Anda di halaman 1dari 9

KEBIJAKAN

FISIKAL
Di susun oleh kelompok 10 :
Lia Aprilia (1931710136)
Mirnatul Umayah (1931710087)
Pengertian Kebijakan Fisikal dan
Konsepnya dalam Islam
Fiskal berhubungan dengan “fisc” yaitu aspek finansial pemerintah. Secara terminologi,
menurut Mustafa Edwin Nasution, et al., dalam ekonomi konvensional kebijakan fiskal dapat diartikan
sebagai langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam
pembelanjaan (dalam konsep makro disebut dengan government expenditure).

Berdasarkan dalam konsep ekonomi Islam, kebijakan fiskal bertujuan untuk mengembangkan
suatu masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai
materiil dan spirituil pada tingkat yang sama.
Struktur APBN
(Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara)
Penyimpanan Nilai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah
gambaran terhadap kegiatan yang dilakukan pemerintah
dalam memperoleh pendapatan dan pengeluaran untuk
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Struktur APBN Zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin

Penerimaan Pengeluaran
1. Kharaj 1. Penyebaran Islam
2. Pendidikan dan kebudayaan
2. Zakat
3. Pengembangan Ilmu pengetahuan
3. Khumus 4. Pembangunan infrastruktur
4. Jizya 5. Pembanguna Armada perang dan
Keamanan
5. Penerimaan lain
6. Penyediaan Layanan Kesejahteraan
Sosial
Budget Deficit
Setiap perubahan terhadap pendapatan maupun penerimaan negara memberikan dampak
terhadap anggaran pemerintah (government budget).

Selayaknyalah anggaran pemerintah ini sesuai dengan kemampuan negara (government


budget constraint), seperti pada rumus di bawah ini:

G≤T
Keterangan:
G = Belanja
negara
T=
Pendapatan
Bila pendapatan negara lebih besar pajak
daripada penerimaan, maka akan terjadi budget
surplus. Sebaliknya bila pendapatan negara lebih kecil daripada pengeluaran
negara, maka akan terjadi budget deficit.
Kebijakan Instrumen Fisikal
Pemerintahan Islam
Dalam perspektif ekonomi Islam, kebijakan fiskal
memiliki dua instrument.

• Pertama: Kebijakan pendapatan, yang tercermin


dalam kebijakan pajak.
• Kedua: Kebijakan belanja (pengeluaran).

Kedua instrument tersebut akan terlihat dalam


anggaran belanja negara.
Ciri kebijakan Baitul Mâl di zaman Rasulullah
Saw. dan para sahabat adalah sebagai berikut:
1. Sangat Jarang terjadi Anggaran Defisit.
2. Sistem Pajak Proposional (Propotional Tax). Sistem ini menggantikan lump-sum
tax yang telah dikenal lebih dahulu.
3. Besarnya Rate Kharaj Ditentukan Berdasarkan Produktivitas Lahan, Bukan
Berdasarkan Zona.
4. Berlakunya Regressive Rate untuk Zakat Peternakan.
5. Perhitungan Zakat Perdagangan Berdasarkan Besarnya Keuntungan.
6. Porsi Besar untuk Pembangunan Infrastruktur.
7. Manajemen yang Baik untuk Hasil yang Baik.
8. Jaringan Kerja antara Baitul Mâl Pusat dengan Baitul Mâl Daerah.
Efektivitas Kebijakan Fisikal
Kebijakan fisikal menjadi efektif apabla kurva
IS curam atau kurva LM datar. Grafik diatas (a)
menunjukkan bahwa dengan menurunkan
sedikit tingkat suku bunga, maka agregat
output (Y) bertambah lebih banyak. Sedangkan
kebijakan fisikal menjadi tidak efisien apabila
kurva LM curam atau kurva IS datar. Seperti
terlihat pada grafik b), penurunan tingkat suhu
bunga yang tinggi hanya menaikkan agregat
output sedikit.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai