Anda di halaman 1dari 34

Penyakit yang dapat

ditularkan melalui
hewan (Zoonosis)
Disusun oleh : Kelompok 4

Yoga Adytia A 113118056

Sadiah Nurul F 113118070

Dapes Goin 113118081

Zurysyaday Bay Binga 113118082


Zoonosis
Merupakan suatu penyakit yang
secara alamiah dapat menular di • Zoonosis yang disebabkan oleh parasit
antara hewan vertebrata dan misalnya toxoplasmosis, taeniasis dan
manusia scabies,
• Zoonosis yang disebabkan oleh jamur
Berdasarkan agen penyebabnya Zoonosis
misalnya ringworm,
dapat dibedakan atas : • Zoonosis disebabkan oleh penyebab lainnya,
• Zoonosis yang disebabkan oleh bakteri,
misalnya BSE, yang disebabkan oleh prion
misalnya antraks, brucellosis,
yaitu suatu molekul protein tanpa asam inti,
leptospirosis, tuberkulosis, listeriosis dan
baik DNA maupun RNA.
salmonelosis,
• Zoonosis yang disebabkan oleh virus,
misalnya rabies, Japanese encephalitis,
nipah dan Avian influenza,
01 Anthrax
Anthraks adalah penyakit menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai
jenis ternak (pemamah biak, kuda, babi dan sebagainya), yang disertai dengan demam
tinggi dan disebabkan oleh Bacillus anthracis. Biasanya ditandai dengan perubahan-
perubahan jaringan bersifat septisemia, timbulnya infiltrasi serohemoragi pada jaringan
subkutan dan subserosa, disertai dengan pembengkakan akut limpa.
Etiologi Penyakit Anthraks
● Penyebab anthraks adalah Bacillus anthracis. Bacillus anthracis berbentuk
batang lurus, dengan ujung-ujung siku-siku. Dalam biakan membentuk
rantai panjang. Dalam jaringan tubuh tidak pernah terlihat rantai panjang,
biasanya tersusun secara tunggal atau dalam rantai pendek dari 2-6
organisme. Dalam jaringan tubuh selalu berselubung (berkapsul), kadang-
kadang satu selubung melingkupi beberapa organisme
● Basil anthraks bersifat aerob, membentuk spora yang letaknya sentral bila
cukup oksigen
● Bersifat Gram-positif, dan mudah diwarnai dengan zat-zat warna biasa.
● Pemusnahan spora B.anthracis dapat dicapai antara lain dengan : uap
basah bersuhu 90° selama 45 menit, air mendidih atau uap basah bersuhu
100°C selama 10 menit, dan panas kering pada suhu 120°C selama satu
jam.
Masa Inkubasi dan Cara
Penularan
• Masa inkubasi penyakit ini adalah antara 1-7 hari, bisa juga sampai 60 hari.

• Basil anthraks berkerumunan di dalam jaringan-jaringan hewan penderita, yang


dikeluarkan melalui sekresi dan ekskresi menjelang kematiannya. Bila penderita
anthraks mati kemudian diseksi atau termakan burung-burung atau hewan pemakan
bangkai, maka spora dengan cepat akan terbentuk dan mencemari tanah sekitarnya. Bila
terjadi demikian maka menjadi sulit untuk memusnahkannya.

• Hal tersebut menjadi lebih sulit lagi, bila spora yang terbentuk itu tersebar oleh angin,
air, pengolahan tanah, rumput makanan ternak dan sebagainya.
Di daerah iklim panas lalat pengisap darah antara lain jenis Tabanus dapat bertindak sebagai
pemindah penyakit. Masa tunas anthraks berkisar antar 1-3 hari, kadang-kadang ada
yang sampai 14 hari.
Cara Penularan
● Saluran Pencernaan
Infeksi biasanya lazim ditemuii denga
tertelannya spora
● Saluran Pernafasan
Infeksi melalui pernafasan mungkin terjadi
pada pekerja-pekerja penyortir bulu domba (wool-
sorter's disease), sedangkan infeksi melalui saluran
pencernaan terjadi pada manusia-manusia yang
makan daging asal hewan penderita anthraks.
● Permukaan kulit yang terbuka
Pada manusia, biasanya infeksi berasal dari
hewan melalui permukaan kulit yang terluka,
terutama pada manusia-manusia yang banyak
berhubungan dengan hewan.
● GEJALA PADA HEWAN
● Demam, nafsu makan hilang, sekresi susu menurun atau terhenti, depresi, tidak ada
ruminasi, perut nampak agak kembung, sesak nafas, kejang, pembengkakan di
daerah leher, dada, sisi lambung, pinggang, dan alat kelamin luar, Hewan tiba-tiba
berputar dan tersungkur, keluar darah berwarna hitam pekat dari hidung, mulut,
dubur atau alat kelamin, gejala sangat akut, hewan terinfeksi dapat mati dalam
waktu satu hari
\
● Anthrax cutaneus (kulit) : pembengkakan di bagian tubuh ,
terdapat luka atau lecet di daerah kulit yang terinfeksi bakteri.
● Anthraks bentuk usus (intestinal) sering disertai haemoragik,
kenyerian yang sangat didaerah perut (kolik), muntah-muhtah,
kaku dan berakhir dengan kolaps dan kematian.
● Anthraks bentuk pernafasan, terjadi pleuritis dan broncho
Tanda dan Gejala pneumonia.
Penyakit Anthraks
● GEJALA PADA MANUSIA
● Dalam waktu 12-36 jam, timbul benjolan yang akan berubah menjadi melepuh yang
berisi berwarna biru gelap, luka yang pecah akan meninggalkan bekas
berupa eschar kehitaman pada bagian pusat lesi dan dikelilingi oleh daerah menonjol
akibat peradangan, sakit perut, mual, muntah, diare bahkan dapat terjadi muntah
darah dan diare akibat luka lambung, terjadi shock dan kematian (jarang terjadi)
akibat kehilangan banyak darah, nyeri dada, demam, lemah badan, nyeri otot, dan
batu non-produktif akibat pembengkakan paru.

Tanda dan Gejala


Penyakit Anthraks
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS PADA
PADA HEWAN
MANUSIA
Pemeriksaan mikroskopik
 Dokter akan Pemeriksaan dengan
langsung.
meminta pasien 01 cara yang sederhana dan tepat,
02 pemupukan
untuk menjalani Bahan mengandung antraks berupa darah
bilamana hewan masih dalam keadan
serangkaian tes, atau jaringan lain yang berasal dari
sakit atau baru saja mati, selama hewan sakit atau baru saja mati, dengan
seperti : tes kulit,
belum terjadi pembusukan mudah dapat dipupuk pada media buatan.
tes darah,
rontgen dada,
pemeriksaan
feses, pungsi 03 Pemeriksaan biologis 04 Pemeriksaan serologi
lumbal. Pemeriksaan serologis dapat dilakukan
Penyuntikan hewan percobaan adalah dengan Uji Ascoli dan Enzyme Linked
cara yang paling tepat untuk Immunosorbent Assay (ELISA). Uji
membedakan kuman antraks termopresitipasi Ascoli sangat berguna untuk
menentukan jaringan tercemar antraks.
Faktor Yang
Berhubungan
Dengan Penyakit
Wabah anthraks pada umumnya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang alkalis yang menjadi daerah
inkubator kuman tersebut. Di daerah-daerah tersebut spora tumbuh menjadi bentuk vegetatif bila keadaan lingkungan serasi
bagi pertumbuhannya, yaitu tersedianya makanan, suhu dan kelembaban tanah, serta dapat mengatasi persaingan biologik.
Bila keadaan lingkungan tetap menguntungkan, kuman akan berkembang biak dan membentuk spora lebih banyak.
. Faktor-faktor predisposisi terjadinya anthrak antara lain adalah hewan dalam kondisi kedinginan, kekurangan makanan, dan
juga keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit. Hal ini terjadi terutama pada hewan-hewan yang mengandung spora
yang bersifat laten.
Pencegahan,
Pengendalian dan
Pemberantasan
Penyakit Anthraks

Pengobatan
● Pengobatan pada hewan sakit diberikan suntikan anti
serum dengan dosis kuratif 100-150 ml untuk hewan
besar dan 50-100 ml untuk hewan kecil. Penyuntikan
antiserum homolog adalah IV atau SC, sedang yang
heterolog SC.

● Pada Manusia : Dokter akan memberikan kombinasi


sejumlah antibiotik, seperti penisilin, doxycycline,
dan ciprofloxacinuntuk memaksimalkan
pengobatan.Tingkat keberhasilan pengobatan
umumnya ditentukan oleh faktor usia, kondisi
kesehatan penderita secara umum, serta luas bagian
tubuh yang terinfeksi.
Distribusi Penyakit
• Insidensi kasus di Indonesia menurut Bulletin Veteriner tahun 1975 di
Jabar, Sultra, NTT dan NTB; tahun 1996 di Jambi, Sultra, Sulsel, NTB,
NTT dan Jabar; 1977 di NTB ;1981 di DKI. Jakarta, Jabar, NTT dan NTB;
1982 di NTB, Jatim dan Sulsel; 1983 di DKI Jakarta, NTB, NTT dan
Sulsel; 1986 di NTB, Jabar dan Sumbar, 1988 -1993 di NTB;1991 di
Jogya, Bali dan NTB dan 1992 -1994 di NTB..
• Kasus anthrak di Jawa Tengah tahun 1990 tercatat 97 kasus pada manusia
di kabupaten marang dan Bojolali, sedang di Jawa Barat pada tahun 1975
-1974 tercatat 36 kasus di kabupaten Kawarang, 30 kasus di kabupaten
Purwakarta, di kabupaten Bekasi 22 kasus pada tahun 1983 dan 25 kasus
pada tahun 1985. Catatan Tambahan :
Saat ini sudah 11 Provinsi di Indonesia tertular anthraks dan
• Laporan kasus anthraks terakhir terjadi pada tahun 2012 di Kabupaten merupakan daerah endemis yaitu diantaranya DKI Jakarta
(JakSel), Jawa Barat ( Kota Bogor, Kab, Bogor, Depok), Jawa
Boyolali dan Kabupaten Sragen (Jawa Tengah), Kabupaten Maros dan Tengah (Kota Semarang, Kab. Boyolali), NTB ( Sumbawa, Bima),
NTT (Sikkka, Ende), Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara,
Kabupaten Takalar (Sulawesi Selatan), yang menyerang sapi potong dan Sulawesi Selatan (Makassaw, Wajo, Gowa Maros), Sulawesi Utara
sapi perah milik peternak. dan Papua. NTB adalah provinsi terbanyak dengan kasus Anthraks.
Kajian retrospektif kejadian anthraks selama 20 tahun (1974-
1955) menunjukkan pola letupan anthrax di 5 kabupaten Jawa
Barat pada berbagai jenis kurva selang 14 tahun.
02 Pes
ETIOLOGI
• Pes atau sampar (plague) adalah penyakit infeksi berbahaya yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis.
Saat pertama kali mewabah di Eropa pada abad pertengahan, pes telah merenggut ratusan juta nyawa
sehingga penyakit ini disebut juga dengan plague atau black death.Bakteri Yersinia pestis umumnya
menginfeksi tikus dan hewan pengerat lainnya melalui perantara kutu. Manusia dapat tertular karena terpapar
bakteri tersebut melalui berbagai jalur.tiga tipe dari penyakit pes, yaitu:
• Pes bubonic : bentuk pes yang paling sering terjadi. Penyakit ini muncul ketika manusia digigit kutu atau
hewan yang terinfeksi.
• Pes pneumonic : Pes pneumonic adalah tipe paling mematikan yang terjadi jika bakteri langsung menginfeksi
paru-paru.
• Pes septicemic : Pes septicemic terjadi ketika bakteri masuk serta berkembangbiak di pembuluh darah, dan
seringkali merupakan akibat dari pes bubonic dan pneumonic yang tidak tertangani.
Masa Inkubasi dan Cara
Penularan
● Masa Inkubasi Pes ditandai dengan muncul selama 2-6 hari setelah orang
terkena infeksi, dengan gejala menyerupai flu.Yersenia pestis merupakan
salah satu kelompok bakteri yersenia yang menyebabkan penyakit  pes.
Awalnya, bakteri ini menginfeksi tikus yang kemudian saling menularkan
satu sama lain melalui perantara kutu xenopsylla cheopis.Kutu ini
mengisap darah hewan mamalia pengerat lainnya seperti tupai, kelinci,
serigala, anjing, dan kucing.Bakteri yersenia dapat menginfeksi manusia
melalui beberapa mekanisme, yaitu :
● Manusia digigit langsung oleh kutu pembawa bakteri.
● Kontak dengan cairan atau bangkai hewan yang terinfeksi.
● Langsung tertular dari pasien pes pneumonic melalui droplet. Hal ini
terjadi bila ada kontak langsung atau kontak erat antara penderita dan
orang yang sehat.
Tanda dan Gejala Pes

• Penderita pes bubonic juga dapat mengalami gejala lainnya, yaitu :


Demam dan menggigil mendadak, Nyeri kepala, Lelah dan lesu, Nyeri
otot
• Pada pes pneumonic, gejala yang muncul berupa: Batuk disertai dahak
berdarah, Sulit bernapas, Mual dan muntah, Demam tinggi, Nyeri
kepala, Badan terasa lemah
• Pada pes septicemic, gejala yang muncul berupa: Demam dan
menggigil, Badan terasa sangat lemah, Nyeri perut, diare, dan muntah,
Perdarahan dari mulut, hidung, atau anus, Perdarahan di bawah kulit,
biasanya muncul dalam bentuk lebam, Syok, Jari kaki atau tangan serta
hidung berubah warna menjadi kehitaman akibat kematian jaringan
(gangrene).
DIAGNOSIS PENGOBATAN
Dokter akan mulai dengan pemeriksaan fisik untuk
menilai pembengkakan kelenjar getah bening, • Pengobatan yang dapat dilakukan untuk
yang dilanjutkan dengan: menyembuhkan penyakit pes adalah dengan
Mengambil sampel cairan dari dalam bubo dengan pemberian antibiotik untuk melawan infeksi, dan
menggunakan jarum suntik untuk mendeteksi mencegah penyebaran penyakit.
bakteri • Beberapa golongan antibiotik yang biasa digunakan
Mengambil sampel darah untuk mendeteksi bakteri dalam perawatan pes adalah:
Mengambil sampel cairan dari saluran pernapasan • Aminoglikosida, misalnya streptomisin dan
dengan menggunakan metode endoskopi gentamisin. (pada anak dan ibu hamil)
• Kloramfenikol, Tetrasiklin, Sulfonamida,
Fluorokuinolon
• Obaat lainnya, seperti penicilline, cephalosporine dan 
macrolide
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Penyakit Pes

Penyakit Pes biasaanya lebih rentan pada :

● Mereka yang tinggal di daerah rural (pedesaan atau pedalaman). Daerah rural
adalah habitat alami dari hewan penggerat kecil seperti tikus, kelinci, kucing
dan lainnya. Faktor risiko semakin tinggi apabila sanitasi dan kebersihan
daerah tersebut tidak terjaga, karena akan meningkatkan populasi kutu
sebagai hewan perantara infeksi.
● Mengonsumsi hewan pengerat.
● Bekerja sebagai dokter hewan.
• Membasmi hewan pengerat yang tinggal di dalam rumah, tempat kerja, dan area
rekreasi
• Menggunakan sarung tangan ketika menyentuh atau memeriksa hewan yang
dicurigai terinfeksi
• Menggunakan produk anti serangga untuk menghindari gigitan kutu saat
melakukan aktivitas seperti berkemah, mendaki gunung, atau kegiatan di luar
rumah lainnya. Produk yang mengandung DEET (N,N-Dietil-m-toluamida)
dapat digunakan pada kulit dan pakaian.
• Menerapkan PHBS dan Perbaikan Lingkungan seperti menjaga kebersihan
hewan peliharaan Anda dari kutu. Gunakan obat-obat anti kutu untuk hewan.
Jika hewan peliharaan sakit, segera bawa ke dokter hewan.
• Tidak membiarkan kucing atau anjing liar di area endemik masuk ke rumah.\

Pencegahan Pes
DISTRIBUSI
PENYAKIT
Di Jawa, kasus pes pertama kali ditemukan di Surabaya pada bulan Oktober tahun 1910. Persebaran pes ke Jawa ini diduga
berasal dari Rangoon, Birma. Kasus di Surabaya ini muncul diperkirakan ketika Pemerintah Belanda membangun gudang
pangan untuk mengantisipasi kekurangan pangan sebelum panen tiba. Dari Surabaya melalui perantara transportasi kereta
api, pada bulan November 1910 penyakit ini mulai menyebar ke daerah Malang bagian selatan tepatnya di distrik Turen.5
Dari Turen penyakit ini dengan cepat manjalar ke Karanglo dan pada bulan Maret 1911 dilaporkan hampir semua distrik di
Malang, Kediri dan Surabaya juga mulai terjangkit. Pada akhir tahun yang sama dilaporkan sekitar 2000 orang meninggal
dunia akibat terjangkit penyakit ini dan akhir tahun 1912 jumlah yang sama juga meninggal dunia. Penyebaran yang cepat
ini disebabkan oleh cepatnya perkembangbiakan tikus, juga disebabkan oleh frekuensi migrasi dari satu daerah ke daerah
lain. . Jenis penyakit pes bubonik memiliki tingkat kematian sebesar 30-70%, pneumonik sebesar 90-95%, dan septikemik
sebesar 100% (Timmreck, 2009: 10).
03 Rabies
Etiologi Penyakit
Rabies merupakan penyakit virus menular yang disebabkan oleh virus dari Family Rhabdoviridae dan
Genus Lyssavirus. Virus rabies mempunyai bentuk menyerupai peluru dan tersusun atas RNA,
protein, lemak, dan karbohidrat. Virus ini berukuran panjang antara 150-260 nm, lebar 100-130
nm, diameter 75 nm. Pada permukaannya terdapat bentuk-bentuk paku (spikes) dengan ukuran
panjang 9 nm. Virus rabies dapat menginfeksi hewan berdarah panas serta manusia dan
menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat. Hewan berdarah panas yang dapat tertular rabies
antara lain yaitu anjing, kucing, kelelawar penghisap darah, rakun, dan sapi. Hewan pembawa
rabies (HPR) yang paling banyak menularkan rabies ke manusia dan hewan lainnya adalah anjing
Masa Inkubasi dan Cara
Penularan
● Masa inkubasi pada anjing dan kucing rata-rata Rabies ditularkan melalui air liur. Rabies dapat
sekitar 2 minggu tetapi dilaporkan dapat terjadi berkembang jika seseorang menerima gigitan dari
antara 10 hari sampai 8 Minggu dan pada hewan yang terinfeksi dan nyatanya bukan hanya
manusia 2 sampai 3 minggu dengan masa yang anjing yang bisa menularkan. Jika air liur hewan
paling lama 1 tahun tergantung pada: yang terinfeksi masuk ke luka terbuka atau melalui
jumlah virus yang masuk melalui luka selaput lendir, seperti mata atau mulut, kamu akan
dalam atau tidaknya luka, luka tunggal mengalami gejala. Namun, virus tidak bisa melewati
atau banyak , dekat atau tidaknya luka kulit yang tidak rusak.
dengan susunan saraf pusat perlakuan
luka pasca gigitan.
Tanda dan Gejala Rabies pada
Hewan
Fase prodormal : Anjing menjadi pendiam, menghindar dari pemilik, dan tidak peduli
terhadap perintah tuannya. Suka di tempat gelap dan sunyi untuk bersembunyi,
mudah marah, memberontak bila ada provokasi, dan menggigit. Gejala ini biasanya
diikuti dengan tingginya suhu tubuh hewan.

Fase eksitasi merupakan stadium lanjutan dari fase prodormal yang berlangsung selama 3-
7 hari. Anjing menjadi mudah merasa terganggu, emosional, dan cepat bereaksi
agresif jika merasa terganggu, murung, kelelahan, dan ketakutan. Apabila melihat
atau terkena cahaya, anjing bereaksi secara berlebihan dan terlihat ketakutan serta
menyalak, menggeram, melolong, bahkan menyerang.

Fase paralisis merupakan fase terakhir dari penyakit rabies.. Fase ini ditandai dengan
munculnya gejala kelumpuhan (paralisis) pada beberapa bagian tubuh hewan.
Kelumpuhan pada otot pengunyah menyebabkan rahang anjing menggantung 9 ke
bawah dan anjing menjadi sulit untuk menutup mulutnya. Akibatnya, anjing
mengalami kesulitan untuk makan dan minum. Kelumpuhan pada otot tenggorokan
menyebabkan air liur keluar secara tidak terkendali dan keluar terus menerus. Pada
fase ini dapat berujung kematian
\
Tanda dan Gejala Rabies pada
Manusia
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
• Rabies dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan terhadap perubahan perilaku
yang ditunjukkan oleh penderita. Selain itu, pemeriksaan laboratorium juga
perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Cara yang paling mudah dan 11
Rabies dapat dicegah dengan melakukan penanganan
cepat untuk melakukan diagnosis terhadap rabies adalah dengan menemukan
setelah tergigit hewan yang berisiko menularkan
adanya badan inklusi atau negri body pada sampel sel otak hewan terduga
virus, seperti memberikan penanganan awal pada
rabies. Pemeriksaan ini memerlukan preparat sentuh dari jaringan otak hewan
luka gigitan dan menerima serum serta vaksin anti
yang telah menggigit atau menunjukkan gejala klinis rabies dengan metode
rabies. 
Seller dan
Seseorang yang terinfeksi virus rabies biasanya akan
metode Indirect Fluorescent Antibody Technique (IFAT).
dirawat di ruang karantina dan menerima 2
vaksinasi rabies. Vaksinasi pertama akan
diinjeksikan di dekat lokasi gigitan dan vaksinasi
kedua akan diberikan di längan selama 14 hari.
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Rabies
○ Orang yang tinggal atau bepergian ke daerah negara
berkembang seperti Afrika dan Asia Tenggara saat virus rabies
ini masih umum ditemukan pada binatang.
○ Orang yang senang beraktivitas di alam terbuka seperti
kemping dan berjelajah di gua-gua yang terdapat banyak
kelelawar.
○ Orang yang bekerja/meneliti virus rabies di laboratorium.
○ Luka terbuka pada daerah kepala atau leher yang dapat
mempermudah penyebaran virus ke otak secara lebih cepat.
○ Adapun Spesies rentan semua hewan berdarah panas
termasuk manusia rentan terhadap rabies. di Indonesia hewan
rentan terhadap rabies yang pernah dilaporkan adalah pada
kerbau kuda kucing, Leopard musang, meong cangkok sapi
dan kambing hewan tersebut adalah hewan piaraan kecuali
musang titik kelelawar dan tikus liar
DISTRIBUSI PENYAKIT
• Rabies merupakan penyakit zoonosis tertua di dunia dan pertama
kali diketahui terjangkit pada anjing. Informasi ini diketahui dari
pustaka yang dibuat pada zaman pre-mozaik di Kota Eshmuna
pada tahun 1885 SM (Sebelum Masehi).
• Rabies pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1889
pada seekor kerbau di Banten, sedangkan kejadian rabies pada
manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 1894 oleh E. V. De
Haan (Dharmojono, 2001).
• Selanjutnya, kejadian rabies cenderung meluas di berbagai
daerah di Indonesia. Sampai saat ini rabies telah tersebar di 24
provinsi. Salah satu dari provinsi tersebut adalah Bali. Dari 34
provinsi yang ada di Indonesia, hanya 10 provinsi yang masih
dinyatakan bebas rabies, yakni Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
Kalimantan Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat,
Papua, dan Papua Barat (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014)
Pencegahan Rabies  
Bovine
03 Tuberculosis
Etiologi Penyakit
Tuberculosis adalah penyakit menular bersifat menahun yang disebabkan oleh
bakteri dari genus mycobacterium. Agen penyebab tuberkulosis pada manusia,
sapi dan unggas, semula dikenal berturut-turut dengan nama mycobacterium
tuberkulosis (human type) , M. Tuberculosis (bovine type) dan M.tuberkulosis
(avian type). 
M. Bovis  adalah bakteri yang tidak motil, tidak berspora, biasanya berbentuk
batang lurus langsing, berukuran 0,5 x 2 - 4 mikrometer ( kadang-kadang
terlihat pleomorfik berfilamen atau bercabang) bersifat tahan asam dan
pathogenic bagi berbagai jenis hewan menyusui unggas dan juga manusia.
dengan Pewarnaan Gram, Bakteri penyebab tuberkulosis Sapi termasuk bakteri
gram positif. bakteri penyebab tuberkulosis ini memiliki sifat tahan asam
MASA INKUBASI DAN CARA
PENULARAN
• Terdapat dua cara penularan tuberculosis sapi yang Tuberkulosis sapi dapat menular ke manusia. Ada 3 cara
paling umum: penularan TBC sapi dari manusia ke hewan yaitu,
ingesti, inhalasi dan kontak langsung dengan membran
Penularan melalui saluran pernafasan (per inhalasi), mukosa atau luka terbuka.
dengan terisapnya M.Bovis yang dikeluarkan bersama
udara ketika penderita bernafas, yang kemudian Penularan melalui mulut dapat terjadi karena
mencemari udara dalam kandag (droplet infection) oleh mengkonsumsi susu atau produk susu yang tercemar dan
hewan sehat yang brada didekatnya. secara teori dapat juga melalui konsumsi daging atau produk
daging tetapi sampai sekarang belum pernah dilaporkan.
Penularan melalui saluran pencernaan makanan (per Pasturisasi yang sempurna akan menginkativasi kuman TBC
ingesti), dengan termakannya M.bovis yang terdapat sapi. Kuman ini dapat tahan beberapa bulan di lingkungan
pada pakan atau air minum tercemar oleh hewan sehat terutama pada lingkungan yang dingin, gelap dan lembab.
yang ada di sekitar hewan tertular. Pada suhu 12-24 C kuman dapat bertahan 18 – 332 hari,
dipengaruhi oleh kontak dengan sinar matahari.
Tanda dan Gejala Serta
Diagnosa

• Gejala klinis yang ditimbulkan pada sapi biasanya kronis , pada awal infeksi tidak terlihat gejala, pada infeksi
yang berlanjut gejala umumnya kurus yang progresif, demam dengan fluktuasi rendah, lemah dan napsu makan
hilang. Pada hewan yang juga dengan gejala paru, menunjukkan gejala batuk basah dan parah di pagi hari,
kondisi dingin atau pada saat aktivitas. Yang mungkin terlihat gejala kesulitas bernafas.
Pada infeksi yang berlanjut hewan terlihat sangat kurus dan mengalami gangguan pernafsan yang akut. Pada
beberapa hewan kelenjar limfe retropharingeal membesar dan mungkin bisa pecah. Pembengkakan kelenjar
yang sangat besar akan bisa menganggu permbuluh darah, jalan nafas maupun saluran pencernaan. Jika
saluran pencernaan juga terserang bisa terlihat diare atau konstipasi yang berselang(intermitten).
Lesi pada pemeriksaan bedah bangkai , menciri terbentuknya bungul dimana kuman terlokalisir. Bungkul ini
umumnya kekuningan seperti keju, bahkan terjadi seperti penulangan. Pada Rusa lesi abses lebih banyak
dijumpai dari pada bentuk bungkul tuberkel.

Diagnosa klinis cukup sulit jika hanya mengandalkan gejala klinis. Di negara maju, beberapa infeksi
diketemukan dari uji rutin atau monitoring di rumah potong hewan. Pada sapi hidup uji tuberkulin kulit dipakai
untuk mendiagnosa yang ditunjukkan dengan reaksi hipersentitif kebengkakan pada uji. Histologi juga dapat
dilakukan atau uji dengan mikroskop untuk Pengecatan tahan asam dengan pewarnaan Ziehl/neelsen.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit
Bovine Tuberculosis
● Daya tahan tubuh yang rendah merupakan salah satu
faktor penyebab tuberkolosis. lingkungan kandang yang
kotor padat populasi gelap, lembab dan dan ventilasi udara
kurang baik dapat memudahkan penularan tuberkulosis
dan berlangsung cepat. faktor predisposisi lainnya yang
memudahkan terjangkitnya tuberkulosis adalah ternak
dalam kondisi kurus dan malnutrisi. Diantara spesies
rentan dari penyakit tuberkulosis sapi ini yaitu sapi,
kambing, dan babi. Sedangkan sejumlah hewan lain
seperti kerbau, unta, jenis rusa, kuda, bison, dan berbagai
satwa liar lain ataupun anjing dan kucing dapat juga
terserang tuberkulosis.
• Melakukan karantina pada sapi yang sakit dan
menghubungi dinas kesehatan setempat untuk dilakukan
uji tuberculin.
• Hewan yang sudah terinfeksi sebaiknya disembelih
kemudian dibakar.
• Upaya pencegahan infeksi M.Bovis ke manusia dapat
dilakukan dengan pasteurisasi susu , vaksinasi BCG, dan
melakukan pengendalian eradikasi, serta melakukan
pengujian tuberculin secara berkala pada sapi-sapi Pengobatan daan Pengendalian TBC
Sapi juga dapat dilakukan dengan uji dan
potong atau tes dan segregasi, kelompok
sapi yang rekator positif di uji kembali
secara periodik untuk mengeleminasi sapi
yang mengkin menularkan penyakit,
melakukan vaksinasi dan pemberikan
Pencegahan dan Pengobatan antibiotik tidak cukup evektif untuk
mengendalikan penyakit ini.
Bovine Tuberculosis
• Di Indonesia  tuberkulosis Sapi termasuk salah satu penyakit hewan
menular yang wajib dilaporkan dengan segera, bila mengetahui
keberadaannya. tuberkulosis sapi pertama kali dilaporkan oleh • Laporan WHO tahun 2009 menyebutkan
penning pada tahun 1905 terjadi pada perusahaan susu di Semarang bahwa manusia penderita TB di wilayah Asia
Jawa Tengah. Lebih lanjut dilaporkan bahwa dari 303 ekor sapi perah
Tenggara mencapai jumlah kedua terbesar
yang diuji tuberkulin ( panning menggunakan tuberculin impor dari
setelah Afrika, yaitu sebesar 30 % dari
Jerman) pada waktu Itu ditemukan oleh pening 3 ekor sapi reaktor
tuberkulosis. seekor aktor diantaranya adalah sapi jantan setelah
total penderita se dunia. Indonesia
ditelusuri sejarahnya diketahui bahwa seekor sapi perah  impor dari menduduki peringkat ke 5 dari negara-
Australia titik sejak itu tuberkolosis api mulai diperhatikan dan negara se Asia Tenggara.
banyak dilaporkan oleh berbagai Dinas Peternakan daerah di Jawa.
seperti diketahui, pada   sekitar tahun akhir abad ke-18 dan awal abad • Menurut Rilis Hasil PSPK 2011 jumlahnya
ke-19 pemerintah kolonial Belanda melakukan pengimporan sapi sapi perah telah mencapai 597 ribu ekor
perah seperti friesian holstein (FH), baik dari negeri Belanda maupun (Kementan dan BPS, 2011). Sehingga dengan
Autralia. 
meningkatnya jumlah sapi perah di Indonesia
juga dapat meningkatkan jumlah TBC pada
manusia. Bahkan, Populasi sapi perah
terbesar adalah Jawa Timur sekitar 296,3
ribu ekor atau 49,61 persen dari total
DISTRIBUSI populasi sapi perah Indonesia. Sehingga
PENYAKIT BOVINE kemungkinan kasus TBC terbesar pada
manusia adalah di Jawa Timur, terutama di
TUBERKULOSIS daerah pedesaan.
Ada
Thanks Pertanyaan ????

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai