Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PENGAMPU
Meliputi
- Dasar system pengapian konvensional motor bensin
- System pengapian elektrik
SYSTEM PENGAPIAN MOTOR BENSIN
Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang kuat
dan tepat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam
ruang bakar.Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari
baterai, kunci kontak, koil, distributor,kabel tegangan tinggi dan busi. Di
dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu
kontak pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik),
kondensor,cam, vakum dan sentrifugal advancer.
Fungsi dari masing-masing komponen system pengapian adalah
Pada sistem CDI, kapasitorlah yang dimanfaatkan untuk pemutusan arus primer,
biasanya digunakan pada motor. Sedangkan pada sistem pengapian DLI, justru sering
diaplikasikan untuk kendaraan yang lebih modern, karema sistem ini tidak dilengkapi
distributor dan hampir sama cara kerjanya dengan sistem pengapian transistor.
Inilah yang membedakan sistem pengapian transisitor dengan sistem pengapian
lainnya. Untuk lebih jelas tentang apa dan bagaimana sistem pengapian transistor ini,
maka berikut ulasannya.
Fokus pembahasan sistem pengapian elektronik (transistor) akan mengulas detail
tentang kelebihan sistem ini dibading dengan sistem yang lain dan dan bagaimana
sistem ini dapat bekerja?
Sistem pengapian transistor merupakan sistem yang unik dan memiliki banyak
kelebihan dibanding sistem pengapian yang lain. Diantara salah satu kelebihannya
adalah tidak perlu lagi melakukan penyetelan pada celah platina, karena pada sistem
pengapian ini tidak memiliki kontak poin, melainkan telah terpasang otomatis saklar
elektronik.
Fungsi saklar elektronik adalah sebagai transistor yang dapat menghubungkan dan
memutuskan arus secara otomatis, sehingga cara manual dengan menyetel rutin celah
platina tidak diperlukan lagi.
Kelebihan lain dari sistem pengapian elektronik adalah tidak adanya gesekan yang
terjadi antara logam, seperti pada pengapian konvensional. Gesekan antar logam ini
dinilai kurang efektif karena berbatas dengan jangka waktu.
Mengapa demikian? Karena gesekan yang terjadi antar logam tentu tidak akan
bertahan lama. Bukan tidak mungkin hal tersebut lama-kelamaan akan menyebabkan
keausan pada kedua logam yang selalu bergesekan tersebut. Hal ini jelas akan
mengganggu sistem pengapian itu sendiri.
Itulah sebabnya pengapian transistor tidak memerlukan gesekan antar logam, karena
salah satu komponennya adalah transistor unit yang berfungsi sebagai komponen utama
dengan fungsinya menyambung dan memutuskan arus primer. Komponen ini yang
menggantikan celah platina.
Walau begitu sistem pengapian elektronik ada juga yang masih menggunakan kontak
platina, namun hal tersebut tidak digunakan untuk memutuskan arus primer coil, tetapi
untuk memutuskan arus yang menuju kaki basis di transistor.
Sistem ini disebut juga sistem semi transistor.Sedangkan untuk sistem pengapian
transistor yang 100% tidak menggunakan kontak platina dan semuanya elektrik dalam
memutuskan arus kaki basis disebut sistem pengapian fully transistor. Sistem ini
menggunakan alat igniter yang dapat mengirimkan sinyal sesuai waktu yang telah
ditetapkan sistem pengapian dalam memutuskan arus di kaki basis transistor.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah urutan beberapa komponen dalam sistem
pengapian transistor yang akan dijelaskan sekaligus dengan fungsi dari masing-masing
komponen tersebut.
1. Baterai
Pada mobil, baterai lebih dikenal dengan sebutan aki. Fungsinya sebagai penyedia
arus listrik untuk semua sistem kelistrikan mobil, termasuk sistem pengapian. Meski
demikian, baterai sebenarnya tidak bisa menghasilkan listrik. Baterai hanya bertugas
untuk menampung arus listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian.
2. kunci kontak
Semua rangkaian kelistrikan pasti memerlukan saklar untuk mengaktifkan dan menonaktifkan sistem.
Pada sistem pengapian, kunci kontak berperan sebagai saklar bagi sistem pengapian.
Ketika kunci kontak diputar pada posisi ON, maka arus dari baterai akan langsung masuk ke coil dan
masuk ke skema pengapian mesin. Namun ketika kunci kontak OFF, arus listrik dari baterai akan tertahan
akibatnya meski mesin diengkol tetap tidak mau hidup.
3. Ignition coil
Fungsi ignition coil adalah untuk menaikan tegangan baterai dari 12 Volt ke 20 KV
secara cepat dan singkat. Ignition coil menggunakan metode induksi elektromagnet,
prinsip kerjanya seperti trafo step up.
Dimana ada dua buah kumparan, kumparan sekunder dibuat dengan lilitan jauh lebih
besar agar tegangan yang naik nantinya bisa semakin besar. Untuk membuat proses
induksi ini berjalan secara singkat namun hasilnya besar, coil menggunakan cara
pemutusan arus.
Sebelumnya, ignition coil didesain agar kumparan sekunder terletak dibagian dalam
kumparan primer. Sehingga ketika kumparan primer dialiri arus listrik, maka akan timbul
garis gaya magney pada kumparan primer dan semua permukaan kumparan sekunder
akan sepenuhnya mendapatkan induksi karena lokasinya berada didalam kumparan
primer (seperti core).
Ketika arus primer diputus, maka garis gaya magnet pada coil akan bergerak ke
bagian dalam. Hasilnya pergerakan yang berlangsung cepat ini akan mendorong induksi
tegangan listrik secara cepat dan besar.
4. Transistor unit