Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Trauma Thoraks
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Trauma Thoraks
Dosen :
Ns. Angel Pondete, S.Kep., M.Kep
Kelompok 4:
Michelle Dachi (19142010261)
Firginia Keles (19142010193)
Yemima Sumolang (19142010183)
Shellyn Lempoy (19142010192)
Elshaday Kantu (19142010173)
Windhy Sendow (19142010166)
Regina Sambenaung (19142010176)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan
oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut
(Sudoyo, 2010).
Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada dekade 3 kehidupan diseluruh kota besar
didunia dan diperkiraan 16.000 kasus kematian akibat trauma per tahun yang disebabkan
oleh trauma toraks di amerika (Sudoyo, 2010).
Di Australia, 45% dari trauma tumpul mengenai rongga toraks. Dengan adanya trauma pada
toraks akan meningkatkan angka mortalitas pada pasien dengan trauma
Pada trauma dada biasanya disebabkan oleh benda tajam,
kecelakaan lalu lintas atau luka tembak.Bila tidak mengenai jantung, biasanya dapat
menembus rongga paru-paru. Akibatnya, selain terjadi pendarahan dari rongga paru-paru,
udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh karena itu, pau-paru pada sisi yang
luka akan mengempis. Trauma tumpul thoraks sebanyak 96.3% dari seluruh trouma thoraks,
sedangkan sisanya sebanyak 3,7% adalah trauma tajam
Jadi menurut kelompok trauma thorak adalah luka atau cedera fisik sehingga dapat
menyebabkan kematian utama pada anak-anak atau orang dewasa. Di dalam thoraks terdapat
dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori Trauma thoraks?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Trauma thoraks pada pasien yang mengalami trauma
thorak ?
3. Bagaimana tindakan keperawatan pada pasien Trauma thoraks?
1.3. Tujuan penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai Trauma thorak serta asuhan keperawatan yang
dapat dilakukan terhadap pasien dengan masalah Trauma thoraks.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui teori Trauma thoraks.
2. Mahasiswa mampu mengetahui konsep teori asuhan keperawatan pada pasien Trauma thoraks.
2. Mahasiswa mampu konsep teori asuhan keperawatan pada pasien Trauma thoraks.
3. Mahasiswa mampu memahami tindakan keperawatan pada pasien
4. Trauma thoraks
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1. Anatomi Fisiologi
Dinding toraks merupakan rongga yang berbentuk kerucut, dimana pada bagian bawah lebih
besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan.
Pada rongga toraks terdapat paru - paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang didalam
rongga dada diantara kedua paru - paru. Di dalam rongga toraks terdapat beberapa sistem
diantaranya yaitu: sistem pernapasan dan peredaran darah. Organ yang terletak dalam rongga
dada yaitu; esophagus, paru, hati, jantung, pembuluh darah dan saluran limfe (Patriani, 2012).
Kerangka toraks meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari sternum, dua
belas pasang kosta, sepuluh pasang kosta yang berakhir di anterior dalam segmen tulang
rawan dan dua pasang kosta yang melayang. Tulang kosta berfungsi melindungi organ vital
rongga toraks seperti jantung, paru-paru, hati dan Lien (Patriani, 2012).
Setiap otot pada kelompok otot ini dinamai berdasarkan posisi mereka
masingmasing:
1. m.interkostal eksternal merupakan yang paling superficial
2. m.interkostalinternal terletak diantara m.intercostal eksternal dan profundal
Muskulus interkostal profunda memiliki serabut dengan orientasi yang samadengan
muskulus interkostal internal. Otot ini paling tampak pada dinding torakslateral
Muskulus subkostal berada pada bidang yang sama dengan m.interkostalprofunda,
merentang diantara multiple rusuk, dan jumlahnya semakin banyak diregio bawah
dinding toraks posterior
Muskulus subkostal berada pada bidang yang sama dengan m.interkostalprofunda,
merentang diantara multiple rusuk, dan jumlahnya semakin banyak diregio bawah
dinding toraks posterior
Suplai arterial
Pada sekitar level spatium interkostalis keenam, arteri ini bercabang menjadi dua cabang terminal :
1. arteri epigastrik superior, yang lanjut berjalan secara inferior menujudinding abdomen anterior.
2. arteri muskuloprenikus, yang berjalan sepanjang tepi kostal, melewati diafragma, dan berakhir
di dekat spatium interkostal terakhir Arteri interkostal anterior yang menyuplai enam spatium
interkostal teratas muncul sebagai cabang lateral dari arteri torakal internal, sedangkan yang
menyuplai spatium yang lebih bawah berasal dari arteri muskuloprenikus. Pada tiap spatium
interkostalis, biasanya terdapat dua arteri interkostal anterior :
1.satu yang lewat di bawah tepi rusuk di atasnya,
2. satu lagi yang lewat di atas tepi rusuk di bawahnya dan kemudian bertemu dengan sebuah
kolateral percabangan arteri interkostal posterior Distribusi pembuluh - pembuluh interkostal
anterior dan posterior saling tumpang tindih dan dapat berkembang menjadi hubungan
anastomosis.
Suplai Vena
Drainase vena dari dinding toraks pada umumnya paralel dengan pola suplai arterialnya. Secara
sentral, vena - vena interkostal pada akhirnya akan didrainase menuju sistem vena atau ke dalam
vena torakal internal, yang terhubung dengan vena brakhiosefalika dalam leher.
Drainase Limfatik
Pembuluh limfatik pada dinding toraks didrainase terutama ke dalam limfonodi yang
berhubungan dengan arteri torakal internal (nodus parasternal), dengan kepala dan leher rusuk
(nodus interkostal), dan dengan diafragma (nodus diafrgamatikus) (Patriani, 2012).
Innervasi
1. Inervasi somatik motorik kepada otot – otot dinding toraks ( intercostal,subcostal, and
transversus thoracis muscles )
2. Innervasi somatik sensoris dari kulit dan pleura parietal,
3. Serabut simpatis postganglionic ke perifer.
Selain menginnervasi dinding toraks, nervus interkosta juga menginnervasi area lainnya :
4. Ramus anterior T1 berkontribusi ke pleksus brakhialis
2.5. Patofisiologi
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah ventilasipernapasan
yang normal.
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa faktor,
antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari cedera, cedera lain yang
terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang mendasari. Pasien – pasien trauma
toraks cenderung akan memburuk sebagai akibat dari efek pada fungsi respirasinya
dan secara sekunder akan berhubungan dengan disfungsi jantung (Sudoyo, 2009).
Pathway
2.6. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009) yaitu :
1. Temponade jantung
3.1. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
A. Circulation : Ada nadi, nadi 110x/menit, TD : 120/80 mmHg, akral teraba dingin dan tampak sianosis, gangguan perfusi jaringan
B. Airway : Pernapasan ada , napas ronchi, cepat dan dangkal dengan RR 35x/menit, tampak gelisa dan sesak, ketidakefektifan
bersihan jalan napas.
C. Breathing : Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan otot – otot pernapasan, pasien sesak dengan RR 35x/menit,
gangguan pola napas.
E. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri, akral teraba dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain nya baik.
2. Pengkajian Sekunder
Anamnesis
a. Identitas klien :
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Agama
Bahasa
Status perkawinan
Pendidikan
Pekerjaan
Golongan darah
Register
Tanggal MRS
Diagnosa medis
b. Identitas penanggung jawab
Nama
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Hubungan dengan pasien
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan
3.2. pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Ttv
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Pernapasan
Suhu
a)Kepala
Inspeksi
Palpasi
b)Mata
Inspeksi
Palpasi
c)Hidung
Inspeksi
Palpasi
d)Telinga
Inspeksi
Palpasi
e)Mulut
Inspeksi
Palpasi
f)Leher
Inspeksi
Palpasi
g)Toraks
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
h)Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
Data Etiologi Masalah
No
1 Ds :- Penolong mengatakan pasien Hematoraks Ketidakefek
penurunan kesadaran
- Penolong mengtakan pasien Hemathorak
reseptor nyeri
dada pleura
viseralis dan
perientalis
Diskontinuitas
jaringan
- CRT > 3 detik
- Pemeriksaan ttv :
TD :120/80 mmHg
N : 110x/m
.4. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d sindrom Hipofentilasi d/d cedera pada
mendula spinalis
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat
thorax akut. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena
gejala-gejala umum dan rancu (Sudoyo, 2010)
4.2. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini bisa
mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi
untuk menyempurnakan makalah ini.