Anda di halaman 1dari 21

ASPEK LEGAL PENATA

ANESTESI

By Ns. Roro Lintang Suryani, S.kep., M.Kep


Wilis Sukmaningtyas, SST., S.Kep, Ns., M.Kes

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA


TERAPAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
Pendahuluan

 Aspek legal etik adalah aspek aturan dalam memberikan asuhan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang.
 Makin meningkatkanya kebutuhan anestesiologi dan terapi intensif yang mencakup
pelayanan keperawatan anestesi dan perioperatif di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan
di seluruh wilayah Indonesia tentunya juga membutuhkan ketersediaan tenaga penata
anestesi yang profesional dan kompeten di bidang keperawatan anestesi.
 Semakin berkembangnya IPTEKs di semua sendi kehidupan, juga berdampak pada
tuntutan-tuntutan kehidupan yang semakin tinggi. Hal ini didukung dengan semakin
kritisnya masyarakat dalam menanggapi berbagai hal terutama di bidang kesehatan.
 Oleh karena itu , seorang penata anestesi memerlukan adanya suatu perlindungan hukum
yang akan menjamin keberlangsungan tindakan atau asuhan yang diberikan sehingga
tidak sembarangan pihak dapat menuntut atau menggugat tanpa adanya hukum atau
peraturan yang jelas
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang aspek legal penata anestesi

Tujuan Khusus
1.Mahasiswa mampu mengetahui tentang dasar hukum penyelenggaraan penata anestesi
2.Mahasiswa mampu mengetahui tentang sertifikasi, registrasi, dan lisensi penata
anestesi
3.Mahasiswa mampu mengetahui tentang penyelenggaraan kewenangan penata anestesi
4.Mahasiswa mampu mengetahui tentang hak dan kewajiban penata anestesi
Dasar Hukum Penyelenggaraan
Pekerjaan Penata Anestesi
Definisi PENATA
ANESTESI

Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan


bidang keperawatan anestesi atau Penata Anestesi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Permenkes
No.18 Tahun 2016)

Tenaga keperawatan yang telah menyelesaikan pendidikan dan


ilmu keperawatan anestesi.
(PMK No 519 tahun 2011)
SERTIFIKASI, REGISTRASI
DAN LISENSI

INSTITUSI
PENDIDIKAN

SERTIFIKASI KTKI
KAB/KOTA
Lulus Pendidikan
REGISTRASI
Uji IZIN
Kompetensi

Sertifikat STRPA SIPPA


Kompetensi
PERSYARATAN SIPPA
* Dalam hal SIPPA dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, persyaratan rekomendasi pada huruf f
tidak diperlukan

a. Fotokopi ijazah yang dilegalisasi;


b. Fotokopi STRPA;
c. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
d. Surat pernyataan memiliki tempat praktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
e. Pas foto terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang
merah;
f. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang
ditunjuk; dan
g. Rekomendasi dari Organisasi Profesi
Penata Anestesi Warga Negara
Asing

 Penata Anestesi WNA yang akan bekerja di Indonesia harus memiliki


SIPPA;
 SIPPA diperoleh setelah memenuhi persyaratan untuk memperoleh
SIPPA juga harus:
a. Membuat surat pernyataan mematuhi etika profesi dan peraturan
perundang-undangan;
b. Mengikuti evaluasi kompetensi;
c. Memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lainnya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.
Penata Anestesi Warga Negara Indonesia
Lulusan Luar Negeri

 Penata Anestesi WNA yang akan bekerja di


Indonesia harus memiliki SIPPA;
 SIPPA diperoleh setelah memenuhi persyaratan
untuk memperoleh SIPPA juga harus mengikuti
evaluasi kompetensi.

* Evaluasi kompetensi dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan


PENYELENGGARAAN KEWENANGAN

Setiap tenaga kesehatan


dalam menjalankan
praktik berkewajiban
untuk mematuhi Standar
Profesi, Standar
Pelayanan Profesi, dan
Standar Prosedur
Operasional
Kapan pelimpahan wewenang
berhenti..??
Dalam Keadaan Darurat!!!!!
Pencatatan
Hak
PMK No.18 tahun 2016 Pasal 19

Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Penata Anestesi mempunyai


hak:
a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
keprofesiannya sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan
standar operasional prosedur;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan/atau
keluarga;
c. melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi;
d. menerima imbalan jasa profesi; dan
e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kewajiban

(1) Menghormati hak pasien


(2) Menyimpan rahasian pasien
(3) Memberi informasi tentang masalah kesehatan dan
pelayanan yang dibutuhkan
(4) Meminta persetujuan tindakan
(5) Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan
standar operasional prosedur
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Tindakan Administratif
SANKSI TERHADAP FASILITAS YG MEMPEKERJAKAN
PENATA ANESTESI TANPA SIPPA
PENUTUP
Referensi

Aspek Legal PENATA ANESTESI Dalam Peningkatan Profesionalisme Menuju Keselamatan


Pasien Oleh BARLIAN, SH.M.Kes, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kesehatan. 2017

Anda mungkin juga menyukai