Anda di halaman 1dari 16

COGNITIVE-BEHAVIORAL-

THERAPHY / CBT
KEDOKTERAN KELUARGA_FK - A 2016
DEFINISI

Terapi kognitif perilaku (cognitive-behavioral-theraphy/CBT)


merupakan jenis psikoterapi yang dilakukan untuk memperbaiki
perilaku pasien dengan cara mengubah pikiran kognitif irasional yang
menyebabkan respons perilaku maladaptif.
TUJUAN

Pendekatan CBT melalui metode kognitif dan perilaku dilakukan untuk memodifikasi mispersepsi
dan misinterpretasi dari kejadian yang penting dalam hidup.

Aplikasi CBT memiliki tujuan utama berupa mengubah kemampuan penanggulangan masalah
pasien, pikiran kognitif, emosi dan sikap yang maladaptif menjadi respons yang lebih adaptif.

TIDAK LOGIS & OBJEKTIVE, RASIONAL


NEGATIF & POSITIF
Mengekspresikan perasaan negatifnya

Memahami masalahnya

Mengatasi perasaan negatifnya

Mampu memecahkanmasalahnya
PROSES PENYIMPANGAN BERFIKIR
INDIKASI

Terapi kognitif-perilaku dapat diaplikasikan pada beberapa kasus gangguan jiwa,


antara lain :
• Gangguan stres pascatrauma, gangguan ansietas fobik, gangguan cemas
menyeluruh, gangguan obsesi kompulsif, gangguan panik.
• Gangguan mood dan afek : depresi, gangguan bipolar
• Psikosis dan skizofrenia
• Kecemasan yang timbul murni akibat masalah medis
TAHAPAN FASE

• FASE PENILAIAN
membangun hubungan dengan pasien dan keluarga.
hal ini dilakukan untuk mencari informasi untuk
mengidentifikasi gangguan psikososial dan
kemungkinan pendekatan yang dapat dilakukan.
• FASE REKONSEPTUALISASI
menggunakan pendekatan kognitif dari CBT untuk
mencari psikopatologi kondisi pasien serta respon
yang maladaptif. Dokter sebagai terapis harus mampu
membantu menyadarkan pasien perihal rasionalitas
kemampuan adaptif.
• FASE PENAMBAHAN KEMAMPUAN, dokter membantu pasien dalam menghadapi masalah
yang timbul dihidupnya dan berpikir secara logis
• FASE LATIHAN
penggabungan dan aplikasi kemampuan, pasien
diberikan tugas untuk membantu memperkuat
kemampuan yang telah dicapai selama fase
sebelumnya
• FASE GENERALISASI & PEMELIHARAAN
dokter dan pasien bertukar pikiran mengenai masa
depan dan kemampuan pasien dalam menghadapi
masalah jika sesi terapi telah selesai.
• FOLLOW-UP PASCA-CBT
pada fase ini dilakukan pemantauan dan evaluasi
aplikasi kemampuan yang telah dicapai oleh
pasien.
KETERBATASAN

• Sulit untuk pasien dengan gangguan pemusatan pikiran atau agitasi


• Pasien paranoid dan tidak bisa membentuk hubungan interpersonal
• Perbedaan budaya antara dokter dengan pasien yang menjadi masalah tersendiri
• Ketidak yakinan dokter bahwa psikoterapi dapat membantu menghilangkan gejala pasien
FAKTOR PROGNOSTIK

Setiap pasien memiliki respon berbeda pada terapi yang sama. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi prognosis terapi CBT :
• Demografi : usia, jenis kelamin, jenjang pendidikan & status pernikahan
• Jenis penyakit : depresi kronis -> CBT yang buruk
• Gangguan kepribadian : adanya komorbid gangguan kepribadian membuat pasien sulit merespon
CBT
• Pilihan terapi pasien : pasien yang memilih CBT -> prog. BAIK
• Disfungsi perilaku : terjadi pada awal terapi membuat prognosis CBT pada pasien -> buruk

Anda mungkin juga menyukai