Anda di halaman 1dari 27

Kondiloma

Akuminata
PRESENTAN :

A R I S K A M EG A SA R I
M AU L I DA L M A K M U M A L M A H D I
M EG A U TA R I
AT H I FA SYO F I Z A P U T R I
Laporan Kasus

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.R
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Bukittinggi
Tanggal masuk : 03 November 2021
Anamnesis

Keluhan Utama :

Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke poliklinik RSUD Dr.Achmad


Mochtar Bukittinggi dengan keluhan muncul kutil di sekitar anus sejak 2
minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang : • Riwayat perdarahan dari benjolan
tidak ada
• Muncul kutil di area sekitar anus • Pasien mengatakan 3 minggu
sejak 2 minggu yang lalu.
yang lalu melakukan hubungan
• Awalnya kutil timbul di anus hanya seksual dengan laki - laki secara
satu dan berukuran kecil sekitar ± 3 anogenital.
mm, namun dalam 1 minggu yang • Kelainan kulit ditempat lain tidak
lalu benjolan semakin membesar
ditemukan.
dan menjadi semakin banyak.
• Keluhan penurunan nafsu makan,
• Benjolan tersebut muncul secara
berat badan menurun tidak ada.
tiba-tiba.
• Benjolan terasa gatal, namun tidak
nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat keluhan yang sama seperti saat ini disangkal
• Riwayat munculnya ulkus pada area kemaluan yang nyeri disangkal
• Riwayat penyakit HIV disangkal oleh pasien

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama sebelumnya
• Anggota keluarga dengan riwayat penyakit infeksi menular seksual
disangkal
• Terdapat riwayat keluhan yang sama pada pasangan laki-laki pasien.
Riwayat Pengobatan :
• Pasien belum pernah berobat sebelumnya

Riwayat sosial dan kebiasaan :


Pasien seorang laki-laki usia 20 tahun bekerja sebagai seorang mahasiswa
dikota Bukittinggi. Pasien belum menikah dan tinggal sendiri. Pasien
mengaku sering melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis tanpa
pengaman (kondom), dengan posisi buttom saat melakukan hubungan
seksual.
Pemeriksaan Fisik

Status generalisata :

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : CMC
Tanda Vital : Dalam batas normal
Pemerikaan thorak : Dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen: Dalam batas normal
Pemeriksaan ekstremitas : Dalam batas normal
BB : 60kg
Status Venereologikus :

Inspeksi :
• Pubis : Edema (-), Eritema(-), Vesikel(-), Vegetasi(-), Ulkus(-)
• Penis : Edema (-), Eritema(-), Vesikel(-), Vegetasi(-), Ulkus(-)
• OUE : Edema (-), Eritema(-), Duh tubuh(-), Vegetasi(-),
Ulkus(-)
• Skrotum : Edema (-), Eritema(-), Vesikel(-), Vegetasi(-), Ulkus(-)
• Perianal & perineum : plak eritema, papul hingga plak verukosa
hiperpigmentasi, multipel, ukuran milier-numular, diskret dan
sebagian konfluen.

•Palpasi
Tidak ada pembesaran KGB
DIAGNOSA BANDING DIAGNOSA KERJA

• Kondiloma lata
• Veruka vulgaris Kondiloma
• Karsinoma sel akuminata
skuamosa
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Anjuran

Tes Asam Asetat


1. Histopatologi
 Didapatkan Hasil (+)
(acetowhite) 2. Dermoskopi
Terapi
UMUM KHUSUS

• Edukasi penyakit mengenai penyebab, Sistemik :


cara penularan, dan terapi Cetirizine 10 mg
• Abstinensia hubungan seksual
• Obati pasangan seksual
• Skrining HIV Topikal :
Tingtura podofilin 25%
RESEP
RSUD. ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. E
SIP No. 123/sip/2021

Bukittinggi, 03 November 2021


 

R/ Tingtura podofilin 25% fls No. I


SUE

R/ Cetirizine 10 mg tab No. X

S1dd tab 1

Pro : Tn. R
Usia : 20 tahun
Alamat : Bukittinggi
Prognosis :
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam
DISKUSI
Definisi

Kondiloma akuminata lesi proliferasi


jinak disebabkan oleh human
papillomavirus (HPV) terutama tipe 6 Human papillomavirus (HPV):
dan 11 (90-95% kasus). Merupakan virus DNA bersifat
epiteliotropik.
Disebut sebagai kutil kelamin (venereal  Low Risk : HVP Tipe 6, 11
warts). Lesi berbentuk papilomatosis  High Risk : HVP Tipe 16, 18
dengan permukaan verukosa
Penegakan diagnosis pada kasus

Riwayat Penyakit Sekarang :


Riwayat sosial dan kebiasaan :
• Muncul kutil di area sekitar anus sejak 2 minggu
yang lalu.
• Awalnya benjolan timbul di anus hanya satu dan Pasien seorang laki-laki usia 20 tahun
berukuran kecil sekitar ± 3 mm, namun dalam 1 sebagai seorang mahasiswa dikota
minggu yang lalu kutil semakin membesar dan
menjadi semakin banyak. Bukittinggi. Pasien belum menikah
• Kutil tersebut muncul secara tiba-tiba.
dan tinggal sendiri. Pasien mengaku
• Kutil dirasakan gatal, namun tidak nyeri dan tidak
mudah berdarah. sering melakukan hubungan seksual
• Pasien mengatakan 3 minggu yang lalu melakukan
hubungan seksual dengan laki - laki secara dengan sesama jenis.
anogenital.
Faktor risiko

Aktivitas
seksual Imunitas
Kondiloma
akuminata

Penggunaan Kehamilan
kontrasepsi
PATOGENESIS

Kontak dengan
Hubungan seksual PV 6 & 11 masuk melalui mikrolesi
HPV

HPV masuk Mikroabrasi permukaan Penetrasi melalui kulit


kelapisan basal epitel

Mengambil alih DNA HPV naik ke Bereplikasi


epidermis

Akantosis (penebalan dan


Penumpukan lesi (bunga
Lesi pada kulit perubahan abnormal
kol/akuminata)
epidermis)
Gejala klinis

• Seringkali tidak menimbulkan keluhan  stress psikologis


• Dapat disertai rasa gatal
• Infeksi sekunder : nyeri, bau tak sedap, mudah berdarah.
• Laki – laki : Perineum, perianal, sulkus koronarius, glans penis,
korpus dan pangkal penis
• Perempuan : Sekitar vulva, introitus vagina kadang-kadang pada
porsio uteri
3 Bentuk Klinis :

1. Akuminata :
Lunak  Tidak berkeratin
Area mukosa yang hangat, lembab
Vegetasi betangkai, permukaan berjonjot spt jari atau lesi seperti kembang kol
(cauliflower-shape)

2. Keratotik :
Berkeratin  Menyerupai kutil biasa, permukaan kasar dan tebal.
Pada kulit yang kering ; kulit anogenital

3. Papul :
Daerah dengan keratinisasi sempurna ; batang penis, lateral vulva, perianal,
perineum
Papul dengan permukaan halus dan licin, multipel, tersebar diskret

Bentuk lain: Kondiloma akuminata yang besar (Giant Condyloma of Busche-


Lowenstein)
DIAGNOSIS BANDING

Kondiloma Lata Veruka vulgaris Karsinoma sel skuamosa

- Salah satu bentuk lesi - Veruka yang tidak - Pada lesi yang tidak
sifilis stadium II / bertangkai, kering, respons terhadap
berwarna abu- pengobatan
sekunder abu/sama dengan - Kutil berbentuk
- Predileksi : lipatan warna kulit kembang kol, mudah
yang lembab (anus, - Dapat muncul di berdarah, dan berbau
vulva) mana saja, paling - Diagnosis 
- Lesi berupa papul- sering di jari, pemeriksaan
papul dengan histopatologi
punggung, tangan
permukaan lebih maupun kaki.
halus dan bentuknya
lebih bulat
- Ditemukan banyak
spirochaeta pallidum
PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Tes dilakukan dengan aplikasi larutan asam


asetat 5% pada lesi dengan menggunakan
1. Tes Asam cutton bud
Asetat - Tunggu dalam waktu 3-5 menit
- Positif bila lesi berubah menjadi putih
(acetowhite)
PEMERIKSAAN ANJURAN

1. Histopatologi
• Untuk lesi yang tidak khas, lesi tidak responsif terhadap terapi, & curiga
keganasan.
• Secara mikroskopik gambaran koilosit (keratinosit berukuran besar dgn area
halo atau vakuolisasi perinuklear)

2. Dermoskopi
• Untuk memeriksa lesi awal dan membantu membedakan lesi liken planus,
keratosis seborik, dan bewonoid.
• Gambaran pola vaskular, pola mosaik pada lesi awal yg masih datar & pola
menyerupai tombol (knowblike), serta menyerupai jari pada lesi
papilomatosa
TERAPI

1. Tinktura podofilin 25%


• Podofilin resin bekerja sebagai anti
mitotik yang menginduksi nekrosis
jaringan. Pada satu sesi terapi hanya
diperbolehkan meliputi area seluas 10
cm2 atau jumlah podofilin kurang dari
0,5 ml.
• Tidak boleh diberikan pada ibu hamil.
• Diberikan setiap 4 hari sekali
2. Larutan trichloroacetic acid (TCA)

- Bahan yang bersifat korosif, konsentrasi


yang digunakan 80-95%
- Aman digunakan wanita hamil
- Pengobatan diulang setelah satu minggu
3. Bedah eksisi
• Untuk lesi yang besar dan menimbulkan obstruksi
• Hasil terapi dapat dilihat segera pasca terapi
• Efek samping : nyeri, perdarahan, muncul jaringan parut

4. Bedah listrik (Elektrokauterisasi)


• Dapat digunakan untuk lesi eksternal maupun internal
• Efek samping : nyeri, iritasi lokal, lesi hipopigmentasi pasca inflamasi

5. Bedah beku
• Digunakan N2 cair, CO2 padat, cryoprobe untuk membekukan kandungan air
dijaringan dan menginduksi terjadinya lisis sel
• Target terapi : terbentuk halo beberapa milimeter di sekitar lesi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai