Anda di halaman 1dari 23

PENGERTIAN

KUHPerdata → tidak merumuskan

Dalam literatur zekerheid → jaminan


zekerheidsrecht → hukum jaminan/ hak
jaminan

Petunjuk untuk merumuskan “Jaminan” diatur dalam Ps. 1131 & 1132
KUHPerdata (lihat ketentuan pasal-pasal tersebut)

2
Rumusan/ definisi dari Doktrine

1. Mariam Darus → Jaminan adalah suatu tanggungan yg diberikan oleh seorang


debitur/ pihak ke III pada kreditur untuk menjamin kewajiban dlm suatu
perikatannya.

2. Thomas Sujatno → Jaminan adalah penyerahan kekayaan atau pernyataan


kesanggupan seseorang untuk membayar kembali hutangnya.

3. J. Satrio → Hukum jaminan adalah peraturan hukum yang mengatur tentang


jaminan-jaminan seorang kreditur terhadap seorang debitur.

4. Hartono H → Jaminan adalah sesuatu yang diberikan debitur pada kreditur →


untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang
dapat dinilai dengan uang → yang timbul dari suatu perikatan.

3
Sifat Perjanjian Jaminan

Accesoire → perjanjian tambahan

Akibat hukumnya:
a. Ada/ hapusnya tergantung perjanjian pokok
b. Perjanjian pokok batal, perjanjian tambahan juga batal
c. Perjanjian pokok berakhir, perjanjian tambahan juga
beralih
d. Jika perjanjian pokok beralih karena cessie → perjanjian
tambahan beralih tanpa penyerahan khusus

4
I. Jaminan Umum
Ps. 1131 & 1132 KUHPerdata

Diberikan untuk kepentingan semua kreditur → menyangkut kekayaan debitur


(kreditur concurent)

Jika debitur pailit → penjualan harta kekayaan debitur tidak cukup untuk
membayar hutang pada para kreditur → tampaklah betapa penting menjadi
kreditur preferent

Ciri-ciri jaminan umum:


1. Kreditur mempunyai kedudukan yang sama – concurent
2. Hak kreditur bersifat hak perorangan
3. Jaminan umum – timbul karena UU
artinya “tidak diperjanjikan antar para pihak”

5
II. Jaminan Khusus
Ps. 1133 KUHPerdata → timbulnya hak yang didahulukan

Hak preferent dapat timbul karena


a. Ketentuan UU – Ps. 1134 KUHPerdata
b. Diperjanjikan
b.1. Jaminan perorangan
b.2. Jaminan kebendaan

b.1. Jaminan Perorangan

Prof. Soebekti → Suatu perjanjian antara kreditur dengan seorang


pihak ke III untuk pemenuhan kewajiban debitur

6
Borgtocht – Ps. 1820 KUHPerdata
lihat → Ps. 1822 KUHPerdata

Perjanjian Accesoire → pengecualian

Ps. 1821 KUHPerdata


Bentuk perjanjian Penanggungan Lisan
Tertulis
Dengan Akta

Ps. 1823 KUHPerdata → penanggungan tanpa diminta

Ps. 1824 KUHPerdata → harus dinyatakan secara tegas

Bandingkan dengan Perjanjian Garansi (Ps. 1316 KUHPerdata)


Dalam perjanjian garansi → jika debitur wanprestasi → kewajiban penanggung
untuk memenuhi prestasi berdiri sendiri.
 Jika dalam Borgtocht → merupakan perjanjian tambahan.
7
Bandingkan lebih lanjut dengan Perjanjian Tanggung
Menanggung (Ps. 1278 KUHPerdata) → para debitur masing-
masing bertanggung jawab untuk memenuhi prestasi

Ciri-ciri jaminan perorangan


a. Mempunyai hubungan langsung dengan orang-orang tertentu
b. Hanya dapat dipertahankan pd orang tertentu
c. Seluruh kekayaan debitur menjadi jaminan pelunasan hutang →
Borgtocht
d. Menimbulkan hak perseorangan yang mengandung asas kesamaan/
keseimbangan
e. Jika pailit → harta dibagikan pada kreditur seimbang dengan
besarnya piutang – Ps. 1136 KUHPerdata

8
b.2. Jaminan Kebendaan

→ Jaminan yg memberikan pada kreditur atas suatu kebendaan milik


debitur → hak untuk memanfaatkan benda tersebut jika debitur →
wanprestasi

Jaminan Kebendaan atas


a. Benda bergerak I. Gadai/pand
II. Fidusia
b. Benda tetap → III. Hipotek → (kapal 20m3)
IV. UUHT (tanah)

9
Ciri-ciri jaminan kebendaan

1. Hak mutlak atas suatu benda


2. Kreditur mempunyai hubungan langsung dengan benda
yang dijaminkan
3. Dapat dipertahankan terhadap siapapun
4. Droit de Suit
5. Mengandung asas prioritas – hak kebendaan yang lebih
dahulu ada lebih diutamakan dari yang terjadi kemudian
6. Dapat dialihkan
7. Accesoire

10
Pasal 1150 KUHPerdata
Gadai adalah hak yg diperoleh kreditur atas benda bergerak
yang diserahkan padanya oleh debitur yang memberikan
I. Pengertian kekuasaan pada kreditur untuk mengambil pelunasan dari
barang dengan hak preferent

Prof. Sri Soedewi


Gadai Gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas benda bergerak
untuk menjamin suatu hutang.

Yg bertubuh
II. Objek semua benda bergerak
Tak bertubuh
surat berharga Ps.1153 KUHPdt
- Harus diberitahukan pada
orang yang mempunyai
kewajiban membayar
- Pemberitahuan tersebut dapat
dituntut secara tertulis
III. Para pihak dalam gadai:
1.) Pemberi Gadai (Debitur)
Pasal 1152 (1) KUHPerdata → barang gadai pada pihak ke III
Pasal 1156 KUHPerdata → pihak ke III sebagai pemberi gadai
(penanggung hutang)
Pihak ke III → tidak punya hutang
hanya berkewajiban pada benda yang
digadaikan
2.) Penerima Gadai → jawatan pegadaian

IV. Sifat dan Tujuan Hak Gadai


1. Hak preferent → didahulukan dari debitur lain
2. Bersifat kebendaan
3. Accesoir → sebagai perjanjian ikutan
4. Menjadi pelunasan hutang
5. Tidak dapat dibagi-bagi → seluruh benda untuk satu kesatuan
6. Inbezitstelling

12
V. Syarat sahnya gadai
Harus ada penyerahan atas benda yang dijadikan jaminan (Inbezitstelling)
Benda yang digadaikan harus dikeluarkan dari kekuasaan pemberi gadai (debitur)

VI.Proses terjadinya gadai


a. Benda bergerak berwujud
1. Perjanjian hutang piutang Lisan
Tertulis Akte dibawah tangan
Akte otentik
Pasal 1151 KUHPerdata → persetujuan gadai dapat dibuktikan
dengan semua alat-alat pembuktian
yang diperbolehkan untuk membuktikan
adanya perjanjian pokok.
2. Barang yang dijadikan jaminan harus dilepaskan dari kekuasaan
pemberi gadai (ps. 1152 KUHPerdata)

13
b. (1) Untuk surat piutang atas nama ada syarat-syarat tertentu:
a. Harus ada perjanjian gadai
b. Harus ada pemberitahuan pd debitur yg mempunyai
kewajiban melakukan pembayaran
(2) Untuk piutang atas tunjuk
a. Harus ada perjanjian gadai
b. Harus ada endosemen → surat piutang diserahkan
(3) Pada Cessie → tunduk pada ketentuan ps. 613 KUHPdt
dibutuhkan akta autentik/ akta di bawah tangan
Akta tersebut membuktikan adanya pemindahan hak →
sudah dilakukan
Pemberitahuan pada debitur → dibutuhkan dengan tujuan
agar debitur sadar adanya pengikat berupa “cessie”

14
Hak dan kewajiban Pandnemer:

1. Berhak menahan barang yang dijaminkan baik mengenai jumlah pokok, bunga.
2. Berhak atas pelunasan dari pengikatan penjualan hasil eksekusi penjual barang
yang dijaminkan dijual sendiri
dilelang
3. Berhak ganti rugi atas biaya-biaya yg dikeluarkan untuk menyelamatkan barang
jaminan
4. Berhak menggadaikan lagi jika sudah menjadi kebiasaan → misalnya gadai
surat-surat sero obligasi
5. Bertanggung jawab atas hilangnya atau susutnya barang jaminan karena
kelalaiannya.
6. Dalam hal barang jaminan akan dijual maka harus ada pemberitahuan pada
debitur
7. Berkewajiban memberikan perhitungan tentang pendapatan penjualan setelah
mengambil pelunasan hutangnya → penyerahan kelebihan harga penjualan
8. Mengembalikan → barang jaminan jika hutang lunas berikut bunga,biaya

15
Harus dengan akte
- Autentik
Cessie - Di bawah tangan

Dengan akte → perbuatan hukumnya


selesai
- Pemberitahuan dalam cessie → agar
Perbedaan Cessie debitur terikat
piutang atas nama
dan Gadai/Pand

1. Bebas tidak terikat bentuk

Gadai/Pand 2. Perbuatan hukum belum selesai


tanpa pemberitahuan

3. Pemberitahuan, cukup lisan atau


tertulis
16
1. Barang dilepas dari
kekuasaan debitur
Menurut KUHPerdata
2. Jika debitur lalai, tidak boleh
memperjanjikan barang yg
BEDA digadaikan otomatis dimiliki
GADAI debitur

1. Ada 2 bentuk → borreg dan


cekelan
Hukum Adat Barang jaminan tetap dilunasi
debitur

2. Dalam bentuk cekelan, tidak


dilarang untuk
memperjanjikan barang
yang digadaikan menjadi
milik kreditur jika debitur
lalai

17
Hapusnya Gadai:

1. Hapusnya perikatan pokok → sesuai dengan sifat


accesoire
2. Barang yang dijamin terlepas dari kekuasaan kreditur
(pemegang gadai) → tidak menutup kemungkinan
kreditur tetap dapat menuntut dalam hal demikian, UU
menganggap perjanjian gadai tidak terputus
3. Musnahnya barang jaminan
4. Debitur melepas benda yang digadaikan dengan sukarela
5. Percampuran harta, pemegang gadai menjadi pembeli dari
benda tersebut

18
Cessie adalah suatu perbuatan hukum mengalihkan piutang
orang/kreditur-kreditur pemegang hak tanggungan kepada pihak lain.

Cessie ialah penyerahan piutang atas nama yang dilakukan dengan cara
membuatkan akta otentik atau akta di bawah tangan, kemudian
dilakukan pemberitahuan mengenai adanya penyerahan itu oleh juru
sita kepada debitur dari piutang tersebut

Mengenai piutang-piutang atas nama yang dapat diperalihkan kepada


kreditur baru ialah misalnya hak dari penjual untuk meminta harga
penjualannya, hak dari orang menghutangkan untuk meminta kembali
piutangnya, hak dari orang yang terkena perbuatan melawan hukum
untuk meminta pengganti kerugian

19
A (kreditur lama) disebut Cedent, C (kreditur baru)
disebut Cessionaris, sedang B (si debitur cari piutang
yang diperalihkan) disebut Cessus.

Penyerahan piutang demikian disebut Cessie

Peralihan piutang atas nama demikian (Cessie)


sekarang dalam perkembangannya dalam praktek
perbankan di Indonesia juga dipakai sebagai jaminan
(tambahan jaminan) hutang
20
Cessie sebagai jaminan ini harus dibedakan dengan gadai (pand)
atas piutang.

Perbedaan-perbedaannya yang menonjol ialah:


1. Cessie atas piutang terikat oleh bentuk tertentu yaitu harus
dituangkan dalam akta otentik atau akta dibawah tangan. Sedang
gadai atas piutang berbentuk bebas
2. Pada Cessie pemberitahuan ini dilakukan oleh juru sita sedang
pemberitahuan pada gadai tidak diisyaratkan demikian
3. Pada Cessie perbuatan hukum itu telah selesai dengan dibuatnya
akta tersebut. Pemberitahuan hanya dimaksudkan agar debitur
mengetahui adanya peralihan hak tersebut kemudian terikat oleh
adanya Cessi itu (Ps. 613 ayat 2 KUHPerdata). Debitur juga tetap
terikat oleh adanya Cessie sekalipun tidak ada pemberitahuan, jika
ia telah menyetujui secara tertulis atau mengakui adanya Cessie itu.

21
Cessie Sebagai Angunan

Selain lembaga agunan yang telah disebutkan dimuka,


juga dikenal lembaga agunan yang dilakukan dengan cara
Cessie piutang atas nama dengan maksud sebagai agunan
(tambahan agunan) untuk memperoleh kredit

A. Pengertian
Cessie adalah penyerahan piutang atas nama yang
dilakukan dengan cara membuat akta Cessie yang dapat
dibuat secara akta otentik atau akta dibawah tangan,
kemudian dilakukan pemberitahuan mengenai adanya
penyerahan itu kepada debitur dari piutang tersebut (ps.
613 KUHPerdata)

22
Contoh sebagai berikut:

A (nasabah bank) pada tanggal 1 Juni 1992


meminjamkan uang kepada B sejumlah Rp. 100juta
dan B wajib mengembalikan jumlah pinjaman
tersebut pada tanggal 1 Juni 1993. Pada tanggal 5
Januari 1993 A meminta kredit kepada bank sebesar
Rp 500juta, sebagai agunan tambahan A mengalihkan
piutangnya kepada B kepada bank.

23

Anda mungkin juga menyukai