Anda di halaman 1dari 34

INSTITUT TEKNOLOGI

KULIAH BETON 1 NASIONAL MALANG


OLEH IR. ESTER
PRISKASARI, MT
KERJASAMA BAJA DAN
BETON
Baja dan Beton dapat bekerjasama dengan baik karena memiliki beberapa alasan yaitu:

kekuatan lekatan (bond) atau interaksi antara batangan baja dengan beton sekelilingnya yang
mencegah slip dari baja relative kecil terhadap beton, dapat dibaca di
https://www.slideshare.net/rakibulbuet/bond-strength-anddevelopmentlength

Campuran beton yang baik mampu memberikan sifat kedap yang cukup dari beton untuk
mencegah karat baja

Angka kecepatan muai yg hampir sama yakni 0,00000055 sampai 0,0000075 untuk beton dan
0,0000065 untuk baja per derajat Farenheit
KEUNTUNGAN BETON
BERTULANG
beton secara alami kuat terhadap tekan, tetapi memiliki sifat yang kurang daktail,
atau getas
baja secara alami memiliki kekuatan yang hampir sama antara kuat tekan dan kuat
tariknya ( asal tidak menekuk). Baja memiliki nilai daktilitas yang cukup besar (baja
carbon lemah)
Baja juga memiliki kekuatan geser yang cukup besar ( baja profil pada bagian badan
umumnya jauh lebih tipis disbanding bagian sayap atas, dan bawah yang memiliki
keuntungan dapat menahan lentur besar)
dengan desain beton bertulang secara composite maka diharapkan bahan beton
bertulang kita meningkatkan gaya lentur, geser dan daktilitasnya
Diagram tegangan-regangan
disamping menunjukkan nilai
kemampuan tegangan mutu beton
dan regangan yang dapat dicapai,
makin tinggi tegangan tekan yang
dicapai makin kecil nilai regangan
yang didapat setelah kondisi leleh
kekondisi runtuh atau bisa
dikatakan makin tidak daktail
Properti desain baja tulangan
yang dipilih dalam desain
harus sesuai dengan SNI
2847-2019 Pasal 20.
Properti desain beton yang dipilih dalam
desain harus sesuai dengan Pasal 19.
BEBAN RENCANA
Beban dan kombinasi beban yang dipertimbangkan dalam desain harus sesuai
dengan Pasal 5.
Penjelasan Ketentuan dalam Pasal 5 didasarkan pada SNI 1726 dan SNI
1727. Beban rencana termasuk, namun tidak terbatas pada, beban mati, beban
hidup, beban angin, beban gempa, pengaruh prategang, beban crane, vibrasi,
beban impak, susut, perubahan temperatur, rangkak, perubahan volume, dan
penurunan tidak seragam pada sistem fondasi. Beban-beban khusus lain dapat
ditentukan oleh perencana ahli bersertifikat
ASUMSI PERENCANAAN
DENGAN METODE KEKUATAN
ATAU METODE ULITIMATE
 Batasan yang harus dipenuhi:
Distribusi regangan pada beton adalah linier
Modulus elastisitas baja adalah = 200.000 MPa
Penampang datar akan tetap datar setelah terjadi lentur
Kuat Tarik dari beton diabaikan
Regangan maksimum serat beton terluar = 0,003
Bentuk tegangan tekan dari beton diasumsikan persegi empat
FAKTOR BEBAN DAN KOMBINASI BEBAN

Kekuatan perlu U dinyatakan dalam bentuk-bentuk beban-beban terfaktor dalam


Tabel 5.3.1, dengan pengecualian dan tambahan dalam 5.3.3 hingga 5.3.12

Faktor beban pada beban hidup L dalam Pers.


(5.3.1c), (5.3.1d) dan (5.3.1e) diizinkan direduksi
hingga 0,5 kecuali untuk a), b) atau c):
a) Garasi
b) Luasan yang ditempati sebagai tempat
berkumpul publik
c) Semua luasan dimana L lebih besar dari 4,8
kN/m2.
KEKUATAN DARI PENAMPANG
PERSEGI PADA KONDISI
LENTUR
 
suatu penampang dikatakan bekerja secara lentur apabila tidak ada gaya aksial atau
bila gaya aksial sangat kecil, dimana gaya aksial tidak boleh melebihi 0,1
dimana = luas penampang beton bruto
 = Tegangan leleh tekan beton

Penampang lentur terjadi pada pelat maupun pada balok seperti:


1. Konstruksi pelat lantai dan pelat atap, baik pelat satu-arah maupun pelat
dua-arah
2. Balok dan pelat berusuk
BALOK DENGAN
TULANGAN TUNGGAL
gambar dikutip dari Agus setiawan
PERENCANAAN TULANGAN
BALOK PERSEGI TULANGAN
TUNGGAL
 
Perencanaan beton bertulang pada SNI mengacu pada kondisi regangan yang terjadi
pada tulangan baja maupun pada beton, yang secara umum dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu:
1. Kondisi regangan berimbang (balance)
2. Kondisi terkendali tekan
3. kondisi terkendali Tarik

Pada penampang balok terlentur dibatasi gaya aksial yang terjadi tidak boleh
melebihi 0,1
daerah terkendali transisi boleh digunakan, tetapi tetap dibatasi nilainya paling
besar regangan Tarik bajanya 0,004
DISTRIBUSI TEGANGAN
TEKAN EQUIVALEN
Hubungan tegangan regangan tekan beton dapat dihitung berupa kurva pengujian
tegangan-regangan, atau dapat diasumsikan berdasarkan bentuk parabolik, persegi
empat, trapesium atau bentuk lain yang dapat mempresentasikan kuat lentur dari
penampang
22.2.2.4 Distribusi tegangan persegi beton ekuivalen harus sesuai dengan 22.2.2.4.1
hingga 22.2.2.4.3, dan memenuhi persyaratan 22.2.2.3 ; Dalam desain, santar ini
memperbolehkan menggunakan distribusi tegangan tekan persegi ekuivalen beton
(blok tegangan).
 Tegangan beton 0,85fc’ diasumsikan terdistribusi rata terhadap zona tekan ekuivalen yang
dibatasi ujung penampang dan garis yang paralel terhadap sumbu netral, yang terletak pada
jarak 𝒂 dari serat tekan terjauh, seperti persamaan berikut:
a=
PENENTUAN NILAI DALAM DISTRIBUSI
 TEGANGAN TEKAN EQUIVALEN
 
Nilai β1 dinyatakan dalam Tabel 22.2.2.4.3. ; Nilai β1 ditentukan secara eksperimental.
Batas bawah untuk β1 ditentukan menggunakan data eksperimen balok dengan kekuatan
tekan beton lebih besar dari 55 MPa (Leslie et al. 1976; Karr et al. 1978).
Mn =adalah momen kapasitas yang bisa ditahan oleh
balok yang besarnya adalah T x Z atau C x Z (lihat
gambar sebelumnya merupakan momen kopel dengan
Gaya T=C dan lengan sejauh Z
BATASAN TULANGAN
 
9.6.1.1
Luas minimum tulangan lentur As,min, harus disediakan pada tiap penampang dimana
tulangan tarik dibutuhkan sesuai analisis penjelasan SNI Ketentuan ini dimaksudkan
untuk menghasilkan kekuatan lentur melebihi kekuatan retak dengan cukup besar.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan sebuah balok yang mampu bertahan setelah
terjadinya retak lentur, dengan retak dan lendutan yang terlihat, dengan demikian
memperingatkan kemungkinan kelebihan beban. Balok dengan tulangan yang lebih
sedikit dapat terjadi kegagalan secara tiba-tiba dengan terjadinya retak lentur.
9.6.1.2 As,min harus lebih besar dari a) dan b), kecuali disediakan 9.6.1.3. Untuk balok
statis tertentu dengan sayap dalam keadaan tarik, nilai bw harus lebih kecil dari bf dan
2bw.
a) d
b) d
SOAL
Hitunglah momen nominal yang bisa ditahan oleh balok seperti gambar di bawah ini
 
bila diketahui
Lebar balok = 40 cm
Tinggi balok = 60 cm

= 30 MPa
Diameter tulangan adalah 19 mm
jumlah tulangan 3 buah
Berapa momen yang bisa ditahan oleh
balok tersebut?

jangan lupa cari batasan dari SNI seperti selimut beton minimal berapa?

Anda mungkin juga menyukai