Anda di halaman 1dari 17

Subjek – Subjek Hukum

Ekonomi Internasional
Dr. Lesza Leonardo Lombok, S.H., LL.M.
SUBJEK DALAM HI

Ian Brownlie (Principles of Public International Law, 2003,


Oxford Unive.Press dalam Malcolm Shaw, International
Law, 2008, Cambridge Univ. Press) :
“In any legal system, certain entities, wheter
they be individuals or companies, will be
regarded as possessing rights and duties
enforceable at law.”
HEI itu legal system atau tidak ?
SUBJEK DALAM HEI

Asif Qureshi (International Economic Law, 1999, London :


Sweet and Maxwell), subjek HEI adalah :

“Those entities having economic rights


and duties under the international
economic system.”
Bagaimana cara mendapatkan hak dan kewajiban
tersebut ?
Recognition
Malcolm Shaw (International Law, 2008, Cambridge Univ.Press):

“viewed as constitutive or declaratory.”

Apa syarat sebuah entitas mendapatkan pengakuan untuk menjadi


subjek dalam HEI ?

 Memiliki kemampuan melakukan suatu perbuatan dalam


lingkup internasional : melakukan perjanjian internasional di
bidang ekonomi, menegakkannya, serta kemampuan terlibat
dalam penyelesaian sengketa.
Subjek – subjek HEI

• Negara
• Individu
• Transnational Corporations
• International Economic
Organizations
Negara

Malcolm Shaw :

“states remain by far the most important legal


persons and despite the rise of globalization and
all that this entail, states retain their attraction
as the primary focus for the social activity of
humankind and thus for international law.”
Negara Dalam HEI

• Memiliki pengertian yang sama oleh Hukum


Internasional. Syarat – syarat sebuah negara ?
• Tidak ada syarat harus menggunakan sistem
tertentu.
• Syarat utama : dalam mengadakan hubungan –
hubungan ekonomi internasional mereka harus
independen, tidak bergantung pada negara lain, dan
tidak berada dalam kekuasaan negara lain.
Contoh ??
Negara Berkembang dan
Negara Miskin
Istilah – istilah yang dipakai dalam HEI untuk menjelaskannya:
• Developed countries
• Developing countries
• Least – developed countries

Ada perlakuan khusus terhadap kategori negara selain developed


countries ini, sering dipergunakan istilah special provisions atau
special preferential treatment for developing and least-developed
countries
Pengelompokan developing dan least-developed
countries belum ada.
Acuannya :
- diversifikasi ekonomi negara
- tingkat kualitas hidup warga
- volume perdagangan barang dan jasa dari dan
keluar negara
(Marco Bronckers, 1994, The Impact of TRIPS :
Intellectual Property Protection in Developing
Countries. Lihat juga Clement Ng’ong’ola, 1999,
The World Trade Legal Order and Developing
Countries : and Assessment of Important
Concessions and Commitments.
Klasifikasi negara oleh PBB terkait hal ini :

• Least Developed Countries (LDCs)


• Developing Countries and territories (DCs)
• Countries in Eastern Europe (CEEs)
• Developed Market Economy Countries (DMECs)
(United Nations, 1998, 1998 Report, The Least
Developed Countries, New York : UN)

Tentang hal ini,dikemukakan prinsip kedaulatan,


dalam HEI disebut “self election”. (Marc Williams,
1991, dengan menampilkan G-77, kelompok negara
dalam UNCTAD)
Individu

• John O’Brien dalam International Law, 2001, New York :


Routledge-Cavendish menjelaskan bahwa HI mengenal
individu lebih banyak dalam hukum pidana internasional.
(ICTY, ICTR, Nurmberg Tribunal)
• George Schwarzenberger dalam A Manual of International
Law, 1976, London : Stevens and Sons : HI klasik
memberikan kedudukan kepada individu khususnya
mengenai perlakuan terhadap orang asing.
Individu dalam HEI

Lihat ICSID 1965 (International Commission


for Settlement of Investment Disputes,
dengan aturannya dalam Convention on the
Settlement of Investment Disputes Between
States and National of Other States) 
mengakui kedudukan individu secara implisit
sebagai subjek hukum internasional.
Transnational Corporations

Perkenalan terhadap Transnational


Corporations pertama kali
dikemukakan pada kasus Barcelona
Traction Case (Barcelona Traction
Light and Power Co., International
Court of Justice 1970)
Francois Rigaux (“Transnational Corporations” dalam
Mohammed Bedjaoui, International Law : Achievement and
Prospects, 1991, Nederland : Martinus Nijhoff Publishers):

“it must be emphasized that transnational


corporations are neither subjects nor quasi-
subjects of international law”
The Draft Code of Conduct on Transnational Corporations
memberikan arti :
“An enterprise, comprising entities in two or more
countries, regardless of the legal form and fields of
activity of there entitites, which operates under a
system of decision making, permitting coherent polities
and a common strategy through one or more decision
making countries, in which the entitites are so linked,
by ownership or otherwise, that one or more of them
may be able to exercise a significant influence over the
activities of others, and, in particular, to share
knowledge, resources, and responsibilities with others”
Syarat – Syarat Disebut
Transnational Corporations
• Berdiri di dua atau lebih negara
• Pengambilan keputusannya melibatkan
kepentingan politik negara yang didiaminya.
• Punya hubungan yang sangat erat dengan negara
yang didiaminya : negara punya saham
terhadapnya, dan dia mampu mempengaruhi
kebijakan – kebijakan yang ada dalam negara
tersebut.
International Economic
Organizations
• IMF
• World Bank
• WTO
• ICSID
• UNCTAD
• Regional Association : ASEAN (AFTA),
NAFTA, European Union, African Union, dll.

Anda mungkin juga menyukai