Anda di halaman 1dari 62

BUDIDAYA DAN

PENGELOLAAN TANAMAN
OBAT

PEMERINTAH
PEMERINTAH PROVINSI
PROVINSI JAWA
JAWA BARAT
BARAT
DINAS
DINAS TANAMAN
TANAMAN PANGAN
PANGAN DAN
DAN HORTIKULTURA
HORTIKULTURA
JL.
JL. Surapati
Surapati No
No 71
71 Telp.
Telp. 2503884
2503884 Fax.
Fax. 2500713
2500713 Bandung
Bandung
Indonesia memiliki
keanekaragaman tumbuhan
• Jenis
(flora) yang sangat tinggi 30.000 tumbuhan

• Tumbuhan
9.600 berkhasiat

• Dimanfaatkan
oleh industri
300 jamu/obat
tradisional
Permenkes RI
No. 6 Tahun 2016
Herbal asli Indonesia adalah tanaman
obat yang tumbuh dan dibudidayakan
di Indonesia dan digunakan secara
turun temurun untuk tujuan kesehatan

3
Jamu (empiris)

Obat Herbal
OBAT
Terstandar
TRADISIONAL (Praklinis)

Fitofarmaka
(Praklinis dan
Klinis)

PENYEHAT Melalui STTP (Surat Terdaftar


TRADISIONAL Penyehat Tradisional)
PERBEDAAN
OBAT TRADISIONAL

• Aman sesuai dengan • Aman sesuai dengan • Aman sesuai dengan


persyaratan yang persyaratan yang ditetapkan, persyaratan yang
ditetapkan,
ditetapkan, • Klaim khasiat dibuktikan • Klaim khasiat dan
• Klaim khasiat harus secara ilmiah/ uji pra klinik
dibuktikan berdasarkan
OBAT HERBAL TERSTANDAR • Telah dilakukan
keamanannya harus
dibuktikan secara pra klinik
data empiris standardisasi terhadap bahan dan klinik
• Memenuhi persyaratan baku yang digunakan dalam • Telah dilakukan

FITOFARMAKA
mutu yang berlaku. produk jadi. standardisasi terhadap
• Tingkat pembuktian : • Memenuhi persyaratan mutu bahan baku dan produk
umum dan medium yang berlaku. jadi.
JAMU

• Diawali dengan kata-kata • Tingkat pembuktian : umum • Memenuhi persyaratan


mutu yang berlaku.
“secara tradisional dan medium • Tingkat pembuktian :
digunakan untuk “ atau • Pada klaim biasanya diawali medium dan tinggi
yang disetujui waktu Membantu, Meringankan, • Klaim diawali dengan
Memelihara ‘pengobatan’, ‘pencegahan’
TANAMAN
TANAMAN OBAT
OBAT BANYAK
BANYAK TERDAPAT
TERDAPAT ATAU
ATAU
DITANAM
DITANAM DI
DI PEKARANGAN
PEKARANGAN
DASAR
DASAR PEMIKIRAN
PEMIKIRAN
1. Merebaknya wabah Covid-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia
memaksa kita untuk terus menjaga Kesehatan dan meningkatkan imun
tubuh.
2. Pengembangan dan pemanfaatan budidaya tanaman obat keluarga
sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan masyarakat
3. Perlunya melakukan budidaya secara mandiri untuk mengurangi
ketergantungan terhadap produk yang dijual dipasaran
4. Tren gaya hidup yang kembali ke alam (back to nature)
mengakibatkan masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam,
termasuk pengobatan dengan menggunakan tanaman berkhasiat obat
5. Lahan pekarangan rumah yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman
obat akan berfungsi sebagai apotik hidup untuk anggota keluarga

6
JENIS TANAMAN HERBAL UNTUK
BEBERAPA PENYAKIT

 DISLIPIDEMIA 
 DIABETES 
 HIPERTENSI
(LEMAK DARAH/ 1. Brotowali 1. Mengkudu
KOLESTEROL) 2. Kayu manis 2. Rosela
1. Alpukat 3. Pare 3. Seledri
2. Bawang putih 4. Salam
3. Daun dewa
4. Kunyit
5. Mengkudu 
 ANALGETIK- 
 OBESITAS
6. Rosela ANTIPIRETIK 1. Jati belanda
7. Temulawak (ANTINYERI) 2. Kemuning
1. Jambu mede
2. Kencur

 ANOREKSIA 3. Pule

 HIPERURISEMIA
(SUSAH MAKAN) 4. Sambiloto (ASAM URAT)
1. Temulawak 1. Mengkudu
2. Rosela
3. Seledri

 DIURETIK 
 NEFROLITIASIS 
 ANTIEMETIK
(PELURUH KENCING) (BATU GINJAL) (ANTIMUNTAH)
1. Alang-alang 1. Jahe
1. Alang-alang
2. Keji beling
2. Kumis kucing 3. Meniran
3. Meniran 4. Sembung
4. Seledri 5. Tempuyung


 PALIATIF DAN 
 JANTUNG DAN 
 GASTRITIS
SUPORTIF KANKER PEMBULUH (RADANG LAMBUNG)
1. Ceplukan DARAH 1. Jahe
2. Keladi tikus 1. Alang-alang 2. Kapulaga
3. Kunyit putih 2. Keji beling 3. Kunyit
4. Manggis 3. Meniran 4. Pegagan
5. Sambiloto 4. Sembung 5. Temu lawak
6. Sirsak 5. Tempuyung 6. Temu mangga
7. Temu Kunci

 PELANCAR ASI 
 HEMOROID
1. Daun katuk 1. Daun Wungu
2. Torbangun

 ARTRITIS 
 HEPATOPROTEKTOR 
 PENYAKIT KULIT
(RADANG SENDI) (HATI) (PANU, KADAS,
1. Cabe 1. Kunyit KURAP)
2. Jahe 2. Meniran 1. Ketepeng china
3. Kayu putih 2. Pegagan
3. Paliasa
4. Sereh 4. Temu lawak


 KONSTIPASI 
 INSOMNIA 
 ISPA
(SEMBELIT) 1. Pala (Infeksi Saluran
1. Daun sendok 2. Valerian (Ki Saat) Pernapasan)
2. Daun wungu 1. Sambiloto
3. Lidah buaya


 BATUK 
 DISFUNGSI EREKSI 
 GASTROENTERITIS
1. Adas 1. Cabe jawa (INFEKSI USUS)
2. Timi 2. Pasak bumi 1. Daun jambu biji
3. Purwoceng 2. Sambiloto
4. Som jawa
DAUN DEWA PULE MENIRAN

SEMBUNG SAMBILOTO BROTOWALI


JATI BELANDA KEMUNING ROSELLA

TEMPUYUNG KEJI BELING KUMIS KUCING


PEGAGAN DAUN WUNGU TORBANGUN

KELADI TIKUS PALIASA DAUN SENDOK


KETEPENG CINA ADAS TIMI

CABE JAWA SIDAGURI SOM JAWA


ANTING-ANTING VALERIAN KLABET

CIPLUKAN MIANA PURWOCENG


TAHAPAN BUDIDAYA
TANAMAN OBAT
1
• PENYIAPAN TANAH

2
• PEMBENIHAN

3
• PENANAMAN

4
• PEMELIHARAAN

5
• PANEN DAN PASCAPANEN
PENYIAPAN TANAH
• Lahan dibersihkan dari bebatuan atau • Memilih pot/polybag disesuaikan
gulma dan sisa tanaman lain dengan jenis dan tinggi rendahnya
• Lahan digemburkan atau diolah dengan tanaman yang akan ditanam
cangkul atau garpu • Media tanam dibuat dari campuran
• Membuat saluran air
tanah gembur dengan kompos atau
• Membuat lubang tanam (tanaman
pupuk kandang dengan perbandingan
tahunan 30 x 30 cm atau 30 x 40 cm 1:1 atau 2:1, kemudian diaduk rata
dan tanaman semusim 20 x 20 cm
• Lubang tanam dibiarkan terbuka 7 hari • Pada dasar pot diberi batu kerikil
untuk membuang racun dan sehingga kelebihan air dapat dicegah
mengaktifkan mikroba • Media dalam pot dibiarkan selama 3
• Tanah bekas galian dicampur kompos hari untuk membuang racun dan
atau pupuk kandang dengan mengaktifkan mikroba
perbandingan 3:1 atau 2:1

LAHAN POT/Polybag
PEMBENIHAN

Vegetatif Alami

Buatan
Sumber
Benih

Generatif
Lanjutan...
Vegetatif
Alami

b. Rimpang

d. Umbi
a. Tunas lapis

c. Umbi batang
Lanjutan...

Vegetatif Buatan a. Cangkok

b. Stek

d. Okulasi

c. Sambung
Lanjutan...

Generatif •Perbanyakan dilakukan dengan biji


•Biji diperoleh dari tanaman induk
yang sehat dan memiliki hasil baik
TAHAPAN PEMBENIHAN
 Media penyemaian: tanah gembur + kompos
atau pupuk kandang (2:1 atau 1:1)
 Disiram sampai basah
Lanjutan....
 Wadah semai: pot/polibag/tray/bedengan
yang terlindung dari sinar matahari langsung.
Lanjutan....
 Biji dibenamkan kurang lebih 1—3 cm
 Disiram pagi dan sore untuk menjaga media

tetap lembap/basah
Lanjutan....
 Benih dipindahkan ke lahan setelah 1—2 bulan
di persemaian atau tumbuh 3—4 lembar daun.
PENANAMAN
 Waktu penanaman sebaiknya
dilakukan pada sore hari
sehingga dapat terhindar dari
sengatan terik sinar matahari
dan juga mengurangi penguapan
pada tanaman yang baru saja
ditanam;
 Untuk penanaman di pot,
siapkan media tanam tanah +
pupuk kandang/kompos +
sekam (1 : 1 : 1)
 Untuk penanaman di lahan, buat
lubang tanam dengan jarak
tanam yang sesuai. Beri pupuk
kandang sebagai pupuk dasar,
biarkan seminggu
Lanjutan....
 Keluarkan bibit dari
polybag lalu masukkan ke
dalam lubang tanam yang
telah disiapkan
 Untuk benih rimpang,

posisikan rebah dengan


tunas menghadap ke atas;
 Siram secukupnya, lalu

padatkan tanah di sekitar


benih agar tanaman
kokoh.
PEMELIHARAAN
 Penyiraman; frekuensinya
dapat diatur sesuai dengan
kondisi kelembaban tanah.
Penyiraman sebaiknya
dilakukan setiap hari, pada
pagi dan sore hari. Sistem
pembuangan air pun juga
perlu diperhatikan karena
beberapa jenis tanaman obat
tidak tahan terhadap
genangan air.

 Penyulaman; yaitu
penanaman kembali
tanaman yang rusak, mati,
atau tumbuh tidak normal.
Lanjutan...
 Pemupukan; dalam hal ini
sebaiknya pupuk yang
digunakan adalah pupuk
organik, karena pupuk
anorganik dikhawatirkan
dapat menimbulkan pengaruh
kurang baik bagi senyawa
aktif pada tanaman obat.

 Penyiangan; dilakukan agar


tidak ada kompetisi antara
tanaman budidaya dan gulma
dalam mendapatkan hara dan
cahaya matahari.
Lanjutan...
 Pembumbunan; dilakukan
dengan tujuan untuk
memperkokoh tanaman,
menutup bagian tanaman di
dalam tanah seperti rimpang,
umbi atau akar, serta
memperbaiki aerasi tanah.

 Pengendalian OPT; dapat


dilakukan secara mekanis
dengan cara menangkap OPT
dan membuang bagian tanaman
yang terserang penyakit.
Pengendalian OPT dengan
pestisida diutamakan
menggunakan pestisida alami.
PUPUK
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman yang mencakup kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan baik

Adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya


terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
Organik tanah.
Bentuk = Padat & Cair
Contoh = Kotoran sapi, ayam, pembusukan tanaman
Pupuk

Adalah pupuk hasil rekayasa secara kimia, fisik,


dan biologis, dan merupakan hasil industri
Anorganik (pabrik).
Contoh : NPK. Urea, Phospat
Pupuk Organik
a. Pupuk Kandang
Berasal dari kotoran hewan ternak yang sudah bercampur dengan
jerami/dedak. Mengadnung Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium.
Cara pembuatan: kotoran hewan difermentasi di tempat teduh sampai masak.
Tanda pupuk kandang sudah masak:
 suhunya tidak panas
 Warna
Pupuk kandang
kehitaman
 Rumput dan kotoran sudah tidak jelas
 Mudah ditaburkan
b. Pupuk Hijau
Pupuk hijau berasal dari daun-daunan yang mudah membusuk di dalam tanah,
tetapi dalam bentuk masih belum membusuk.
Biasanya tanaman kacang-kacangan (kacang tanah, turi, kedelai, dan lamtoro)
yang banyak mengandung unsur N dan mudah terurai. Pupuk hijau
c. Pupuk Kompos
Pupuk yang dibuat dari berbagai campuran bahan, seperti sampah sisa
makanan, daun-daun, rumput, jerami, dan sedikit kotoran hewan ternak yang
ditimbun lama membusuk dan hancur.
Kandungannya hampir sama dengan pupuk kandang, namun kadarnya lebih
rendah.
Kompos

Pupuk a, b, c sebagai pupuk dasar  diberikan


sebanyak 0,5—1 kg setiap lubang tanam
Pembuatan Pupuk Organik Padat dan
Cair
Caranya:
1. Masukkan sisa sampah organik pada
kantong plastik yang telah dilubangi
sekelilingnya
2. Tambahkan gula, EM4, dan air bersih.
Aduk rata.
 Bahan:
3. Ikat plastik, masukkan ke dalam ember
• Sisa sampah organik (sayuran, dan tutup.
hewan)
4. Biarkan selama 3 minggu. Kompos yang
• Gula 0,5 kg matang dicirikan dengan tidak berbau.
• EM4 100 ml 5. Bahan padat dalam plastik bis menjadi
• Ember bekas cat ukuran 25 kg pupuk organik padat, sedangkan cairan
• Plastik besar yang tertampung di dalam ember bisa
• Air bersih 10 liter menjadi pupuk organik cair
Cara Membuat EM4
 Bahan:
• 0,5 kg pepaya matang / kulitnya
• 0,5 kg pisang matang / kulitnya
• 0,5 kg nanas matang / kulitnya
• 0,25 kg kacang panjang
• 0,25 kg kangkung
• 1,5 kg kg batang pisang muda
• 1 kg gula pasir
• 0,5 lt air kelapa

 Cara Pembuatan:
1. Haluskan semua bahan dan campur rata

2. Masukkan ke dalam wadah dan tutup selama 7 hari

3. Ambil airnya tiap minggu  airnya bisa bertahan


hingga 6 bulan

 Cara Pemakaian:
Campurkan 3—10 ml air EM4 + 1 liter air
 siap digunakan
Pupuk Anorganik

UREA KCL

PHOSPAT NPK
PENGENDALIAN OPT
PANEN
 Umur panen dan bagian yang akan dipanen juga
mempengaruhi cara panen dan pengelolaan
pascapanen.
 Daun; Pemanenan daun tanaman obat harus dilakukan
dengan hati-hati karena daun bertekstur lunak dan
mudah rusak. Umur petik daun tiap tanaman juga
berbeda, ada yang dipanen saat daun masih muda,
seperti: kumis kucing dan teh. Ada pula tanaman yang
dipanen saat daun sudah tua, contohnya: sirih dan mint.
Daun yang dipanen untuk diambil minyak atsirinya juga
harus dilakukan dengan hati-hati dan harus langsung
diolah saat masih segar, agar tidak menghilangkan
kandungan minyaknya.
Lanjutan...
 Rimpang; Umumnya dapat dipanen pada umur 8-12
bulan. Ketika daun tanaman sudah mulai menguning
dan mengering, rimpang tanaman siap dipanen.
 Biji; Banyak mengandung tepung, protein dan

minyak. Kadar air biji saat dipanen berbeda-beda


bergantung pada umur panen tanaman obat
tersebut. Makin tua umur biji, makin rendah kadar
airnya. Sebaiknya hindari tempat lembab untuk
penyimpanan.
 Akar; Untuk akar yang mengandung banyak air

pengeringannya silakukan secara perlahan-lahan


guna mengindari pembusukan dan fermentasi.
BAGIAN TANAMAN OBAT DAN
CARA PENGAMBILAN
BAGIAN YANG DIAMBIL WAKTU PENGAMBILAN
Daun Daun tanpa tangkai Sebelum berbunga
Minyak atsiri Daun Sebelum jam 10 tidak boleh
setelah hujan
Tanaman Tanaman Mendekati berbunga
Rimpang Yang dekat dengan Stop tumbuh dipanen setelah
batang/dekat tanah cuaca panas
Batang Batang Batang utama
Akar Akar Telah berumbi
Buah Buah Matang
Biji Biji Buah matang tapi belum pecah
Kulit Kulit kayu Pertengahan batang dan kulit
kayu tidak pecah
Kayu Batang yang berkayu Pohon yang sudah panen
Bunga Bunga Saat berbunga diambil pagi hari
PENGELOLAAN PASCAPANEN
Tujuan
1. Mempertahankan dan menjaga
kualitas bahan simplisia
 Mencegah kerusakan fisiologis
 Mencegah kerusakan
mikrobiologis
 Mencegah kontaminasi hama
 Mencegah/menghilangkan
kontaminasi kimia
2. Meningkatkan daya simpan bahan
simplisia untuk proses lebih lanjut
3. Meningkatkan nilai jual bahan
simplisia
Tahapan Pembuatan Simplisia

1.
Pengum 2.
pulan Sortasi
Bahan Basah
Baku

4.
3. Pengubah
Pencucian an Bentuk
Lanjutan...

5. Pengeringan 6. Sortasi kering

7. Pengemasan
8. Penyimpanan
1. Sortasi Basah

Tujuan: Mengurangi jumlah pengotor/ bahan


asing yang masih terikut dalam bahan baku
akibat proses panen dan pengumpulan
bahan yang kurang tepat

Merupakan Kegiatan memilah bahan baku dalam


keadaan basah dari bahan yang tidak diinginkan:
1. Bahan tanaman lain yang bukan tanaman
dimaksud
2. Kotoran: tanah, pasir, kerikil, serangga, bagian
serangga, kotoran hewan sehingga bahan baku
benar benar bersih
3. Bahan organik lain seperti ilalang, tanaman gulma,
dsb. Maksimum 2 %
4. Bagian tanaman lain yang tidak dikehendaki (akar,
ranting, dan batang dipisahkan dari daun)

Pada saat sortasi basah juga


dilakukan pemilahan bahan
baku berdasarkan ukuran
(grading) sehingga diperoleh
bahan baku dengan ukuran
yang seragam (biji2an, buah)
dan tidak banyak yang
busuk tidak layak pasar

Tahapan Proses Sortasi Basah


Membersihkan bahan Membersihkan bahan
simplisia dari simplisia dari yang busuk,
kotoran/benda asing lain tanah, pasir maupun gulma
yang berukuran besar yang menempel
Lanjutan... (Tahapan Proses Sortasi Basah)
Membuat catatan/laporan jika
Mencatat berat simplisia ada hal-hal yang
hasil penyortiran. menyimpang selama
penyortiran.
2. Pencucian
Tujuan

1. Menghilangkan kotoran-kotoran yang


melekat pada bahan tanaman Penampilan fisik
2. Mengurangi kontaminan mikroba yang simplisia lebih
menyebabkan pembusukan pada bahan menarik
tanaman
3. Menghilangkan residu pestisida

Air Bersih • Bebas dari :


(air minum)
Mikroba patogen: Pseudomonas,
1. Mata air Enterobacter, dsb
2. Air sumur Mikroba indikator pencemar:
3. Air PAM Escherichia coli
Bebas logam berat
Tidak berwarna, Tidak berbau
Cara Pencucian
Manual

Singkat
1. Menggunakan air mengalir –
kotoran tidak menempel
kembali
Mencegah menurunnya
2. Perendaman berulang (daun,
kualitas bahan baku
biji)
3. Penyemprotan untuk kotoran
yang kuat melekat (batang, Zat aktif larut dalam air
rimpang/umbi)
4. Penyikatan-sikat halus bagian
yang sulit dibersihkan
(rimpang/umbi)
3. Penirisan
Tujuan
1. Membuang sisa air pencucian
2. Memudahkan perajangan
3. Mempercepat pengeringan

Bahan tidak mudah ditumbuhi


bakteri dan jamur

Bahan dihamparkan pada rak–rak dari


kawat kasa/ nyiru /keranjang plastik
berlubang sehingga air sisa pencucian
dapat menetes
4. Perajangan

Tujuan

1 . Memudahkan proses
pengeringan Bahan (agak keras-besar)
2. Memudahkan proses
pengemasan dan
1. Akar
penyimpanan
2. Kayu
3. Memudahkan proses
3. Batang
pengolahan selanjutnya
4. Buah
(ekstraksi)
5. Umbi
6. Kulit kayu
Perajangan
Ukuran Rajangan

Terlalu tipis – Kehilangan zat aktif (mudah menguap)


Simplisia mudah patah/remuk
Terlalu tebal – pengeringan lama
mudah kontaminasi mikroba
bahan mudah busuk

Arah Rajangan
Membujur (Split)
Sel sel tidak pecah, minyak atsiri tidak mudah
menguap
Melintang (Slice) -> lebih cepat kering
Ketebalan antara 3-4 mm
Lanjutan…
Arah Rajangan

Membujur , dikerat di kedua sisi – kulit batang dilepaskan


panjang 5-15 cm lebar 2,5 cm

- Manual
- Menggunakan mesin perajang

- Mata pisau tajam -> Tidak merusak penampilan fisik


- Pisau bersih -> Mikroba pembusuk tidak tumbuh
- Terbuat dari bahan stainless steel (Tidak berkarat)
Karat -> Merusak Zat aktif
Logam berbahaya
5. Pengeringan

Proses penghilangan sebagian besar air dari bahan dengan


menggunakan panas hingga mencapai kadar air yang
dibutuhkan

Kadar air simplisia ≤ 10 %


Tujuan
• Mengurangi aktivitas air
• Menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba patogen
angka kamir ≤ 104, (Aspergillus flavus ---> aflatoksin, 30 bpj),
• Menghambat terurainya zat aktif krn aktifitas enzim
• Memperpanjang umur simpan
• Meningkatkan kualitas simplisia
Metode Pengeringan

Sinar matahari

• Memanfaatkan energi panas matahari langsung


• Ketebalan hamparan perlu diperhatikan
Kulit kayu, Batang, Biji, rimpang
• Sederhana, mudah dan murah

• Kurang higienis (terbuka)


• Mudah terkontaminasi oleh mikroba udara
• Bergantung kepada iklim/cuaca
.

6. Sortasi Kering

Tujuan
Memisahkan kotoran, bahan organik asing, pengotor fisik,
dan simplisia yang rusak akibat proses penanganan
sebelumnya

Ditimbang Simplisia layak pasar/


tidak layak pasar

% Rendemen ?
7. Pengemasan
Tujuan
 Mempermudah penyimpanan dalam gudang
 Melindungi simplisia pada saat pengangkutan,
dan distribusi, penyimpanan
 Mengefisienkan proses pengiriman
 Melindungi simplisia dari ganguan luar
 (suhu, kelembaban, sinar).
 Melindungi simplisia dari pencemaran mikroba
 Melindungi simplisia dari serangan berbagai jenis serangga
 Melindungi simplisia dari kerusakan mekanik
 Menarik perhatian konsumen
Pengemasan
 Bahan pengemas terjamin kebersihannya
 Kering
 Bahan pengemas: bahan plastik
 Silika gel untuk menyerap udara
 Seal menggunakan Pengemas Vakum
 Pelabelan
(identitas, jumlah, kualitas, tanggal
produksi, dan tanggal kadaluarsa)
8. Penyimpanan

Fakto Penyebab Kerusakan Simplisia:

 Kadar air
 Kelembaban
 Sinar mata hari langsung
 Oksigen - udara
 Reaksi kimia
 Hama (kutu, rayap,tikus,kecoa )
 Kapang (mycotoxin)
Persyaratan Gudang
 Bersih
 Tertutup
 Penerangan memadai
 Sirkulasi udara bagus
 Tidak lembab (30-55 %)
 Tidak kena sinar matahari langsung
 Digunakan alas kayu untuk meletakkan
simplisia

Sistim “Fisrt in-First Out” (FIFO)


Pengeluara simplisia “Mendahulukan yang disimpan lebih awal”
Pengawasan Mutu
1. Penanaman (GAP)
2. Pengolahan (GHP)
3. Penyimpanan pada Jarak Waktu Tertentu

Tujuan
Teknis Pengawasan Mutu bertujuan agar simplisia yang
digunakan adalah benar, bersih, aman, dan berkhasiat
Aspek Pengawasan Mutu
1. Keterulangan keaslian simplisia
2. Varietas tumbuhannya
3. Faktor lingkungan
4. Bagian tumbuhan yang diambil
5. Waktu panen
6. Perlakuan pascapanen
7. Alat yang dipakai pascapanen
8. Pestisida yang dipakai
Teknik Pembuatan Ramuan

a. Dikonsumsi b. Pemakaian Luar


Tapal = bawang putih = bisul
Rebus = daun dewa = darah tinggi
Balur = bawang merah = sakit perut
Seduhan = stevia = diabetes
Oles = lidah buaya = gigitan nyamuk
Perasan = jeruk nipis
Mandi = daun pandan, jeruk purut

c. Penguapan Hal Yang Harus Diperhatikan


Ratus = sirih, kayu manis, cengkeh Merebus menggunakan api kecil
= keputihan Alat bersih dan higienis (kuali tanah liat
Ratus daun serai = relaksasi atau stainles steel
Sauna = serai wangi = Merebus air disisakan setengahnya
menghilangkan pegal dan Diseduh suh harus 80 C
menyegarkan badan
Contoh Produk Olahan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai