Anda di halaman 1dari 25

CASE REPORT

Rahmatika Lestari
0918011128
Multigravida Hamil 31-32 Minggu dengan Ketuban
Pecah Dini 4 Hari dan Riwayat Seksio Sesarea 1
Kali yang Diakhiri dengan Ekstraksi Vakum

Dr. Is Yulianto, Sp.OG


ANAMNESIS
Identitas
Nama : Ny. SNS
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Alamat : Karang anyar, Lampung Selatan
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan suami : Buruh
Keluhan
Utama : hamil kurang bulan dengan bekas operasi melahirkan, keluar
air-air dan perut terasa mulas
Tambahan : -

Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari, teratur
Jumlah : jumlah darah normal (2 kali ganti pembalut), tidak nyeri
HPHT : 19 Oktober 2012
TP : 26 Juli 2013

Riwayat Perkawinan
Pernikahan kedua dan berlangsung selama 4 tahun.
Riwayat Perkawinan
± 18 jam SMRS os mengeluhkan keluar air-air dan mengeluhkan perut
mulas yang bersifat jarang. Os mengaku pernah dirawat di RSAM dengan
keluhan yang sama ± 4 hari yang lalu dan diperbolehkan pulang ± 2 hari
SMRS. Riwayat keputihan tidak disangkal, dengan warna putih kekuningan
dan tidak berbau. Os mengaku hamil 8 bulan dan gerakan anak masih
dirasakan.

Riwayat Kehamilan Persalinan Nifas Terdahulu


Anak
Penyulit
Tempat
Tahun Usia Jenis Kehamilan
Pertolonga Penolong BB
Persalinan Kehamilan Persalinan dan JK Keadaan
n (gram)
Persalinan
1998 RS 37 minggu SSTP Dokter ♀ 3200 Sehat
Hamil ini
Riwayat Penyakit/Kebiasaan Terdahulu
• Pasien menyangkal kebiasaan merokok, menggunakan alkohol/obat
sejenisnya, menggunakan obat/jamu serta irigasi vagina.
• Pasien menyangkal adanya penyakit jantung, penyakit ginjal, hepatitis,
asma, kencing manis.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit jantung,
penyakit ginjal, hepatitis, asma, kencing manis.
• Di dalam keluarganya juga tidak pernah ada riwayat lahir bayi meninggal
dunia ataupun cacat (fisik/mental).
Riwayat Operasi
Pasien pernah memiliki riwayat operasi seksio sesarea satu kali saat
melahirkan anak pertamanya.

Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan KB.

Riwayat Pemeriksaan Kesehatan Selama Hamil


• Pasien mengaku memeriksakan kehamilannya ke bidan sekali dalam
sebulan.
• Pasien mengaku mengkonsumsi vitamin yang diberikan bidan.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,7 ˚C
TB : 137 cm

Status Generalis
Kulit : Chloasma gravidarum (+)
Kepala : Normocephalic, wajah edema (-), bibir sianosis (-)
Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, palpebra
edema (-)
Gigi/Mulut : Karies (-)
Leher : JVP 5-2 cm H2O, massa (-)
Thoraks
Mammae : Mammae membesar dan tegang, hiperpigmentasi (+)
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-), batas
jantung normal
Paru : Sonor (+/+) normal, vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-),
Wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membesar, striae gravidarum (+)
Palpasi : Nyeri tekan ulu hati (-), hepar dan lien sulit dinilai
Perkusi : Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Superior : Edema (-/-)
Inferior : Edema (-/-), varises (-/-)
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Tinggi fundus uteri 4 jari di bawah processus xyphoideus (25 cm),
memanjang, punggung kanan, terbawah kepala, penurunan 5/5, His (+)
1x/10’/10”, DJJ 135 x/menit, TBJ 2170 gram.
Pemeriksaan Dalam (Inspekulo)
Porsio lividae, OUE tertutup, fluor (-), fluksus (+) ketuban tak aktif, E/L/P
(-).
Indeks Tokolitik
• Kontraksi :2
• Ketuban pecah :4
• Perdarahan :0
• Pembukaan :0
Total :6
Flamm-Geiger
• Usia < 40 tahun : 2
• Persalinan pervaginam sebelumnya : 0
• Alasan seksio sesar sebelumnya selain kegagalan kemajuan persalina :
1
• Penipisan serviks saat masuk : 0
• Pembukaan saat masuk : 0
Total :3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Tanggal 1 Juni 2013
Pemeriksaan Hasil Normal
Hb 10,1 12-16 gr/dl
Leukosit 20.200 4500-10.700 /ul
Trombosit 304.000 150.000-400.000 /ul
Hematokrit 29 38-47 %
Masa Perdarahan 3 1-7 menit
Masa Pembekuan 10 9-15 menit
Gula Darah Sewaktu 61 70-200 mg/dl
DIAGNOSIS DAN PROGNSIS
G2P1A0 hamil 31-32 minggu dengan ketuban pecah dini 4 hari dan riwayat
seksio sesarea 1 kali, belum inpartu, janin tunggal hidup, presentasi kepala.
Ibu : Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Anak : dubia ad bonam

PENATALAKSANAAN
Observasi TVI, DJJ, tanda-tanda inpartu
IVFD RL xx gtt/menit
Inj Ampicilin 3 x 1 gram, i.v
Nifedipine 4 x 10 mg
Deksamethasone 1 x 12 mg i.v (2 hari)
2 JUNI 2013
S : Perut mulas (+) jarang
O : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
T : 37,0 ˚C
PL : Tinggi fundus uteri 4 jari di bawah processus xyphoideus (25 cm), memanjang,
punggung kanan, terbawah kepala, penurunan 5/5, His (+) 2 kali/10 menit/20 detik,
DJJ 140 x/menit, TBJ 1800 gram
A : G2P1A0 hamil 31-32 minggu dengan riwayat pecah ketuban 5 hari dan riwayat
seksio sesarea 1 kali, belum inpartu, janin tunggal hidup, presentasi kepala.
P : Observasi TVI, DJJ, tanda-tanda inpartu
IVFD RL xx gtt/menit
Inj Ampicilin 3 x 1 gram, i.v
Nifedipine 4 x 10 mg
Deksamethasone 1 x 12 mg i.v (2 hari)
Pukul 12.15 WIB
Dilakukan pemeriksaan dalam: portio lunak, medial, eff 50%, pembukaan 3 cm,
ketuban (-), terbawah kepala, H I-II, SSL.
Pukul 15.20 WIB
Pembukaan 4 cm, ketuban (-), terbawah kepala, H II, SSL.
Pukul 18.00 WIB
Pembukaan 8 cm, ketuban (-), terbawah kepala, H II-III, UUK di depan.
Pukul 19.45 WIB
Os ingin mengedan terus-menerus, His 4x/10’/40”, pembukaan lengkap, ketuban (-),
penurunan kepala Hodge III, DJJ 138 x/menit, UUK di depan
Pukul 20.40 WIB
Bayi lahir dengan bantuan ekstraksi vakum, BB 1900 gram, PB 45 cm, AS 6/7, anus
(+), cacat (-).
Pukul 20.45 WIB
Plasenta lahir spontan, kesan lengkap dan utuh beserta kotiledonnya, BP ± 350 gram,
PTP 40 cm. Perdarahan kala III-IV ± 150 cc.
ANALISIS KASUS

1. Apakah kemungkinan terjadinya partus prematurus


pada kehamilannya saat ini?
2. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah sesuai?
3. Apakah penatalaksanaan dan penanganan kehamilan
pada kasus ini sudah tepat?
Apakah kemungkinan terjadinya partus prematurus
pada kehamilannya saat ini?
Ketuban pecah dini:
A. Infeksi
B. Defisiensi vitamin C
C. Faktor selaput ketuban
D. Faktor umur dan paritas
E. Faktor tingkat sosio-ekonomi
F. Faktor lain
i. Inkompetensi serviks atau serviks yang terbuka
ii. Beberapa prosedur pemeriksaan, seperti amniosintesis.
iii. Pada perokok secara tidak langsung dapat menyebabkan ketuban pecah
dini terutama pada kehamilan prematur.
iv. Kelainan letak dan kesempitan panggul.
v. hidramnion, gemeli, koitus, perdarahan antepartum, bakteriuria, pH
vagina di atas 4,5; stres psikologis, serta flora vagina abnormal akan
mempermudah terjadinya ketuban pecah dini.
Apakah diagnosis pada kasus sudah sesuai?

Pertama, dengan melakukan anamnesis yang baik dan teliti kapan mulai keluar air,
jumlahnya, merembes atau tiba-tiba banyak, konsistensinya encer atau kental dan
baunya. Kemudian dengan melakukan pemeriksaan fisik, sebagai berikut 1,2,4,5,11:
1. Pemeriksaan serviks mungkin memperlihatkan keluarnya cairan amnion dari
lubang serviks, bila fundus uteri ditekan atau bagian terendah digoyangkan, keluar
cairan dari osteum uteri internum (OUI).
2. Dilakukan pemeriksaan pH dari cairan tersebut (cairan amnion akan merubah
lakmus menjadi berwarna biru karena bersifat alkalis).
3. Tes nitrazine kuning dapat menegaskan diagnosa dimana indikator pH akan
berubah berwarna hitam, walaupun urine dan semen dapat memberikan hasil
positif palsu.
4. Melihat cairan yang mengering di bawah mikroskop, cairan amnion akan
menunjukkan fern-like pattern (gambaran daun pakis)
5. Batasi pemeriksaan dalam untuk mencegah ascending infection.
6. USG digunakan untuk melihat organ interna dan fungsinya, juga menilai
aliran darah uteroplasenta. Diagnosis oligohidramnion dapat ditegakkan
dengan pemeriksan USG dengan ketentuan bahwa dengan memperhatikan
usia hamil maka oligohidramnion apabila jumlah air ketuban kurang dari 5
precentile, sedangkan tanpa memperhatikan usia hamil maka
oligohidramnion apabila jumlah air ketuban pada 4 kwadran < 5 cm ( AFI
< 5cm )
Apakah penatalaksanaan dan penanganan
kehamilan pada kasus ini sudah tepat?
Ketuban pecah prematur pada preterm dengan usia hamil 26 minggu atau
kurang, 50% kasus proses persalinan akan terjadi dalam 1 minggu dengan usia
hamil 28-34 minggu 50% akan terjadi dalam 24 jam dan 80-90% akan terjadi
proses persalinan dalam 1 minggu dan pada usia hamil 37 minggu atau kurang,
50% akan terjadi persalinan dalam 48 jam dan 13% adalam 7 hari. Yang sering
menjadi masalah adalah bila ketuban pecah prematur terjadi pada usia hamil
trimester II yakni antara 20-26 minggu. Dikemukakan bahawa 85% kasus
ketuban pecah prematur pada trimester II dengan volume air ketuban yang
masih adekuat akan terjadi persalinan pada trimester III. Akan tetapi bila
jaumlah air ketuban sudah sangat berkurang (oligohidramnios) maka 100%
akan terjadi persalinan pada usia hamil kurang dari 25 minggu
Untuk menghindari pelahiran ketika terjadi pecah ketuban preterm mempunyai
dua pilihan utama:
• Penatalaksanaan nonintervensi atau menunggu, yakni hanya menunggu
terjadinya persalinan spontan.
• Intervensi yang mungkin meliputi kortikosteroid yang diberikan dengan atau
tanpa agen tokolitik untuk menghentikan persalinan preterm supaya
kortikosteroid mempunyai cukup waktu untuk menginduksi pematangan
janin.
• Pemberian antibiotik bermanfaat untuk mencegah infeksi pada kasus ketuban
pecah dini. Terapi pilikhan utama adalah penisilin dan ampisilin.
Ekstraksi Vakum

Ekstraksi vakum merupakan suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan


dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya.
Indikasi
Ibu : Untuk memperpendek kala II, misalnya:
penyakit jantung kompensata
penyakit paru-paru fibrotik.
Waktu : kala II memanjang
Janin : Gawat janin
Kontra Indikasi
Ibu : Ruptura uteri membakat; pada penyakit dimana ibu mutlak tidak moleh
mengejan, seperti payah jantung dan preeklamsia berat
Janin : Letak muka, After coming head, Janin preterm
Syarat
• Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi sefalopelvik)
• Pembukaan lebih dari 7 cm
• Kepala janin boleh pada hodge II
• Kepala janin harus dapat dipegang oleh cunam
• Janin hidup
• Ketuban sudah pecah/dipecah
Kriteria ekstraksi vakum gagal
Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali. Mangkuk terlepas pada
waktu traksi, kemungkinan disebabkan:
• Tenaga vakum terlalu rendah
• Tekanan negatifdibuat terlalu cepat, sehingga tidak terbentuk kaputsuksadenum
yang sempurna yang mengisi seluruh mangkuk
• Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkuk sehingga mangkuk
tidak dapat mencengkam dengan baik
• Bagian-bagian jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit dalam
mangkuk
• Kedua tangan kiri dan kanan penolong tidak bekerja sama dengan baik
• Traksi terlalu kuat
• Cacat pada alat, misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung
• Adanya disproporsi sefalo-pelvik. Setiap mangkuk lepas pada waktu
traksi, harus diteliti satu persatu kemungkinan-kemungkinan di atas dan
diusahakan melakukan koreksi
Dalam waktu setengah jam dilakukan traksi, janin tidak lahir.
Komplikasi
Ibu : Perdarahan, Trauma jalan lahir, Infeksi
Janin : Ekskoriasi kulit kepala, Sefalhematoma, Subgaleal hematoma
(Hematoma ini cepat direabsorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai
fungsi hepar belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang agak
berat), Nekrosis kulit kepala, yang dapat menyebabkan alopesia
Keunggulan ekstraksi vakum dibandingkan dengan cunam
• Pemasangan mudan (mengurangi bahaya trauma dan infeksi)
• Tidak diperlukan narkosis umum
• Mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan
lahir
• Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih tinggi dan
pembukaan serviks belum lengkap
• Trauma pada kepala janin lebih ringan
Kerugian ekstraksi vakum dibandingkan dengan cunam
• Persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama
• Tenaga traksi tidak sekuat seperti pada cunam. Sebenarnya hal ini
dianggap sebagai keuntungan, karena kepala janin terlindungi dari traksi
dengan tenaga yang berlebihan
• Pemeliharaannya lebih sukar, karena bagian-bagiannya banyak terbuat dari
karet dan harus selalu kedap udara.

Anda mungkin juga menyukai