Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut disebabkan karena perbedaan tinjauan tentang unit sejarah.
Pihak pertama melihat bahwa unit sejarah adalah masyarakat.Masyarakat Muslim telah ada sejak Nabi
Muhammad SAW menyampaikan seruannya. Jumlah mereka sedikit atau banyak tidak menjadi soal. Meskipun
mereka belum berdaulat, tetapi sudah terikat dalam satu organisasi yang memiliki corak tersendiri. Sedangkan
pihak kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah Negara, sehingga sejarah Islam mulai dihitung sejak lahirnya
Negara Madinah. Perbedaan pendapat tersebut tercermin pada pembagian periodisasi sejarah (kebudayaan) Islam
yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan sejarah Islam pada periode pertama atau
biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang menyebutkan sebagai periode praklasik guna mengisi babakan
sejarah Islam yang belum disebutkan secara tegas dalam periode klasik tersebut.
Harun Nasution membagi perjalanan sejarah Islam secara umum ke dalam tiga bagian besar yaitu Periode klasik,
yang dimulai (650-1250 M) yang digambarkan sebagai era umat Islam mencapai prestasi-prestasi (puncak
kejayaan). Periode pertengahan dimulai sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah (1250-1800 M), dengan cirri-ciri
kekuasaan politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan, atau dikenal dengan masa stagnasi pemikiran Islam.
Dan periode modern (1800 sampai sekarang) yang dikenal dengan era kebangkitan Islam.
PEMBAHASAN
01 02
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM
PEMIKIRAN ISLAM
03
sejarah peradaban dan perkembangan
pemikiran islam pada periode klasik
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM
pemikiran Islam ialah kegiatan umat Islam dalam mencari hubungan sebab
akibat atau asal mula dari suatu materi ataupun esensi serta renungan terhadap
sesuatu wujud, baik materinya maupun esensinya, sehingga dapat diungkapkan
hubungan sebab dan akibat dari sesuatu materi atau esensi, asal mula
kejadiannya serta substansi dari wujud atau eksistensi sesuatu yang menjadi
objek pemikiran tersebut. Pemikiran Islam merupakan gagasan atau buah
pikiran pemikir-pemikir Islam atau ulama yang bersumber dari al-Quran dan
al-Sunnah untuk menjawab persoalan-persoalan manusia dan masyarakat yang
timbul
PERADABAN ISLAM
dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan
kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh
kompleksitas dan organisasi sosial serta beragam kegiatan ekonomi dan budaya. Konsep peradaban
juga digunakan sebagai sinonim untuk budaya yang memiliki keunggulan dari kelompok tertentu.
Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa
("Civilization" (2004), Merriam-Webster's Collegiate Dictionary Eleventh Edition, Merriam-Webster,
Inc., 226). Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau
tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah
peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan
dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor
yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem
pemerintahan (politik), sistem ekonomi, dan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)
Sejarah perkembangan peradaban dan perkembangan
pemikiran islam pada periode klasik
01
Pada periode klasik (650-1250 M), Islam mengalami dua fase penting
• Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Pada fase inilah Islam di bawah
kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan pengaruh yang sangat signifikan, ke arah barat
melalui Afrika Utara Islam mencapai Spanyol dan ke arah Timur melalui Persia, Islam sampai ke India
• Fase disintegrasi (1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik umat
Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara Hulagu di tahun 1258 M.
perkembangan Negara Islam pada masa klasik
a. Lahirnya Negara Madinah
Hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah merupakan awal kemajuan Islam, yaitu dengan
diproklamasikannya sebuah Negara dengan nama Madinah alMunawwarah bagi kota Yastrib.
Setibanya di Madinah, Rasulullah SAW disambut dengan penuh suka cita oleh sahabat-sahabat
Anshar dan Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Berbeda dengan periode Mekkah,
pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan
kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad bukan saja berkedudukan
sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai kepala negara
Nabi Muhammad mengadakan perjanjian untuk menjamin kebebasan beragama dan seluruh
anggota masyarakat wajib mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar. Perjanjian ini
dalam pandangan ketatanegaraan sering disebut dengan Konstitusi Madinah. Piagam Madinah
berfungsi untuk mengantisipasi gejala perpecahan dan menyatukan umat agar berdiri sebuah
negara yang kuat. Sejak lahirnya Negara Madinah, Islam semakin kuat, kaum Muslimin sering
memenangkan peperangan.
b. Perluasan Wilayah pada Masa Rasulullah
Pada waktu Nabi Muhammad wafat, wilayah kekuasaan Madinah telah mencakup seluruh jazirah Arabia. Husein Muknis
menyatakan, sejak pertama berdiri hingga wafatnya Nabi, wilayah kekuasan Islam sudah meliputi seluruh jazirah Arabia.
Perkembangan wilayah Negara Islam dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu:
- Fase pertama,yaitu sejak Rajab 1 H sampai Rajab 2 H. Pada fase ini, kekuasaan Nabi menjadi sempurna atas seluruh bagian
kota Madinah dan sekitarnya
-Fase kedua, yaitu mulai dari perang Badar sampai Perang Khandaq berakhir
Madinah menetapkan kekuasaannya atas seluruh tanah Hijaz (kecuali Mekkah dan Thaif).
● Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan
● Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani
Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas
dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat, dan melalui Persia hingga ke
● Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami oleh umat Islam seperti
Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan
arsitektur mengagumkan juga dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana
Alhambra Granada.
Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan
pesat saat itu. Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung
tinggi akses ilmu pengetahuan yang terbuka dari berbagai sumber. Mereka
menghargai para ilmuwan lain meskipun berasal dari kelompok berbeda seperti
Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi
mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik.