Anda di halaman 1dari 19

MATERI 4

KALIMAT EFEKTIF
Dosen Pengampu:
Thessa Tri Astuty, S.E., M.M.
SUB MATERI
1. Pengertian Kalimat
2. Struktur dan Unsur Kalimat
3. Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Gramatikalnya
4. Ciri Kalimat Efektif
KALIMAT &
KALIMAT EFEKTIF
• Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh dan
diakhiri dengan intonasi akhir.
• Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu
menyampaikan informasi dari penulis kepada pembaca
secara tepat, sehingga pembaca bisa memahami informasi
yang tersaji dalam kalimat itu secara tepat pula.
STRUKTUR KALIMAT

Subjek
Inti kalimat
Struktur Predikat
kalimat diisi Objek
oleh unsur
Pelengkap
Keterangan
Jenis Kalimat
Berdasarkan Struktur
Gramatikalnya
1. Kalimat Contoh:
Tunggal Usahanya berhasil.
Kalimat tunggal S P
adalah kalimat yang Petani itu menyiangi sawahnya.
S P O
terdiri atas satu Mahasiswa itu belajar dengan tekun.
subjek dan satu S P K
predikat. Kami memanfaatkan peluang itu dengan
baik.
S P O K
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjadi jika dua kalimat tunggal atau
lebih dengan pola yang sama disatukan dengan kata penghubung.

Contoh :
1. Ia menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaikinya.
2. Tingkah lakunya yang buruk itu tidak saja merugikan dirinya,
tetapi juga merugikan keluarganya.
3. Selesaikan pekerjaan itu dengan segera atau serahkan kepada
orang lain.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk dari sebuah kalimat
tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan
kalimat lain.

a. Peluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata sambung


ketika, setelah, sewaktu, selama, sementara.
• Contoh : Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman modal
dari bank.
b. Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata sambung
jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, manakala.
• Contoh : Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai di
kantor itu.
c. Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan menggunakan kata
sambung seandainya dan sekiranya.
• Contoh : Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh pengurus, tentu
program kerja organisasi dapat terlaksana dengan baik.
d. Perluasan kalimat melalui hubungan tujuan dengan menggunakan
kata sambung agar dan supaya
• Contoh : Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat
mencapai indeks prestasi yang tinggi.
e. Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan
menggunakan kata sambung meskipun, walaupun, sungguhpun,
dan biarpun
• Contoh : Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke sekolah.
f. Perluasan kalimat melalui hubungan pemiripan atau perbandingan
dengan menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan
sebagaimana.
• Contoh : Wajah gadis itu cantik dan menawan laksana bulan purnama.
g. Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata
sambung sebab dan karena.
• Contoh : Pekerja itu tidak dapat merampungkan pekerjaannya sebab seminggu ia sakit.
h. Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan menggunakan kata
sambung hingga, sehingga, dan sampai.
• Contoh : Ayah bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.
i. Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau penegasan dengan
menggunakan kata sambung bahwa.
• Contoh : Ia baru sadar bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan anak-
anaknya.
j. Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan menggunakan kata
sambung dengan.
• Contoh : Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebut dengan menyamar sebagai
buruh pabrik.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Kesepadanan
dan kesatuan
Kesejajaran
CIRI KALIMAT bentuk
EFEKTIF
Penekanan

Kehematan
1. Kesepadanan dan Kesatuan
Syarat pertama kalimat efektif adalah memiliki
struktur kalimat yang baik. Hal ini berarti bahwa
kalimat itu minimal harus memiliki unsur-unsur
subjek dan predikat.
2. Kesejajaran Bentuk
Yang dimaksud dengan kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan
bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai
dalam susunan serial.
Contoh:
a. Mencegah lebih baik daripada pengobatan. = Mencegah lebih baik daripada
mengobati.
b. Tahap terakhir penyelesaian rumah itu adalah pengecatan temboknya,
memasang listrik, dan pengaturan tata ruangnya. = Tahap terakhir penyelesaian
rumah itu adalah pengecatan tembok, pemasangan listrik, dan pengaturan tata
ruangnya.
3. Penekanan Kalimat
• Setiap kalimat memiliki fokus informasi/maksud
kalimat. Fokus infonnasi/maksud inilah yang biasanya
ingin ditekankan oleh penulisnya. Dengan cara
menekankan :
(a) posisi dalam kalimat
(b) urutan yang logis
(c) pengulangan
a. Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan informasi dalam sebuah kalimat,
penulis dapat mengikuti kaidah posisi, yakni bagian yang
ditekankan sebagai fokus informasi sebaiknya ditempatkan atau
diposisikan di bagian awal kalimat.
Contoh:
Kepala SMA Merah Putih, Drs. H. Eka Rhamdani, memberikan
sambutan pada pembukaan Lomba Cepat Tepat tingkat SMA itu.
b. Urutan yang logis
Informasi yang akan disajikan dalam suatu kalimat hendaknya diurutkan
secara logis sesuai dengan tingkat kepentingannya. Urutan yang logis
dapat ditunjukkan melalui susunan secara kronologis, penataan urutan
tingkat kepentingannya yang semakin meningkat (makin lama makin
penting), dan atau menggambarkan suatu kejadian.
Contoh:
Undang-undang itu disahkan untuk menjaga stabilitas pertahanan,
keamanan, serta persatuan dan kesatuan masyarakat.
c. Pengulangan kata
Penegasan terhadap bagian yang dipentingkan dapat pula menggunakan
repetisi. Pemakaian repetisi sebagai gaya bahasa dalam upaya
menekankan bagian yang dipentingkan tidak dianggap sebagai
pemborosan.
Contoh:
Kemajuan yang harus dicapai bangsa yang sedang berkembang seperti
bangsa kita meliputi kemajuan ekonomi, kemajuan politik, dan kemajuan
hankam.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian
kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan
a. Pengulangan subjek kalimat.
Contoh: Gadis itu segera berlari setelah ia mengetahui bahaya mengancamnya.
b. Hiponimi adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal
umum dan menyangkut aspek-aspek yang lebih luas.
Contoh: Tukang cat itu turun ke bawah melalui tangga darurat.
TUGAS
Mengoreksi beberapa kalimat tidak efektif menjadi sebuah kalimat efektif.
1.Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang
hari dari pagi sampai sore.
2.Kambing sangat senang bermain hujan.
3.Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang.
4.Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-
buku diberi label.
5.Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
6.Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.
7.Dalam darahnya mengandung racun.
8.Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan arang untuk penjernihan air.
9.Sundulan kepala penyerang Arsenal membungkam pendukung tuan rumah.
10.Polisi sibuk mengatur kemacetan lalulintas.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai