Anda di halaman 1dari 40

Pelaksanaan Perjanjian

1. Kewajiban pokok (fundamental essencial/prestasi), pelengkap


(formal procedural/pembayaran), diam-diam (cacat
tersembunyi).
2. Pembayaran: dg jaminan/borg, jenis mata uang/alat bayar
(cek, BG dlsb).
3. Penyerahan benda, Ps 1477 BW penyerahan pd pjj jual beli hrs
dilakukan ditempat benda yg dijual itu berada, kecuali dipjjkan
lain. Ps 1476 BW biaya penyerahan jadi beban penjual, biaya
pengambilan jadi beban pembeli, jika tdk diperjanjikan.
4. Klausula “Eksonerasi”, klausula ini adalah untuk membatasi
tanggung jawab debitur (barang yg sudah dibeli tdk dpt
dikembalikan, perubahan harga dpt berubah sewaktu-waktu
tanpa pemberitahuan, dlsb)
• EKSONERASI Membebaskan seseorang atau badan usaha dari
suatu tuntutan atau tanggung jawab.” (pengecualian
kewajiban/tanggung jawab dalam perjanjian)
•   Pembatasan atau larangan klausula eksonerasi diatur dalam
Pasal 18 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(“UUPK”). Dalam UUPK ini klausula eksonerasi merupakan
salah satu bentuk “klausula baku” yang dilarang oleh UU
tersebut. 
• Dalam penjelasan Pasal 18 ayat (1) UUPK menyebutkan tujuan
dari larangan pencantuman klausula baku yaitu bahwa
larangan ini dimaksudkan untuk menempatkan kedudukan
konsumen setara dengan pelaku usaha berdasarkan prinsip
kebebasan berkontrak. Karena pada dasarnya, hukum
perjanjian di Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak
(Pasal 1338 KUHPerdata).
Contohnya dalam praktik perbankan. Sebelum adanya UUPK, pemberikan
kredit, bank mencantumkan syarat sepihak (ada klausula bahwa Bank
sewaktu-waktu diperkenankan untuk merubah (menaikan/menurunkan)
suku bunga pinjaman (kredit) yang diterima oleh Debitur, tanpa
pemberitahuan atau persetujuan dari debitur terlebih dahulu)
 
Dengan adanya UUPK klausula demikian pada perjanjian kredit Bank, maka
perjanjiannya DAPAT DIMINTAKAN PEMBATALAN oleh Debitur. Ketentuan
ini sepenuhnya bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen
(debitur) pengguna jasa perbankan.
 
Klausula baku ini juga kita jumpai dalam tiket pesawat maupun karcis parkir.
Dalam beberapa kasus, Pengadilan telah menyatakan pencantuman
klausula baku dalam tiket pesawat maupun karcis parkir adalah batal demi
hukum:
-         MA Tetap ‘Larang’ Pengelola Parkir Terapkan Klausula Baku,
-         Putusan Delay Pesawat Lion Air Dieksekusi
-         Air Asia Kalah Lawan Konsumen
Standar Kontrak (Kontrak Baku)

• Standar kontrak mrpkn pjj yg telah ditentukan & telah


dituangkan dlm bentuk formulir, ditentukan sepihak terutama
pihak ekonominnya yg kuat thd ekonomi lemah.
• Ciri-ciri standar kontrak:
a. Isinya ditetapkan sepihak (ekonominya kuat).
b. Debitur tdk ikut tentukan isi pjj.
c. Terdorong oleh kebutuhan, debitur terpaksa
terima pjj tsb.
d. Bentuk tertentu (tertulis).
e. Dipersiapkan secara massal & kolektif.
Struktur & Anatomi Kontrak
1. Bagian Pendahuluan:
Nama Kontrak/Singkatan
a. Sub-bagian Pembuka
Tgl Kontrak yg dibuat
Tempat dibuat & dittdnya
kontrak
b. Sub-bagian identitas para pihak (komparisi):
- Para pihak hrs disebutkan scr jelas.
- orng yg menandatangani hrs disebutkn
kasitasnya sbg apa.
- Pendefinisian pihak2 yg terlibat dlm kontrak
c. Sub-bagian penjelasan (premis): mengapa pihak2
mengadakan kontrak.
Struktur & Anatomi Kontrak
2. Bagian Isi:
a. Klausula definisi: definisi unk keperluan kontrak.
b. Klausula Transaksi: transaksi yg akan dilakukan,
hrs diatur ttg obyek yg akan dibeli & bayarnya.
c. Klausula Spesifik: hal-hal yg spesifik dlm suatu
transaksi.
d. Klausula Ketentuan umum: ttg domisili, penyele-
saian sengketa, pilihan hk, pemberitahuan, dll
Struktur & Anatomi Kontrak
3. Bagian Penutup:
a. Sub-bagian kt penutup (closing): “Pjj tsb
dibuat & ditandatangani oleh pihak2 yg
memiliki kapasitas untuk itu.
b. Sub-bagian penempatan tanda tangan:
tempak pihak2 menandatangani pjj/kontrak
dg menyebutkan pihak yg terlibat dlm kontrak
nama jelas orang yg menandatangani kontrak
dan jabatannya.
Penafsiran dlm Pelaksanaan Perjanjian
• Ps 1342 BW, bila kata2 dlm pjj sdh jelas tdk perlu penafsiran (misalnya 1 ton beras
bukan 2 ton gabah).
• Penafsiran meliputi:
1. Maksud para pihak: ( baju tidur, dilihat kebiasaan, iklim para pihak yg
buat pjj).
2. Menungkinkan janji dilaksanakan: (beras cianjur, beras rojo lele, di sini
mutunya sama).
3. Kebiasaan setempat: (sarapan pagi: meliputi nasi goreng/roti bakar,
bukan yg lain)
4. Hubungan pjj keseluruhan: (makanan pokok, dlm bag lain ditulis nasi,
makanan pokok dimaksud adalah nasi).
5. Penjelasan dg menyebut contoh: (pjj ini meliputi juga jual beli
hasil bumi misalnya kopi, jadi hasil bumi bukan hanya kopi).
6. Tafsiran berdasarkan akal sehat (common sense) misal penjual setuju
menyediakan getah karet murni. Getah karet yang diserahkan tsb
dengan kadar air 5% dan ini mrpkn standar kemurnian.
ISTILAH & PENGERTIAN PJJ

SYARAT SAHNYA & JENIS-JENIS PERJANJIAN


MOMENTUM TERJADINYA
PERJANJIAN

SYARAT-SYARAT SAHNYA PJJ

MOMENTUM TERJADINYA PJJ

BENTUK-BENTUK PERJANJIAN

FUNGSI PERJANJIAN

BIAYA DALAM PEMBUATAN PJJ


DWANG/DURRESS
DWANG/DURRESS
DWALING/
MISTAKE
BEDROG/FRAUD
UNDUE INFLUENCE/MISBRUIK VAN
OMSTANDIGHEDEN

MR. RICH

MRS. POOR

EKONOMI PHISIKOLOGI
Perbuatan Melawan Hukum
(Onrechtmatige daad)
• PMH diatur dlm Pasal 1365 BW/1401 NBW: “setiap perbuatan melawan
hk yg mengakibatkan kerugian pd org lain, mewajibkan org yg krn
kesalahannya menimbulkan kerugian itu, mengantikan kerugian tsb”.
• Unsur-unsur PMH:
1. perbuatan itu hrs melawan hk (onrechtmatig)
2. perbuatan hrs menimbulkan kerugian
3. perbuatan hrs dilakuan dg kesalahan
4. antara perbuatan & kerugian yg timbul hrs ada hub
kausal
Empat syarat tsb hrs dipenuhi, bila tdk terpenuhi tdk dapat
digolongkan sbg onrechtmatige daad/PMH)
Onrechtmatige daad

Sebelum Pts HR 31 Jnuari


1919: PMH hanya dalam
perbuatan POSITIF dlm arti
sempit (Ps 1365/positif &
1366/negatif)
Perbuatan
(daad)
Setelah Pts HR 31 Januari 1919
PMH diperluas mencakup
perbuatan negatif & tdk
berbuat (1365/positif-negatif,
1366/berbuat atau tidak
berbuat
PMH: suatu perbuatan yg
melanggar hak orng lain atau jika
org berbuat bertentangan dg
kewajiban hknya sendiri

Perbuatan hrs melanggar hak


orang lain/bertentangan dg
Pandangan HR kewajiban hknya sendiri yg
terhadap PMH diberikan oleh UU (Wet)
sebelum 1919
Melanggar hk (onrechmatig)=
melanggar UU (onwetmatig)

Melalui tafsiran tsb banyak


kepentingan masyarakat
dirugikan
Historis Putusan HR ttg
Onrechtmatige daad sebelum 1919

Perusahaan mesin jahit


SINGER yg sudah
diperbaiki
(singernaaimachine Mij)
Kasus Pertama

Merugikan agen singer (Singer


Manufacturing Co.), digugat
melalui 1406, tetapi ditolak
HR: tdk ada kwjbn UU bagi
pemilik toko
Kasus kedua (Zutphense
Juffrouw Arrest)

Zutphense
Waterleiding

HR menolak
gugatan PMH
krn tdk ada
pelanggaran UU
Kasus ketiga : Lindenbaum-Cohen Arrest (Drukkers Arrest)
Setelah 1919

VS

Lindenbaum Cohen
gugat (Membujuk karyawan
Lindenbaum)

Pd tk pertama (Arrondissement rectsbank) gugatan


Lindenbaum diterima, namun Cohen banding ke Gerechtshof
& memenangkan Cohen. Kemudian Lindenbaum ajukan
kasasi ke HR & dimangkan oleh HR
Telah meninggalkan faham sempit
(legisme/melanggar hukum=melanggar UU

Penafsiran arti luas: PMH adalah


Penafsiran HR berbuat/tidak berbuat yg melanggar hak org
31 Januari 1919 lain /bertentangan dg kewajiban hk org yg
thd PMH berbuat itu sendiri /bertentangan dg
(Lindenbaum- kesusilaan /sikap hati-hati sbg mana
Cohen Arrest) kepatutan dlm masyarakat thd diri atau
benda milik orng lain

Unsur kesusilaan telah masuk dlm lapangan


hk , shg perbuatan yg bertentangan dg
kesusilaan /kesopanan dpt digugat melalui
1365 BW
Bertentangan dg kewajiban hk
si pelaku

Melanggar subyektif hak


Dinamika PMH orang lain
setelah kasus
Lindenbaum VS
Cohen 31 Januari Melanggar kaedah tata susila
1919

Bertentangan dg asas
kepatutan, ketelitian serta sikap
hati-hati yg harus dimiliki
seseorang dlm pergaulan
masyarakat
Ganti Kerugian dalam PMH

• Kerugian meliputi materiil/imateriil, Kerugian


umumnya diganti dg sejumlah uang. Kerugian
menurut pasal 1243, 1244 BW adalah biaya
(konten), rugi (schaden) dan bunga (interessen).
• Kerugian akibat wanprestasi mrt ps 1246 -1248 BW
tdk dpt diterapkan secara langsung pada PMH, ttp
dapat diterapkan secara analogi
Kesalahan, Kelalaian dlm PMH
• Kesalahan mrt 1365 BW dlm arti kesengajaan sampai
kelalaian.
• Orang yg melakukan kesalahan hrs dpt
dipertanggungjawabkan:
tanggung jawab: verantwoordelijkheid,responsibility
tanggung gugat: aansprakelijkheid, liability
dipertangunggjawabkan: toerekenbaarheid, accountability
• Dpt dipertanggungjawabkan artinya org yg berbuat sdh
dewasa , sehat akalnya & tdk di bwah pengampuan.
T.Jawab thd
perbuatan
T.Jawab yg dilakukan orang lain
orng lain & brg2 di
bawah
pengawasannya T.Jawab thd brg dlm
Pasal 1367 (1) BW pengawasannya

T.Jawab
PMH Perbuatan thd Korban
tubuh & jiwa pembunuhan dpt
manusia 1370 BW ganti kerugian

PMH thd nama Tuntutan


baik penghinaan unk
(Penghinaan Ps memulihkan
1372-1330 BW) nama baik
Bus Bintang-bus Indah Perbuatan oleh orng yg
menjadi tanggungannya
scr umum (contoh pejabat)

Orng tua & wali thd anak


yg blm dewasa 1367 (2)
T.Jawab thd
BW (ontoh kasus AQJ)
perbuatan orang
lain Majikan & karyawan 1367
(3) BW (dokter –rmh sakit)

Guru thd muridnya,


kepala tukang thd
tukangnya 1367 (4) BW
T. Jawab thd brng pada
umumnya 1367 (1) BW

T.Jawab thd brg


T. Jawab thd binatang
dlm
1368 BW
pengawasannya

T. Jawab Pemilik thd


gedung 1369 BW
Perbuatan yg krn kesalahannya
menimbulkan kerugian 1365 BW

Hubungan Teori Adequate Veroorzaking


Kausal (Von Kries): teori sebab Akibat :
antara perbuatan & kerugian
harus ada hubungan langsung
Sukarela tanpa mengharapkan imbalan

Tanpa Kuasa (inisiatif sendiri tanpa


perintah baik tertlulis/lisan)

Mewakili Urusan Orng lain, bukan


kepentingan pribadinya
Perwakilan
Sukarela Dengan atau tanpa sepengetahuan
(Zaakwarneming) orng yg diwakili kepentingannya

Meneruskan & menyelesaikan sampai


ong tsb dpt mengurus sendiri

Bertindak menurut hukum (karena


perikatannya bersumber dari UU)
Perikatan terjadi krn UU

Perikatan tdk berhenti jika


pihak yg berkepentingan
Zaakwarneming
meninggal dunia

Tidak dikenal upah krs


sukarela, kecuali penggantian
Perbedaan biaya

Perikatan terjadi krn Pjj

Lastgeving Perikatan berhenti jika


(Pemberian Kuasa) pemberi kuasa meninggal
Penerima kuasa berhak atas
upah krn dipjjkan
Pembayaran yg ditujukan unk melunasi
suatu utang, tetapi ternyata tdk ada
utang

Pembayaran yg telah dilakukan dpt


Pembayaran diruntut kembali (Conditio Indebiti)
Tanpa Hutang misal: bayar pajak ternyata tdk ada
(Onvershuldigde pajak, kantor pajak wajib
Betaling) 1359 mengembalikan
BW
Ps 1359 BW memberi kepastian hk ,
bhw ong yg memperoleh kekayaan
tanpa hak harus dikembalikan.
Berbeda kalau sukarela misalnya
hadiah
Pembayaran/Penyerahan barang

Penawaran Pembayan Tunai diikuti Penitipan

Pembaharuan Utang (Novasi), dapat Novasi


Obyektif/Novasi Subyektif (aktif maupun pasif)
Perjumpaan Utang (Kompensasi)
Hapusnya Percampuran Utang (Konfusio)
Perikatan
(Berakhirnya Musnahnya Benda yang terutang
Kontrak)
Karena Pembatalan
Berlaku Syarat Batal
Daluarsa
Jangka Waktu berakhir, kesepakatan para pihak,
adanya putusan Pengadilan
Contoh Berakhirnya Perikatan
1. Pembayaran: utang dibayar atau benda di serahkan.
2. Penawaran pembayaran diikuti penitipan: debitur
menawarkan pembayaran melalui notaris/juru sita lalu
kreditur menolak pembaran tsb, maka debitur
menitipkan pembayaran tsb pd panitera PN untuk
disimpan.
3. Novasi : utang lama diganti utang baru (novasi obyektif),
bila debiturnya yg diganti (novasi subyektif pasif)
sebaliknya kalau krediturnya (novasi subyektif aktif).
4. Kompensasi: utang pitang debitur-kreditur scr timbal
balik diperhitungkan. A utang pd B 5 jt, ternyata
sebelumnya B juta utang pd A sebesar 4 jt.
5. Percampuran hutang (konfusio): terjadi krn
kedudukan kreditur & debitur jadi satu. A sbg ahli
waris mempunyai utang pd B sbg pewaris, lalu A
meninggal dan B menerima warisan termasuk utang
atas dirinya.
6. Pembebasan utang: kreditur dg tegas (hrs ada alat
buti) menyatakan tdk menghendaki lagi prestasi dari
debitur dan melepaskan haknya.
7. Musnahnya brg terutang: hilangnya brng di sini bukan
krn kesalahan debitur (overmacht).
8. Pembatalan: dengan cara mengajukan pembatalan
khusus bagi yang dpt dibatalkan.
9. Berlakunya syarat batal: syarat ini hanya ditentukan
oleh keduabelah pihak, bila syarat tsb dilanggar
perikatan menjadi batal. A mengadakan pjj sewa gedung
dg B, bahwa selama pjj berlangsung A tidak boleh
menyewakan kembali gedung tsb, tetapi A melanggar
syarat tsb & perikatan menjadi batal.
10. Daluarsa: daluarsa untuk dibebaskan dr suatu perikan
(evtinctieve verjaring: 30 tahun), sedangkan untuk
memperoleh hak milik(acquisitive verjaring: 20 th hrs
ada alas hak, 30 th tanpa alas hak).

Anda mungkin juga menyukai