SENSORI INTEGRASI & OKUPASIONAL TERAPI (19 dDES 2013)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

I &

S P I
A
R RAS I
E G E .P
T TN S
I N A L IA
I
R IO S N I B
U
R

SO S R
N PA Y
E
S KUM S . N
E
T

OY :
B
Okupasi terapis memiliki berbagai media dan
modalitas terapi untuk memaksimalkan potensi anak
dengan GSA dalam berpartisipasi dalam kehidupan
sehariannya. Modalitas terapi yang sering digunakan
oleh okupasi terapis dalam memberikan interpensi
pada anak GSA antara lain :
1. Sensory integration (SI)
2. Modifikasi perilaku ( behavior modification )
3. Terapi bermain ( play therapy )
4. Aktivitas motorik halus ( fine motor activities )
5. Aktivitas keseharian ( activity daily living /ADL)
6. Training keterampilan sosial
Integrasi sensori atau dalam bahasa inggrisnya sensory
integration ( SI) adalah suatu pendekatan Yang didesain
untuk memberikan interpensi pada anak yang mengalami
gangguan pengolahan informasi Sensori sehingga
menghambat anak untuk berpartisipasi pada aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Masalah yang dilihat oleh okupasi terapis adalah :
1. Keterampilan motorik anak, seperti postur,keseimbangan,
manipulasi objek yang kecil, rentang atensi dan
konsentrasi, keterampilan transisi dari suatu aktivitas
satu ke aktivitas yang lain
2. Keterampilan bermain
3. Respon rangsang sensori
4. Interaksi sosial
5. Problem prilaku dan emosi
6. Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas keseharian
Okupasi terapis akan membuat program sesuai
dengan kebutuhan anak. Salah satu modalitas yang
digunakan oleh okupasi terapis dalam memberikan
interpensi anak dengan GSA adalah SI.

Integrasi sensori atau dalam bahasa inggrisnya


sensory integration ( SI) adalah suatu pendekatan
Yang didesain untuk memberikan interpensi pada
anak yang mengalami gangguan pengolahan informasi
Sensori sehingga menghambat anak untuk
berpartisipasi pada aktivitas kehidupan sehari-hari.
Tujuan Intervensi SI adalah untuk meningkatkan
kemampuan anak untuk memproses dan
mengintegrasikan informasi sensori serta
memberikan dasar kemandirian dan partisipasi anak
pada aktivitas keseharian, bermain dan aktivitas
sekolah.
Ayres mengembangkan teori SI berdasarkan prinsip
ilmu neurosains, biologi, psikologi, dan pendidikan.
Beberapa Prinsip yang dikembangkan Ayres dari
berbagai disiplin ilmu tsb adalah:
1) Perkembangan sensorimotor sebagai bagian yang
sangat penting untuk pembelajaran
2) Interaksi antara anak dan lingkungan akan
membentuk perkembangan otak anak
3) System saraf memungkinkan untuk berubah
(Nerve Plasticity)
4) Aktivitas sensorimotor yang bermakna dan
bertujuan merupakan mediator yang bagus untuk
meningkatkan plastisitas saraf.
Gangguan SI menimbulkan manifestasi pola perilaku
berupa:
1) Anak yang menghindari informasi sensori
(Sensory-Avoiding Children)

Ciri ciri anak dengan tipe ini antara Lain:

 Bereaksi berlebihan dengan tipe sensori tertentu


 Menghindar atau meminimalisasi informasi sensori
Contohnya: tidak suka dipeluk atau memilih pakaian dengan
tekstur tertentu  Jev Justin Sagala
 Menarik diri atau agresif ketika akan dipeluk.
 Anak tidak suka ketinggian dan gerakan yang berlebihan
 Tidak suka belajar hal-hal yang baru atau aktivitas yang banyak
menimbulkan atau menantang Resiko
2) Anak yang mencari stimulus sensori (Sensory-Seeking Children)

Ciri-cirinya antara lain:

 Beberapa anak tidak peka atau tidak merespon terhadap


informasi sensori
 Tipe anak seperti ini tidak selalu mengenali informasi
sensori yang masuk ke otak
 Anak terlihat hiperaktif
 Menyentuh atau memegang orang lain terlalu keras (anak
terlihat agresif)
 Anak suka melakukan aktivitas ekstrim misalnya
memanjat terlalu tinggi
 Suka mendengarkan musik yang terlalu keras
3) Anak yang memiliki problem dengan ketrampilan motorik (Dyspraxia)
Ciri-ciri anak dengan tipe ini antara lain:

 Anak sulit merencanakan dan melakukan gerakan yang baru


 Perencanaan gerak dan “feedback” selama anak melakukan gerak
motorik tergantung dari gabungan berbagai sistem sensori
bekerja dengan baik akan meningkatkan keterampilan anak dalam
berinteraksi dan merespon input yang berada di lingkungan
sekitar kita.
 Keterampilan motorik anak baik motorik kasar (meloncat,
lempar-tangkap bola dll) lemah
 Kelemahan pada keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga
anak akan kesulitan memelihara konsistensi, ritme serta
kestabilan gerakan yang dilakukan
 Kesulitan dalam melakukan gerakan Sekuensis seperti bernyanyi
sambil memegang bagian tubuh, “kepala, pundak, lutut, kaki” atau
gerakan seuensis seperti menggiring bola dan memasukkan bola
ke dalam gawang
 Anak suka melakukan aktivitas sedentary atau aktivitas yang
tidak memerlukan banyak tenaga seperti menonton tv, membaca
buku, atau bermain video game.
DIET SENSORY UNTUK ANAK GSA
Tujuan yang akan dicapai dalam pemberian diet sensori adalah untuk
meningkatkan level “arausal”, regulasi diri (self regulation) dan
organisasi perilaku dengan menggunakan aktivitas sensori untuk
memfasilitasi perubahan fisiologis.
Adapun perencanaan diet sensori mulai dari
1. Mengidentifikasi jenis disfungsi integrasi sensori yang dialami anak
apakah anak termasuk anak yang mencari atau menghindari input
sensori atau gangguan gerak motorik atau anak memiliki gabungan
problem tersebut.
2. Lakukan perencanaan dimana aktivitas akan dilakukan dan apa yang
ingin dicapai dalam aktivitas yang dilakukan.
3. Berapa kali dan berapa lama aktivitas integrasi sensori ini akan
diberikan pada anak untuk mempertahankan level organisasi perilaku
anak.
4. Durasi waktu dan frekuensi harus dievaluasi secara periodik untuk
melihat efektivitas program yang diberikan
Anak yang Hipersensitif Terhadap Input Sensori
Sediakan ruang yang tenang, sepi dan nyaman bagi anak. Amati dengan seksama
jika lingkungan terlalu memberikan stimulus berlebihan pada anak (ruangan
terlalu panas, bising, terlalu terang/menyilaukan, terlalu banyak orang , dll)

Untuk Anak yang Kurang Responsif Terhadap Input Sensory


Berikan input sensori yang interaktif dan memberikan stimulasi yang adekwat
dengan input sensori yang bervariasi, instruksi gesture tubuh serta intonasi suara
yang bersemangat. Bila perlu gunakan animasi ekpresi agar anak tertarik mau
berpartisipasi dengan mengerjakan aktivitas yang diberikan.

Untuk Anak yang Mencari Input Sensory atau Anak yang Impulsif

Sediakan kesempatan aktivitas sensori yang bersifat konstruktif dan melibatkan


emosi positif anak. Beritahu anak tentang limitasi yang dimilikinya terutama yang
berkaitan dengan keselamatan anak pada waktu melakukan aktivitas. Gunakan
imajinasi dengan anak dan ajak anak untuk mengeksplorasi input sensori di
lingkungan bermainnya
CONTOH DIET SENSORI (MYLES.,DKK,2000)
1) Sensori Taktil (Raba)
2) Sensori Vestibular (Balance)
3) Sensori Proprioseptif (Kesadaran Bagian Tubuh/Body
Awarnes)
4) Sensori Visual (Pengelihatan)
5) Sensori Auditori (Pendengaran)
6) Sensori Gustatori (Rasa)
7) Sensori Olfaktori (Bau)
MENGENAL KINESIOLOGI
(BRAIN GYM, TOUCH FOR HEALTH DAN RMT)
SEBAGAI GERAKAN KEHIDUPAN

1. Mengapa Bergerak Itu Penting


1.1 Tiga Kelompok Besar Otak
Paul Mclean membagi dalam tiga kelompok yaitu:
a) Reptilian Brain
Bagian-bagian ini berhubungan dengan fungsi gerak tubuh, respon “beku”, pertahanan
diri atau hidup, aktivitas yang terjadi dalam otak bagian ini lebih banyak tentang
bagaimana saya mempertahankan hidup, bagaimana indera keseluruhan menyerap
informasi, dan merupakan gerbang awal sebuah informasi masuk ke dalam otak.
b) Mamalian Brain
Terdiri atas sistem limbik, sistem limbik banyak berhubungan dengan fungsi hormonal,
emosi, dan gerak organ-organ tubuh otomatis. Mamalian brain tentang “apa yang saya
rasakan” dalam konteks emosi, disinilah muncul afeksi.
c) Neo Mamalian
Neo mamalian adalah bagian paling atas dari susunan otak dan manusia adalah satu-
satunya makhluk hidup yang mengembangkan otak ini dengan porsi paling besar dan
kompleks.
1.2. Pentingnya Bergerak
Jejaring syaraf yang juga disebut neuron merupakan bagian vital dalam
menghubungkan dan menyampaikan informasi dari bagian yang satu ke bagian yang
lain. Dan setiap kali kita mempelajari yang baru, maka akan terjadi pembentukan
jejaring neuron yang baru. Penambahan jejaring neuron sangat dipengaruhi tidak
hanya pada nutrisi makanan, dan nutrisi emosi, tetapi juga STIMULASI GERAK.

1.3. Reflek-Reflek Primitif


Reflek primitif adalah set gerakan yang “dibekalkan” kepada bayi saat mereka sudah
tiba saatnya untuk keluar dari ketenangan dan kenyamanan rahim, gerakan-gerakan
yang dieksekusi langsung dari batang otak tanpa keterlibatan korteks otak.

2. Bila Stimulasi Gerak Kurang Memadai


2.1. Dampak Dari Pada Kurang Stimulasi Serta Tandanya
 Jumlah neuron menjadi tidak sempurna dan ini akan mempengaruhi
bagimana respon output dalam merespon sesuatu
3. SOLUSI
BRAIN GYM (Paul E. Dennison Ph.D
Aktive = Gerakan Silang (Cross Crawl)
Positif = Kait Rileks (Hook Up’s)

3.3. Hal yang Perlu Mendapat Perhatian


Stimulasi dini sangat penting bagi perkembangan Anak. Sebagai orang
tua, praktisi, dan orang yang berada bersama dengan anak
berkebutuhan khusus untuk lebih Fokus kepada potensi anak, bukan
kepada label penyakit. Serta melihat bahwa apapun yang dilakukan
anak berkebutuhan khusus adalah merupakan gambaran kinerja
otaknya yang belum matang menyeluruh, sehingga membuat kita
tidak dengan mudah menghakimi, atau memberikan penanganan
yang hanya melulu pada perilaku tanpa memperhatikan aspek tumbuh
kembang anak tersebut. Juga lebih memperhatikan metode yang
digunakan apakah sudah benar-benar dilandaskan pada pemahaman
tersebut.
SEKIAN
& TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai