Anda di halaman 1dari 10

MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN KE 3

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM (PAI)
HARI SABTU, 23 OKTOBER 2021
II. KONSEP TENTANG TUHAN DAN MANUSIA

A. KONSEP TENTANG TUHAN


Secara Etimologis, kata Tuhan dalam bahasa melayu berasal dari kata
“tuan” yang berarti atasan/penguasa/pemilik/pemelihara/pengatur dan
pembina
Dalam perkembangannya, kata tuan yang bersifat “insani” berubah
menjadi “Tuhan” yang bersifat ilahi.
Secara terminologi, kata “Tuhan” dipakai untuk merujuk kepada suatu
dzat abadi dan supranatural
Dalam rumpun agama samawi ( Islam, Kristen dan Yahudi ) diyakini
bahwa Tuhan adalah dzat yang maha sempurna, maha kuasa, pemilik
langit dan bumi yang disembah manusia
B. PENYEBUTAN ATAU NAMA TUHAN DALAM
AGAMA-AGAMA

1. Agama Islam menamai Tuhan dengan nama “ALLAH”


2. Agama Yahudi menamai Tuhan dengan “ YAHWEH/YEHOVA “
3. Agama Kristen menggunakan kata “ YESUS”
4. Agama Hindu menyebut Tuhan dengan “ DEWA “
5. Agama Budha menyebut Tuhan dengan Sanghyan Adi Buddha
6. Agama Konghucu menyebut Tuhan dengan “TIEN”
C. KONSEP KETUHANAN MENURUT AGAMA-AGAMA

1. Penganut faham monotheis (Islam, Yahudi dan Kristen)


menyatakan bahwa Tuhan itu hanya Satu /Esa/Tunggal
2. Namun dalam agama Kristen dikenal konsep “tri Tunggal” yaitu
Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Roh Kudus
3. Dalam agama budha dikenal konsep ketuhanan “ADA”
4. Dalam agama Khonghuchu konsep ketuhanannya adalah
monotheis yang percaya hanya ada satu tuhan
C. KONSEP KETUHANAN MENURUT AGAMA-AGAMA

5. Dalam agama Hindu dikenal konsep Nirguna Brahman yaitu


esensi alam semesta, realitas sejati atau Tuhan Impersonal.
Ada juga konsep seguna brahman (zat ilahi yang
berkepribadian, tuhan personal yang memiliki kasih sayang
atau“Tri Murti” yang terdiiri dari Dewa Wisnu, Brahma dan
Sywa.
III. HAKEKAT MANUSIA

A. PENGERTIAN
Hakekat menurut bahasa berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-
benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah
inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan Allah
swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekwensi
fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi. Al Qur’an
menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah ( QS. Al Hijr ayat 28 – 29)
Menurut ilmu pengetahuan seperti yang dikemukakan oleh Charles
Darwin bahwa manusia berasal dari kera ( Teori evolusi )
Hakikat manusia adalah sebagai berikut : 

1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.
B. HAKIKAT MANUSIA MENURUT PANDANGAN ISLAM

Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya manusia.

1. Sebagai Hamba Allah


Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani
segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama
yang lurus …,” (QS:98:5).

2. Sebagai al- Nas


Kata al nas dalam Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain sebagai mahluk sosial yg tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya.
“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah
hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS: An
Nisa:1).
3. Sebagai khalifah Allah
Manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).
Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di
hari akhir.
4. Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa
manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam
memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya
dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah
kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al
araf 26-27).
5. Sebagai al- Insan
Manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai
ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut
dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).

6. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)


Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki
raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan,
berkembang biak
Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, maka sebagai
makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal
dan pikiran serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai