Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
DENGAN
DENGAN BPH
BPH

Oleh :
Ns.Rohandi Baharuddin, M.Kep, RN, CWCC
Dimana letaknya prostat?
Fungsi prostat?
DEFINISI
• BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat.
• Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke
dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine,
dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter.
• Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah
tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau
hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah
yang mengalami hiperplasia (sel-selnya bertambah banyak).
• Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi
gepeng dan disebut kapsul surgical.
• Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland
atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum
dipakai.
Etiologi

• Unknown (Belum diket scr pasti)


namun kemungkinan besar dkrnkan :
• Hormonal
• Usia
Manifestasi klinik
• Retensi urine (tdk mampu berkemih sesuai kehendak)
• Hipertrofi kandung kemih
• cystitis (peradangan pd kandung kemih)
• Intermittency (Miksi terputus )
• Nocturia (Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari)
• Pada malam hari miksi harus mengejan
• Disuria (Terasa panas, nyeri saat miksi)
• Massa pada abdomen bagian bawah.
• Hematuria.
• Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan
urin)
• Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksi
• Kolik renal
• Berat badan turun
• Anemia Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui
• pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan
dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka
mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal. disuria)
Patofisiologi?
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium diperlukan pada pasien preoperasi
maupun post operasi BPH.
 Pada preoperasi perlu dikaji, antara lain.
 urin analisa,
 kultur urin
 Urologi urin
 BUN/kreatinin
 asam fosfat serum
 SDP/sel darah putih.
 Usg u/ menentukan besarnya prostat atau colok dubur
 Sedangkan pada post operasinya perlu dikaji
 kadar hemoglobin dan hematokrit karena imbas dari
perdarahan
 Kadar leukosit untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.
PENGKAJIAN
• Sirkulasi :
– Pada kasus Hiperplasia sering dijumpai adanya gangguan
sirkulasi; pada kasus preoperasi dapat dijumpai adanya
peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh karena efek
pembesaran ginjal. Penurunan tekanan darah; peningkatan nadi
sering dijumpai pada. kasus postoperasi BPH yang terjadi
karena kekurangan volume cairan

• Integritas Ego :
– Pasien dengan kasus penyakit BPH seringkali terganggu
integritas egonya karena memikirkan bagaimana akan
menghadapi pengobatan yang dapat dilihat dari tanda-tanda
seperti kegelisahan, kacau mental, perubahan perilaku.
next
• Eliminasi :
– Gangguan eliminasi merupakan gejala utama yang seringkali dialami oleh
pasien dengan preoperasi, perlu dikaji keragu-raguan dalam memulai
aliran urin, aliran urin berkurang, pengosongan kandung kemih inkomplit,
frekuensi berkemih, nokturia, disuria dan hematuria. Sedangkan pada
postoperasi BPH yang terjadi karena tindakan invasif serta prosedur
pembedahan sehingga perlu adanya observasi drainase kateter untuk
mengetahui adanya perdarahan dengan mengevaluasi warna urin.
– Evaluasi warna urin, contoh : merah terang dengan bekuan darah,
perdarahan dengan tidak ada bekuan, peningkatan viskositas, warna
keruh, gelap dengan bekuan. Selain terjadi gangguan eliminasi urin, juga
ada kemugkinan terjadinya konstipasi. Pada preoperasi BPH hal tersebut
terjadi karena obstruksi prostat ke dalam rektum, sedangkan pada
postoperasi BPH, karena perubahan pola makan dan makanan.
NEXT
• Makanan dan cairan :
– Terganggunya sistem pemasukan makan dan cairan yaitu
karena efek penekanan/nyeri pada abomen (pada
preoperasi), maupun efek dari anastesi pada postoperasi
BPH, sehingga terjadi gejala: anoreksia, mual, muntah,
penurunan berat badan, tindakan yang perlu dikaji adalah
awasi masukan dan pengeluaran baik cairan maupun
nutrisinya
• Nyeri dan kenyamanan :
– Menurut hierarki Maslow, kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan dasar yang utama. Karena menghindari nyeri
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada pasien
postoperasi biasanya ditemukan adanya nyeri suprapubik,
pinggul tajam dan kuat, nyeri punggung bawah.
next
• Keselamatan/ keamanan :
– Pada kasus operasi terutama pada kasus penyakit BPH faktor keselamatan
tidak luput dari pengkajian perawat karena hal ini sangat penting untuk
menghindari segala jenis tuntutan akibat kelalaian paramedik, tindakan
yang perlu dilakukan adalah kaji adanya tanda-tanda infeksi saluran
perkemihan seperti adanya demam (pada preoperasi), sedang pada
postoperasi perlu adanya inspeksi balutan dan juga adanya tanda-tanda
infeksi baik pada luka bedah maupun pada saluran perkemihannya.
• Seksualitas :
– Pada pasien BPH baik preoperasi maupun postoperasi terkadang
mengalami masalah tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan
seksualnya, takut inkontinensia/menetes selama hubungan intim, penurunan
kekuatan kontraksi saat ejakulasi, dan pembesaran atau nyeri tekan pada
prostat.
DIAGNOSA
• Hampir sama dengan kasus penyakit
ginjal yang lainnya…

• Nyeri akut
• Hambatan mobilisasi fisik
• Disfungsi sex
pencegahan
1. Menjalankan pola hidup sehat (pola makan sehat dengan 4 sehat 5 sempurna,
rajinolah raga tidak merokok dan tidak begadang).
2. Banyak minum air minimal 8 gelas/hari.
3. Tidak membiasakan menahan kencing.
4. Memeriksakan prostat secara berkala

POST OP :
1. Mencegah nyeri dengan tidak mengejan secara berlebihan ketika defekasi.
2. Tirah baring
3. Tidak hiperseksual
4. Memberikan latihan mobilisasi dini pada pasien

Anda mungkin juga menyukai