Anda di halaman 1dari 18

Inisiasi Tuton ke – 5

Mata Kuliah : Sistem Hukum Indonesia


Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : FHISIP
Penulis : Elizabeth Ghozali
Email : ibethghoz@gmail.com
Penelaah : Tiesnawati W
Emai : tiesna@ecampus.ut.ac.id
Istilah Hukum Administrasi Negara (HAN)

 Belanda  Administratife recht


 Inggris/Amerika Serikat  Administrative law
 Perancis  Droit administratife
 Jerman  Verwaltung recht

 Utrecht dalam bukunya, mula-mula memakai istilah “Hukum Tata Usaha Indonesia”
(cetakan pertama) kemudian “Hukum Tata Usaha Negara Indonesia” (cetakan kedua).
 Prajudi Atmosudirdjo  “Peradilan Administrasi Negara”
 Wirjono Prodjodikoro  “Peradilan Tata Usaha Pemerintahan”.
 Undang-undang Pokok Kekuasaaan Kehakiman (Tahun 1970 No. 14) telah menetapkan
untuk nama jenis peradilan tersebut, “Peradilan Tata Usaha Negara”.
Defenisi Hukum Administrasi Negara (HAN)

Utrecht, HAN adalah:


(hukum pemerintahan) yang menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan untuk
meyakinkan para pejabat (ambdragers) melakukan tugas mereka yang khusus.
Oppenheim :
Hukum tata negara memberikan gambaran negara sedang tidak bergerak (staats in rust)
sedangkan hukum administrasi negara menunjukkan pada kita bahwa negara sedang
bergerak (staats in beweging).
Van Apeldoorn
Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh
para pendukung kekuasaan yang diserahi suatu tugas pemerintahan dalam rangka
melakukan pemerintahan itu.
Soehino
Hukum administrasi negara/hukum tata pemerintahan adalah: keseluruhan daripada
aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan
administrasi negara itu melakukan fungsinya, atau tugasnya.
Ciri Hukum Administrasi Negara (HAN)
Perbedaan HTN dan HAN

HTN HAN
• Mengatur pembentukan Badan- • HAN menjadi sebab Negara
badan Negara Tk.Pusat dan Daerah berfungsi atau dasar segala
• Membagi kekuasaan (wewenang) perbuatan Administrasi Negara
pada badan agar dapat berfungsi • HAN mengatur hubungan WN
(Mnrt Oppenheim) dengan Pemerintah (melindungi
• Memberi dasar hukum badan kepentingan umum)  Menurut
melakukan perbuatan: De-La Bassecour Cann
• Membuat peraturan • HAN kelanjutan HTN
• Melaksanakan peraturan. • HAN mewujudkan tugas HTN 
Mnrt Van Vallenhoven
Hakekat, Peran dan Tujuan HAN

• Hakekat HAN
• Sebagai subsistem SHN, dapat disebut Hukum Pemerintahan
• Peran HAN
• Mengatur
• Membatasi
• Menguji hubungan hukum WN dengan AN (penguasa)
• Tujuan HAN
• Menjamin adanya AN yang bonafid karena keputusan penetapan AN dapat dilawan
masyarakat bila keliru/salah.
• Cakupan HAN
• Memberi perlindungan hukum trhadap WN/Masyarakat
• Mengatur wewenang, tnggung jawab, fungsi dan tingkah laku pejabat
• Menetapkan norma fundamental bagi penguasa negara/ pemerintahannya baik
ORGANISASI PEMERINTAHAN INDONESIA

1. Susunan Organisasi Negara Tingkat Pusat


 susunan organisasi negara tingkat pusat adalah badan-badan kenegaraan yang diatur
dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya yang disebut dengan
kelembagaan pemerintahan.
 Menurut Jimly Asshiddiqie, lembaga-lembaga negara yang namanya tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 sekarang ini adalah:
g. Mahkamah Konstitusi (MK),
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
h. Pemerintah Daerah Propinsi dan
b. Presiden (dan Wakil Presiden), Kabupaten/Kota,
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), i. Bank Sentral,
d. Dewan Perwakilan Daerah (DPD), j. Komisi Pemilihan Umum (KPU),
e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), k. Komisi Yudisial,
l. DPRD Propinsi dan Kota/Kabupaten,
f. Mahkamah Agung (MA),
m. TNI dan Polri.
2. Susunan Organisasi Negara Tingkat Daerah
Susunan organisasi negara tingkat daerah terbatas pada susunan penyelenggaraan pemerintahan
(eksekutif) dan unsur-unsur pengaturan (regelen) dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan.
Sumber & Subjek Hukum Administrasi Negara

Sumber Hukum Adminitrasi


Negara
 Pancasila Subjek Hukum Admintrasi Negara
 UUD 1945  Pegawai Negeri
 Jabatan-jabatan
 TAP MPR
 Jawatan Publik, Dinas-Dinas Publik, BUMN
 PERPU dan BUMD
 PP  Desa/Daerah Swapraja dan Swatantra
 KEPPRES
 PERMEN DAN KEPMEN
 PERDA DAN KEPKADA
 YURISPRUDENSI
 HUKUM TIDAK TERTULIS
 HUKUM INTERNASIONAL
 KEPTUN
 DOKTRIN
KEPUTUSAN YG TIDAK TERMASUK KEPTUN

 Berdasarkan Hukum Perdata


 Berdasarkan Hukum Pidana
 Pengaturan Berlaku Umum
 Masih perlu Persetujuan Instansi lain
 Berdasarkan Hasil Pemeriksaaan Peradilan
 KEPTUN di lingkungan TNI
 Keputuan Panitia Pemilu.
KEPUTUSAN YG TIDAK TERMASUK KEPTUN

Perluasan pengertian KEPTUN


o Sikap diam pejabat TUN/Badan sebagai sikap berbuat aktif dianggap sebagai
penetapan tertulis (pasal 3 UU PTUN)
o Bila badan atau pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal
itu menjadi kewajibannya----> sama dengan Keptun
o Bila Badan /Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputuan yang dimohon,
sedangkan jangka waktu telah lewat, maka Baan/Pejabat TUN dianggap
“menolak” mengeluarkan Keptun.

Penyempitan Pengertian KEPTUN


Yang termasuk keptun meliputi:
1) Memo,
2) Nota
ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

1. Asas Legalitas
Setiap perbuatan pemerintah atau administrasi negara harus berdasarkan pada hukum. Asas
ini sesuai dengan asas negara kita yang berdasarkan hukum seperti yang tercantum dalam
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan: “ Negara Indonesia adalah negara hukum”.
2. Asas Persamaan Hak
Bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1 UUD 1945).
3. Asas Kebebasan (asas freies ermessen)
Makna asas ini adalah kepada administrasi negara diberikan kebebasan untuk atas inisiatif
sendiri menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat secara cepat. Tepat
dan bermanfaat untuk kepentingan umum, tanpa harus menunggu adanya perintah dari
Undang-undang terlebih dahulu yang disebabkan oleh Undang-undangnya belum ada atau
tidak jelas dalam mengatur hal tersebut sehingga dengan demikian administrasi negara dapat
melaksanakan fungsi administrasinya, yaitu menjalankan/menyelenggarakan kesejahteraan
umum.
ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

4. Asas Tidak Boleh Menyalahgunakan Wewenang atau Kekuasaan atau Dengan Istilah
Lain, Asas Tidak Boleh Melakukan (Detournement De Pouvoir)
Adapun makna dari asas ini adalah setiap badan-badan negara memperoleh kekuasaan dari
undang-undang, jangan sampai terjadi kekuasaan itu digunakan secara tidak sesuai dengan
pemberian kekuasaan itu oleh undang-undang tersebut atau dengan kata lain jangan sampai
penggunaan kekuasaan tersebut melampaui batas-batas yang diberikan oleh undang-undang.
5. Asas Tidak Boleh Menyerobot Wewenang Badan Administrasi Negara yang Satu Oleh
yang Lainnya (Exes De Pouvoir)
Adapun makna dari asas ini adalah apabila sudah diadakan pembagian tugas pejabat-pejabat
administrasi negara maka hendaknya para pejabat tersebut melaksanakan tugasnya dalam
batasan-batasan yang telah diberikan oleh undang-undang.
6. Asas Berupaya Memaksa atau Asas Bersanksi
Makna dari asas ini adalah sanksi merupakan jaminan terhadap penataan kepada hukum
administrasi negara. Sebab manusia mempunyai kecenderungan untuk melanggar norma
karena itu, norma tersebut harus dilindungi oleh sanksi, yaitu sanksi administrasi atas
pelanggaran hukum administrasi.
ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

7. Asas Nasionalisme
Asas nasionalisme dalam hukum agraria diikuti oleh sebagian besar negara-negara di dunia,
khususnya negara-negara yang sedang berkembang..
8. Asas Fungsi Sosial dari Tanah
Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial berarti tanah tersebut harus dipergunakan
sesuai dengan keadaan tanah dan sifat dari haknya dan tidak dibenarkan pemakaian tanah
secara merugikan dan bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
9. Asas Dikuasai Negara
Asas dikuasai oleh negara ini tercantum dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 jo. Pasal 2 ayat (1)
dan (2) UUPA No. 5 Tahun 1960.
Upaya Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum (legal protection) :


1. Perlindungan hukum yang bersifat Preventif (pencegahan).
Pada perlindungan hukum yang preventif, rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan
keberatan sebelum keputusan pemerintah berbentuk definitif. Tujuannya adalah tiada lain
untuk mencegah terjadinya suatu sengketa.
2. Perlindungan hukum yang bersifat refresif (penanggulangan).
Tujuannya adalah untuk menyelesaikan sengketa hukum yang terjadi.

Perlindungan hukum menurut Pasal 53 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1986 terdapat tiga hal, yaitu:
1. persesuaian dengan peraturan perundang-undangan; meliputi: wewenang, substansi, dan
prosedur;
2. keputusan diarahkan kepada perlindungan yang tepat. artinya, tidak menggunakan
wewenang untuk tujuan lain (penyalahgunaan wewenang);
3. bertindak secara wajar, rasional (tidak bertindak sewenang-wenang).
ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK

1. Asas bertindak cermat (principle of carefuleness).


2. Asas motivasi untuk setiap keputusan pangreh (principle of motivation).
3. Asas kepastian hukum (principle of legal security).
4. Asas kesamaan (dalam pengambilan keputusan) atau (principle of equality).
5. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal (principle of undoing the
consequences of an annualled decision).
6. Asas menanggapi pengharapan yang wajar (principle of meeting raised expection).
7. Asas kebijaksanaan (sapientia).
8. Asas jangan mencampuradukan kewenangan (principle of non misuse of competence).
9. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonabless or prohibition of arbitrariness).
10. Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service).
11. Asas keseimbangan (principle of proportionality).
12. Asas permainan yang layak (principle of fair play).
13. Asas perlindungan atas pandangan hidup (principle of protecting the personal way of life).
ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK

Eksistensi asas-asas umum pemerintahan yang baik sudah tercantum dalam UU No. 9 Tahun
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Pasal 53 ayat (2) yang
menyatakan bahwa alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan adalah:
1) KTUN yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2) KTUN yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai