Industri Pabrik Tahu - Kelompok 5
Industri Pabrik Tahu - Kelompok 5
Kelompok 5
Pencemaran Akibat Limbah Tahu
Pabrik Tahu
Pabrik tahu merupakan industri kecil
(rumah tangga) yang jarang memiliki
instalasi pengolahan limbah dengan
pertimbangan biaya yang sangat
besar dalam pembangunan instalasi
pengolahan limbah dan operasional
nya.
Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah yang mengandung
protein, bahan organik dan padatan terlarut yang tinggi, dengan pH
yang rendah. Limbah tahu ini juga akan menimbulkan aroma yang
kurang sedap sehingga mengganggu estetika dan kehidupan
ekosistem sekitarnya
Limbah Tahu
Limbah tahu berasal dari buangan atau sisa pengolahan
kedelai menjadi tahu yang terbuang karena tidak terbentuk
dengan baik menjadi tahu sehingga tidak dapat dikonsumsi
karakteristik limbah cair tahu yang melebihi baku mutu diakibatkan oleh
bahan organik seperti protein, karbohidrat dan lemak yang terkandung
dalam limbah cair tahu cukup tinggi, dimana limbah cair tahu mengandung
40-60% protein, 25-50% karbohidrat, dan lemak 10%.
Permasalahan
Limbah cair yang dikeluarkan oleh pabrik tahu, pada umumnya dialirkan
langsung ke selokan atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu. limbah
tersebut banyak membawa dampak terhadap lingkungan, karena limbah
dari pengolahan tahu mempunyai kadar BOD dan COD yang tinggi, serta
mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti
tersebut di atas, air limbah pabrik tahu merupakan salah satu sumber
pencemaran lingkungan yang sangat potersial.
Pengolahan Limbah Tahu
Penguraian Anaerob
Air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu dikumpulkan
melalui saluran air limbah, kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk
memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan
larutan kapur atau larutan NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai
anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik
yang ada di dalam air limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme
secara anaerob, menghasilkan gas methan yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD
dalam air limbah dapat diturukkan sampai kira-kira 600 ppm (efisiensi
pengolahan 90 %). Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah
dengan proses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter aerob.
Diagram Proses Pengolahan Anaerob
Keunggulan proses anaerob
• Proses anaerob tidak membutuhkan oksigen dan pemakaian oksigen
dalam proses penguraian limbah akan menambah biaya
pengoperasian.
• Penguraian anaerobik menghasilkan lebih sedikit lumpur (3-20 kali
lebih sedikit dari pada proses aerobik), energi yang dihasilkan
bakteri anaerobik relatif rendah.
• Proses anaerobik menghasilkan gas yang bermanfaat, metan.
• Energi untuk penguraian limbah kecil.
• Penguraian anaerobik cocok untuk limbah industri dengan
konsentrasi polutan organik yang tinggi.
• Memungkinkan untuk diterapkan pada proses Penguraian limbah
dalam jumlah besar.
• Sistem anaerobik dapat membiodegradasi senyawa xenobiotik
(seperti chlorinated aliphatic hydrocarbons seperti trichlorethylene,
trihalo-methanes) dan senyawa alami recalcitrant seperti liGnin
Kelemahan proses anaerob
• Lebih Lambat dari proses aerobik
• Sensitif oleh senyawa toksik
• Start up membutuhkan waktu lama
• Konsentrasi substrat primer tinggi
Mikrobiologi di Dalam Penguraian
Anaerob
Bakteri
Bakteri Hidrolitik Asidogenik
Fermentati
Bakteri Bakteri
Asetogenik Metanogen
Nata de soya
Teknologi pemanfaatan limbah cair industri tahu sebagai nata de
soya merupakan inovasi baru dari limbah yang biasnya dibuang
di sungai akan dimanfaatkan menjadi produk makanan yang
bernilai dan bisa dijadikan pengganti nata de coco dalam
pembuatan es.
Proses pengolahan limbah tahu menjadi Nata de Soya
Bak Bak
Air
Kontraktor Kontraktor
Limpasan
anaerob aerob
Bak
Bak
Pengendap
Khlorinasi
akhir
Keunggulan Proses Biofilter Anaerob-
Aerob
Pengelolaannya sangat mudah
Biaya operasi rendah
Lumpur yang dihasilnya relatif sedikit dibandingkan
Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor
Suplai udara untuk aerasu relatif kecil
Dapat digunakan untuk air limbah dengan BOD (Biological
Oxygen Demand) yang cukup besar
Dapat menghilangkan padatan tersuspensi dengan baik
Elektrokoagulasi
Merupakan gabungan dari proses
elektrokimia, koagulasi dan proses flokulasi-
koagulasi yang saling berinteraksi dan
berhubungan
Faktor yang Mempengaruhu
Elektrokoagulasi
Kuat Arus
Jenis Elektroda
Waktu
Ketebalan Plat
Pengadukan
Tegangan
Kadar Keasaman (pH)
Jarak Antar Elektroda
Proses Elektrokoagulasi
Menentukan
Mengambil sampel
Penentuan kadar ketebalan eletroda
untuk mengukur
BOD, kadar TSS, yang menghasilkan
kadar BOD, TSS,
dan pH awal efisiensi penyisihan
dan pH Akhir
terbaik
Memasukkan air
Melakukan proses
limbah ke dalam
elektrokoagulasi
reaktor
(tanpa pengadukan)
elektrokoagulasi