Anda di halaman 1dari 19

Modul 10

Potret Pembelajaran
di Sekolah Dasar

Disusun oleh kelompok 6:

NURINDAH WAHYU WISUDANINGTYAS 858693516


LINDAH MAKRUFAH 858693469
ANANDA CHOIRUNNISA 858693745
DIANA NURUL HIDAYAH 858697857
Mari kita lihat gambar berikut ini

Coba kita bandingkan dengan keadaan sekolah tempat kita mengajar. Apakah
sekolah kita lebih baik? Jika lebih baik, kita supaya bersyukur.

Kondisi sekolah yg kurang layak hanyalah satu dari sekian banyak permasalahan
pendidikan yang ada di negara kita.
Sebagian permasalahan
tersebut dibahas dalam
modul ini yakni tentang:
Sarana-Prasarana dan Keterjangkauan wilayah
Metode pembelajaran
Ketidakmerataan jumlah guru
Contoh Kasus 1

Keadaan bersahaja dirasakan ratusan siswa SD 03 Lubuk Malintang, Kecamatan Padang


Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, yang masih bersekolah di tenda
darurat. Akibat gempa bumi, awal Maret lalu, banyak bagian gedung sekolah yang rusak.
Renovasi gedung SD 03 belum tuntas. Sebagian siswa serta guru juga masih takut untuk
beraktivitas di dalam kelas sehingga kegiatan mereka lakukan di dalam tenda, meski itu
membuat sejumlah guru dan siswa mengeluh sakit. Siti Aisyah, siswa kelas lima,
mengatakan bahwa jika hujan, halaman sekolah banjir. Siswa perlu mengangkat kaki saat
belajar. Air juga menetes sehingga siswa-siswa dikumpulkan di tengah tenda.

Sumber: Kompas, Selasa, 14 Agustus 2007


Contoh Kasus 2

Persoalan berbeda terjadi di kota Timika. Kepala SD Inpres Koprapoka I, Marcel


Orowipuku, mengeluhkan keterbatasan sekolah yang membuat jumlah murid
dalam satu rombongan belajar 60-70 orang. Akibatnya, satu bangku belajar
digunakan tiga murid sekaligus. Di SD itu beberapa kelas yang kelebihan murid
juga harus menata sebagian bangku belajar, membelakangi dinding kiri-kanan
kelas, sehingga bangku tidak menghadap ke arah papan tulis.

Sumber://pendidikanpapua.blogspot.com/2007/08/lulusan-sd pedalaman-buta-
huruf.html (diakses 14 November 2007)
Contoh Kasus 3

Tinggal di Pulau Siolong, Imam (guru SD Negeri 004 Mantang, Riau) harus naik perahu selama 30
menit menuju Pulau Sirai; 1 jam menuju Pulau Telang Kecil; dan 1,5 jam menuju Pulau Telang Besar. Di
tiga pulau ini, jangankan sinyal internet, sinyal telepon pun bapuk. Warga harus pergi ke pelabuhan jika
ingin menikmati sinyal “agak lumayan," kata Imam.

 “Hanya sekolah di Pulau Siolong yang punya sinyal memadai. Itu pun hanya provider IM3," ceritanya
kepada saya via telepon pada awal September lalu. Akhirnya, ia terpaksa menggelar proses belajar tatap
muka terbatas di tiga pulau tersebut—yang sebenarnya agak mengkhawatirkan mengingat Kabupaten
Bintan pernah menjadi zona merah Covid-19.

  Banyak siswa berasal dari keluarga miskin, yang membuat mereka tak punya ponsel, cerita Imam.
Kabupaten Bintan, menurut Badan Pusat Statistik tahun 2019, memiliki 10 ribu penduduk miskin atau 6
persen dari total penduduk. Di Pulau Siolong, ada juga SMP Negeri 25 Satu Atap Selat Limau.
Kebanyakan siswanya dari keluarga mampu, yang kebanyakan tinggal di Pulau Siolong dan Pulau Sirai.
 
“Enggak semua anak di Pulau Telang Kecil dan Telang Besar bisa sekolah di SMP itu," kata Imam.
Artinya, ancaman putus sekolah besar sekali.

Sumber: Tirto.id
Metode Pembelajaran

Dalam melakukan pembelajaran di SD siswa memerlukan penggambaran


yang konkret dan mudah diingat. Guru harus memilih metode yang tepat
yakni metode yang mampu memberikan suasana kondusif dengan
mengutamakan keterserapan materi yang disampaikan. Berkaitan dengan
metode pembelajaran di sekolah dasar, kualitas pembelajaran yang
dilakukan ternyata belum mampu menjawab cepatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Motivasi dan semangat untuk
berkembang sebagian guru SD di tanah air juga kurang.
Mata pelajaran Sains dan Matematika di kalangan siswa daya
serapnya masih rendah dan belum optimal. Bahkan kedua mata
pelajaran tersebut telah menjadi momok bagi siswa. Mengapa
demikian? Hal ini dikarenakan masih banyak guru yang kurang
kompeten dalam bidanganya.

Menurut Isjoni (2007), ada banyak alasan mengapa banyak guru


yang belum berkompeten.
1. Waktu belajar atau kuliah belum menguasai materi
2. Beberapa guru mengajarkan yang bukan bidangnya
C. Ketidakmerataan Jumlah Guru

Salah satu persoalan guru di tanah air, selain kesejahteraan, adalah


ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan antara guru yang
mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di kota
sangat jauh. Jadi, dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah
memadai, tetapi tidak demikian dengan sisi pemerataan dan
kualitasnya. Salah satu contohnya yaitu seorang guru di Kampung
Poepe, Desa Welputi, Kabupaten Merauke, Papua yang bernama
Federick. Pak Federick adalah guru yang bertahan mengajar di
pelosok negeri dengan berbagai rintangan untuk dapat sampai
kesekolah tempat ia mengajar.
KB 2.
PEMBAHARUAN
PEMBELAJARAN
YANG DITERAPKAN
DI SEKOLAH DASAR
A. PEMBELAJARAN
Pembelajaran KONTEKSTUAL
kontekstual adalah adalah salah satu strategi
pembelajaran yang berhubungan dengan:
 Fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa,
lingkungan hidup, harapan dan cita yang tumbuh
 Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid
 Kelas sebagai fenomena sosial
 Pembelajaran kontekstual ini merupakan fenomena yang terjadi
secara alamiah , tumbuh dan terus berkembang serta beragam
karena berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat.
Pembelajaran Kontekstual melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran efektif, yakni kontruktivisme (contriktivism),
bertanya (quuestioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), permodelan (modeling), dn penilaian
sebenarnya (auntheintic assesment)

Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, tranfer


ilmu pengetahuan, mengumpulkan da menganalisis data,
memecahkan masalah baik individu maupun kelompok.
Dalam pembelajaran kontekstual, guru dituntut menggunakan strategi
kontekstual dan memberikan kegiatan yang bervariasi, sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa, mengaktifkan siswa dan guru,
mendorong berkembangnya kemampuan baru, menimbulkn jalinan kegiatan
belajar di sekolah, rumah dan lingkunga masyarakat.

Pembelajaran konvensional lebih menekankan deskripsi tujua yag akan di


capai (jelas da operasional) sedagkan program untuk pembelajaran
kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
B.
PAKEM
Merupakan salah satu strategi pembelajaran yang didefinisikan sebagai pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sehingga seorang guru perlu
memahami bahwa dalam pembelajaran, siswa merupakan subjek didik, bukan objek. Artinya, segala aktivitas yang dilakukan harus berpusat pada siswa.

Fungsi pembelajaran yang harus ditekankan adalah bagaimana menggali dan mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa serta media yang digunakan untuk
menggali pengetahuan dan menanamkan nilai kehidupan sehari-hari.
PAKEM dalam perspektif guru
Guru Aktif memantau
kegiatan belajar siswa; Kreatif mengembangkan Efektif sehingga
memberi umpan balik, kegiatan yang beragam pembelajaran
mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan dan membuat alat bantu mencapai tujuan
mempertanyakan gagasan belajar sederhana. pembelajaran.
siswa.

Menyenangkan
sehingga anak tidak takut
salah, tidak takut
ditertawakan, dan tidak
dianggap sepele.
PAKEM dalam perspektif siswa
Siswa Aktif bertanya,
mengemukakan Kreatif
Efektif menguasai
gagasan, dan merancang/membuat
keterampilan yang
mempertanyakan sesuatu dan
gagasan orang lain diperlukan.
menulis/mengarang.
serta gagasannya.

Menyenangkan sehingga
siswa berani
mencoba/berbuat, berani
bertanya, berani
mengemukakan
pendapat/gagasan, dan berani
mempertanyakan gagasan
orang lain
C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN
KOLABORATIF
Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif merupakan suatu
model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-
kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif mengutamakan
kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan
pengetahuan dak keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.

Menurut Nur (http://www.duniaguru.com) semua model


embelajaran termasuk kooperatif dan kolaboratif, ditandai dengan
adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan.
Ilustrasi
Dari ilustrasi diatas, yang dilakukan Pak Gun merupakan
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5 langkah yang
telah dilakukan pak Gun :

Pemanfaatan
Pembelajaran lingkungan siswa Pemberian aktivitas
berbasis masalah untuk memperoleh kelompok
pengalaman belajar

Pembuatan aktivitas Penerapan penilaian


belajar mandiri autentik

Anda mungkin juga menyukai