Anda di halaman 1dari 52

MODUL 2

PANGKAT, AKAR DAN LOGARITMA


SERTA BANJAR DAN DERET

Ridwan.,SE.,M.Ak
MATERI

• Pangkat
• Kaidah pemangkatan bilangan
• Kaidah perkalian bilangan berpangkat
• Kaidah pembagian bilangan berpangkat
• Akar
• Kaidah pengakaran bilangan
• Kaidah penjumlahan bilangan terakar
• Kaidah perkalian bilangan terakar
• Kaidah pembagian bilangan terakar
• Logaritma
- Basis Logaritma
- Kaidah-kaidah Logaritma
- Penyelesaian Persamaan dengan Logaritma
PANGKAT

• Pangkat dari sebuah bilangan ialah suatu indeks yang


menunjukkan banyaknya perkalian bilangan yang sama
secara berurutan.
• Notasi xa : bahwa x harus dikalikan dengan x itu sendiri
secara berturut-turut sebanyak a kali.
KAIDAH-KAIDAH PERPANGKATAN
1. am x an = am+n
2. am / an = am-n
3. (am)n = am.n
4. (am.bm) = amn.b.mn
5. (a/b)m = am/bm untuk b ≠ 0
6. 1/am = a-m
7. X0 = 1
8. Xa/b = b√xa
CONTOH KAIDAH PERPANGKATAN
1. 64 X 67 = 611
2. 47/ 43 = 44
3. (32)3 = 36
4. (3 X 4)2= 32 X 42 = 9 X 16 = 144
5. (3/5)2 = 32 / 52
6. 1/32 = 3-2
Kaidah pembagian bilangan berpangkat
x a : x b  x a b
2 4 1
2
contoh : 3 : 3  3
2 4
3 
9

a
x
x  y   
a a

 y
2
 3 9
contoh : 3 : 5    
2 2

5 25
FUNGSI EKEPONENSIAL
Suatu fungsi yang variabelnya berpangkat suatu konstan disebut
fungsi berpangkat. Contoh fungsi berpangkat adalah y = xa ,
dimana a merupakan suatu konstan. Apabila suatu fungsi
mempunyai konstan yang berpangkat variabel maka fungsi itu
disebut fungsi eksponensial . Contoh dari fungsi eksponensial
adalah y = ax , dimana x adalah variabel dan a adalah konstan.
Fungsi eksponensial yang sederhana mempunyai bentuk umum.
y = ax dimana a > 0
Grafik fungsi y = ax terletak pada kuadran I dan kuadran II. Grafik
fungsi eksponensial tersebut akan merupakan kurva yang menaik
untuk nilai a > 1 dan merupakan kurva yang menurun untuk 0 < a
<1. Semua grafik ini melewati titik (0, 1) karena a0 = 1 untuk a ≠ 0.
Jika 0 < a < 1, fungsi eksponensial tersebut akan turun. Jika a > 1,
fungsi tersebut akan naik.
AKAR

• Akar merupakan bentuk lain untuk menyatakan


bilangan berpangkat.
• Akar dari sebuah bilangan ialah basis (x) yang
memenuhi bilangan tersebut berkenaan dengan
pangkat akarnya (a).
• Bentuk umum :

a
m  x jika x  m
a

m = radikan
Kaidah pengakaran bilangan
1
1. b
x  x b

a
2. b
x a
 x b

3. b xy  b
x y
b
x x
4. b 
y b y
5. b a
x  b.a
x
KAIDAH PENJUMLAHAN (PENGURANGAN) BILANGAN
TERAKAR

Bilangan-bilangan terakar hanya dapat


ditambahkan atau dikurangkan apabila akar-
akarnya sejenis.

m x  n x  ( m  n) x
b a b a b a
KAIDAH PERKALIAN BILANGAN TERAKAR
Hasil kali bilangan - bilangan t erakar adalah akar dari hasil kali
bilangan - bilangannya. Perkalian hanya dapat dilakukan apabila
akar - akarnya berpangkat sama.
b
x  b y  b xy

Akar ganda dari sebuah bilangan adalah akar pangkat baru dari
bilangan bersangkut an; pangkat - baru akarnya ialah hasil kali
pangkat dari akar - akar sebelumnya.
b c
x a  bc x a
KAIDAH PEMBAGIAN BILANGAN TERAKAR

Hasil bagi bilangan-bilangan terakar adalah


akar dari hasil bagi bilangan-bilangannya.
Pembagian hanya dapat dilakukan apabila
akar-akarnya berpangkat sama.

b
x x
 b
b y y
CONTOH
1. 3
4  3
2 2
2 2/3

2. 3
216  3
8.27  3
2 . 3 6
3 3 3

3. 4
16  16 1/ 4
2 4/ 4
2
36 6
4. 
9 3
3
5. 2
2 6
 6
2 6
2
LOGARITMA
Logaritma pada hakekatnya merupakan kebalikan dari
proses pemangkatan dan/atau pengakaran.

Bentuk pangkat Bentuk akar Bentuk Logaritma


x m
a a
mx x
log m  a

Suku-suku pada ruas kanan menunjukkan bilangan yang dicari atau


hendak dihitung pada masing-masing bentuk
KAIDAH-KAIDAH LOGARITMA
1. log x  1
x
7. log mn  log m log n
x x x

m x
2. log 1  0
x
8. log  log m log n
x x

n
3. log x  a
x a
9. log m log x  1
x m

4. log m a log m
x a x
10. log m log n log x  1
x m n

5. x log m  m
x

6. log m log y. log m


x x y
CONTOH

1. log(8.16) log 8 log 16  3  4  7


2 2 2

2. log(625 / 125) log 625 log 125  4  3  1


5 5 5

3. log 1000 log 10  3 log 10  3


10 10 3 10

4. log 16 log 4. log 16  2.2  4


2 2 4

5. log 6  1
6

6. log 1  0
8
BASIS LOGARITMA
• Logaritma dapat dihitung untuk basis berapapun.
• Biasanya berupa bilangan positif dan tidak sama dengan
satu.
• Basis logaritma yang paling lazim dipakai adalah 10
(common logarithm)/(logaritma briggs)
• logm berarti 10 log m, log 24 berarti 10 log 24
• Logaritma berbasis bilangan e (2,72) disebut bilangan
logaritma alam (natural logarithm) atau logaritma Napier
• ln m berarti elogm
CONTOH

1. log(10 / 10 )  log 10  log 10  2  3  1


2 2 3 2 3

2. log 100  log 10  2 2

3. log 101  log 10


3 1/ 3
 1/ 3
4. log 10  3 log 10  3
3

5. In e  1
6. In e 2  Ine 1/ 2
 1/ 2
7. In 1  0
PENYELESAIAN PERSAMAAN DENGAN
LOGARITMA
• Logaritma dapat digunakan untuk mencari bilangan yang
belum diketahui (bilangan anu) dalam sebuah persamaan,
khususnya persamaan eksponensial dan persamaan
logaritmik.
• Persamaan logaritmik ialah persamaan yang bilangan
anunya berupa bilangan logaritma, sebagai contoh :
log (3x + 298) = 3
Latihan

• Dengan melogaritmakan kedua ruas, hitunglah x untuk


log (3x + 298) =3
24

BANJAR DAN DERET


Ridwan.,SE.,M.A.k
BANJAR
Banjar dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi yang wilayahnya
merupakan himpunan bilangan alam. Setiap bilangan yang
merupakan anggota suatu banjar dinamakan suku. Bentuk
umum dari banjar adalah a1, a2, a3 ……. an.
banjar diatas dapat disimbolkan [an] ,sehingga kalau ditulis lagi
menjadi lengkap menjadi : [an] = a1, a2, a3 ……. an
Suatu banjar yang tidak mempunyai akhir atau banyaknya suku
tidak terbatas dinamakan banjar tak terhingga, sedangkan banjar
yang banyaknya suku tertentu dinamakan banjar terhingga.
Bilangan alam yang terdapat pada suatu banjar pada umumnya
tersusun secara teratur degan suatu pola tertentu. Dengan
memperhatikan pola yang terdapat pada suku – sukunya, banjar
dapat dibedakan menjadi banjar hitung, banjar ukur dan banjar
harmoni.
BANJAR HITUNG
Banjar hitung adalah banjar yang antar dua suku berurutan
mempunyai selisih yang besarnya sama. Jadi suatu banjar
[an] = a1, a2, a3 ……. an
akan disebut dengan banjar hitung apabila
a2 - a1 = b
a3 - a2 = b
a4 - a3 = b
an - an-1 = b
Dimana b merupakan beda yang besarnya tetap dan dapat
bernilai positif atau negative . Contoh :
1. [n] = 1,2,3,4…….n b = sn – sn-1 = 1
2. [5n] = 5,10,15,20…….5n b = sn – sn-1 = 5
3. [12 -2n] = 10,8,6,4…….(12-2n) b = sn – sn-1 = 2
BANJAR DERET
Banjar ukur adalah banjar yang antara dua suku berurutan
mempunyai hasil bagi yang sama besarnya. Jadi untuk
banjar : [an] = a1, a2, a3 ……. an
Akan disebut sebagai banjar ukur kalau
S2 / S1 = P
S3 / S2 = P
Sn / Sn-1 = P
Dimana p merupakan nilai banding (=rasio) yang besarnya
tetap dan bertanda positif atau negative. Contoh :
1. [apn-1] =a,ap,ap2,….. apn-1
2. [5.2n-1] = 5 ,10,20,40 ……5(2n-1)
BANJAR HARMONI
Banjar harmoni adalah banjar yang sukunya merupakan
kebalikan dari suku banjar hitung.
Contoh :
1. 1/n = 1,1/2,1/3,1/4,……..1/n
2. 1/5n = 1/5, 1/10,1/15,1/20,……..1/5n
DERET
• Deret Hitung
- Suku ke-n dari DH
- Jumlah n suku
• Deret Ukur
- Suku ke-n dari DU
- Jumlah n suku
Dan penerapannya dalam dunia ekonomi

29
DEFINISI DERET

• Deret : Rangkaian bilangan yang tersusun


secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah
tertentu.
• Suku : Bilangan-bilangan yang merupakan
unsur dan pembentuk deret.
• Macam-macam deret :
- Deret Hitung
- Deret Ukur
- Deret Harmoni

30
DERET HITUNG
Deret hitung : deret yang perubahan suku-
sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap
sebuah bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari
deret hitung dinamakan pembeda, yang tak
lain adalah selisih antara nilai dua suku yang
berurutan.
Contoh :
5, 10, 15, 20, 25, 30 (pembeda 5)
90, 80, 70, 60, 50, 40 (pembeda -10)
31
SUKU KE-N DARI DERET HITUNG
5, 10, 15, 20, 25, 30
S1, S2, S3, S4, S5, S6

S1 = 5 = a
Sn = a + (n - 1)b
S2 = 10 = a + b = a + (2 - 1)b
S3 = 15 = a + 2b = a + (3 - 1)b a = suku pertama / s1

S4 = 20 = a + 3b = a + (4 - 1)b b = pembeda

S5 = 25 = a + 4b = a + (5 - 1)b n = indeks suku

S6 = 30 = a + 5b = a + (6 - 1)b

32
33

JUMLAH N SUKU

• Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan


suku tertentu tidak lain adalah jumlah nilai
suku-sukunya.
n
J n   S i  S1  S 2  ...........  S n
i 1
4
J 4   S i  S1  S 2  S 3  S 4
i 1
5
J 5   S i  S1  S 2  S 3  S 4  S 5
i 1
6
J 6   S i  S1  S 2  S 3  S 4  S 5  S 6
i 1
Berdasarkan rumus suku ke-n 
Sn = a + (n - 1)b, maka dapat diuraikan

J4 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) = 4a + 6b
J5 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b)
= 5a + 10b
J6 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b)
= 6a + 15b

34
35
Masing-masing Ji dapat ditulis
4 
J 4  4a  6b  4a  (4  1)b 
2

5  n
J 5  5a  10b  5a  (5  1)b  J n  na  (n  1)b
2  2
6 
J 6  6a  15b  6a  (6  1)b
2 
n
atau J n   2a  (n  1)b
2
n
  a  a  (n  1)b Sn
2
n
 (a  S n )
2
CONTOH
Jika ingin mengetahui suku ketujuh suatu banjar hitung
yang suku pertamanya = 1 dan beda = 2 adalah
Sn = a + (n-1)b
= 1 + (7-1) 2
= 13
Deret hitung dengan jumlah tujuh suku tersebut adalah :
J = 1/2n(a+Sn)
J = ½ .7 (1+13)
= 49
DERET UKUR
 Deret ukur : deret yang perubahan suku-
sukunya berdasarkan perkalian terhadap
sebuah bilangan tertentu.
 Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah
deret ukur dinamakan pengganda.
Contoh :
1)5, 10, 20, 40, 80, 160 (pengganda 2)
2)512, 256, 128, 64, 32, 16 (pengganda 0,5)

37
SUKU KE-N DARI DERET UKUR
S1  5  a 
2 1 
S 2  10  ap  ap 
S3  20  app  ap 2  ap 31 
S
4 1  n
 ap n-1

S 4  40  appp  ap  ap 
3

5 1 
S5  80  apppp  ap  ap
4

S 6  160  appppp  ap 5  ap 61 
a  suku pertama
p  pengganda
n  indeks suku
38
Jumlah n Suku

n
J n   Si  S1  S 2  S3  S 4 ...........  S n
i 1

berdasarka n rumus S n  ap n-1 maka :


J n  a  ap  ap 2  ap 3  .......  ap n  2  ap n 1 (1)
jika dikalikan dengan bilangan pengganda p, maka :
n 1
pJ n  ap  ap  ap  ap  .......  ap
2 3 4
 ap n
(2)

selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)


39
selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)

J n  pJ n  a  ap n

J n (1  p )  a (1  p ) n

a (1  p ) n
a ( p  1) n
Jn  atau J n 
1 p p 1
p 1 p 1

40
CONTOH
Bila ada suatu banjar ukur yang suku pertamanya a =1 dan
pengalinya p =2 maka besarnya suku ke -5 adalah :
Sn = apn-1
S5 = 1(25-1)
= 16
Dan jumlah 5 sukunya adalah :
J = a 1- pn = a – pSn
1- p 1-p
= 1 1-2.16 = 1-32
1-2 -1
= 31
PENERAPAN PADA EKONOMI

Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam


kegiatan usaha, misalnya : produksi, biaya, pendapatan,
penggunaan tenaga kerja dll. Memiliki pola seperti deret
hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat diterapkan
dalam menganalisis perkembangan vaiabel tersebut.

42
BUNGA PINJAMAN
Bunga pinjaman selama setahun atau kurang, sering
dihitung dengan menggunakan cara yang sederhana,yaitu
bunga yang hanya dikenakan pada jumlah pinjaman.
Jumlah yang dipinjam ini untuk selanjutnya akan disebut
dengan pokok pinjaman. Jika besarnya pokok pinjaman
adalah p dengan bunga sebesar r persen pertahun dan
lama meminjam adalah t tahun maka besarnya bunga yang
harus dibayar, yaitu I adalah hasil perkalian antara pokok
pinjaman dan bunga dan lama meminjam, atau

I = P.r.t
CONTOH SOAL
Berapakah jumlah yang harus dikembalikan oleh
seseorang yang meminjam uang sebanyak Rp 2.500 pada
tanggal 5 juni 1992 dan dikembalikan pada tanggal 5
februari 1993 dengan bunga sebesar 14 persen? Mulai
tanggal 5 juni 1992 sampai 5 februari 1993 ada 8 bulan,
atau waktu peminjamannya 8/12=2/3 tahun. Besarnya
bunga pinjaman :
I = P.r.t
= 2500(0,14)(2/3)
= 233,33
Jumlah yang harus dikembalikan adalah pokok pinjaman
ditambah bunga 2.500 + 233,33 = 2.733,33
NILAI SEKARANG
Nilai sekarang dari jumlah yang diperoleh dimasa
mendatang atau sering disebut pula dengan present value
adalah nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan
untuk memperoleh jumlah yang lebih besar dimasa yang
akan dating. Bila kemudian diumpamakan tingkat bunga
adalah r maka bunga yang dapat diperoleh dari P rupiah
adalah
P = A/ 1 + rt
Contoh : setahun lagi ,asbun akan menerima uang
sebanyak Rp. 10.000. berapakah nilai sekarang uang
tersebut jika tingkat bunga adalah 13 persen setahun ?
Dalam masalah ini A = 10.000, r = 0,13 dan t = 1
P = 10.000 / 1+ (0,13)(1) = 8.849,56
46

MODEL BUNGA MAJEMUK

 Modal pokok P dibungakan secara majemuk, suku


bunga perahun i, maka jumlah akumulatif modal F
setelah n tahun adalah:

setelah 1 tahun : F1  P  P.i  P (1  i )


setelah 2 tahun : F2  P (1  i )  P (1  i )i  P (1  i ) 2
setelah 3 tahun : F3  P (1  i ) 2  P (1  i ) 2 i  P (1  i ) 3
setelah n tahun : Fn  (.........)  (..........)  P (1  i ) n
• Jumlah di masa datang dari jumlah sekarang :
Bunga dibayar
Fn  P (1  i ) n S n  ap n-1 1x setahun
47

Bila bunga dibayar lebih sekali dalam setahun, misal m kali,


maka :

i mn
Fn  P (1  )
m

m = frekuensi pembayaran bunga dalam setahun

Suku (1+i) dan (1 + i/m) disebut “faktor bunga


majemuk” (compounding interest factor), yaitu suatu
bilangan yang lebih besar dari 1, yang dapat dipakai
untuk menghitung jumlah dimasa mendatang dari suatu
jumlah sekarang.
48

• Dengan manipulasi matematis, bisa diketahui nilai


sekarang (present value) :

1 1
P F atau P  F
(1  i ) n
(1  i / m) mn

Suku 1/(1+i)n dan 1/(1+i/m)mn dinamakan “faktor


diskonto” (discount factor), yaitu suatu bilangan lebih
kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk menghitung nilai
sekarang dari suatu jumlah dimasa datang.
CONTOH
Misalkan ada uang sebanyak Rp.1000 dibungakan selama
6 tahun dengan bunga majemuk sebesar 5 persen per
tahun dan diambil setahun sekali maka berapakah jumlah
uang tersebut setelah 6 tahun.
A = P (1+i/m)n.m
P = 1000 , I = 5% = 0,05, m = 1 dan n = 6
Jumlah uangnya setelah 6 tahun menjadi :
A = 1000(1+0,05/1)6.1
= 1000(1.05)6
= 1000(1,34010)
= 1340,1
CONTOH SOAL
Tono meminjam uang di bank BCA sebesar Rp 1.000.000,-
dengan bunga 10 % per tahun selama satu tahun. Uang
tersebut kemudian disimpan pada Bank BRI selama 4
tahun dengan tingkat bunga sebesar 12 % dan diambil dua
tahun sekali.
Hitung:
1. Jumlah yang harus dibayar Tono pada bank BCA.
2.Jumlah yang akan diterima Tono dari Bank BRI
MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pt = P1 R t-1
Dimana
R =1+r
P1 = jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per-tahun
t = indeks waktu (tahun)

51
TERIMAKASIH
Selamat Belajar

52

Anda mungkin juga menyukai