Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL USAHA

KEWIRAUSAHAAN KEHUTANAN

DISUSUN OLEH

NAMA:YOSHUA BOAS SIHOTANG

NIM: L1A120074

KELAS : R001 (A)KEHUTANAN

DOSEN PENGAMPU : IBU RINCE


MURYUNIKA, S.P, M.Si
Daftar Isi

Pendahuluan ...................................................................................................................3
Gambaran Usaha.............................................................................................................4
Metode pelaksanaan........................................................................................................5
1.Proses pengolahan biji kopi ................................................................................. 5
2.Pemasaran ............................................................................................................. 8
Analisis usaha .......................................................................................................... 8
Biaya dan jadwal kegiatan...............................................................................................9
Tabel rincian anggaran biaya .................................................................................. 9

Daftar Tabel

Tabel rincian anggaran biaya .................................................................................. 9


Pendahuluan

Banyaknya petani kopi didaerah simalungun menjadi dasar pemikiran saya untuk
membuat produk ini,melihat biji kopi dijual mentah kepada pengepul dengan
harga yang relatif rendah lebih baik diproses lagi disini menjadi bubuk kopi siap
seduh lalu dijual dengan harga yang bias jauh lebih tinggi.

Umumnya jenis kopi yang ditanam didaerah simalungun ini adalah kopi arabika
tetapi lebih dikenal masyarakat dengan nama “Kopi Ateng” kopi ini dapat dipanen
sekali dalam jarak waktu dua minggu dengan jumlah yang lumayan banyak
sehingga mudah didapatkam,harganya juga tergolong murah sehingga dapat
menghemat biaya produksi tetapi kualitasnya sangat bagus dimana terdapat aroma
yang khas dan juga cita rasa yang kuat.
Gambaran Usaha

Biji kopi akan sangat mudah untuk didapatkan karena kebanyakan masyarakat
sekitar merupakan petani kopi dan harga biji kopi juga murah apabila dibeli
langsung dari petani,lahan pertanian yang mudah diakses dapat langsung
dikunjungi serta dapat melihat langsung bagaimana kualitas dari biji kopi tersebut
sehingga kami dapat menjamin mutu dan kualitasnya.

Kondisi pemasaran juga tentunya sudah kami perhatikan dimana untuk daerah ini
saja sangat banyak konsumen kopi, untuk peluang usaha sendiri tentu saja masih
sangat besar dikarenakan jarang atau bahkan belum adanya usaha produksi bubuk
kopi seperti ini didaerah simalungun.
Metode pelaksanaan

1. Proses pengolahan biji kopi


Ada beberapa langkah dalam proses pengolahan biji kopi ini hingga menjadi
serbuk kopi siap seduh dimulai dari pengolahan biji segar menjadi biji yang
dikeringkan lalu dari biji kering diolah menjadi bubuk kopi siap minum.

Proses pengolahan biji segar menjadi biji kering

1. Sortasi buah kopi

Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan sortasi. Pisahkan buah dari kotoran,
buah berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan pula buah yang berwarna merah
dengan buah yang kuning atau hijau. Pemisahan buah yang mulus dan berwarna
merah (buah superior) dengan buah inferior berguna untuk membedakan kualitas
biji kopi yang dihasilkan.

2. Pengupasan kulit buah

Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas. Terdapat dua
jenis mesin pengupas, yang diputar manual dan bertenaga mesin. Selama
pengupasan, alirkan air secara terus menerus kedalam mesin pengupas.

Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit buah agar mudah terlepas
dari bijinya. Hasil dari proses pengupasan kulit buah adalah biji kopi yang
masih memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji kopi HS

3. Fermentasi biji kopi HS

Lakukan fermentasi terhadap biji kopi yang telah dikupas. Terdapat dua cara,
pertama dengan merendam biji kopi dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji kopi
basah dalam bak semen atau bak kayu, kemudian atasnya ditutup dengan karung
goni yang harus selalu dibasahi.

Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis berkisar antara 12 -36 jam. Proses
fermentasi juga bisa diamati dari lapisan lendir yang menyelimuti biji kopi.
Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi bisa dikatakan selesai.

Setelah difermentasi cuci kembali biji kopi dengan air. Bersihkan sisa-sisa lendir
dan kulit buah yang masih menempel pada biji.

4. Pengeringan biji kopi HS

Langkah selanjutnya biji kopi HS hasil fermentasi dikeringkan. Proses


pengeringan bisa dengan dijemur atau dengan mesin pengering. Untuk
penjemuran, tebarkan biji kopi HS di atas lantai jemur secara merata. Ketebalan
biji kopi sebaiknya tidak lebih dari 4 cm. Balik biji kopi secara teratur terutama
ketika masih dalam keadaan basah.

Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu dan akan menghasilkan biji kopi dengan
kadar air berkisar 16-17%. Sedangkan kadar air yang diinginkan dalam proses ini
adalah 12%. Kadar air tersebut merupakan kadar air kesetimbangan agar biji
kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa dan tahan serangan jamur.

Untuk mendapatkan kadar air sesuai dengan yang diinginkan lakukan penjemuran
lanjutan. Namun langkah ini biasanya agak lama mengingat sebelumnya biji kopi
sudah direndam dan difermentasi dalam air.

Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan dengan bantuan mesin pengering


hingga kadar air mencapai 12%. Langkah ini akan lebih menghemat waktu dan
tenaga.

5. Pengupasan kulit tanduk

Setelah biji kopi HS mencapai kadar air 12%, kupas kulit tanduk yang
menyelimuti biji. Pengupasan bisa ditumbuk atau dengan bantuan mesin pengupas
(huller). Dianjurkan dengan mesin untuk mengurangi resiko kerusakan biji kopi.
Hasil pengupasan pada tahap ini disebut biji kopi beras (green bean).

6. Sortasi akhir biji kopi

Setelah dihasilkan biji kopi beras, lakukan sortasi akhir. Tujuannya untuk
memisahkan kotoran dan biji pecah.

Proses pengolahan biji kering menjadi serbuk kopi.

1. Drying/Membuang Kadar Air

Umumnya, biji kopi yang sudah dikeringkan/green bean masih memiliki 7-11%
kadar air. Selama kandungan air masih ada, biji tidak akan berubah warna menjadi
kecoklatan. Tahap roasting yang pertama ini dinamakan drying. Biji akan mulai
menyerap panas mesin roasting dan menguapkan kandungan air.

2. Light Roast

Light roast merupakan fase roasting yang memiliki tingkat kematangan paling
rendah. Umumnya, suhu fase ini adalah antara 180 °C sampai 205 °C. Biji
berwarna kuning kecoklatan dan cenderung kering karena minyak belum keluar.

Akhir dari fase ini ditandai oleh first crack, yaitu letupan karena memecahnya
biji- biji kopi. Pada saat first crack mulai terjadi, saat itulah masuk pada tingkat
light
roast. Berhentilah pada fase ini jika ingin rasa yang cenderung ringan dengan rasa
asam kuat serta kafein yang tinggi

3. Medium roast

Tahapan selanjutnya adalah memasuki tingkat medium roast. Suhunya berkisar


antara 210 °C sampai 220 °C. Medium roast adalah saat berlangsungnya first
crack, pada saat inilah terjadi yang dinamakan proses caramelization
(karamelisasi). Proses ini membentuk karakter aroma dan rasa manis.

Pada fase ini, biji kopi mulai berwarna coklat gelap. Rasa yang dihasilkan sangat
seimbang baik body maupun acidity-nya. Dibandingkan dengan light roast,
kafeinnya lebih sedikit dan teksturnya lebih kental. Fase medium roast selesai
sebelum mencapai letupan yang kedua (second crack).

4. Dark Roast

Dark roast berkisar pada suhu 240 °C di mana terjadi letupan kedua (second
crack). Biji akan berwarna coklat yang sangat gelap dan hampir menghitam. Tidak
semua biji bisa sampai pada tahap ini. Biji yang memiliki kepadatan rendah akan
pecah dan hancur.

Pada fase ini, minyak alami yang terkandung dalam biji akan keluar, sehingga
mengurangi bahkan menghilangkan karakter acidity. Body-nya tebal dan rasanya
cenderung pahit karena pada fase ini biji kopi mengalami karbonisasi.

5. Resting Setelah Roasting

Setelah biji kopi selesai di-roasting, jangan langsung digiling dan diseduh. Biji
yang baru saja selesai di-roasting mengandung kadar karbon dioksida yang tinggi
sehingga mempengaruhi rasanya jika dinikmati sesaat itu juga. Oleh karenanya,
perlu resting atau didiamkan beberapa saat supaya gas karbon dioksida lambat
laun berkurang dan hilang.

6. Grinding/Penggilingan biji kopi

Tujuan dari menggiling tepatnya adalah untuk mendapatkan rasa yang terdapat
di dalam secangkir kopi. Gilingan bubuk kopi yang kasar atau halus tergantung
pada metode penyeduhan (brewing).

Pada umumnya, lamanya waktu dari kopi yang sudah menjadi bubuk
berhubungan dengan air yang akan menentukan kelas ideal dalam penggilingan,
lebih halus tingkat penggilingan, semakin cepat kopi harus disiapkan. Itulah
sebabnya bubuk kopi untuk mesin espresso jauh lebih halus daripada kopi yang
diseduh menggunakan metode drip (tetes).
7. Pengemasan

Pengemasan adalah tahap akhir dari pengolahan biji kopi. Biji kopi yang sudah di
dapat langsung dikemas untuk segera dipasarkan ke berbagai tempat. Dalam
proses ini, Saya menggunakan kemasan yang yang tahan lama dan menarik agar
kopi dapat sampai ke konsumen dengan aman.

Bentuk kemasan yang saya pakai disini yaitu menggunakan Coffe paper kraft
yaitu kemasan yang didalamnya dilapisi semacam aluminium foil sehingga
kualitas kopi tetap terjaga.

2.Pemasaran
Untuk awal produksi target pasar utama saya yaitu coffeshop di sekitar sumatera
utara dan juga pemasaran melalui media online shop seperti shopee,tokopedia
maupun marketplace facebook.

Analisis usaha
Langka
STRENGTH Cita rasa khas yg berbeda
Produk lokal

Design kemasan masih kurang


WEAKNESS maksimal
Alat untuk distribusi maasih minim
Belum banyak saingan
OPPORTUNITY Banyaknya konsumen
Banyaknya permintaan bubuk kopi
dari luar daerah
Munculnya pesaing baru didaerah
THREAT sekitar
Masyarakat yang masih menjual
biji kopi segar ke pengepul
Masyarakat yang lebih memilih
kopi sachet buatan pabrik
Biaya dan jadwal kegiatan

Tabel rincian anggaran biaya

Nama barang Harga per Kuantitas Total

Kuantitas
Biji kopi segar Rp.8.000,00 20 Kg Rp.160.000,00
Coffe paper kraft Rp.250.000,00 100 pcs Rp.250.000,00
Mesin roasting kopi 3kg Rp.350.000,00 1 unit Rp.350.000,00
Mesin Pengupas Kulit kopi Rp.1.900.000.00 1 unit Rp.1.900.000.00
Alat Grinding Kopi Ferratti Rp.800.000,00 1 unit Rp.800.000,00
Ferro FGM-9702
Biaya tidak terduga Rp.500.000,00 Rp.500.000,00
TOTAL Rp 3.960.000,00

Anda mungkin juga menyukai