Anda di halaman 1dari 21

The effect of seaweed enriched bread on carbohydrate

digestion and the release of glucose from food


Matthew D. Wilcox, Paul Cherry, Peter I. Chater, xXing Yang, Moaz Zulali
Edward J. Okello, Chris J. Seal, Jeffrey P. Pearson

Aflah Athallah Majid


485744
Introduction

Kontrol
Polifenol Kesehatan
Glisemik

Invivo Invitro
Introduction

Ascophyllum nodosum Fucus vesiculosus


Introduction

In vitro In vivo

postprandial glucose test


Model gut system
Introduction

Hipotesis
• Penambahan Ascophyllum nodosum dan Fucus vesiculosus pada roti tawar
standar akan menurunkan kadar glukosa darah post prandial dibandingkan
dengan roti kontrol.
Materials

• Tepung
• Pepsin • Garam
Reagen • lipase Roti
• Gula
• empedu babi • Minyak dan ragi

Rumput Laut • A. nodosum


• F. vesiculosus
Test food
Sample preparation

1 2

Bahan Kering Dimixer 3


10 menit

Dimixer
5 menit

10
5 4

9
Diinkubasi suhu 25 C
6

2 jam

7 8

Diinkubasi suhu 25 C Dioven 200 C 30 menit.


1 jam
Sample preparation

• Roti kehilangan berat rata-


rata. 11,6% (sebagai air)
• total kadar air dalam roti
yang dimasak adalah
24,4%.
Sample preparation
Artificial gastric juice.
• 49.6 mM sodium chloride
• 9.4 mM potassium chloride
• 2 mM potassium di-hydrogen phosphate
• 5 mM urea
• 500 mg/L pepsin and 400 U/L gastric like lipase.

Artificial saliva.
• 62 mM so- dium di-hydrogen phosphate
Model Gut Solution • 6 mM di-potassium hydrogen phosphate
• 15 mM sodium chloride, 6.4 mM potassium chloride
• 3 mM calcium chloride
• α-amylase from hog pancreas (150 U/L).
Artificial pancreatic juice
• 110 mM sodium bicarbonate
• 2.5 mM di-potassium hydrogen phosphate
• 54.9 mM sodium chloride, 1 mM calcium chlo- ride
• 1.67 mM urea and pancreatin (8x USP) 70 g/L.
Methods

Kriteria Relawan
• tidak menyusui,
Efek pada glukosa darah • tidak hamil berusia 18 tahun atau lebih, tidak menggunakan obat resep
post prandial dengan • tidak diabetes atau pra-diabetes (median 22 tahun, kisaran 19-29, 3 perempuan
protokol roti yang
diperkaya
rumput laut

• Roti putih standar (kontrol)


• roti putih standar mengandung 0,5% kering A. nodosum
Uji Kadar glukosa 100 g • roti putih standar mengandung 2% kering A. nodosum
sampel
darah • roti putih standar mengandung 0,5% kering F. vesiculosus
• roti putih standar mengandung 2% kering F. vesiculosus

10 laki-laki dan wanita


Methods

Peristatic pump Water Bath 1


Analisis pencernaan • Artificial saliva
karbohidrat dalam • Artificial gastric juice
sistem usus model • Artificial pancreatic juice
Water bath 2
• control bread, 0.5% A. nodosum enriched bread
• 2% A. nodosum enriched bread,
• 0.5% F. vesiculosus enriched bread,
Water Bath 1 Water Bath 2 • 2% F. vesiculosus enriched bread,
• 25 mg A. nodosum + control bread,
• 100 mg A. nodosum + control bread,
• 25 mg F. vesiculosus + control bread,
• 100 mg F. vesiculosus + control bread.
Methods

Water bath 2

0 – 30 detik saliva sintetis Sampel


Efek pada glukosa darah
postprandial oleh roti Water bath 1 Peristatic pump
Yang diperkaya 50 ml cairan lambung sintetis
rumput laut 30s – 60 menit 50 ml cairan lambung sintetis Sampel

25ml empedu babi dan cairan pankreas


60 – 180 menit 25ml empedu babi dan cairan pankreas Sampel
Statistical analysis section

Membandingkan tingkat Area tambahan di bawah kurva


glukosa darah rata-rata respons glukosa (AUC)

Prism 6 (GraphPad, La Jolla, CA,


ANOVA dua arah
USA).
Result

Efek pada glukosa darah


postprandial oleh roti
yang diperkaya
rumput laut
Result

• Roti kontrol melepaskan 31,3


mg/jam glukosa selama fase usus
Analisis pencernaan
Karbohidrat dengan MGS kecil MGS hingga maksimum 62,7
(Model Gut System) mg/jam
• Penurunan yang signifikan dalam
pelepasan glukosa terjadi pada titik
waktu 90, 120, 150 dan 180 menit
Result

• Penurunan glukosa (tetapi tidak signifikan)


dengan jumlah setara 0,5% A. nodosum
ditambahkan dibandingkan dengan roti yang
diperkaya A. nodosum
• Penambahan 2% A. nodosum mengalami
penurunan yang signifikan
Discussion

Studi ini tidak menunjukan berbedaan yang signifikansi


karena jumlah ukuran sampel yang kecil (n=10) dan
variabilitas pengukuran
sedikit perbedaan dalam respons glukosa darah post prandial,
yang berpotensi menunjukkan bahwa selama proses
pemanggangan roti, bioaktif yang bertanggung jawab untuk
menghambat pencernaan karbohidrat berkurang. 
Discussion

Efektivitas polifenol dalam proses pemanggangan


• Ekstrak polifenol rumput laut coklat sangat efektif
terhadap aktivitas enzim pencerna karbohidrat
• suhu pengeringan rumput laut dapat
mempengaruhi kandungan polifenol total.
• Sehingga proses pemanggangan roti dapat
mengurangi kandungan polifenol ke tingkat yang
menjadi tidak efektif untuk menghambat
pencernaan karbohidrat.
Discussion

Interaksi Polifenol saat proses inkubasi


• proses pembuatan roti dengan waktu inkubasi
(proofing) yang relatif lama (3 jam), dapat terjadi
pelepasan polifenol yang larut dalam air dan berikatan
dengan jaringan protein yang sedang berkembang.
• polifenol yang terikat pada jaringan protein tidak
akan dapat berinteraksi dengan enzim pencerna
karbohidrat
Conclusion

• F.vesiculosus atau A.nodosum dapat mengurangi pencernaan


karbohidrat. Akan tetapi efek pemanggangan roti dapat
mengurangi efektifitasnya

• Rumput laut yang ditambahkan dengan roti kontrol secara


invitro secara signifikan dapat mengurangi tingkat pencernaan
karbohidrat dibanding kontrol
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai