• anemia sejak masa kehamilan (Hb ≤9 gr/dl), • terdiri dari anestesi umum,
• peningkatan umur ibu, • percepatan persalinan,
• grande multipara, • persalinan lama,
• distensi uterus berlebih (kehamilan kembar,
• kala 3 memanjang, dan
makrosomia, polihidramnion),
• partus precipitatus
• dan riwayat perdarahan postpartum
PENANGANAN ATONIA UTERI
• Adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan
maupun dengan menggunakan alat atau tindakan episiotomy,
• Faktor resiko ; kelahiran pertama, bayi besar, malpresentasi atau malposisi
janin (distosia bahu, posisi kepala kurang fleksi dan oksipital anterior),
kelahiran dengan bantuan (forcep), posisi ibu saat melahirkan (berdiri),
persalinan presipitatus (sangat cepat), kala dua persalinan yang lama,
KLASIFIKASI ROBEKAN PERINEUM
1. Tingkat satu dimana robekan hanya terjadi pada mukosa vagina atau hanya
kulit perineum
2. Tingkat dua, robekan mengenai otot perineum, tapi tidak mengenai sfingter ani.
Pada tingkat tiga, terjadi robekan yang mengenai sfingter ani
3. Robekan derajat tiga dibagi menjadi Tingkat IIIa. Robekan < 50 % ketebalan
sfingter ani eksterna; Tingkat III b. Robekan > 50% ketebalan sfinter ani
eksterna; Tingkat III c. Robekan hingga sfingter ani interna
4. Pada derajat empat, merupakan robekan derajat tiga dengan putusnya mukosa
rektum.
KOMPLIKASI ROBEKAN JALAN LAHIR
• grandemultipara,
• kehamilan ganda,
• plasenta previa,
• bekas tindakan memanipulasi uterus,
• umur,
• kadar hemoglobin
KOMPLIKASI RETENSIO PLASENTA
Perdarahan
Infeksi
INVERSIO UTERI
INVERSIO UTERI
adalah suatu kejadian terbaliknya uterus bagian dalam ke
arah luar, sehingga bagian fundus uteri dipaksa melalui
serviks dan menonjol ke dalam atau keluar dari vagina.
KEJADIAN INVERSIO DAPAT TERJADI ;
• Inversio uteri akut Inversio uteri akut merupakan inversio uteri yang terdiagnosa
dalam 24 jam setelah persalinan, dapat dengan atau tanpa penyempitan serviks.
• Inversio uteri subakut Inversio uteri subakut merupakan inversio uteri yang
terdiagnosa lebih dari 24 jam namun kurang dari 4 minggu setelah persalinan;
selalu disertai dengan penyempitan serviks.
• Inversio uteri kronis Inversio uteri kronis merupakan inversio uteri yang telah
terjadi selama 4 minggu atau lebih.
INVERSIO UTERI BUKAN PASKA PERSALINAN
ATAU INVERSIO UTERI GINEKOLOGI
• Inversio uteri derajat I (inkomplit) Inversio uteri derajat I merupakan inversi uterus
dimana korpus terbalik ke arah serviks, namun belum mencapai cincin serviks
• Inversio uteri derajat II (inkomplit) Inversio uteri derajat II merupakan inversi
uterus melewati cincin serviks, namun belum mencapai perineum
• Inversio uteri derajat III (komplit) Inversio uteri derajat III merupakan inversio
uterus komplit, dimana inversi fundus uteri mencapai perineum.
• Inversio uteri derajat IV (total) Inversio uteri derajat IV merupakan inversi uterus
disertai dengan inversi vagina
ETIOLOGI INVERSIO UTERI
• Menejemen kala III yang salah (tarikan tali pusat yang terlalu dini dan penekanan
fundus sebelum plasenta terlepas) merupakan penyebab tersering inversio uteri,
• Faktor resiko ; primipara, implantasi plasenta di fundus, atonia uteri, bayi
makrosomia, partus presipitatus, abnormalitas uterus, manual plasenta, tali pusat
pendek, plasenta previa, gangguan jaringan ikat, keadaan yang meningkatkan
tekanan intra abdominal secara tiba-tiba (seperti bersin, mual muntah hebat)
• Menurut Bentrand dkk, dari tahun 1887 hingga 2006,
• telah dilaporkan 150 kasus inversio ginekologi, penyebabnya
adalah: leiomioma submukosa (71,6%), sarkoma (13,6%), kanker
endometrium (6,8%) dan penyebab tidak spesifik (8%). Tarikan oleh
massa intrauterin seperti polip, mioma atau keganasan pada wanita
yang lebih tua dapat menyebabkan terjadinya inversio uteri.
PENANGANAN
• Pada prinsipnya ada dua tujuan penanganan inversio uteri akut, yaitu
reposisi uterus dan penanganan syok yang terjadi.
• Kunci keberhasilan penanganan adalah kerjasama team sebab keduanya
harus dilakukan secara berkesinambungan. dan kadang syok tidak akan
teratasi sebelum reposisi uterus
ENDOMETRITIS
DEFINISI ENDOMETRITIS
• Endometritis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk ke dalam rahim.
• Infeksi menular seksual (IMS), seperti chlamydia dan gonore.
• Tuberkulosis di luar paru.
• Penyebaran kuman dari vagina.
• Adanya sisa jaringan setelah proses persalinan atau keguguran pada rahim.
• Infeksi ketuban.
• Ketuban pecah dini dan persalinan lama.
KOMPLIKASI
• Terjadinya infertilitas atau kemandulan.
• Munculnya nanah atau abses di panggul atau rahim.
• Mengalami infeksi panggul dan rongga perut (peritonitis).
• Sepsis atau infeksi darah.
• Syok septik yang menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah
PENANGANAN
SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT