Anda di halaman 1dari 29

PERAN DAN PEMANFAATAN TIK

DALAM PENDIDIKAN
Anggota

1. Tiara Puteri 21329150


2. Warani Alegra Sampurna 21029045
3. Weni Musfitayeni 21029046
4. Widya Elsa Agustin 21029047
5. Yani Rostavia 21029048
6. Yona Safitri 20052085
Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengiumpulan
(akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi.

Pengertian TIK yang merupakan gabungan dari dua konsep yaitu Information Technology, dan
Communication Technology, di rumuskan oleh (Moore, 2003: 7), yaitu:

Teknologi Informasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan item peralatan (perangkat
keras) dan program komputer (perangkat lunak) yang memungkinkan kita untuk mengakses,
menyimpan, mengatur, memanipulasi dan menyajikan informasi dengan cara elektronik.

Teknologi komusikasi adalah istilah yang menggambarkan peralatan telekomunikasi yang melaluinya
informasi dapat dicari dan diakses.
Peran TIK dalam Pembelajaran

 Sebagai media presentasi pembelajaran, misal berbentuk slide power point dan
animasi dengan program flash.

 Sebagai media pembelajaran mandiri atau E-learning, missal peserta didik diberikan
tugas untuk membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan tugas untuk
membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan jawaban tugas, bahkan
mencoba dan melakukan materi pembelajaran. Melaluis E-Learning, belajar tidak lagi
dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Hal ini mendorong peserta didik untuk melakukan analisis dan sintesis pengetahuan,
menggali dan mengolah sendiri.
6 peranan TIK dalam bidang pendidikan

1. TIK sebagai skil dan kompetensi, penggunaan TIK harus proporsional.


2. TIK sebagai infratruktur pembelajaran
a. Tersedianya bahan ajar dalam format digital
b. The network is teh school
c. Belajar dimana saja dan kapan saja
3. TIK sebagai sumber bahan belajar, hal ini disebabkan
a. Ilmu berkembang dengan cepat
b. Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
c. Buku dan baha ajar siperbaharui secara kontinyu
d. Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
e. Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang lama
4. TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
a. Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
b. Memberikan ilustrasi berbagai fenomena untuk mempercepat penyerapan bahan ajar
c. Pelajar melakukan ekplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas dan mandiri
d. Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahasiswa dan guru
e. Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses pemberian fasilitas
5. TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
a. Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tipa harinya
b. Transaksi dan interasi interaktif memerlukan pengelolaan back office yang kuat
c. Kualitas layanan pada penegak administrasi ditingkatkan secara bertahap
d. Orang merupakan sumber daya yang bernilai
6. TIK sebagai sistem pendukung keputusan
a. Tiap indiviud memiliki karakter dan bakat masing masing dalam pembelejaran
b. Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
c. Profil institusi pendidikan diketahui oleh pemerintah
Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak dewasa ini.
Maraknya arus informasi dan ragamnya sumber informasi menjadikan guru tidak menjadi
satu-satunya sumber belajar. Akan tetapi dalam satuan pendidikan sekolah guru memiliki
peranan yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah hendaknya dimulai dari
titik pangkal yang strategis pula yaitu guru (Miarso, 2004: 494). Para guru harus diyakinkan
bahwa TIK memiliki kegunaan dalam memfasilitasi proses belajar siswa dan bahwa TIK tidak
akan menggantikan kedudukannya sebagai guru, melainkan membantunya untuk, paling
tidak menyimpan dan menyajikan konsep, prinsip, prosedur yang ingin diajarkannya.
Manfaat TIK bagi dunia pendidikan

1. Berbagai hasil penelitian menunjukkan dengan adanya TIK penelitian yang dilakukan
seseorang dapat dimanfaatkan dan diketahuii orang lain, ini juga akan mencegah terjadinya
penelitian yang serupa

2. Konsultasi dengan pakar. Internet juga banyak dimanfatkan untuk berkonsultasi dengan pakar
yang berada di tempat ini.
3. Perpustakaan online. Perpustakaan online adalah perpustakaan dalam bentuk digital yang
ditempatka di internet. Pelajar atau mahasiswa dapat mengakses sumber-sumber dengan cara
mudah tanpa dibatasi jarak dan waktu
4. Diskusi online. Diskus online adalah diskusi yang dilakukan di internet
5. Kelas online. Kelas online digunakan bagi lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh.
Dampak positif teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan

1. Informasi yang dibutuhkan untuk menjadi lebih cepat dan lebih mudah dalam mengakses
tujuan pendidikan
2. Inovasi dalam pemblajaran tumbuh di hadapan e-learning inovasi yang lebih memudahkan
proses pendidikan
3. Sistem administrasi pada lembaga pendidikan akan lebih mudah dan lancar karena
penerapan sistem TIK
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi
5. Berbagi hasil penelitian, penelitian yang dipublikasikan dalam internet akan mudah
digunakan oleh orang lain di seluruh penjuru dunia dengan cepat
Dampak negatif teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan

1. Kemajuan TI akan semakin mempermudah pelanggran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena
akses mudah ke data yang menyebabkan orang plagiatis akan melakukan kecurangan.
2. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan
berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (jangka pendek perhatian).
3. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak pidana.
4. Tidak membuat TI sebagai media atau sarana hanya dalam belajar, misalnya, kita tidak hanya
men-download, tapi masih membeli buku cetak, tidak hanya mengunjungi perpustakaan
digital tetapi juga masih mengunjungi perpustakaan.
5. Perlu untuk tujuan yang jelas. TI dipandang kurang efektif (atau tidak efektif) saat tujuan
penggunaanya tidak jelas.
 PEMBELAJARAN BERBASIS
BLENDED LEARNING
Blended Learning
Secara etimologi istikah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan
learning. Kata blend berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar
bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau
perpafuan (Oxford English Dictionary) (Heinze and Procter, 2006, dalam buku
pembelajaran berbaisi Teknologi Informasi dan Komunikasi). Sedangkan learning
memiliki makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau
penggabungan antara satu pola dengan pola lainnya. Apa yang digabungkan? Elena
Mosa (2006) menyampaikan bahwa yang digabungkan adalah dua unsur utama, yakni
pembelajaran di kelas (classroom lesson) dengan online learning.
Blended learning dapat diartikan sebagai suatu pembelaaran yang
menggabungkan atau mengombinasikan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan
media TIK, seperti komputer (online maupun offline), multimedia, kelas virtual, internet
dan sebagainya.
Karakteristik Blended Learning
Adapun karakteristik dari blended learning, yaitu:
a) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, modeel pembelajaran, gaya
pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
b) Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar
mandiri via online.
c) Pembelajaran yang didukung oleh k!mbinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan
gaya pembelajaran.
d) Guru dan Orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting,
guru sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun
sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya pembelajaran, awalnya
karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan pelajar, setelah ditemukan mesin cetak
maka guru memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media audio visual, sumber
belajar dalam pembelajaran mengombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun
blended learning muncul setelah berkembangnya teknologi inforrmasi sehingga sumber dapat diakses
oleh pembelajaran secara offline maupun online. Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning
dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak,
teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning).
Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu: (1) Tatap Muka, (2) Belajar Mandiri,
(3) Aplikasi, (4) Tutorial, (5) Kerjasama, dan (6) evaluasi.
Model Blended Learning
Dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu:
1. Face-to-face Driver. Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau
laboratorium, melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan diluar kelas dengan mengintegrasikan
teknologi web secara online.
2. Rotation. Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka didalam kelas dengan
pengawasan guru atau pendidik.
3. Flex. Memanfaatkan media internet dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Dalam hal
ini siswa dapat membentuk kelompok diskusi.
4. Online Lab. Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium komputer dengan semua
materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, dimana para peserta berinteraksi dengan guru
secara online. Dalam hal ini guru dibantu Oleh pengawas agar disiplin dalam belajar tetap terjaga.
5. Self Blend. Dalam hal ini siswa mengikuti kursus online, hal ini sebaga ipelengkap kelas tradisional
yang dilakukan tidak harus di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar kelas.
6. Online Driver. Merupakan pembelajaran secara online, dimana dalam hal ini seorang guru bisa
mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga dapat mendownload/ mengunduhnya dari
jarak jauh agar siswa bisa belajar mandiri di luar kelas dan dilanjutkan dengan tatap muka
berdasarkan waktu yang telah disepakati.
Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
Adapun kelebihan blended learning adalah:
a) Hemat waktu
b) Hemat biaya
c) Pembelajaran lebih efektif dan efisien
d) Peserta mudah dalam mengakses materi pembelajaran
e) Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri
f) Memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online
g) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan guru atau peserta didik lain di luar jam
tatap muka
h) Pengajar tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga untukmengajar, menambahkan materi
 pengayaan melalui fasilitas internet
i) Memperluas jangkauan pembelajaran/ pelatihan
j) Hasil yang optimal serta meningkatkan daya tarik pembelajaran, dan lain sebaginya.
Adapun kekurangan dari blended Learning:
a. Sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung
b. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta
c. Akses internet yang tidak merata di setiap tempat, dan lain sebagainya
Penerapan Blended Learning
Blended e-Learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidika terbuka dan
jarak jauh. Kalau dahulu hanya Uniersitas Terbuka yang diizinkan menyelengarakan pendidikan
jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan No.107/U/2021(2 Juli
2021)  tentang ‘penyelenggaraan program pendidikan tingi jarak jauh’, maka perguruan tinggi
tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh
mengunakan blended e-learning, juga telah diizinkan penyelenggaraannya.
Penerapan Blended Learning dalam pendidikan dasar dan menengah tidak begitu dibutuhkan
jika penerapannya disamakan dengan penerapan Blended Learning di Perguruan Tinggi. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan pendekatanan dan metode pendidikan terutama di perguruan
tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh. Pada pelaksanaan pendidikan dasar dan
menengah, harus menerapkan tatap muka dalam pembelajarannya, akan tetapi bukan berarti
dalam pendidikan dasar dan menengah tidak dapat menerapkan Blended Learning. Pada pendidikan
dasar dan menengah juga dapat menerapkan Blended Learning, hanya saja secara teknis
pelaksanaan pembelajaran tidak dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran di perguruan
tinggi yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Pr!ses pembelajaran Blended Learning ini dibutuhkan pada saat penyampaian atau pemberian
materi pelajaran, pemberian tugas hingga penugasan-penugasan kepada peserta didik yang
dilaksanakan di luar jam sekolah.
Blended Learning dibutuhkan pada saat:
• Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun
menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi internet.
• Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-
stop antara pendidik dan siswa.
• Siswa dan pendidik dapat diposisikan sebagai pihak yang
belajar.
• Membantu proses percepatan pendidikan yang salah satunya
dengan menerapkan Flip classroom yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
Pemanfaatan E-Learning Dalam
Pembelajaran
Pemanfaatan E-Learning Dalam pembelanjaran
Perkembangan teknologi komunikasi menjadi begitu pesat, termasuk di
dalamnya perkembangan dan penggunaan internet. Keberadaan
internet telah benar-benar mendunia dan telah membuat seakan-akan
dunia tanpa batas. Komunikasi dan infor- masi akan segara tersebar
dengan begitu cepat tanpa mengenal perbeda- an wilayah dan waktu.
Internet telah menjadi sebuah kebutuhan pokok dalam memenuhi rasa
ingin tahu terhadap perkembangan informasi.

perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi


informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapi- nya dengan
saksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan para- digma
pendidikan dapat segera terwu- jud. Kecenderungan yang telah
dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning.
Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat pada
perubahan budaya belajar dalam konteks pembelajaran- nya. Setidaknya ada empat
komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-
learning di sekolah.
1. siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai
agar siswa mampu mengarah- kan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam
pembelajaran.
2, guru mampu mengembangkan penge- tahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam
pembelajaran, memahami bela- jar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
3. tersedia- nya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif
serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.
Pembelajaran elektronik atau e-Learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller
and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan
tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled
learning, virtual learning, atau web-based learning.
E-learning (electronik learning), proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan
prinsip- prinsip dalm proses pembelajaran dengan teknologi. Menurut Michael Purwadi
(2003) dalam Sanaky (2009:203) perangkat eletronik yang dimaksud dalam hal ini adalah
perangkat elektronik yang ada kaitan- nya dengan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dan multimedia berupa CD/ROOM, video Tape, TV dan Radio. E-learning adalah
Tujuan dan Manfaat E-Lerarning

Tujuan penggunaa e-learning sebagai sistem pembelajaran adalah:


1. Meningkatkan klualitas belajar pembelajar.
2. Mengubah budaya mengajar pengajar.
3. Mengubah belajar pembelajar yang pasif kepada budaya belajar yang
aktif, sehingga 4. terbentuk indepen- dent learning.
5. Memperluas basis dan kesempatan belajar oleh masyarakat.
Mengembangkan dan memperluas produk dan layanan baru. (Sanaky,
2009: 204-205).
Manfaat dan dampak yang diperoleh dalam pembelajaran melalui e-learning adalah:
1. Perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran pebelajar dan
pengajar.
2. Perubahan pertemuan pembela- jaran yang tidak terfokus pada pertemua (tatap
muka) di kelas dan pertemuan tidak dibatasi olehruang dan waktu melalui fasilitas
e-learning.
3. Tersedianya materi pembelajaran di media elektronik melalui website e-learning
yang mudah diakses dan dikembangkan oleh pembelajar dan mungkin juga
masyarakat.
4. Penganyaan materi pembelajaran sesuai dengan kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.
5. Menciptakan competitive positio- ning dan meningkatkan brand image.
6. Meningkatkan kulaitas pembelajar- an dan kepauasan pembelajar serta kulaitas
pelayanan.
7. Mengurangi biaya oprasi dan meningkatkan pendapatan. Interaktivitas
pembelajar mening- kat, karena tidak ada batasan waktu untuk belajar.
Pebelajar menjadi lebih bertang- gung jawab atas kesuksesannya (leaner oriented).
Fungsi E-Learning
1. Suplemen (Tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai sup-
plemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai
kebeba- san memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelaja- ran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban/ keharusan bagi peserta didik untuk mengakses
materi pembe-lajaran elektronik. Sekalipun sifatnya
opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengeta- huan atau wawasan.
2. Komplemen (Pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai
komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diteri- ma siswa di dalam kelas (Lewis,
2002). Sebagai komplemen ber- arti materi pembelajaran
elektro- nik diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengaya- an) atau remedial bagi peserta
didik di dalam mengikuti kegi- atan pembelajaran
konvensional.
3. Substitusi (Pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju
memberikan beberapa alternatif model kegiatan
pembelajaran/perku- liahan kepada para
mahasiswa- nya. Tujuannya agar para maha- siswa
dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
perkuliahan- nya sesuai dengan waktu dan aktivitas
lain sehari-hari mahasis- wa. Ada 3 alternatif model
kegi- atan pembelajaran yang dapat dipilih peserta
didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan
sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3)
sepenuhnya melalui internet.
 Kelebihan dan Kekurangan E- Leraning
Kelebihan e-leraning dari beberapa pandangan (Elangoan, 1999; Soekarwati, 2002;
Mulvihil, 1997 dan Utarini, 1997), yang dihimpun dalam Rusman (2008: 137) antara
lain:
1. Tersedianya fasilitas e- moderating di mana dosen dan mahasiswa dapat
berkomunikasi secara mudah mellaui fasilitas internet secara reguler dan kapan saja
kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan
waktu,
2. Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan tgerjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai seberapa jauh bahan ajar yang dipelajar.
3. Mahasiswa dapat belajar atau me-review bahan perkuliahansetiap saat dan dimana
saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpanj dalam komputer.
4. Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkai- tan dengan bahan
yang dpelajari- nya, ia dapat melakukan akses internet secara lebih mudah.
5. Baik dosen maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehinga menambah ilmu
pemngetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran mahasiswa dari biasanya pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efesien, misalnya bagi mereka yang tidak jauh dari pergutruan tinggi
atau sekolah konvensional.
Sedangkan kekurangan e- learning menurut (Bullen, 2001; dan
Beam, 1997) adalah:
1. Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau
bahakan antar siswa itu sendiri. Kurang- nya interaksi ini
bisa memper- lambat terbentuknya values dalam proses
pembelajaran.
2. Kecendrungan mengabaikan aspek akademik atau aspek
sosial dan sebaliknya mendorong ada- nya aspek
bisnis/komersial.
3. Proses pembelajaran cendrung ke arah pekatihan
daripada pendidi- kan.
4. Berubahnya peran dosen dari yang tadinya menguasai
teknik konvensional, kini dituntut juga mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT.
5. Mahasiswa yang tidak mempu- nyai motivasi belajar yang
tinggi cendrung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya porsenil dalam hal penguasaan bahasa
pemrograman komputer.
Pemanfaatn E-Learning Berbentuk Blog dalam
Pembelajaran
Penerapan e-learning melalui jaringan internet menempatkan materi pada situs
pembelajaran tertentu. Berbagai fasilitas situs pembelajaran pada internet dapat
diakses oleh peserta didik secara mandiri untuk keperluan pembelajaran karena di
dalamnya memuat tujuan pembela- jaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
sumber daya web (melalui searching), perpustakan digital, pengajar, peserta didik, atau
inforamsi lainnya seperti tentang jadwal pelajaran atau ujian, peta konsep
pemlebajaran dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
Dalam membuat website e- learning, ada bebarap prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Merumuskan tujuan pembela- jaran.


2. Mengenalkan materi pelajaran.
3. Memberikan bantuan dan kemu- dahan bagi peserta didik untuk mempelajari
materi pembela- jaran.
4. Memberikan bantuan dan kemu- dahan bagi peserta didik untuk mengerajakan
tugas-tugas dengan perintah dan arahan yang jelas. Pengajar selalu memberikan
pengawasan dan bimbingan terhadap pekerjaan peserta didik tersebut.
5. Materi pembelajaran disampai- kan sesuai standar yang berlaku secara umum,
dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
6. Materi pembelajaran disampai- kan dengan sistematis
dan mam-pu memberikan motivasi belajar, serta pada
bagian akhir setiap materi pembelajara dibuat rang-
kumannya.
7. Materi pembelajaran disampai- kan sesuai dengan
kenyataan, sehingga mudah dipahami, dise- rap dan
dipraktekan langsung oleh peserta didik. Apalagi jika
peserta didik sendiri yang meru- muskan materi
pembelajaran dan cara penyampaiannya.
8. Metode penjelasan yang efektif, jelas dan mudah
dipahami oleh peserta didik denmgan disertai ilustrasi,
contoh, demonstrasi, video dan sebagainya.
9. Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran di atas perlu dilakaukan evaluasi dengan
meminta umpan balik (feedback) dari peserta didik.
(Munir, 2008: 173).
Kesimpulan

- Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum
adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan,
penyebaran dan penyajian informasi.
- Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak dewasa ini. Maraknya arus informasi dan
ragamnya sumber informasi menjadikan gur tidak menjadi satu-satunya sumber belajar. Akan tetapi dalam satuan
pendidikan sekolah guru memiliki perana yang strategis.
- Model blended learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran
conventional berupa tatap buka dan e-learning yang berbasis internet.
- Penerapan blended learning yang mana metode itu tidak begitu dibutuhkan dalam oendidikan dasar dan menengah
jika penerapannya disamakan dengan penerapan blended learning di Perguruan Tinggi.
- E-learning memungkinksn pembelajaran untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri di kelas.
Pembelajaran bisa berada di mana saja. Interaksi bisa dijalankan secara online dan real time ataupun secara offline
atau archived.
- Pembelajaran belajar dari komputer di kantor ataaupun dirumah dengan memeanfaatkan koneksi jaringan lokal
atapun jaringan internet dan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia
materi di kampus/universitas atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajaran bisa mengatur sendiri waktu
belajar dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai