi,SL
•Dosis:Dosis sebagai antihipertensi 12,5 mg/hari (diberikan 1 kali sehari),dosis maksimal 25 mg/hari
•Catatan khusus:

~HCT kurang efektif pada padien dengan gangguan fungsi ginjal dan dapat memperburuk
fungsi ginjal

~HCT sering kali di kombinasikan dengan anti hipertensi lain karena:

1.Dapat meningkatkan efektivitas antihipertensi lain dengan mekanisme kerja yang berbeda
sehingga dosisnya dapat di kurangi

2.HCT mencegah retensi cairan oleh antihipertensi lain sehingga efek obat obata tersebut
dapat bertahan
• Furosemide
•Indikasi:Pasien pasien dengan retensi cairan yang berat(edema,ascites),hypertensive heart
failure,edema paru akut,edema pada sindrom nefrotik,insufisiensi renal kronik,sirosis hepatitis
•Peringatan:Hati hati penggunaan pada SLE,gangguan hati,gangguan ginjal,pada pasien dengan
riwayat DM,riwayat gout,hamil
•Dosis:
Oral:Edema,dosis awal 40 mg pada pagi hari,penunjang pada 20-40mg sehari,tingkatkan sampai
80mg sehari pada udem yang resisten.Anak 1-3 mg/kgBB sehari maksimal 40mg sehari
Injeksi Intravena:Edema dewasa,dosis awal 20-40 mg,dosis dapat ditingkatkan sebesar 20
mg tiap interval 2 jam sehingga efek tercapai.Pemberian injeksi Intravena harus perlahan
dengan kecepatan tidak melebihi 4mg/menit
2.Diuretik Hemat Kalium
Salah satu diuretik hemat kalium yang sering digunakan adalah
spirolonactone.Spirolonactone merupakan antagonis aldosteron.Spirolonactone adalah
diuretik lemah dan cara penggunaannya terutama dikombinasikan dengan diuretik lain
(HCT atau Furosemide) untuk mencegah hipokalemia.Antagonis aldosteron
(spironolactone) direkomendasikan pada pasien infarkmiokard yang telah mendapatkan
ACE-inhibitor dan Beta blocker dengan L VEF < 35% dengan diabetes atau gagal jantung
apabila tidak ada gagal ginjal atau hiperkalemia
• Spironolactone
• •Indikasi:Edema dan ascites pada sirosis hari,ascites malignan,sindroms nefrotik,gagal
jantung kongestif:hiperaldosteronisme primer.Digunakan bersama dengan
furosemide/thiazide untuk mencegah hipokalemia
• •Peringatan:Hati hati penggunaan pada usia lanjut,gangguan hati,gangguan ginjal(hindari
bila sedang sampai berat),pantau elektrolit(hentikan bila terjadi
hiperkalemia,hiponatremia,penyakit addison)
• •Dosis:Dosis pada pasien hipertensi 25-100mg/hari (diberikan sehari 1 kali)
3. ACE InhibitorACE Inhibitor bekerja menghambat perubahan angiotensin 1 menjadi
angiotensi 2 sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron.vasodilatasi
secera langsung akan menyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi kalium
• Captropile
•Indikasi:Pemberian bersama diuretik hemat kalsium dapat mengakibatkan
hiperkalemia,pemberian bersama antasida dapat mengurangi absorpsi ACE
Inhibitor,pemberian bersama OAINS akan mengurangi efek antihipertensi ACE Inhibitor
dan menambah resiko hiperkalemia
••Dosis:Hipertensi: Dosis awal 2 kali 12,5mg/hari bila dikombinasi dengan diuretik atau
pada usia lanjut,dosis awal 6,25mg/hari.Dosis penunjang 2 kali 25mg/hari.Dosis
Maksimum 2 kali 50mg/hari (jarang 3 kali sehari pada hipertensi berat)
• Lisinopril
•Indikasi:Pemberian bersama diuretik hemat kalsium dapat mengakibatkan
hiperkalemia,pemberian bersama antasida dapat mengurangi absorpsi ACE
Inhibitor,pemberian bersama OAINS akan mengurangi efek antihipertensi ACE Inhibitor
dan menambah resiko hiperkalemia
•Dosis:Hipertensi dosis awal 1kali 10mg/hari.Dosis penunjang lazim 1 kali 20mg/hari.Dosis
maksimal 40mg/hari.Terapi pada infark miokard akut 2,5-20mg/hari dalam satu dosis
• Ramipril
•Indikasi:Pemberian bersama diuretik hemat kalsium dapat mengakibatkan
hiperkalemia,pemberian bersama antasida dapat mengurangi absorpsi ACE
Inhibitor,pemberian bersama OAINS akan mengurangi efek antihipertensi ACE Inhibitor
dan menambah resiko hiperkalemia
•Dosis:Hipertensi Dosis awal 1 kali 2,5mg/hari.Dosis pemeliharaan 2,5-5 mg/hari.Dosis
Maksimal 10 mg/hari.Terapi pada infark miokard akut 2,5-10mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
• Imidapril
•Indikasi:Pemberian bersama diuretik hemat kalsium dapat mengakibatkan
hiperkalemia,pemberian bersama antasida dapat mengurangi absorpsi ACE Inhibitor,pemberian
bersama OAINS akan mengurangi efek antihipertensi ACE Inhibitor dan menambah resiko
hiperkalemia
•Dosis:Hipertensi Dosis awal 1 kali 5mg/hari diberikan sebelum makan.Jika pasien menggunakan
diuretik,pasien lansia,pasien gagal jantung,angina atau penyakit serebrovaskular,atau pada
gangguan fungsi ginjal atau hati,dosis awal 1 kali 2,5mg/hari.Dosis maksimal 10mg/hari
4. Agiotensin Reseptor Blocker (ARB)
Mekanisme kerja ARB adalah memblokade reseptor AT 1 sehingga menyebabkan
vasodilatasi,peningkatan ekskresi Na dan cairan (mengurangi volume plasma)menurunkan
hiperfrofil vaskular.ARB memiliki efek yang mirip dengan ACE Inhibitor.Perbedaannya
adalah ARB tidak mempengaruhi metabolisme bradikinin sehingga ARB dilaporkan tidak
memiliki efek samping batuk kering angloedema seperti yang terjadi dengan ACE Inhibitor
• Losartan

•Indikasi:Pemberian bersama diuretik hemat kalsium dapat mengakibatkan hiperkalemia,pemberian


bersama antasida dapat mengurangi absorpsi ACE Inhibitor,pemberian bersama OAINS akan
mengurangi efek antihipertensi ACE Inhibitor dan menambah resiko hiperkalemia
•Kontra Indikasi:Kehamilan(obat harus di hentikan bila ternyata pemakai hamil),menyusui,sitenoris
areteri renalis bilateral atau stenosis pada satu satunya ginjal yang masih berfungsiDosis:Dosis
umum 1 kali 50mg/hari,dapat ditingkatkan hingga 1 kali 100mg/hari.Untuk pasien usia lanjut(>75
tahun),pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat,dialisis,deplesi cairan,dimulai
dengan 1 kali 25mg/hari
• Valsartan
•Indikasi:Pemberian bersama diuretik hemat kalsium dapat mengakibatkan hiperkalemia,pemberian bersama
antasida dapat mengurangi absorpsi ACE Inhibitor,pemberian bersama OAINS akan mengurangi efek
antihipertensi ACE Inhibitor dan menambah resiko hiperkalemia
•Kontra Indikasi:Kehamilan(obat harus di hentikan bila ternyata pemakai hamil),menyusui,sitenoris areteri
renalis bilateral atau stenosis pada satu satunya ginjal yang masih berfungsi
•Dosis:Hipertensi 1 kali 80mg/hari jika diperlukan (pada pasien yang tekanan darahnya tidak
terkontrol)ditingkatkan hingga 160mg/hari atau ditambahkan pemberian diuretik,tidak diperlukan pada dosis
tertinggi yang dapat ditoleransi oleh pasien,pertimbangkan untuk mengurangi dosis pada pasien yang juga
menerima diuretik,maksimal 320mg/hari
• Telmisartan
•Indikasi:Pemberian bersama diuretik hemat kalsium dapat mengakibatkan hiperkalemia,pemberian
bersama antasida dapat mengurangi absorpsi ACE Inhibitor,pemberian bersama OAINS akan
mengurangi efek antihipertensi ACE Inhibitor dan menambah resiko hiperkalemia
•Kontra Indikasi:Kehamilan(obat harus di hentikan bila ternyata pemakai hamil),menyusui,sitenoris
areteri renalis bilateral atau stenosis pada satu satunya ginjal yang masih berfungsi
•Dosis:Hipertensi dosis 1 kali 40mg/hari.Dapat diberikan 1 kali 20mg/hari jika sudah memberikan
efek.Jika target tekanan darah belum tercapai,dosis dapat di tingkatkan hingga maksimum 1 kali
80mg/hari
SUMBER

Buku basic farmakologi


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai