Anda di halaman 1dari 30

PULVIS DAN PULVERES

Dedent Eka Bimmahariyanto S.


Farmasetika Dasar
Prodi S1 Farmasi
Universitas Nahdlatul Ulama NTB
Contoh:

1. Anak-anak tak mampu menelan tablet dan


kapsul  dibuat sediaan sirup (acceptability)
2. Antibiotika mudah terurai dalam lingkungan
berair  dibuat sediaan sirup kering (stability)
3. Bahan aktif mengalami peruraian di lambung
 dibuat sediaan buccal, parenteral, atau
suppositoria (efficacy)
4. Bahan aktif bisa mengiritasi lambung  dibuat
sediaan enteric coated tablet (safety)
dr. Saptarini, SpA dr. Saptono,
SulaksanaSpA Pramana
SID 77.008/ID/II/90 SID 79.009/ID/III/95
77.008/ID/II/90
Jl. Dharmawangsa 123 Surabaya Jl. Dharmahusada
Dharmawangsa 333 189 Surabaya
Surabaya

Surabaya, ……………
30/04/12 Surabaya, ……………
…………
30/04/12

R/ Parasetamol 0,120 R/ Sulfur praecip.


OBH Combi 100 2ml fl I
Luminal 0,010 Ac.S Salicylic.
3 d d Cth I 3
CTM 0,001 Camphorae 0,5
m.f.l.a. pulv. dtd No XII Talc venet ad 100
S 1 d d pulv I (prn) m.f.l.a. pulv.
Sbidue

Pro : ..…………………………Umur
Eryanti : 6……..
bln Pro : ..…………………………Umur
..…………………………
Esperanda
Mahardika Umur: 8……..
: ……..
10
blnth
Alamat : …………………………………….... Alamat : ……………………………………....
SEJARAH SEDIAAN SERBUK

- Asal mula serbuk : dibuat dr. bagian tanaman


keras (akar, kulit kayu & kayu).
- Obat sintetik : kalomel, grm. Bismuth, merkuri
& kapur.
- Bisa untuk pemakaian dalam & luar  berupa
serbuk atau granul.
- Bisa dikemas sebagai serbuk terbagi atau
tidak terbagi.
- Preparat lain berbentuk serbuk:
• insuflasi (utk. telinga, hidung, tenggorokan)
• sirup kering
• injeksi kering
• inhaler serbuk kering
PENGERTIAN SEDIAAN SERBUK

# K.F. : Partikel zat padat yang mempunyai


ukuran 0,1 - 10.000 

# Farmasi : Campuran homogen 2 atau lebih


bahan obat yang dihaluskan

# Farmakope Indonesia Edisi IV :


Sediaan Serbuk adalah “campuran kering
bahan obat atau zat kimia yg. dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar.
Tujuan Pemberian Bentuk Sediaan
Serbuk
 Karena serbuk memiliki kelebihan:

1. Kombinasi b.o. bervariasi sesuai


kebutuhan pasien
2. Dosis lebih tepat sesuai keadaan pasien
3. Lebih stabil secara kimia dibdg. bentuk
sediaan cair
4. Ukuran partikel kecil  disolusi dlm.
cairan tubuh lebih cepat dibdg. kapsul,
pil dan tablet.
5. Serbuk dg. dosis/vol. besar lbh. mudah
diminum oleh pasien.
Kerugian Sediaan Serbuk:

1. Kurang baik utk. bahan obat yang tak


tahan lembab/kontak dg. udara
2. Obat yang pahit, menyebabkan muntah,
korosif  sulit diatasi
3. Perlu waktu peracikan relatif lama
Syarat/karakteristik sediaan serbuk

1. Homogen  setiap bagian camp. serbuk hrs.


mgd. bhn-bhn yg. sama dan dlm. perbdgan
yg sama pula.
 dipengaruhi faktor :
a. Ukuran partikel
- perbedaan uk. besar  campuran berlapis
 sebelum dicampur hrs. dibuat sama dulu.
R/ Vitamin C ---> serbuk halus
Sacch. Album ---> kristal
b. Densitas/BJ
- perbedaan besar --> campuran berlapis
- atasi dg. mixing tumbler/poedermengdoos
Syarat/karakteristik sediaan serbuk

2. Kering ---> tidak boleh menggumpal atau


mengandung air, krn. mgd. bahan yg. higroskopis,
efloresen, deliquesen ataupun campuran eutektik.

3. Derajat kehalusan tertentu


Bila ukuran partikel serbuk sangat halus, maka:
- serbuk lebih homogen
- disolusi makin cepat shg. kadar obat dlm. drh.
yg. tinggi cepat dicapai
- dg. permukaan yg. luas  memberi daya
adsorpsi yg. besar  penting utk. serbuk
antasida, anti diare dan antidotum.
F.I. : derajat kehalusan dinyatakan dengan nomor
pengayak.

AYAKAN DALAM FARMASI


Nomor menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54cm
dihitung searah dg. panjang kawat.
- satu nomor : semua serbuk dapat melalui
pengayak dg. nomor tsb. (mis. no. 85).
- dua nomor : semua serbuk dpt. melalui penga-
yak dg. nomor terendah dan tdk. lebih dari
40% melalui pengayak dg. nomor tertinggi
(mis. no. 44/85).
Van Duin --> Farmakope Belanda V :
- Ayakan A
- Ayakan B
MACAM SEDIAAN SERBUK

1. Serbuk terbagi /pulveres /chartulae


- dosis tunggal  dibungkus

2. Serbuk tidak terbagi / pulvis


- dosis ganda  jumlah >  ditakar sendiri
oleh pasien
- obat dalam : - serbuk antasida
- serbuk effervescent
- obat luar : - serbuk tabur
- serbuk gigi
FORMULA UMUM SEDIAAN SERBUK

R/ Bahan obat (Remidium cardinale)


Bahan pembantu .
m.f.l.a. pulv. ………

Bahan Obat :
1. Padat : asetosal, parasetamol, dll.
2. Setengah padat : ekstrak kental, adeps lanae
3. Cair : tingtur, ekstrak cair

Bahan Pembantu  Ditambahkan untuk :


- menambah bobot/volume sediaan
- memperbaiki rasa
Misal : talk, saccharum lactis, glukosa, sakarin
CARA PEMBUATAN SEDIAAN
SERBUK

TAHAPAN pembuatan serbuk terbagi:


A. Memperkecil ukuran partikel :
- penggerusan
- penggilingan
- pulverization by intervention

B. Pencampuran : - cara spatulasi


- cara penggerusan
- pengayakan
- penggulingan
CARA PEMBUATAN SEDIAAN
SERBUK

C. Membagi serbuk :
- penimbangan
- blocking and dividing
- visual
- pengukuran

D. Membungkus
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

Ada 3 cara:
1. Penggerusan /trituration
--> dg. menggerus bhn. dlm. mortir dg.
stamper - penekanan --> pengecilan ukuran
partikel
- pengadukan --> pencampuran agar homogen

* Mortir & stamper bisa terbuat dr. kaca, por-


selin, dan besi.
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

2. Penggilingan / levigation
 dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg.
tdk. mudah menguap & tdk. melarutkan
bahan tsb)
 digiling dlm. mortir ad konsistensi kental
 jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin aa  gerus kuat
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

2. Penggilingan / levigation
--> dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg. tdk.
mudah menguap & tdk. melarutkan bhn. tsb)
--> digiling dlm. mortir ad konsistensi kental
--> jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin aa --> gerus kuat

3. Pulverization by intervention
 proses memperkecil uk. part. dg. pertolong-
an bhn. kedua/pelarut yg. mudah dipisahkan
setelah proses berakhir.
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

 pelarut : pelarut organik yg. mdh. menguap


- alkohol, eter, aseton.
 bahan obat : kamfer, mentol, as. salisilat,
naftol, as. benzoat.
 cara penghalusan :
bhn. obat + pelarut ad tepat larut  + bhn.
padat inert  aduk ad kering & homogen
(b.o. dlm. kead. terlarut --> ia berada dlm uk. koloid -->
bila di+ bhn. pdt. lain --> digerus --> setelah pelarut
menguap --> b.o.
tetap dlm. ukuran halus).
B. Pencampuran Bahan-bahan

B.1. Spatulasi
--> Utk. bhn. jumlah kecil dan halus
--> Cara : dicampur di atas kertas/papan pil dg.
pertolongan sudip/spatel
--> Kerugian :
- Homogenitas kurang terjamin --> tdk. co-
cok utk. : - serbuk jumlah >
- b.o. yg. poten
B.2. Penggerusan
 Bhn. digerus dlm. mortir --> utk. mendptkan:
- ukuran partikel yg. kecil
- campuran yg. homogen
 Cara : mencampur b.o. satu per satu, sedikit
demi sedikit  dimulai dr. b.o. yg. jumlahnya
sedikit.
 Geometric dilution method :
- b.o. (a) + bhn. pengisi (a)  gerus homogen (2a)
- (2a) + bhn. pengisi (2a)  gerus homogen (4a)
dst.
Jika kedua b.o. dlm jumlah besar  alternate
addition by portion.
 Utk. melihat homogenitas :
dpt. ditambah zat warna (< 0,1%)
B.3. Pengayakan
 utk. bhn. yg. ringan & mudah mengalir
 Cara : bhn. ditaruh di ayakan  diayak

B.4. Penggulingan/tumbling
 utk. bahan yg. ringan, tdk. boleh ditekan, &
memp. perbedaan BJ besar
 Cara : serbuk diguling-gulingkan dlm. wadah
tertutup rapat
 pencampuran serbuk dg. tekanan minimum
 tdk. terjadi pengecilan ukuran partikel
C. Membagi Serbuk

Ada 4 cara : C.1. Penimbangan


C.2. Blocking and dividing
C.3. Visual
C.4. Pengukuran

--> umum digunakan : cara visual


Kecuali : Dosis > 80% TM --> harus ditimbang
satu per satu
# Cara Visual :
- Sekali membagi maks. 10-20 bagian
- Mis. 10 bagian --> dibagi 2 sama banyak dg.
timbangan --> masing2 dibagi 5 scr. visual
Membagi serbuk secara visual
D. Membungkus serbuk
 umumnya : dg. kertas perkamen
 bisa juga : kertas berlilin, kertas perak, dll.
 bungkus hrs. mudah dilipat & tidak menghi-
sap air.

WADAH
 tertutup baik
 melind. dr. cahaya, udara (lembab, O 2, CO2)
 mencegah menguapnya bhn. dlm. serbuk
 mudah mengambil sediaan dr. wadahnya
 bisa pakai dos serbuk, pot, botol mulut lebar
Cara membungkus serbuk
CONTOH SOAL:
Diminta membuat 10 bungkus puyer,
dr. Saraswati Paramita,SpA.
masing2 dengan dosis seperti tertulis
SID 99.001/ID/III/99
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya dalam resep (dtd). Jika setiap bungkus
puyer dibuat 300 mg beratnya, maka:
Surabaya, …………
30/04/12

R/ Parasetamol 0,150
10 x 0,150 = 1,500 g
Luminal 0,010
10 x 0,010 = 0,100 g
Glucose q.s.
10 x 0,300 – 1,600 = 1,400 g
m.f.l.a. pulv. dtd No X
S 3 d d pulv I (prn)

Pro : ..………………………… Umur : ……..


Anggita 4 th
Alamat : ……………………………………....
dr. Saraswati Paramita,SpA.
SID 99.001/ID/III/99
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya Cara peracikan:

Surabaya, …………
30/04/12 1. Timbang 100 mg Luminal  gerus ad
halus + karmin qs  aduk ad
R/ Parasetamol 0,150
Luminal 0,010 homogen
Glucose q.s. 2. Timbang glucose 1,4 g  gerus ad
m.f.l.a. pulv. dtd No X halus.
S 3 d d pulv I (prn) 3. (1) + (2) secara geometric dilution 
aduk ad homogen.
4. Timbang parasetamol 1,5 g  gerus
ad halus.
5. (3) + (4)  aduk ad homogen.
6. (5) dibagi 2 aa dengan timbangan 
masing2 dibagi 5 secara visual 
Pro : ..………………………… Umur : …….. dibungkus  masuk wadah, beri
Anggita 4 th
Alamat : …………………………………….... etiket putih dan label NI.
TUGAS..!
Dikumpulkan minggu depan ya…

1. Cari dan catat nama dagang 3 sediaan serbuk


terbagi dan 3 sediaan serbuk tidak terbagi yang
beredar di pasaran. Tuliskan komponen bahan
obat yang terkandung di dalamnya !
2. Tuliskan apa yang dimaksud dengan
higroskopis, delikuesen, efloresen, dan
campuran eutektik. Sertakan pustakanya.
Daftar Buku Acuan

Allen, L.V., 1998. The Art, Science and Technology of Pharmaceutical


Compounding, Washington, D.C.: American Pharmaceutical
Association, pp. 157-165.
Aulton, M.E., 2002. Pharmaceutics the Science of Dosage Form esign 2nd
edition, Edinburgh: Churchill Livingstone, pp. 534-543.
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
King, R.E., 1984. Dispensing of Medication 9th edition, Easton
Pennsylvania: Mack Publishing Company, pp. 100-108.
Thompson, J.E., 2004. A practical guide to contemporary pharmacy
practice 2nd edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai