Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN PERTEMUAN KE 14

KERANGKA PEMIKIRAN
NAMA : OLIVA KONO CEFI

NIM : 20 03030056

KELAS :B

SEMSTER : IIII

JURUSAN : SOSIOLOGI

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN SOSIAL


Pengertian Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir merupakan argumentasi peneliti dalam


merumuskan hipotesis dengan menggunakan logika deduktif
(untuk metode kuantitatif) dengan memakai pengetahuan
ilmiah sebagai premis-premis dasarnya. Kerangka berpikir
merupakan buatan peneliti sendiri (bukan dari peneliti lain),
yakni cara peneliti berargumentasi dalam merumuskan
hipotesis. Argumentasi itu harus analisis, sistematis, dan
menggunakan teori yang relevan.
Hal-HALyang perlu di perhatikan oleh peneliti daalam
menyusun kerangka berpikir yang baik sebagaimana
dikemukakan oleh Sekaran (1992) sebagai berikut:

1. Variabel-variabel penelitian seharusnya diidentifikasikan


secara jelas dan diberi nama.
2. Uraian kerangka berpikir seharusnya menyatakan
bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan satu dengan
lainnya.
3. Jika karakteristik atau sifat-sifat dan arah hubungan dapat
diteo-rikan berdasarkan penemuan dari penelitian
sebelumnya, hal itu seharusnya menjadi dasar dalam uraian
kerangka berpikir apakah hubungan itu positif atau negative.
4. Seharusnya dinyatakan secara jelas mengapa peneliti
berharap bahwa hubungan antara variabel itu ada.
Argumentasi atas hal itu dapat digambarkan melalui hasil-
hasil penelitian sebelumnya.
5. Kerangka pemikiran seharusnya digambarkan dalam
bentuk dia- gram skematis, sehingga pembaca dapat secara
jelas melihat hu- bungan antar variabel.
B. Kekeliruan Penggunaan Teori pada Kerangka Berpikir

 Beberapa kesalahan umum sering dilakukan peneliti


dalam menggunakan landasan teori pada kerangka
penelitian antara lain :
1. Peneliti melakukan pengkajian ulang yang tergesa-gesa
terhadap kepustakaan semenjak dimulainya proses penelitian.
2. Terlalu mengandalkan sumber-sumber data sekunder.
3. Hanya memusatkan perhatian kepada penemuan-penemuan
pe- nelitian yang hanya dibacanya di dalam jurnal penelitian
atau artikel penelitian sehingga mengabaikan informasi
berharga seperti metode, pengukurannya, dan sebagainya.
4. Mengabaikan hasil-hasil penelitian, ataupun teori-
teori yang ter- dapat dalam surat kabar, majalah popular,
meskipun ini terbatas sebagai pembanding saja.
5. Gagal menetapkan batasan-batasan masalah dalam
menerapkan penggunaan kepustakaan.
6. Mencatat data biografi tidak benar dan tidak dapat
dipakai sebagai referensi yang sebenarnya dibutuhkan.
7. Terlalu banyak mencatat bahan-bahan bacaan yang
sebenarnya tidak relevan dengan masalah yang diteliti.
Hal ini menunjukkan bahwa peneliti belum dapat
memilih mana informasi yang dibutuhkan dan mana
yang tidak.
Menyusun Kerangka Berpikir

Secara teknis kerangka berpikir merupakan gabungan dari


kon- sep kerja (conseptual frame work) dan dasar teori untuk
kerja (teoritical frame work).
Agar kerangka berpikir dapat diterima secara ilmiah, maka
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.Merumuskan konsep-konsep
2.Merumuskan proposisi
3.Merumuskan variabel-variabel yang akan diteliti
4.Merelevansi teori yang dipakai dengan objek masalah
5.Mempersiapkan rancangan hipotesis yang akan disusun
6.Membuat defenisi operasional
Unsur-unsur Kerangka Berpikir

 Adapun unsur-unsur kerangka berpikir terdiri dari:


konsep, pro- posisi, variabel, teori, hipotesa dan defenisi
operasional.

Proposisi
merupakan hubungan antara dua konsep atau lebih atau
dapt di katakan proposisi adalah sebuah pernyataan
tentang sifat yang realita yang dapat di uji kebenarnya.
Proposisi terbangun karena adanya
unsur yang dise- but term. Term adalah
kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan
subjek atau predikat dalam sebuah kalimat
proposisi. Sebagai contoh coba kita lihat
kalimat di bawah ini:
“Semua kaca bisa pecah”
Kalimat “Semua kaca bisa pecah” adalah sebuah
bentuk proposisi, sedang kalimat “Semua kaca”
dan “bisa pecah” adalah term. Hal yang menjadi
catatan adalah bahwa proposisi harus berupa
kalimat berita.
2. Teori

Teori dapat diartikan sebagai unsur informasi atau


pengetahuan ilmiah yang berlaku paling umum.
Teori berfungsi untuk menjelaskan suatu fenomena,
dan keampuhannya dapat diuji keterhandalannya
dalam memprediksi suatu kejadian.
Teori terdiri dari konsep-konsep dan variabel, yang
harus didefinisikan dengan baik, dicantumkan dalam
metode penelitian.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada
bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula
tergantung pada metodologi dan konteks diskusi.
Secara umum, teori merupakan analisis hubungan
antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta. Selain itu, berbeda dengan
teorema. pernyataan teori umumnya hanya diterima
secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan
akhir yang konklusif.
 Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang
mengiku- tinya. Elemen ini berfungsi untuk
mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di
dalam teori tersebut. Menurut W.L. Neuman (2003: 42-
50) elemen teori terdiri dari : pertama yaitu konsep.
Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan dengan
symbol atau kata. Konsep dibagi dua yaitu : pertama
simbol dan definisi.Dalam ilmu alam kon- sep dapat
diekspresikan dengan simbol-simbol seperti, ”∞” = tak
ter- hingga, ”m”= Massa, dan lainya. Akan tetapi,
kebanyakan di dalam ilmu sosial konsep ini lebih
diekspresikan dengan kata-kata tidak melalui simbol-
simbol.
Kedua yaitu Scope. Dalam teori seperti yang
dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini
ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang
bersifat kongkret. Teori dengan konsep-
konsep yang abstrak dapat diaplikasikan
terhadap fenomena sosial yang lebih luas,
diband- ing dengan teori yang memiliki
konsep-konsep yang kongkret.
Elemen Ketiga dalah relationship. Teori merupakan
sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara lebih
jelasnya teori merupakan ba- gaimana konsep-
konsep berhubungan. Hubungan ini seperti
pernyataan sebab-akibat (causal statement) atau
proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan
teoritis yang memperincikan hubungan antara dua
atau lebih variabel, memberitahu kita bagaimana
variasi dalam satu konsep dipertangggungjawabkan
oleh variasi dalam konsep yang lain.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai