b
03 Kholisfatul Khotimah 2020186207B0071
Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia
Taman Kanak-Kanak
01 Karakteristik
Perkembangan Emosi 02 Karakteristik Dan
Pola Perilaku Sosial 03 Karakteristik
Perkembangan
Anak Usia TK. Anak. Karakter Anak Usia
Taman Kanak-
kanak.
Karakteristik Perkembangan Emosi
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
2. Reaksi Emosi Sering Kali Muncul Pada Setiap Peristiwa Dengan Cara Yang
Diinginkannya
Ketika anak tiba-tiba menangis atau merajuk dengan sebab yang tidak jelas. Anak
melakukan hal tersebut, dikarenakan ia memang menginginkannya.
3. Reaksi Emosi Anak Mudah Berubah Dari Satu Kondisi Ke Kondisi Lainnya.
Seorang anak yang menangis keras dapat langsung berhenti ketika ibunya
mengalihkan perhatiannya pada benda-benda yang disukainya. Dan melupakan kejadian
yang baru saja membuatnya marah dan kecewa.
CIRI UTAMA REAKSI EMOSI PADA ANAK
5. Keadaan Emosi Anak Dapat Dikenali Melalui Gejala Tingkah Laku Yang
Ditampilkan
Pada dasarnya semua anak lebih mudah mengekspresikan emosinya melalui sikap
dan perilaku. Dibandingkan mengungkapkannya secara verbal. Mereka biasanya sering
memperlihatkan gejala tingkah laku, antara lain melamun, dan tingkah laku gelisah seperti
mengisap jari, menggigit kuku, dan kesulitan bicara.
BENTUK REAKSI EMOSI PADA ANAK
1. Amarah
Marah sering kali muncul sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati, dan merasa terancam. Frustasi atau keinginan yang
tidak terpenuhi merupakan hal yang paling sering menimbulkan kemarahan pada tiap tingkat usia. Menurut Hurlock (1991)
reaksi marah umumnya dibedakan menjadi dua kategori besar, yaitu :
a. Marah Yang Implusif
Marah yang ditujukan langsung pada orang lain, binatang atau objek. Bisa dalam bentu reaksi fisik.
b. Marah Yang Terhambat
Marah yang tidak dicetuskan karena dikendalikan atau ditahan. Biasanya anak-anak bereaksi dengan
cara melarikan diri dari anak atau orang lain.
2. Takut
Reaksi takut pada bayi dan anak-anak berupa rasa tak berdaya. Hal ini tampak pada ekspresi wajah yang khas, tangisan
yang merupakan permintaan tolong, menyembunyikan wajah dan sejauh mungkin menghindari objek atau orang yang
ditakuti atau bersembunyi di belakang orang dewasa atau kursi. Berkenaan dengan rasa takut, menurut Hurlock (1991)
mengemukakan adanya reaksi emosi yang berdekatan dengan reaksi takut, yaitu shyness atau rasa malu, embarrassment atau
merasa kesulitan, khawatir, dan axiety atau cemas.
3. Cemburu
Adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang, baik kehilangan secara nyata terjadi maupun hanya
sekedar dugaan.
4. Ingin Tahu
Rasa ingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak prasekolah. Rasa ingin tahu melibatkan emosi
kegembiraan dalam diri anak, terutama jika mereka dihadapkan pada aktivitas atau benda-benda yang baru.
5. Iri Hati
Iri hati muncul pada saat anak merasa ia tidak memperoleh perhatian yang diharapkan sebagaimana yang
diperoleh teman atau kakak adiknya. Biasanya hal ini timbul akibat dari perlakuan orang tua yang suka
membandingkan dia dengan anak lainnya.
6. Senang/Gembira
Gembira adalah emosi yang menyenangkan. Rasa senang atau gembira ini adalah reaksi emosi yang ditimbulkan
bila anak mendapatkan apa yang diinginkan.
7. Sedih
Perasaan sedih merupakan emosi negatif yang kemunculannya didorong oleh perasaan kehilangan atau
ditinggalkan oleh orang yang disayangi. Perasaan sedih juga muncul karena merasa kecewa atas kegagalan atau
ketidakberhasilan yang menimpanya.
8. Kasih Sayang
Kasih sayang merupakan emosi positif yang sangat penting keberadaanya. Kekurangan kasih sayang pada awal
masa kanak-kanak dapat berdampak buruk terhadap pembentukan kepribadiannya di masa depan.
Karakteristik Perkembangan Sosial Anak
Usia Taman Kanak-kanak
Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periode yaitu:
1. Periode bayi
a. (1-2 bulan) Belum mampu membedakan objek dan benda.
b. (3_4 bulan) Biasanya mereka sudah mulai jelas melihat dan mendengarkan orang lain disekitarnya.
c. (5-6 bulan) Bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan tidak.
d. (6-8 bulan) Sudah bisa memegang sesuatu dan kadang-kadang agresif.
e. (9-13 bulan) Sudah bisa meniru suara atau tingkah laku sederhana.
f. (15-18 bulan) Sudah mengenal larangan.
g. (24 bulan) Dapat membantu melakukan aktvitas sederhana.
2. Periode Prasekolah
a. Membuat kontak sosial dengan orang lain diluar rumahnya.
b. Mulai menyesuaikan diri dengan lingkuangan sosial (pregang Age)
c. Hubungan orang dewasa.
d. Hubungan dengan teman sebaya.
e. Bermain bersama (cooperative play)
KARAKTERISTIK DAN CIRI TINGKAH LAKU SOSIAL
Snowman dalam Patmonodewo (1995:29) mengemukakan ada beberapa karakteristik sosial anak prasekolah
yaitu :
a. Pada umumnya anak pada usia ini memiliki satu atau dua sahabat.
b. Kelompoknya cenderung berganti-ganti.
c. Anak yang lebih kecil sering kali mengamati anak yang lebih besar.
d. Pola bermainnya lebih bervariasi.
e. Perselisihan sering terjadi namun sebentar kemudian mereka berbaikan.
f. Setelah masuk TK, kesadarannya terhadap peran jenis kelamin mulai berkembang.
Sementara itu, Hurlock (1978) mengemukakan beberapa
perilaku sosial anak pada awal masa kanak-kanak yaitu :
a. Kerja sama
b. Persaingan
c. Kemurahan hati
d. Hasrat akan penerimaan sosial
e. Simpati
f. Empati
g. Ketergantungan
h. Sikap ramah
i. Meniru
j. Perilaku kelekatan
TAHAP PENERIMAAN SOSIAL
3 An Emphatic Stage
Karakteristik Perkembangan Karakter
Anak Usia Taman Kanak-kanak
B. FASE 3 TAHUN
Pada usia ini anak mengalami masa egosentris. Pada masa ini anak memahami
dirinya sebagai “sentral“ atau pusat segala sesuatu. Di antara ciri perkembangannya yaitu
:
a. Anak senang melanggar aturan.
b. Anak tidak mau diatur.
c. Anak senang memamerkan diri.
d. Anak seringkali memaksakan keinginannya.
e. Anak mengaharapkan hadiah (pujian) dan menghindari hukuman.
C. FASE PERTAMA (USIA 4, 5 - 6 TAHUN)
Di antara ciri perkembangannya adalah sebagai berikut :
a. Anak lebih penurut
b. Anak bisa diajak kerja sama, agar terhindar dari hukuman orang tua.
c. Anak sudah dapat menerima pandangan orang lain, terutama orang dewasa.
d. Bisa menghormati orang tua/guru.
e. Menganggap orang dewasa maha tahu.
f. Senang mengadukan teman-temannya yang nakal.
g. Anak mampu memahami alasan-alasan.
h. Anak-anak pada fase ini sangat mempercayai orang tua/guru.